Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG PERSONAL


HYGIENE DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
SIMALINGKAR

TAHUN 2023

OLEH :
ALIVIA DWI PUTRI
NURHIDAYAH PURBA
P07520120043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023
PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG PERSONAL


HYGIENE DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
SIMALINGKAR

TAHUN 2023

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi DIII Keperawatan

OLEH :
ALIVIA DWI PUTRI
NURHIDAYAH PURBA
P07520120043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023

2
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG


PERSONAL HYGIENE DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS SIMALINGKAR
NAMA : ALIVIA DWI PUTRI NURHIDAYAH PURBA
NIM : P07520120043

Telah Diterima Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji


Medan, 05 Desember 2023

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Indrawati, S.kep, Ns, M.Psi Arbani Batubara,S.Kep,Ns,M.Psi.


NIP. 196310061983122001 NIP. 19630825 1994 03 1 003

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution. SKM, M.Kes


NIP. 196505121999032001

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG


PERSONAL HYGIENE DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS SIMALINGKAR
NAMA : ALIVIA DWI PUTRI NURHIDAYAH PURBA
NIM : P07520120043

Proposal ini Telah Diseminarkan pada Sidang Ujian Akhir Program Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Tahun 2023

Menyetujui
Penguji I Penguji II

Dr. Siang Br Tarigan, S.Kp, M.Kes Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes
NIP: 1972122019988032004 NIP: 196505121999032001

Ketua penguji

Dra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.Psi


NIP: 196310061983122001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes


NIP: 196505121999032001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nyalah penulis dapat menyelasaikan proposal penelitian yang berjudul “
Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Personal Hygiene Di Wilayah Kerja Upt
Puskesmas Simalingkar Pada Tahun 2022
Selama Proses pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
berterima kasih terutama kepada Ibu Dra.Indrawati,S.Kep,Ns,M.Psi.selaku
pembimbing saya,Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu RR. Sri Arini Winarti Rinawati,SKM,M.Kep. selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution,SKM,M.Kes selaku ketua jurusan
keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
3. Ibu Afniwati,S.Kep,Ns,M.Kes selaku ketua prodi D-III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
4. Ibu Dr. Siang Br. Tarigan,S.Kep,M.Kes. selaku Penguji I dan Ibu Johani
Dewita Nasution,SKM.M.Kes.
5. Teristimewa penulis ucapkan ribuan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada kedua orang tua penulis yang sangat luar biasa yaitu
ayahanda tercinta Kamiruddin Purba dan Ibunda tercinta Hariyani
Manurung karena perjuangannya sampai sekarang yang telah
mensponsori kebutuhan hidup penulis dan memberikan dukungan
penuh serta nasehat atas apa yang penulis capai hingga saat ini. Serta
doa – doa yang selalu menyertai, kasih sayang yang tidak selalu henti
selalu diberikan kepada penulis. Sehingga penulis mampu
menyelesaikan studi dan menghadapi segala hambatan yang penulis
hadapi sampai skripsi ini selesai dengan baik.
6. Kakakku , Ayunika Syaharani Purba yang senantiasa menjadi tempat
curhat penulis selesai mengerjakan penyusunan proposal ini.
7. Kakak Tingkatku Larasati dan Adik Tingkatku Unalianti Tumanggor
yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis.
8. Teman- teman satu dosen pembimbing saya yang selalu membantu
dan mendukung saya dalam penyususan proposal ini

iii
9. Seluruh teman angkatan XXXIV terimakasih atas kebersamaan yang
telah dilalui bersama selama tiga tahun ini dan mendukung saya dalam
mengerjakan karya tulis ilmiah ini.
10. Terakhir, penulis ucapkan Terima Kasih kepada diri sendiri Alivia Dwi
Putri Nurhidayah Purba yang telah kuat menjalani kehidupan hingga
saat ini, dan tetap yakin atas diri sendiri dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan salam penyusunan
karya tulis ilmiah ini,baik dari segi isi maupun bahasa.Oleh karena itu ,penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun ,agar menjadi lebih
baik dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pihak yang membaca

Medan, 2022

Alivia,D.P.N Purba

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................7
1.3.1 Tinjauan Umum ..........................................................................7
1.3.2 Tinjauan Khusus ..........................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................9
2.1 Tinjauan Pustaka ...........................................................................9
2.1.1 Pengertian Pengetahuan .....................................................9
2.1.2 Tingkat Pengetahuan ...........................................................9
2.1.3 Factor-Factor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ............. 11
2.1.4 Sumber Pengetahuan ......................................................... 12
2.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan ............................................. 12
2.1.6 Kriteria Tingkat Informasi ................................................... 13
2.1.7 Kriteria Tingkat Pengalaman ............................................... 13
2.2 Pengertian Lansia ....................................................................... 13
2.3 Pengertian Personal Hygience ..................................................... 17
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................ 25
2.5 Defenisi Operasional ................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28


3.1 Jenis Dan Desain Penelitian ........................................................ 28
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................... 29
3.3 Populasi Dan Sampel .................................................................. 29
3.4 Jenis Dan Cara Pengumpulan Data ............................................ 30
3.5 Pengolahan Data Dan Analisis Data ........................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut World Health Organization ( WHO ) memperkirakan tahun 2025


jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus
bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050.Di Indonesia akan mengalami
peningkatan lansia sebesar 41,4%,merupakan peningkatan tertinggi didunia
.Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa merperikan bahwa jumlah warga
Indonesia akan mencapai kurang lebih 60 juta jiwa pada tahun 2050 seterusnya
meletakkan Indonesia pada tempat ke-4 setelah china,india ,dan Amerika
Serikat untuk jumlah penduduk lansia terbanyak. (wardhana,2014).

Berdasarkan data populasi lansia tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa
penduduk lansia di Indonesia. Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020
meningkat menjadi 27,08 juta jiwa ,pada tahun 2025 meningkat menjadi 33,69
juta jiwa , pada tahun 2030 meningkat menjadi 40,95 juta. Jumlah tersebut akan
terus meningkat menjadi 48,19 juta jiwa pada tahun 2035 ( Departemen
kesehatan 2017 ) . Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk
berstruktur lanjut usia (aging structured population ) karena jumlah penduduk
yang berusia 60 tahun ke atas (penduduk lansia ) melebihi angka
7%.Berdasarkan data dari direktorat jenderal kependudukan dan pencatatan
sipil(Dukcapil) ada 16 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2022
atau mencapai 5,95% (Dukcapil,2022).Dan Berdasarkan Data Badan Pusat
statistik Sumatera Utara (2021) Jumlah penduduk lansia di sumatera utara
801.366.

Oleh karena itu dengan adanya peningkatan lansia,maka akan terdapat


berbagai permasalahan, kesehatan pada lansia,maka dari itu perlu adanya
perhatian khusus terutama tingkat kesehatan,dan tingkat kebersihan diri
lansia,sehingga lansia dapat menjalankan kehidupan secara sejahtera dan
sehat.

Adapun penyakit yang sering diderita oleh lansia adalah penyakit yang bersifat
degenerative,namun penyakit infeksi juga masih ada di kalangan lansia (

1
Yusnita,2004). Pada Proses penuaan lansia mengalami perubahan-perubahan
fisik pada system system tubuh baik mental maupun psikologis,perubahan
fisik,social ,psikologis,dan moral spiritual yang terjadi pada lansia dapat
mengakibatkan timbulnya gangguan pemenuhan kebutuhan personal
hygiene,sehingga dapat meningkatkan ketergantungan dan memerlukan
perhatian khusus mengenai personal hygiene pada lansia ( Lubis,2016).
Masalah yang akan timbul ketika personal hygiene tidak terpenuhi atau tidak
dilakukan antara lain gangguan integritas kulit,membrane mukosa kulit,infeksi
pada mata dan telinga,gangguan fisik pada kuku,gangguan kebutuhan rasa
nyaman,kebutuhan mencintai dan dicintai ,kebutuhan harga diri,aktualisasi
diri,dan gangguan interaksi social ( Tarwoto & Wartona,2010). Sementara itu
kurangnya pengetahuan dan infromasi tentang pentingnya personal hygiene
membuat lansia tidak terlalu memahami dampak yang akan ditimbulkan dari
kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene pada lansia ( Hardono et al
,2019).
Menurut Penelitian Arisdiani,yulaikha &Widiaastut (2017) menunjukkan,seba
nyak 37,5% lansia mendapatkan pemenuhan kebutuhan personal hygiene
masih kurang. Menurut Hardono(2019)berdasarkan hasil penelitiannya menunjuk
kan bahwa 60% lansia dalam keadaan yang kurang rapih,terlihat dari pakaian
yang dikenakan kotor,kuku yang Panjang dan kotor,nafas yang berbau
dan rambut yang terlihat lembab. Dengan maksimal karen keterbatasan fisik
pada lansia ,maka dari itu hal ini harus menjadi perhatian khusus pada lansia
yaitu dalam menjaga kesehatan,membantu ,merawat kebersihan diri dan
memberi motivasi kepada lansia agar mampu menjaga kesehatannya terutama
didalam masalah personal hygiene

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nofrianda (2014) tentang pengetahuan


dan sikap lansia dalam melakukan personal hygine di Panti Werdha
menghasilkan bahwa Pendidikan yang rendah menyumbang 43% pengetahuan
tentang personal hygine yang kurang baik pada lansia .Penelitian Oleh Jovina
(2010) tentang pengaruh kebiasaan menggosok gigi pada lansia menyebutkan
kelompok lansia usia diatas 60 tahun mayoritas sebanyak 96,51% mengalami
karies gigi karena kurangnya perilaku personal hygine .Pada Penelitian Etty
Rekawati (2019) di wilayah kerja upt puskesmas pekan baru ,sikap lansia

2
terhadap perawatan kebersihan diri sebesar 19,44 % bersikap baik,dan lansia
yang masih kurang dalam melakukan praktek terhadap kebersihan dirinya yaitu
sebesar 11,11%. Hal tersebut terjadi karena masih banyak lansia yang kurang
pengetahuan dan informasi tentang personal hygiene.Personal Hyigiene itu
sendiri sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang diantaranya
pengetahuan,informasi serta budaya dan kebiasaan masyarakat
setempat,(Suciati,2014) Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia salah
satunya adalah seberapa besar tingkat pengetahuan yang dimiliki.Pengetahuan
merupakan suatu hal yang penting dalam mempengaruhi pikiran seseorang
,pengetahuan yang rendah pada lansia salah satunya disebabkan oleh tingkat
Pendidikan yang rendah,rendahnya Pendidikan ini menyebabkan kurangnya
pengetahuan,sehingga lansia kurang mampu menjaga personal hygiene.
(Atmodjonoto,2012).

Menurut Data Kemenkes RI (2013) menunjukkan ketidakmampuan menjaga


personal hygiene pada lansia kelompok umur 45-54 tahun mencapai
10,9%,umur 55-64 tahun mencapai 18,6%,umur 65-74 tahun mencapai 34,6%
umur >75 tahun mencapai 55,9%. Tingginya dampak yang disebabkan dari
perilaku personal hygiene yang kurang seperti,dampak fisik dan dampak
psikososial.

Salah satu faktor yang mempengaruhi lansia salah satunya adalah


seberapa besar tingkat pengetahuan dan informasi yang dimiliki ,karena
mengkaji pengetahuan dan informasi merupakan hal yang penting dalam
mempengaruhi pikiran individu dari lansia itu sendiri. Jika pengetahuan lansia
cukup rendah,maka hal itu akan cukup berpengaruh pada perawatan diri
lansia.Pengetahuan dan informasi yang rendah pada lansia salah satunya
disebabkan oleh tingkat Pendidikan yang rendah,rendahnya Pendidikan ini
menyebabkan kurangnya pengetahuan dan informasi sehingga lansia kurang
menjaga personal hygiene,selain itu faktor budaya juga mempengaruhi Tindakan
kebersihan diri (personal hygiene) karena cara yang diterapkan di satu daerah
dan daerah lainnya akan berbeda. Penggunaan air untuk membersihkan diri
setelah dari jamban adalah budaya yang ada di Indonesia,selanjutnya tidak
mandi selama seminggu Ketika sakit juga dipercaya dapat mengurangi panas
pada tubuh Sedangkan, untuk di negara-negara luar, seperti Jepang, China,

3
dan Korea, cukup menggunakan tissue saja dan hanya sering mengganti
pakaian saja bagi mereka itu cukup untuk menjaga kebutuhan personal hygiene
lansia(atmodjonoto,2012).Selain dari pengetahuan,informasi ,hal yang dapat
mempengaruhi lansia salah satunya adalah pengalaman,para lansia pasti
memiliki beberapa pengalaman yang mereka ingat dan dijadikan pelajaran oleh
mereka,baik itu dari segi pengalaman yang baik maupun pengalaman buruk,hal
ini berhubungan dan dapat dipengaruhi dari tingkat pengetahuan ,serta
informasi dari invididu lansia tersebut,pada sebuah pengalaman individu lansia
itu sendiri akan terdapatperbedaan objek maupun pendapat yang berbeda-beda
karena didalam pengalaman mempunyai sifat subjektif yang akan
mempengaruhi isi pikiran dari individu lansia itu sendiri,Adapun yang masuk
kedalam ingatan panca indera akan disimpan didalam memori(ingatan) dimana
ingatan tersebut akan berfungsi sebagai referensi ataupun pengalaman untuk
menanggapi hal yang akan terjadi pada individu lansia tersebut (
Saripraba,Juwita&Maryuti,2017).

Maka dari itu bukan hanya menerapkan perilaku hidup sehat saja kita dapat
menjaga personal hygiene pada lansia,mengkaji gambaran pengetahuan dan
Pemberian informasi Kesehatan melalui Pendidikan Kesehatan ( Pendkes)
sangat baik untuk meningkatkan status Kesehatan pada lansia, selain dari itu
pengetahuan lansia tentang personal hygiene juga meningkat pesat karena
dorongan dari Tindakan perawat untuk melakukan penyuluhan Kesehatan
tentang penting nya personal hygiene pada lansia ,sehingga lansia juga
semakin terbiasa untuk menerapkan Tindakan personal hygiene pada individu
lansia masing- masing.Oleh karena itu tenaga Kesehatan sangat diperlukan
untuk meperhatikan,membimbing ,mengajak menjaga,membantu dan merawat
dan memberikan motivasi kepada para lansia terutama pada masalah
kebersihan diri pada lansia (personal hygiene),agar lansia dapat menjalankan
kehidupan sehari-harinya secara sehat dan sejahtera.

Berdasarkan Hasil survey awal di lokasi penelitian yaitu di Upt Puskesmas


Simalingkar peneliti melakukan wawancara dengan petugas kesehatan,beliau
mengatakan bahwa belum pernah dilakukan observasi dan intervensi mengenai
Personal Hygiene pada lansia di desa Kec.Simalingkar A. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan peneliti dengan beberapa lansia,didapatkan 15 lansia

4
mengeluh rambut rontok,terdapat 10 lansia tampak karang pada giginya karena
jarang sikat gigi , 13 lansia jarang memotong kuku sehingga kukunya tampak
kotor, 5 lansia mengatakan mandi sehari dua kali pada pagi dan sore dan jarang
keramas , bahkan ada 2 oradng lansia dengan kondisi kulit gatal gatal,namun
ada 3 lansia yang sudah baik dalam personal hygienenya mereka terlihat bersih
dan segar,dan dari data pasien lansia yang terkena penyakit kulit (dermatitis )
pada tahun 2021 di puskesmas simalingkar mencapai hingga 33.8% atau
berkisaran sekitar 350 orang berdasarkan hasil survey diatas peneliti kemudian
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Gambaran Pengetahuan
Personal Hygiene Pada lansia di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Simalingkar”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari Uraian latar belakang di atas , maka rumusan masalah penelitian


sebagai berikut “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang
Personal Hygiene Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Simalingkar “.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran


Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Personal Hygiene Di Wilayah Kerja Upt
Puskesmas Simalingkar “

1.3.2 Tujuan Khusus


1.) Untuk Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang
Personal Hygiene Berdasarkan Informasi
2.) Untuk Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang
Personal Hygiene Berdasarkan Umur
3.) Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Personal
Hygine Lansia Berdasarkan Jenis Kelamin
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian karya tulis ilmiah ini yaitu :
a.) Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan


pengetahuan dan referensi bagi mahasiswa yang membaca tentang personal

5
hygiene pada lansia di wilayah kerja Upt Puskesmas Simalingkar.

b.) Bagi Puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan tentang gambaran


pengetahuan personal hygiene pada lansia di Wilayah Kerja Upt Puskesmas
Simalingkar

c.) Bagi Lansia

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi serta


pengetahuan keluarga lansia ataupun lansia untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan meningkatkan derajat Kesehatan personal hygine pada lansia
sehingga dapat diterapkanpada kehidupan sehari hari lansia.

d.) Bagi Peneliti

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis di


bidang keperawatan khususnya yang berkaitan dengan Gambaran Pengetahuan
Lansia TentangPersonal Hygine.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia,atau hasil tahu


seseorang terhadap suatu objek yang ada didalam pikiran maupun indra yang
dimilikinya (Atmodjonoto,2014).Pengetahuan menurut Reber (2010) dalam
makna menurut pribadinya,pengetahuan adalah kesimpulan ataupun kumpulan
informasi yang dimiliki individu itu sendiri maupun kelopok atau budaya
tertentu,sedangkan secara umum menurut Reber(2010) kumpulan suatu pikiran
lewat pengalaman dan budaya yang akan berfungsi bagi seseorang dari tidak
tahu menjadi tahu kan sesuatu,proses itu ditelaah dari proses kenal,sadar,insaf,
mengerti,dan pandai.
2.1.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Admodjonoto dan Kholid (2014) terdapat 6 tingkat pengetahuan,yaitu :.
a. Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada sebelumnya.
Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu,“tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami bukan hanya saja suatu individu sekedar tahu terhadap objek
tersebut,bukan hanya sekedar memahami atau sekedar dapat menyebutkan
,tetapi orang tersebut harus dapat menjelaskan kembali secara benar tentang
objek yang dipahami tersebut.Misalnya individu tersebut memahami tentang cara
pemberantasan penyakit demam berdarah,bukan hanya sekedar menyebutkan
3M (mengubur,menutup,dan menguras) tetapi harus dapat menjelaskan mengap
a harus mengubur,mentutup,menguras,dansebagainya.Jadi memahami itu
adalah kemampuan individu untuk menjelaskan objek dan diinterpretasikan
secara benar dan jelas.

7
c. Aplikasi ( Aplication )

Aplikasi dapat diartikan bila individu telah memahami objek yang diaksud
kemudian mampu mengaplikasikan prinsip yang dipahami pada situasi
tertentu.Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan
program kesehatan ditempat individu bekerja atau di daerah mana saja. Atau
dapat disimpulkan aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari dan di laksanakan secara langsung dalam kondisi
yang sebenarnya.
d. Analisis ( Analysis)
Analisis yaitu kemampuan individu untuk mempresentasikan atau
memisahkan kemudian mencari apa hubungn antara kompenen yang terdapat
dakam suat objek yang diketahui.Misalnya antara nyamuk aedes afepty dengan
nyamuk biasa. Atau dapat dikatakan suatu objek atau materi yang masih ada
kaitannya satu dengan yang lainnya.
e. Sintesis ( synthesis)
Sintesis memperlihatkan suatu kemampuan dan kelebihan seseorang untuk
meringkas atau merangkum suatu hubungan yang masuk diakal dari kompenen
pengetahuan yang dimiliki individu,misalnya dapat menciptakan ringkasan
ataupun rangkuman dengan kata dan kalimat sendiri yang membahas hal hal
yang telah dibaca atau didengar dan individu tersebut mampu membuat suatu
ringkasan atau kesimpulan tentang artikel yang dibaca.Atau dapat disebutkan
sintesis merupakan suatu kemampuan untuk Menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evalution)
Evaluasi berhubungan dengan kemampuan seserang untuk melakukan
penilaian atau justifikasi pada suatu objek tertentu ,penilaian akan timbul dengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau sikap-
sikap yang berlaku dimasyarakat,Misanya seorang perawat dapat menilai atau
menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak,atau dapat dikatakan
evaluasi adalah suatu penilaian yang dinilai berdarkan angket yang diukur dari
suatu objek penelitiian atau responden.
2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Budiman Dan Riyanto ( 2013) faktor yang mempengaruhi pengetahuan

8
meliputi :
Faktor Internal :
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan sifat,sikap dan perilaku seseorang tau kelompok
untuk usaha mendewasakan individu melalui upaya pembelajaran dan pelatihan
(Riyanto Budiman,2013). Tingginya Pendidikan invidu maka semakin cepat
mengerti dan mamahami suatu informasi sehingga pengetahuan atau
kemampuan yang dimiliki juga semakin tinggi ( Sriningsih,2014).
b. Usia
Usia juga cukup mempengaruhi pengetahuan seseorang bertambahnya
usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pemikiran individu
sehingga pengetahuan yang diperolh juga akan semakin baik dan bertambah
begitupun sebaliknya.
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologis antara
laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam
menyelenggarakan upaya dalam melaksanakan Tindakan perawatan diri
(Personal Hygiene) .
Faktor Eksternal :
a. Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu keadaan yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang akan dapat mempengaruhi perilaku dan pengetahuan dari
individu tersebut.Lingkungan yang baik akan pengetahuan yang diperoleh akan
baik tapi jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan
kurang baik.
b. Pengalaman
Pengalaman dapat dijadikan pelajaran oleh orang lain maupun diri sendiri
sehingga pengalaman yang sudah diperoleh atau didapat hal itu akan
menambah dan meningkatkan pengetahuan dari individu tersebut,dengan cara
mengetahui bagaimana cara menyelesaikan permsalahan dari pengalaman
sebelumnya yang telah di alami sehingga hal tersebut akan menjadikan sebuah
tambahan pengetahuan Ketika ada masalah yang sama .
c. Informasi
Informasi baik dalam bentuk cetak maupun elektronik merupakan suatu

9
media yang dapat di dengarkan oleh masyarakat sehingga dapat menambah
pengetahuan dari apa yang didengarkan , informasi bukan hanya dalam bentuk
media cetak maupun elektronik informasi dapat juga berupa Pemberian
Pendidikan Kesehatan Pada objek tersebut secara langsung,dalam pemberian
dan pengambilan informasi seseorang dapat menyebarkan informasi dengan
baik dan ada tujuan tertentu,maka dari itu informasi sangat mempengaruhi
pengetahuan seseorang,sedangkan jika orang yang tidak sering menerima
informasi maka tidak akan menambah pengetahuan dan wawasannya.
2.1.4 Sumber-sumber pengetahuan
a. Empirisme ( Indera )
Indera merupakan alat dan sumber atau referensi individu untuk mengetahui
objek-objek fisik dengan perantaraan ,disini empirisme dijadikan sebagai
pengalaman indera sebagai sumber pengetahuan dan sesuatu yang tidak bisa
dijangkau atau tidak bisa dicapai oleh indera maka itu bukanlah pengetahuan
yang sesungguhnya ( Benar ).
b. Rasionalisme ( Ide / Pikiran )
Rasionalisme merupakan ide atau pikiran dari individu ,sebagai suatu
metode untuk memperoleh pengetahuan,pengetahuan akan timbul dari pikiran
maupun ide seseorang secara tiba-tiba maka hal ini dapat disebut dengan ide
atau pikiran seseorang dalam memperoleh sumber pengetahuan.
c. Fenomenalisme ( Kritik / Saran )
Fenomenalisme merupakan ide baru seseorang yang secara tiba-tiba
muncul Ketika diberikan saran dan pendapat,maka dari itu dengan adanya kritik
dan saran maka ide dan pokok pikiran dari individu tersebut akan muncul
menjadi ide yang lebih baik dari sebelumnya.
d. Intuisi
Intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara langsung atau
seketika pada saat analisis atau pengetahuan yang diperoleh lewat jalan
pelukisan,dan tidak dapat menggantikanhasil pengetahuan intuitif.
2.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan interpretasikan dengan skala
yang bersifat kualitatif. pengukuran skala guttman adalah pengukuran yang
jawaban dari kuiseoner tersebut memerlukan jawaban tegas, seperti benar atau
salah, pernah atau tidak pernah, dan patuh atau tidak patuh. Tingkat

10
penilaiannya adalah ( Arikunto,2006)
1. Baik : Hasil persentase 76%-100%
2. Cukup : Hasil persentase 56%-75%
3. Kurang : Hasil persentase <56%
2.1.6 Kriteria Tingkat Informasi
Informasi yang berkualitas menurut Mc. Leod (2010) yaitu: Akurat,
artinya informasi mencerminkan keadaan sebenarnya. Tepat waktu,artinya
informasi harus ada saat diperlukan. Relevan, informasi yang diberikan
harus sesuai yang dibutuhkan,Tingkat Penilaiannya adalah :
1. Informasi dari Teman
2. Informasi dari Petugas Kesehatan
3. Infromasi dari Media (Setyawan Doedit Aditya,2019).
2.1.7 Kriteria Tingkat Usia
Umur adalah banyaknya tahun yang dilalui responden dihitung
berdasarkan ulang tahun.
1. 45-59 tahun ( Pra Lansia)
2. 60>tahun ( Lansia )
3. 75 – 89 tahun ( Lansia resiko tinggi)
4. 60>tahun ( Lansia Potensial) . ( Menurut Depkes RI ,2018)
2.1.8. Kriteria Tingkat Jenis Kelamin
Perbedaan biologis manusia,manusia yang dapat dilihat dari alat kelamin
serta perbedaan genetic.
1. Laki-laki
2. Perempuan
2.2 Pengertian Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO ) , lansia merupakan individu yang
telah memasuk umur 60 tahun keatas . Lansia adalah sekumpulan umur pada
manusia yang telah memasuki zona tahap akhir dari fase kehidupannya,
sekumpulan lansia dia katakan akan melewati suatu proses yang disebut aging
process atau proses penuaan.hal ini adalah siklus taha kehidupan yang dilihat
dari tanda menurunnya berbagai fungsi rgan tubuh,yang dapat kita lihat dengan
semakin rentannya fisik terhadap serangan penyakit yang bisa menyebabkan
kematian ,misalnya pada system kardiovaskuler dan pembuluh
darah,pernafasan,pencernaaan ,endokrin dan lain sebaginya, hal ini terjadi

11
disebabkan oleh me ningkatnya usia sehingga terjadinya perubahan baik
anatomi maupun fisiolgis,perubahan itu berpengaruh pada Kesehatan fisik dan
psikologi yang nantinya akan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari
individu tersebut ,seperti perubahan ekonomi dan sosial lansia,sehingga akan
berpengaruh pada activity daily living ( Fatmah,2010). Menurut UU No.13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pengertian lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia adalah penduduk yang
mengalami proses penuaan secara terus-menerus yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentan terhadap serangan penyakit
yang dapat menyebabkan kematian. Departemen kesehatan menggolongkan
tingkatan lansia menjadi tiga kelompok yaitu : kelompok lansia dini (55-64
tahun), kelompok lansia (65 tahun keatas), kelompok lansia (65 tahun keatas) ,
kelompok lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
(Hanum & Lubis, 2017).

Secara umum,seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usia individu


tersebut 65 tahun keatas . Lansia tidaklah suatu penyakit,akan tetapi
merupakan tahap lanjut proses kehidupan yang ditndai dengan penurunan
kemampuan fungsi tubuh untuk bersosialisasi dan stress lingkungan. Keadaan
yang ditandai dengan kriteria seperti kegagalan individu untuk
mempertahankankeseimbangan dengan kondisi stress fisiologis.Kegagalan itu
berhubungan dengan penurunan daya kemampuan hidup dan peningkatan
kepekaan secara individual ( Efendi,2009).

2.2.1 Klasifikasi Lansia


Menurut Depkes RI (2018) Klasifikasi lansia terdiri dari :

No Kriteria Usia Klasifikasi

1. Umur 45 – 59 tahun Pra Lansia

2. Umur 60 >tahun Lansia

3. Umur 75-89 tahun dengan Lansia Resiko tinggi (Usia


masalah kesehatan Tua)

4. Umur 60>tahun lebih serta lansia Lansia Potensial

12
yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan menghasilkan
barang atau jasa

5. Umur 90 > tahun lebih serta lansia Lansia Tidak Potensial ( Usia
yang tidak mampu Sangat Lanjut )
mencari nafkah dan beketergantu-
ngan hidupnya pada orang lain

2.2.2 Tipe Lansia

Didalam buku ajar keperawatan gerontik rhosma (2015) ada beberapa


macam tipe lansia ,beberapa yang menonjol pada lansia yaitu :

a. Tipe Arif Bijaksana


Pada tipe ini terdapat lansia yang kaya akan hikmah pengalamanya, lansia
tersebut memiliki kesibukan, rendah hati, bersikap ramah , dermawan,
sederhana dan menjadi seorang panutan.
b. Tipe Mandiri
Pada lansia tipe ini, lansia lebih senang dengan kegiatan yang baru atau
bisa disebut hal baru , sangat selektif dalam mencari sebuah pekerjaan dan
biasanya serta memenuhi undangan.
c. Tipe Tidak Puas
Di tipe ini lansia selalu mengalami konflik, sangat mudah tersinggung, untuk
lansia yang berjenis kelamin perempuan biasanya akan menentang proses
penuaan yang terjadi kepada dirinya, akan kehilangan daya tarik jasmani dan
pengkritik.
d. Tipe Pasrah
Pada tipe ini lansia bisa dikatakan yang selalu bisa menerima keadaan ,
dapat melakukan berbagai jenis pekerjaan , ringan kaki dan rajin dalam
beribadah.
e. Tipe Bingung
Lansia pada tipe ini akan kehilangan kepribadian, selalu mengasingkan
dirinya, merasa selalu minder, banyak menyesal, pasif dan acuh tak acuh.

13
2.2.3 Penyakit yang sering di derita lansia akibat kurangnya personal
hygiene
Didalam buku ajar Keperawatan gerontik Manurung Surya Sarida,dkk (2020)
ada beberapa macam penyakit lansia yang sering muncul .Beberapa yang
menonjol pada lansia yaitu :
1. Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menimbulkan gejala
menggangu seperti ruam kemerahan,serta kulit yang terasa gatal.
2. Xerosis
Kulit kering dan bersisik (xerosis) merupakan masalah kulit yang juga umum
terjadi pada lansia. Kondisi ini disebabkan oleh proses penuaan yang
mengakibatkan penurunan fungsi kelenjar minyak dan keringat.
3. Cherry Angioma
Disebut juga tahi lalat merah, merupakan bintil berbentuk bulat atau oval
pada kulit yang berwarna merah karena mengandung kumpulan pembuluh
darah kecil.
4. Psoriasis
Psoriasis merupakan kondisi pergantian kulit yang terjadi dalam hitungan
hari sehingga menyebabkan bercak tebal dan membuat kulit bersisik. Kondisi ini
biasanya terjadi pada lutut, siku, punggung bawah, kulit kepala, kuku, dan area
persendian.
5. Herpes Zoster
Herpes zoster (Shingles)disebut juga cacar api (cacar ular), merupakan
kondisi peradangan yang memengaruhi kulit dan sistem saraf. Kondisi ini
ditandai dengan munculnya bintil berisi cairan hingga ruam yang melepuh.
Kondisi ini disebabkan oleh virus yang juga menyebabkan cacar air,yaitu virus
varicella zoster,virus muncul akibat dari kurangnya perawatan diri pada individu
lansia itu sendiri.
6. Kanker Kulit
Kanker kulit umumnya dipicu akibat paparan sinar ultraviolet matahari
terhadap sel-sel permukaan kulit. Terdapat 3 jenis kanker kulit yang menyerang
lansia, yakni melanoma, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa.
7. Kalus
Hal ini sering terjadi ketika lansia malas memotong kuku,maka

14
bagian epidermis mengeras ,terdiri dri masa sel tanduk dan keratotic ,terjadi
pada area permukaan kaki atau telapak tangan .
8. Plantar Wart
Penyakit ini juga sering muncul ketika lansia tidak rutin mencuci kaki
pada saat keluar dan masuk rumah luka yang menjamur akan muncul pada
tumit kaki karena virus papilloma yang dibawa dari luar rumah.
9. Ketombe
Suatu kondisi kulit kepala yang besifat kronik yang ditemukan di
skuama atau serpihan-serpihan kulit kepala atau pengelupasan lapisan tanduk
secara berlebihan dari kulit kepala berwarna putih keabu-abuan atau kadang
kekuningan yang berminyak tetapi tidak melekat erat di kulit kepala.
10. Pediculosis
Pediculosis atau infeksi kulit kepala yang diakibatkan oleh serangga
(kutu) hal ini disebabkan karena ndividu tidak rutin mencuci kepala setiap hari.
11. Karies Gigi
Karies gigi merupakan penyakt yang sering muncul pada lansia
,selain gigi lansia juga sudah keropos ,maka lansia diharuskan rutin
membersihkan gigi nya.
12. Halitosis
Disebut juga bau nafas yang disebabkan dengan intake makanan
terntentu dan infeksi,selain itu halitosis juga disebabkan karena kondisi sistemik
karena penyakitlever dan diabetes.
13. Gingginvitis
Peradangan gusi terjadi tanda leukimis dan akibat perawatam
hygiene mulut yang buruk
2.3 Pengertian Personal Hygiene
Personal Hygiene merupakan Bahasa atau istilah dari Yunani,personal yang
artinya secara individua tau perorangan dan hygiene berarti steril atau sehat.
Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwasanya kebersihan individua tau
perorangan atau personal hygiene adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga dan memelihara kebersihan individual itu sendiri terutama bagi
lansia,yang bertujuan untuk kesejahteraan,dilihat dari segi fisik maupun secara
jiwa atau psikologinya ( Saripermata,Rohimah&Romlah,2019) . Personal
hygiene merupakan suatu Tindakan usaha yang dilaksanakan oleh seseorang

15
individual yang digunakan untuk menjaga kebersihan agar terhindar suatu
penyakit.Personal hygiene bukan hanya saja untuk direncanakan akan tetapi
personal hygiene juga wajib dilaksanakan atau di implementasikan agar
seseseorang individu terlindungi dari berbagai penyakit yang akan membuat
menurunnya kemampuan dalam merawat diri ,oleh sebab itu banyak lansia
yang terserang penyait infeksi kuman atau bakteri. Personal hygiene adalah
termasuk Langkah awal untuk menjalanin pola hidup sehat ,pada personal
hygiene terdapat beberapa bagian praktik kesehatan yang harus kita
laksanakan,yaitu seperti mandi,keramas,menggosok gigi,memotong kuku,dan
membersihkan telinga. Pada saat menjalankan atau memelihara Tindakan
personal hygiene tersebut yang akan memabnatu dan mencegah infeksi denga
n membuang kuman dan bakteri yang ada dikulit ( Ahmad ,2013).
Menurut Depkes (2015) menyatakan bahwa pengetahuan tentang hygiene
akanmempengaruhí praktik hygiene seseorang. Namun, hal ini saja tidak cukup,
dengan mandi, mengosok gigi dan memakai pakaian yang bersih. Kebersihan
dengan cara mandi, menggosok gigi dan mengganti pakaian yang bersih
dapat menghilangkan bau, debu, dan sel-sel kulit yang sudah mati. Hal itu
dapat menjaga kebersihan diri pada lansia dan bermanfaat untuk memelihara
kesehatan, menjaga kebersihan, serta menjaga penampilan agar tetap rapi.
Semakin tinggi tingkat pengetahuan dan informasi pada lansia dalam
melakukan personal hygiene ,maka akan semakin baik pemenuhan personal
hygiene pada lansia tersebut ,begitu pula sebaliknya Dengan demikian ,dibutuh
kan tingkat pengetahuan,informasi yang tinggi agar lansia tersebut dapat
berperilaku menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan diri sendiri (personal
hygiene) dengan cara baik dan benar( Safitri,Marjulita & Andika,2016). Agar
lansia tetap menjaga kebersihan dirinya (Personal Hygiene) kita dapat
melakukan tindakan dengan mengubah pola hidup lansia dengan menerapkan
Perilaku dan pengetahuan Hidup Bersih dan Sehat seperti rajin mandi 3x
sehari,menggosok gigi,mencuci tangan memotong kuku,keramas,serta
menggunakan pakaian yang bersih,melakukan kebersihan diri salah satunya
dengan cara mandi dapat mengurangi tubuh kita terhindar dari debu dan sel -sel
bakteri yang akan masuk ke kulit kita yang nantinya akan mengakibatkan infeksi
bakteri pada kulit lansia.Mandi berfungsi untuk menjaga Kesehatan diri sehari
hari,dan mencuci tangan dengan sabun dengan menggunakan metode 6

16
langkah dikenal dapat melindungi kita dari suatu penyakit,hal ,kuman atau
bakteri sangat mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain secara cepat,hal
ini dapat menyebabkan timbulnya kuman secara cepat baik dalam segi kontak
langsung maupun tidak langsung,maka dari itu sangat diperlukan pentingnya
perhatian masyarakat tentang masalah personal Hygiene pada usia lanjut dan
dapat kita lihat pada kerja sama antar pemerintah dalam hal menerapkan
kebersihan personalhygiene pada lansia.

Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas


kulit,gangguan membrane mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku,sedangkan dampak psikososial yang berhubungan
dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan
dicintai dan mencintai,aktualisasi diri menurun dan gangguan dalam interaksi
sosial ( Isro’in dan Andamoyo,2015).Pemeliharaan personal hygiene pada
lansia sangat diperlukan untuk kenyamanan dan keamanan serta kesehatan
lansia tersebut.Lansia yang sehat mampu memenuhi kebutuhan perawatan
personal hygiene sendiri,namun sebaliknya apabila lansia tersebut mengalami
gangguan kondisi fisik dikarenakan oleh penyakit tertentu,maka diperlukan
bantuan untuk melakukan perawatan personal hygiene secara rutin (Marjulita
Safitri dan Andika,2016). Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk menjaga kesejahteraa
fisik dan psikis(Muhith and Siyoto, 2016). Menurut Depkes (2000) perawatan diri
adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan
guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai
dengan kondisi kesehatan. Klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidakdapat melakukan perawatan kebersihan diri (personal hygiene) (Muhith and
Siyoto, 2016).
2.3.1 Macam – Macam Personal Hygiene
Macam – macam personal hygiene adalah sebagai berikut :
a. Perawatan Kulit
Kulit merupakan organ yang aktif berfungsi proses pengeluaran dan
penyerapan ,untuk mengontrol suhu dan temperature ,sensasi dan kulit juga
bermanfaat untuk pertukaran oksigen nutrisi dan cairan dengan pembuluh darah
dibawah kulit, bagian bagian sel baru dan akan di eliminasi sel yang akan

17
hilang.di lapisan luar kulit yaitu epidermis ialah epidermis merupakan sebuah
pelindung jaringan dibawahnya pada kehilangn cairan dan mikroorganisme
penyakit ,maka dari itu seseorang harus menjaga dan memeliara kebersihan kulit
secara merata karena memang sangat penting bagi kita terutama bagi lansia
yang sudahcukup sangat rentan terkena penyakit.( Prakoso,2015 ) .

Menurut ( Saryono & Widianti ,2011 ) Kulit secara umum memiliki fungsi
diantaranya :

1. Melindungi jaringan dibawahnya dari cedera

2. Mengatur suhu tubuh

3. Menghasilkan minyak

4. Menghasilkan dan mengabsorbsi Vitamin D

Menurut ( Saryono & Widianti ,2011 ) masalah yang sering terjadi pada kulit :
1. Kulit kering disebabkan kurang cairan:,hal ini lebih sering terlihat pada
kulit ,tangan,lengan ,kaki dan wajah .
2. Jerawat : inflamatori,erupsi kulit papulopustular,terlihat pada wajah
,punggung,leherdan bahu
3. Hirsustime : pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebihan
terutama padaWanita .
4. Ruam Kulit ( Erithema) : terjadi karena paparan matahari berlebih
,pelembab ataureaksi alergi.
5. Dermatitis Kontak : inflamasi kulit ditandai dengan letusan
eriteme,pruiuritus,nyeri,danlesi bersisik.
6. Abrasi : lapisan epidermis yang hancur atau terpotong sehingga terjadi
perdarahanlocal dan mengeluarkan cairan serosa.

Menurut ( Mubarak & Chayatin,2008 ) cara -cara perawatan kulit adalah sebagai
berikut :
1. Biasakan mandi minimal dua kali sehari atau setelah beraktivitas .
2. Gunakan sabun yang bersifat iritatif
3. Menyabuni seluruh tubuh,terutama area lipatan kulit seperti sela-sela
jari,ketiak,belakang telinga dan bagian lainnya.
4. Jangan menggunakan sabun mandi untuk wajah

18
5. Keringkan tubuh dengan handuk yang lebut dari wajah ,tangan,badan
hingga kaki

b. Perawatan Kaki Dan Kuku

Di kaki dan kuku sangat sering membutuhkan perhatian secara khusus


agar tubuh kita tercegah dari infeksi . sering muncul aroma seperti bau
bangkai dan cedera di jaringan pada area kuku , kuku adalah pelengkap
kulit,akan tetapi jika kita tidak mendapatkan sebuah perawatan yang baik
dan benar maka hal itu bisa menyebabkan sarang penyakit . masalah yang
akan muncul karena Tindakan perawatan personal hygiene yang salah atau
kuran,contohnya seperti mengigit kuku ,memotong kuku tidak tepat,terpapar
kandungan zat kimia yang tajam,serta penggunaan alas kaki yang kotor
ataupun sepatu yang sempit.hal itu akan menimbulkan ketidaknyamanan
dan rasa nyeri pada area kaki dan kuku hal itu dapat menyebabkan stress
fisik maupun emosional. Ada beberapa cara untuk merawat kaki dan kuku
agar tetap bersih yaitu dengan melakukan Tindakan personal hygiene seperti
contohnya seperti memotong kuku,sesuai dengan kebutuhan sehungga
dapat menjaga kebersihan kotorandibalik kuku tersebut ( Prakoso,2015 ).

Menurut ( Saryono & Widianti,2011 ) masalah yang sering terjadi pada kaki:
1. Kalus : bagian epidermis mengeras ,terdiri dri masa sel tanduk dan
keratotic ,terjadi pada area permukaan kaki atau telapak tangan .
2. Katimumul : disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi
3. Plantar wart : luka menjamur pada tumit kaki karena virus papilloma.

Menurut ( Mubarak & Chayatin,2008) cara-cara merawat kuku


yaitu :
1. Kuku jari dapat dipotong dengan pengukir atau memotongnya dalam
bentuk oval ( bujur ) atau mengikuti bentuk jari .Sedangkan kuku jari
kaki dapat dipotong dalam bentuk lurus.
2. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput
kulit dan kulit disekitar kuku.
3. Jangan membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda tajam
,sebab akan merusak jaringan dibawa kuku.
4. Jangan mengigit kuku karena akan merudak bagian kukunya lesi

19
dan dapat menyebabkan masuknya bakteri pada tubuh.
c. Perawatan Rambut
Rambut merupakan bagian kulit,rambut yang terlihat sehat mempunyai
kriteria seperti rambut terlihat mengkilap,tidak berminyak,tidak kering,tidak
patah,rambut tidak rontok ,serta rambut tidak tampak tipis. Apabila rambut kotor
dan tidak dengan cepat dibersihkan maka akan menyebabkan sarang ketombe
seperti munculnya ketombe dan saranng kutu.Hal ini sering muncul pada pasien
yang terkena gangguan imobilisasi ,pada pasien imobilisasi rambut pasien
tersebut akan terlihat kusut ballutan yang bisa menimbulkan tumpukan darah
atau minyak rambut yang bisa membuat rambut menjadi lengket. Hal yang
harus dilakukan didalam Tindakan personal hygiene yaitu rambut pasien bisa
dipotong sesuai kebutuhan dankemampuan yang diinginkan . Selain dari itu kita
juga dapat melaksanakan cara dengan mencuci rambut 1-2 kali dalam
seminggu disesuaikan dengan keadaan pasien ,dengan menggunakan
shampoo yang cocok ,serta menggunakan sisir besar agar rambut keriting dan
tidak bergerigi tajam ( Prakoso,2015 ).
Menurut ( Saryono & Widianti ,2011 ) Masalah yang sering terjadi pada rambut :
1. Ketombe , Pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal.
2. Alopesia atau kehilangan rambut.
3. Pediculosis capitis yaitu kutu pada rambut.
4. Pediculosis corporis yaitu kutu pada badan,seperti diketiak.
5. Pediculosis pubis yaitu kutu pada daerah genitalia.
Menurut ( Mubarak & Chayatin,2008 ) cara-cara meraat rambut antara lain :
1. Cuci rambut 1-2 kali seminggu (gunakan shamp yang sesuai dengan
tipe rambut kita)
2. Potong rambut agar terlihat rapi dan nyaman
3. Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk
merangsang pertumbuhanrambut
4. Pada jenis rambut ikal dan keriting,sisir rambut mulai dari bagian
ujung hinggakepangkal dengan pelan dan hati-hati.
d. Perawatan Gigi Dan Mulut
Mulut merupakan bagian utama pada system pencernaan dan bagian
tambahan pada system pernafasan ,maka dari itu mulut memang terlihat tidak
bersih dan penuh dengan bakteri,maka dari itu harus dilakukan pembersihan

20
pada bagian mulut dan gigi. Pada mulut rerdapat beberapa bagian yaitu
gigi,bibir,lidah ,langit-langit dan gusi. Merawat kebersihan pada mulut dapat
menjaga kita untuk terhindar dari penyakit dan berfungsi untuk
mempertahankan Kesehatan mulut,gigi,bibir dan gusi yang sehat dan menjaga
makanan yang masuk kedalam tetap bersih.Tindakan Personal Hygiene yang
benar yaitu dengan tetap menjaga dan mebersihkan atau menyikat gigi sesudah
makan dan sebelum tidur, atau dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
individu itu sendiri,yaitu dengan menggunakan alat sikat gigi yang halus dan
bulu sikat gigi yang lebat( Prakoso ,2015 ).
Ada beberapa Faktor faktor resiko untuk masalah hygiene mulut ( Saryono &
Widianti ,2011) antara lain :

1. Karies gigi : Tumbuhnya lubang merupakan kerusakangigi yang


berhubungan dengankekurangan kalsium.
2. Halitosis : disebut juga bau nafas yang disebabkan dengan intake
makanan terntentu dan infeksi,selain itu halitosis juga disebabkan karena
kondisi sistemik karena penyakit lever dan diabetes.
3. Glossitis : peradangan lidah yang menyebabkan infeksi atau cidera luka
bakar atau gigitan
4. Gingginvitis : Peradangan gusi terjadi tanda leukimis dan hygiene mulut
yang buruk
Menurut ( Hidayat & Tandiari,2016 ) cara menyikat gigi yang benar :
1. Posisi sikat membentuk sudut 45 derajat,kemudian gososk gigi anda
denga lembut dan perlahan
2. Gunakan Gerakan yang sama ,yaitu memutar untuk menyikat
bagian permukaan gigi
3. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk
mengunyah yaitu gigi geraham ,caranya adalah menggunakan
ujung bulu sikat gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak
membengkok
4. Menyikat lidah setelah selesai menggosok gigi dapat mebersihakn
bakteru sehingga nafas lebih segar dan terhindar dari bau mulut.
e. Perawatan Telinga
Kebersihan pada telinga memiliki kemampuan ketjaman pendengaran, jika

21
benda asing masuk dan menumpuk di bagian telinga luar dan akan menggangu
konduk suaranya. Terkhusus pad alansia yang memang rentan terkontaminasi
pada masalah ini. Seorang Perawat harus peduli pada isyarat yang diberikan
dan perilaku apapun yang mengindikasikan kerusakan pendengaran, Tindakan
perawatan Hygiene yang harus kita lakukan ialah dengan menyarankan pada
pasien untuk menggunakan alat bantu pendengaran, dan menginstruksikan
pasien untuk menjaga kebersihan dan memelihara hygiene pada telinga dengan
tepat sehingga dapat meningkatkan kebutuhan Personal Hygiene pada Individu
Lansia ( Prakoso ,2015 ).

2.3.2 Faktor Penyebab


Faktor penyebab yang dapat mempengaruhi personal hygiene yaitu :
a. Status Kesehatan
Pada Status Kesehatan dapat dijelaskan bahwa seseorang yang mengalami
sakit atau cedera,maka hal itu sangat memerlukan istirahat total atau istilah
bedrest dalam jangka waktu yang lama ,oleh karena itu hal ini memiliki banyak
sika phal yang mempengaruhi individu dalam pemenuhan kebutuhan personal
hygiene. Dan pada saat inilah peran perawat untuk memenuhi kebutuhan
personal hygiene seseorang dan dapat mencegah dari hal hal yang
menyebakan keruskan membaren mukosa dan kulit (Sistari,2017 ).
b. Budaya
Indonesia merupakan negara yang termasuk banyak memiliki budaya
sehingga cukup banyak dikalangan masyarakat mitos yang berkembang
dimasyarakat dengan cara menjelaskan atau memberikan Pendidikan
Kesehatan apabila ada seseorang dalam keadaan sakit ,sehingga tidak perlu
untuk dimandikan dikarenakan nanti malah bertambah penyakitnya. Indonesia
merupakan negara yang termasuk banyak memiliki budaya sehingga cukup
banyak dikalangan masyarakat mitos yang berkembang dimasyarakat dengan
cara menjelaskan atau memberikan Pendidikan Kesehatan apabila ada
seseorang dalam keadaan sakit ,sehingga tidak perlu untuk dimandikan
dikarenakan nanti malah bertambahpenyakitnya.
c. Status Sosial Ekonomi
Pada status ini dapat diartikan bahwa seseorang akan memenuhi kegiatan
personal hygiene dengan baik maka harus memerlukan sarana dan prasarana.

22
Misal seperti : kamar mandi, air yang bersih , wc , peralatan mandi ( ada
sabun,shampo,sikat gigi,pasta gigi dan lain lain) sehingga hal ini memerlukan
biaya dan akan mempengaruhi seseorang dalam pemenuhan personal hygiene
dengan baik (Sistari, 2017).
d. Tingkat Pengetahuan Dan Perkembangan
Pada status tingkat pengetahuan dan perkembangan ini di dalam
kedewasaan seseorang memiliki pengaruh yang baik pada kualitas hidupnya ,
pengetahuan itu sangat penting untuk meningkatkan status dan perkembangan
status kesehatan. Misal seperti ini : Apabila ingin terhindar dari penyakit kulit
maka seharusnya orang-orang tersebut tahu agar menjaga kulit tetap bersih
dan sehat dengan cara mandi yang teratur dan menggunakan sabun dan lain-
lain (Sistari, 2017).
e. Praktik Sosial
Pada masa anak-anak akan mendapatkan praktik personal hygiene dari
orang tuanya terkadang juga dari gurunya, untuk masa remaja terkadang lebih
cenderung diperhatikan oleh teman atau bahkan pacarnya dan sedangkan pada
praktik personal hygiene lansia dapat berubah karena situasi kehidupannya
(Sistari, 2017).
f. Citra Tubuh
Di dalam citra tubuh merupakan penampilan umum klien yang dapat
menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut. Apabila klien rapi
atau bersih sekali maka perawat akan mempertimbangkan ketika merencanaka
n perawatan dan akan berkonsultasi dalam membuat keputusan personal
hygiene (Sistari, 2017).
g. Pilihan Pribadi

Pada setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan kapan untuk mandi,
sikat gigi, perawatan rambut, memotong kuku dan lain-lain. Setiap klien juga
bebas memiliki pilihannya sendiri terkait perawatan personal hygiene dengan
apa saja atau bisa juga di maksud bebas memilih merk alat mandi yang cocok
dengan klien dan sesuai kebutuhan klien (Sistari, 2017).
2.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran
Pengetahuan Lansia Tentang Personal Hygiene di Wilayah Kerja Upt
Puskesmas Simalingkar Pada Tahun 2022.

23
Variable Independent Variable Dependent

1. Informasi Pengetahuan lansia


2. Umur tentang personal
3. Jenis Kelamin hygiene

1. Variable Independent
Variabel independent merupakan variable yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau munculnya variable dependen.Variabel
independent dan penelitian ini adalah bagaimana tingkat Gambaran
Pengetahuan Lansia Tentang Personal Hygiene yang Dapat di teliti melalui
Pengetahuan,informasi,budaya dan pengalaman seseorang.
2. Variable Dependent
Variabel Dependen merupakan variable yang dipengaruhi atau akibat
karena adanya variable bebas.variabel dependen dari penelitian ini adalah
Personal Hygiene pada lansia .

2.5. Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Kriteria Alat Ukur Skala


Independe
Operasional
n
1. Informasi
Informasi Segala sesuatu Kuesioner Ordinal
dari Teman
informasi yang dengan 10
2. Informasi
diberikan pertanyaan
dari
peneliti kepada
Petugas
lansia tentang
Kesehatan
personal
3. Infromasi
hygiene
dari Media
Umur adalah 1. 45-59 tahun
Usia Kuesioner Ordinal
banyaknya ( Pra Lansia)
dengan 10

24
tahun yang pertanyaan 2. 60>tahun
dilalui responden ( Lansia )
dihitung 3. 75 – 89
berdasarkan tahun
ulang tahun. ( Lansia resiko
tinggi)
4. 60>tahun
( Lansia
Potensial) .

Jenis Perbedaan Kuesioner 1. Laki- laki Nominal.


Kelamin biologis dengan 10
2. Perempuan
manusia pertanyaan
manusia yang
dapat dilihat
dari alat kelamin
serta perbedaan
genetic.

Variabel Defenisi Kriteria Alat Ukur Skala


Dependen Operasional
Pengetahuan Pengetahuan Kuesioner 1. Baik : Hasil Ordinal
seseorang persentase
dapat 76%-100%
diketahui dan 2. Cukup : Hasil
interpretasikan persentase
dengan skala 56%-75%
yang bersifat 3. Kurang : Hasil
kualitatif. persentase
pengukuran <56%
skala guttman
adalah
pengukuran
yang jawaban

25
dari kuiseoner
tersebut
memerlukan
jawaban
tegas, seperti
atau salah,
pernah atau
tidak pernah,
dan patuh
atau tidak
patuh

26
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang termasuk kedalam
jenis penelitian deskriptif,yaitu penelitian nya yang bertujuan untuk mendekskripsi
kan atau memaparkan peristiwa yang terjadi pada masa kini.Deskripsi kejadian
yang dilakukan secara sistematik berdasarkan penungkapan data berdasarkan
fakta yang diperoleh dari lapangan ( Winarno,2013 ).
Penelitian ini mendekskripsikan tentang gambaran pengetahuan lansia
tentang personal hygiene di wilayah kerja upt Puskesmas Simalingkar,dan
sasaran dalam penelitian ini adalah lansia .
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan
survei pendapat umum (public opinion survey) yang akan disebar dalam bentuk
kuesioner dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang pendapat umum
lansia terhadap gambaran pegetahuan personal hygiene dari masing- masing
individu lansia itu sendiri.
1. Jenis Data
Jenis Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder yaitu :
a. Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari
responden dengan menggunakan kuisioner yaitu berupa data
pengetahuan lansia tentang personal hygiene.
b. Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari Upt
Puskesmas Simalingkar yang berhubungan dengan penelitian.
2. Cara Pengumpulan Data
a. Mengurus surat izin penelitian dari Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan
Keperawatan dan Puskesmas Simalingkar
b. Mengumpulkan data dari buku rawat jalan pasien dan menentukan jumlah
responden
c. Melakukan diskusi berkelompok di dampingi oleh pegawai puskesmas
simalingkar dan melakukan perkenalan diri beserta menyampaikan tujuan
untuk melakukan penelitian di Puskesmas tersebut.

27
d. Menyebarkan Kuesioner kepada seluruh responden
e. Mengumpulkan kuesioner yang sudah diisi oleh responden
f. Membagikan leaflet yang berisi Materi Personal Hygiene kemudian
menjelaskan materi yang ada di leaflet.
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Simalingkar
2. Waktu penelitian waktu yang dipilih dalam penelitian ini dilakukan mulai
bulan maret 2022. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari uraian tabel
jadwal penelitian berikut ini :
Tabel 2.5.2.
Rencana Proses Penelitian

N Bulan / Tahun
Aktivitas Oktober Novem Desem Janua
o
. 2022 ber ber ri
2022 2022 2022
7 2 2 3 1 3 5 1 14 1 1 1 2 3 4 5
7 8 0 0 5 6 9
1. Pengajuan Judul
2. Survei
Pendahuluan
3. Konsultasi BAB I
4. Acc Judul
5. Konsultasi BAB II
dan BAB III
6. Konsultasi
Kuesioner dan
Observasi KTI
7. Acc Seminar
Proposal
8. Pelaksanaan
Seminar Proposal
Sumber: Rencana Penelitian, 2020

28
3.3. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian ( Arikunto,2006).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Pasien lansia yang terkena
gangguan personal hygiene di wilayah kerja Upt Puskesmas Simalingkar
berjumlah 50 pasien Lansia menderita gangguan personal hygiene.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan
diambil ( Notoadmojo,2006). Sampel dalam penelitian ini adalah Lansia
yang terkena gangguan Personal Hygiene yang berjumlah 50 pasien di
wilayah kerja Upt Puskesmas Simalingkar.
Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel
yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (
Nursalam,2008).Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling . Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah
sampel sama dengan jumlah populasi ( Sugiyono,2007). Alasan mengambil total
sampling adalah karena menurut (Sugiyono,2007 ) jumlah populasi yang kurang
dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

1.4. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliput data primer dan
sekunder yaitu :
a. Data Primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari
responden dengan menggunakan kuesioner yaitu berupa data
pengetahuan lansia terkait tentang personal hygiene.
b. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari instansi
terkait yang berhubungan dengan penelitian.
2. Cara Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperole informasi dari responden ,kuesioner ini berupa 30
pertanyaan dan pada kuesioner terdapat daftar pertanyaan yang sudah tersusun
dengan baik,matang,dimana responden tinggal memberikan jawaban atau

29
dengan memberikan tanda tanda tertentu ( Notoatmodjo,2012 ). Untuk
memperoleh informasimaka peneliti menyediaka lembar kuesioner yang disusun
secara terstruktur berdasarkan teori dan berisi pertanyaan yang harus dijawab
responden . Didalam lembar kuesioner ini meliputi identitas responden ,tanggal
pengisian kuesioner dan pertanyaan pernyataan tekait personal hygiene
1.5. Pengolahan Data Dan Analisis Data
1.5.1. Metode Pengolahan Data
Langkah – langkah pengolahan dataa adalah sebagai berikut :
1. Coding,yaitu memberikan kode pada setiap kuesioner yang telah di isi
2. Editing, adalah mengkoreksi kembali data sehingga tidak terjadi
kesalahan baik dalam penempatan dan penjumlahan
3. Skoring,yaitu memberikan skor pada setiap hasil jawaban kuesioner dari
responden
4. Tabulating , yaitu menyusun data data kedalam tabel sesuai dengan
kategori selanjutnya.
1.5.2. Analisis Data
Analisa data dalam penelitian ini adalah analisa Univariate ( Analisa
Deskriptif ) yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan
dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel untuk melihat
gambaran pengetahuan lansia tentang personal hygiene pada Lansia di
wilayah kerja puskesmas simalingkar . Data yang telah terkumpulkan dan
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase dengan
menggunakan teknik komputerisasi Analisis Univariat ini menggunakan
rumus sebagai berikut :

P = F
N X 100 %

Keterangan :

P : Presentase
F : Frekuensi Kategori
N : Jumlah Sampel

30
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Pasanda ,(2016) “ Perbedaan Pengetahuan sikap dan perilaku lansia


sesudah diberikan penyuluhan personal hygiene di hotel patrajasa
semarang “ Jurnal keperawtaan ( hlm 14-16 ) Program studi S1 Ilmu Gizi
Arikunto,A. Wawan dan Dewi M (2006) “ Pengetahuan Sikap dan perilaku
manusia”.
Adyatama,E ( 2016) . Pemerintah Diminta Waspadai Lonjakan Jumlah Lansia
Indonesia Diakses Melalui:
BPS (2015) Angka Kesakitan Lansia
http://bps.go.id/index.php?r=site/page&view=kesakitan.lansia.tabel
.6-2-2 Diunduh 20 Oktober 2022
BPS ( 2015 ) Statistik penduduk lanjut usia 2010.Badan Pusat Statistik.Jakarta
BPS Medan ( 2021).Proyeksi Penduduk sumatera utara secara kesuluruhan
https://sumut.bps.go.id/indicator/12/474/1/kepadatan-
penduduk-dan-rasio-jenis-kelamin-penduduk-menurut-
kabupaten-kota.html Diunduh 20 Oktober 2022
BPS Medan ( 2021) Proyeksi Penduduk Sumatera Utara menurut umur dan jenis
kelamin : https://sumut.bps.go.id/indicator/12/68/1/jumlah-
penduduk-menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin.html
Budiman dan Riyanto (2013) “ Faktor yang mempengaruhi pengetahuan”.
Budi ( 2017 ) “ Hubungan Tingkat Pengetahuan lansia dengan Perilaku Personal
Hygiene Lansia Di Dusun Krasakan Lubungrejo Tempel Sleman
Yogyakarta.
Depkes RI ,2018) “ Kriteria Tingkat Usia”
Dewi Yulaikhah,Triana Arisdiani,Yuni Puji Widiaastuti (2017). “ Perilaku personal
hygiene lanjut usia : Jurnal Keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan
kendal ,Vol.9
Effendi,(2009) “Penurunan Daya kemampuan hidup dan peningkatan kepekaan
manusia “
Hanum & Lubis ,(2017) “ Gaya hidup terhadap resiko pada lansia “ CV.Daris
Indonesia

Hidayat & Tandiari,(2016) “ Cara Menyikat gigi dengan benar “

31
Ranandika komang(2020) “ Pengalaman lansia dalam melakukan personal
hygiene di lingkungan desa puskesmas banjar” Jurnal Akademik
Baiturrahim Jambi (hlm 3-5 ) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan wira Medika
Bali
Prakoso,(2015) “ Buku Saku Perawatan Personal hygiene Pada Lansia”
Rhosma (2015 ) “ Buku Ajar Keperawatan gerontik rhosma “ CV Budi Utama .
Wibowo,dkk (2020) “ Hubungan kebersihan rongga mulut dengan pengetahuan
pengasuh lansia tentang perawatan mulut lansia di pantiwedha trisno
muktituren” Jurnal Keperawtaan Malang ( hlm 8-9 ) Program Studi S1
Farmasi Stikes Panti Waluya Malang.
Winarno,(2013) “Metode Penelitian dalam Pendidikan Jasmani”Karya Prof
M.E.Winarno.
Manurung Surya Sarida,dkk ( 2020) “Penyakit yang sering diderita lansia akibat
kurangnya personal hygiene”.
Mubarak & Chayatin (2008) “ Penanganan Perawatan Kulit secara umum “
Ns.Desak Made Ari Dwi Jayanti,Dkk (2020) “ Tingkat Pengetahuan Dengan
Perilaku Personal Hygiene Lansia “ Jurnal Personal Hygiene pada lansia (
hlm 6-8 ) Program Studi Keperawatan Stikes Wiramedika Bali.
Riyansari Septina,Irdawati ( 2018 ) “ Hubungan Pola Kebersihan Diri Dengan
terjadinya gangguan kulit pada Petani Padi “: Jurnal Berita Ilmu
Keperawatan.
Sistari (2017) “ Tingkat pengetahuan dan perkembangan pada praktik social,sitra
tubuh dan pilihan pribadi “
Sugiyono (2007) “ Pupulasi Dan Sampel Metodologi Penelitian Bisnis”
Saryono & Widianti,2011) “ Perawatan kulit secara umum pada lansia “.
Saifullah David azam,Yuni dwi Astuti (2020) “ Pelaksanaan self-care assistance
di panti werdha” Jurnal Kedokteran ( halm 3-6) Program StudiIlmu
Keperawatan,Fakultas Kedokteran,Universitas Dipenogoro.
Sya”bani Dauril Afza Siregar ( 2021) “ Hubungan Antara Personal Hygiene
dengan Gejala Penyakit Kulit Pada Pemulung di Tempat
Pembuangan Akhir ( TPA ) Kecamatan medan marelan” Jurnal
Sanitasi Lingkungan Kaban Jahe ( hlm 15-20) Jurusan Sanitasi
Lingkungan Politeknik Kesehatan Medan.
Sri Ningsih (2014) “Perspektif,Pendidikan dalam bingkai ilmu dan tokoh”

32
Setyawan Doedit Aditya (2019). “Tingkat Informasi Manusia”.
Trisnani,dkk (2017) dengan judul Gambaran Praktik personal Hygiene Pada
Lansia di Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Wredha Kota Semarang.
Suryanto,ahmad Ikhlasul Amal (2021) : Integritas Kulit Pada Lansia yang
mengalami inkontinensia Urin.Jurnal Keperawatan Universitas Sultan
agung semarang. http://journal .stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan
Safitri (2018) “ Masalah Kesehatan yang terjadi pada lansia . Diakses dari
http://yankes.kemkes.go.id/read-masalah-kesehatan-pada-lansia-
4884.html pada 2 januari 2019.
Trisnani,dkk. (2017) “ Gambaran Praktik Personal Hygiene Pada Lansia di Panti
Sosial Lanjut Usia Tesna Wredha Kota Semarang : Jurnal Program Studi
Ilmu Keperawatan.
Primadi,O. (2013) . Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Topik Utama
Gambaran Kesehatan Lanjut Usia Di Indonesia .( ISSN 2088-270X)
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Notoatmodjo,S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan,Jakarta : Rineka Cipta

33

Anda mungkin juga menyukai