Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR RESIKO KEHAMILAN RESIKO

TINGGI DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG


KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022

Skripsi

Oleh :

TRI WAHYUNI
NPM. 19340017

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR RESIKO KEHAMILAN RESIKO
TINGGI DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022

Skripsi

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Kebidanan

Oleh :

TRI WAHYUNI
NPM. 19340017

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal SKRIPSI dengan judul :

Analisis Deskriptif Faktor Resiko Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Rawat

Inap Panjang Kota Bandar Lampung Tahun 2022

Nama : Tri Wahyuni

NPM : 19340017

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk cetak skripsi.

Bandar Lampung, 2023

Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Kebidanan & Profesi
Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
(Nurul Isnaini, SST.,M. Kes) (Nita Evrianasari SST., Bdn., M. Kes)
Malahayati

(Vida Wira Utami, SST., Bdn., M.Kes)


LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI :

Analisis Deskriptif Faktor Resiko Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Rawat

Inap Panjang Kota Bandar Lampung Tahun 2022

Nama : Tri Wahyuni

NPM : 19340017

Diterima oleh Tim Penguji Pada ujian sidang di Program Studi S1 Kebidanan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati Tahun Akademik 2022/2023.

1. Penguji I
Nurul Isnaini, SST., M.Kes (………………………)

2. Penguji II
Nita Evrianasari, SST.,Bdn.,M.Kes (…………….…………)

3. Penguji III
Astriana, SST.,Bdn.,M.Kes (………………..………)

Tanggal Ujian : ......... ........... 2023

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

(Vida Wira Utami, SST., Bdn., M.Kes)


BIODATA PENULIS

IDENTITAS DIRI

NAMA : TRI WAHYUNI

NPM : 19340017

TEMPAT/TTL : WAY KANAN, 17 SEPTEMBER 2001

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

ALAMAT : Gg. VANILI 1A, LANGKAPURA, BANDAR

LAMPUNG

PENDIDIKAN YANG DITEMPUH

1. SD NEGERI 3 GISTANG 2007 - 2013

2. SMP NEGERI 2 BANJIT 2013 - 2016

3. SMK NEGERI 1 BANJIT 2016 - 2019

4. S1 KEBIDANAN UNIVERSITAS MALAHAYATI 2019


SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tri Wahyuni

Npm : 19340017

Judul : ANALISIS DESKRIPTIF FAKTOR RESIKO KEHAMILAN

RESIKO TINGGI DI PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG KOTA

BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022.

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya buat tidak pernah/belum pernah di buat oleh orang lain dan saya

menjamin orisinalitas Skripsi yang saya buat.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Bandar Lampung, .... Agustus 2023

Cap Jempol Kanan/Kiri Mahasiswa,

TRI WAHYUNI
NPM.19340017
MOTTO

“ Kamu adalah peran utama dalam hidupmu”


- Kim Doyoung

“Jika dunia punya banyak alasan untuk kita menangis,


kita harus punya satu alasan untuk tersenyum”
- Huang Renjun

“Jangan terlalu keras dengan diri sendiri terkadang


tidak apa melakukan kesalahan”
- Chenle
PERSEMBAHAN

Tiada lembar yang paling indah dalam laporan skripsi ini kecuali lembar

persembahan. Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terimakasih kepada :

1. Bapak Suwarno dan Ibu Lestari, yang selalu memberikan dukungan moril

maupun materil serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena

tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusyuk selain

do’a yang terucap dari orang tua. Terimakasih sudah menjadi orang tua

yang sempurna.

2. Diri saya sendiri, karena telah mampu berusaha keras dan berjuang sejauh

ini. Mampu mengendalikan diri dari berbagai tekanan diluar keadaan dan

tak memutuskan menyerah sesulit apapun proses penyusunan skripsi ini

dengan sebaik dan semaksimal mungkin, ini merupakan pencapaian yang

patut dibanggakan untuk diri sendiri. Congrats girl!

3. Dewi Septiyani dan Oky Oktariansyah yang selalu menghibur dan

menemani main game disaat saya jenuh dengan skripsi saya.

4. Pemilik NIM 1813051063 yang terus membantu dan memberi dukungan

dengan tulus untuk berjuang menyelesaikan skripsi ini hingga tuntas.

5. Awek Paimin, Bik Watik, Andini dan Angga yang senantiasa memberikan

dukungan, semangat serta doa.

6. Genthia Ayu Putri, Mauldiene Chairunisa Kesuma dan semua teman

sekelas saya untuk canda tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati

bersama.

7. Erlitha Hariyani,Partini, Komang Tri Purnama dan Eka Susanti yang

senantiasa bersedia mendengarkan keluh kesah ketika pengerjaan skripsi.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penelitian ini dengan judul “Analisis Deskriptif Faktor Resiko Kehamilan Resiko

Tinggi di Puskesmas Rawat Inap Panjang Kota Bandar Lampung Tahun 2022”

Proses Penelitian ini dapat terselsaikan berka bantuan berbagai pihak, maka

dengan selsainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati.

2. Ibu Vida Wira Utami, SST.,Bdn.,M.Kes, selaku Ketua Prodi Sarjana

Terapan Kebidanan.

3. Ibu Nurul Isnaini,SST.,M.Kes selaku pembibimbing I dan Ibu Nita

Evrianasari,SST.,Bdn.,M.Kes, selaku Pembimbing II yang sudah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu membutuhkan kritik dan saran .

Bandar Lampung, Juni 2023

Tri Wahyuni

NPM 19340017
1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................III
Daftar Isi..............................................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................4
1.4 Manfaat Penellitian........................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................7


2.1 Kehamilan......................................................................................7
2.1.1 Definisi Kehamilan........................................................................7
2.1.2 Tujuan Asuhan Kehamilan.............................................................9
2.2 Kehamilan Resiko Tinggi..............................................................9
2.2.1 Definisi Kehamilan Resti...............................................................9
2.2.2 Faktor Resiko Kehamilan.............................................................14
2.2.3 Komplikasi Kehamilan.................................................................25
2.3 Penelitian Terkait.........................................................................27
2.5 Kerangka Teori.............................................................................28
2.6 Kerangka Konsep.........................................................................29

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................36


3.1 Jenis Penelitian...............................................................................36
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................36
3.3 Rancangan Penelitian.....................................................................37
3.4 Subyek Penelitian...........................................................................37
3.5 Variabel Penelitian.......................................................................38
3.6 Definisi Operasional.....................................................................38
3.7 Alat Ukur......................................................................................39
3.8 Pengumpulan Data.......................................................................40
2

3.9 Pengolahan Data...........................................................................40


3.10 Analisa Data.................................................................................42

Daftar Pustaka...................................................................................................43
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat

menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal sebelum

kelahiran berlangsung (Corneles, 2015). Karakteristik ibu hamil diketahui

bahwa faktor penting penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi pada

kelompok usia 35 tahun, dikatakan usia tidak aman karena saat

bereproduksi pada usia 35 tahun dimana kondisi organ reproduksi wanita

sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi, tinggi badan

kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 45 kg, jarak anak terakhir

dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah anak lebih dari 4

(Hapsari, 2014). Faktor penyebab resiko kehamilan apabila tidak segera

ditangani pada ibu dapat mengancam keselamatan bahkan dapat terjadi hal

yang paling buruk yaitu kematian ibu dan bayi.

Penyebab utama kematian ibu hamil adalah perdarahan, hipertensi,

infeksi, dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena interaksi

antara kondisi medis yang sudah ada dan kehamilan (WHO, 2017).

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan (Infodatin),

pada tahun 2013 tingginya Angka Kematian Ibu disebabkan oleh

perdarahan 30,3 %, preeklamsi 27,1, infeksi 7,3%, dan disebabkan oleh

yang lain-lainya yakni 40,8% (Kemenkes RI, 2014). Penyebab lain dari

meningkatnya angka kematian ibu adalah komplikasi kehamilan yang

dapat muncul melalui tanda bahaya kehamilan. Berdasarkan penyebab


4

tersebut kehamilan berisiko tinggi atau komplikasi kehamilan biasanya

terjadi karena faktor 4 terlalu dan 3 terlambat : Faktor 4 Terlalu yaitu: (1)

Terlalu muda (kurang dari 20 tahun); (2) Terlalu tua (lebih dari 35 tahun);

(3) Terlalu sering hamil (anak lebih dari 3); (4) Terlalu dekat atau rapat

jarak kehamilannya (kurang dari 2 tahun). Faktor 3 Terlambat yaitu: (1)

Terlambat mengambil keputusan untuk mencari upaya medis kedaruratan;

(2) Terlambat tiba di fasilitas kesehatan; (3) Terlambat mendapat

pertolongan medis (Kemenkes RI, 2017).

Ketika seorang wanita hamil dan mengalami anemia, dia lebih

mungkin mengalami masalah jika dia berusia >35 tahun atau <20 tahun.

Penelitian Antari dan Nudhira (2021) juga menunjukkan bahwa ibu

dengan paritas >4, lebih mungkin terkena anemia. Ibu dengan lebih dari

empat anak biasanya memiliki anak lagi dalam waktu dua sampai tiga

tahun. Ketika jarak terlalu dekat, tubuh ibu tidak memiliki cukup waktu

untuk pulih sepenuhnya, sehingga cenderung mengalami anemia (Antari &

Nudhira, 2021).

Hiperemesis gravidarum dapat terjadi bila jarak antara kehamilan

<2 tahun atau bila jarak kehamilan terlalu berdekatan. Hal ini dikarenakan

keadaan ibu belum sepenuhnya pulih, namun beliau hamil lagi.

Hiperemesis gravidarum lebih mungkin terjadi bila ibu berusia >35 tahun

dan memiliki lebih dari empat anak (Hertje Salome Umboh et al., 2013).

Hasil penelitian Fitri Handayani dan Wardah Fauziah (2021)

menunjukan bahwa pada tahun 2021, 143 (44,7%) ibu hamil di RSUD

Kabupaten Subang berisiko tinggi. Responden dalam kategori usia


5

menemukan bahwa sebagian besar responden yang memiliki kehamilan

berisiko tinggi berusia antara 20 dan 35 tahun yaitu 53 orang (37,1%); 60

orang dengan paritas grandemultipara memiliki kehamilan risiko tinggi

(41,9%); 76 orang (53,1%) yang tidak bekerja mengalami kehamilan risiko

tinggi; responden dengan pendidikan SMA memiliki kehamilan risiko

tinggi 76 orang (53,1%); responden dengan gelar sarjana memiliki

kehamilan berisiko tinggi 70 orang (49,0%).

Puskesmas Rawat Inap Panjang sebagai salah satu Puskesmas

Rawat Inap yang ada di Kota Bandar Lampung. Dari data cakupan

pelayanan ibu hamil resiko tinggi tahun 2019 – 2020 cenderung

meningkat, namun di tahun 2020 terjadi penurunan yaitu 77,7%. Di

puskesmas panjang pada tahun 2018 terdapat 305 ibu hamil beresiko

tinggi, tahun 2019 terdapat penurunan menjadi 302 ibu hamil resiko tinggi,

lalu pada tahun 2020 terdapat 299 ibu hamil resiko tinggi. Dan juga ibu

bersalin datang saat inpartu sehingga penanganan terlambat.

Pada tahun 2020 masih terjadi kematian ibu dikarenakan

banyaknya ibu hamil resiko tinggi di wilayah kerja UPT Puskesmas

Panjang. Kegiatan yang perlu dilakukan yaitu meneruskan kegiatan

pemantauan ibu hamil resiko tinggi secara terus menerus. Selain itu juga

dilakukan penyuluhan baik oleh bidan atau pun petugas promosi kesehatan

tentang penanganan ibu hamil sehingga pengetahuan masyarakat

bertambah serta dapat merubah perilaku sehat bagi ibu hamil dan

melaksanakan kegiatan ANC Terpadu.(Profil UPT Puskesmas Rawat Inap

Panjang 2022).
6

Dari keadaan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

berjudul analisis deskriptif faktor resiko kehamilan resiko tinggi di

Puskesmas rawat inap panjang kota Bandar lampng tahun 2022.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana analisis deskriptif faktor resiko kehamilan Resiko

Tinggi di Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui analisis deskriptif faktor resiko kehamilan

Resiko Tinggi di Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022?

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi usia ibu hamil di Puskesmas

Panjang tahun 2022.

2.Untuk mengetahui distribusi frekuensi paritas ibu hamil di

Puskesmas Panjang tahun 2022.

3.Untuk mengetahui distribusi frekuensi jarak kehamilan ibu hamil

di Puskesmas Panjang tahun 2022.

4.Untuk mengetahui distribusi frekuensi tinggi badan ibu hamil di

Puskesmas Panjang tahun 2022.

5.Untuk mengetahui distribusi frekuensi penyakit ibu hamil di

Puskesmas Panjang tahun 2022.


7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi institusi

Penelitian ini harapannya akan menambah informasi serta pustaka

khususnya terkait penyebab kejadian kehamilan resiko tinggi.

1.4.2 Bagi Puskesmas dan tenaga kesehatan

Penelitian ini harapannya sebagai masukan pada pengambilan

kebijakan untuk melakukan prioritas rencana program kerja tingkat

puskesmas, khususnya adalah bidan untuk meningkatkan pola asuhan bagi

wanita hamil terutama dipuskesmas panjang.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian harapannya bisa dipergunakan sebagai tambahan

informasi dan pengetahuan bagi wanita hamil tentang pentingnya

melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, supaya kehamilan resiko

tinggi dapat didetiksi dini.

1.4.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini bisa dijadikan sarana bagi peneliti selanjutnya

dalam memperluas pengetahuan terkait kehamilan resiko tinggi dan

diharapkan hasil penelitian ini bisa dipergunakan sebagai acuan

penelitian selanjutnya bagi peneliti yang tertarik akan permasalahan ini.


8

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Kehamilan

2.1.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses pertumbuhan dan

perkembangan janin yang dimulai dengan konsepsi sampai

lahirnya janin yang mempengaruhi keadaan fisik, mental, dan sosial

ibu. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan

7 hari). Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi

perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan

sehat. Karena itu kehamilan yang normal pun mempunyai risiko

kehamilan, namun tidak secara langsung meningkatkan risiko kematian

ibu (Saifuddin, 2018).

Sel telur dari seorang wanita dan sperma dari seorang pria bersatu

untuk terjadinya kehamilan. Sel telur bisa hidup hingga 48 jam, dan

spermatozoa ialah sel yang sangat kecil dengan ekor panjang yang

membantunya bergerak dan masuk ke dalam sel telur (konsepsi). Sel

germinal ini bisa mempertahankan kemampuannya untuk fertilisasi selama

2 hingga 4 hari.

Proses kehamilan sebagai rangkaian yang berkesinambungan yang

meliputi ovulasi, pergerakan spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, implantasi dalam rahim, pembentukan plasenta, serta

pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi hingga aterm (Manuaba,

2010).
9

Antenatal Care (ANC) yaitu program preventif pelayanan

kesehatan obstetri yang bertujuan untuk meningkatkan perawatan ibu dan

bayi melalui serangkaian pemeriksaan rutin selama kehamilan (Saifuddin,

2018).

2.1.2 Periode Kehamilan

Lamanya kehamilan dapat digunakan untuk mengetahui periode

kehamilan. Periode kehamilan dibagi menjadi tiga:

a. Kehamilan trimester I ( antara 0-12 minggu)

Periode ini dikenal juga masa organogenesis karena pada

saat itulah organ-organ janin mulai terbentuk. Periode ini, ibu

sangat perlu makan dengan nutrisi yang cukup dan menjaga dari

stres. Rahim terjadi perkembangan cepat untuk mempersiapkan

pertumbuhan plasenta dan janin.

Ibu juga mengalami perubahan dalam cara mereka

beradaptasi secara psikologis. Misalnya, sang ibu menginginkan

lebih banyak perhatian dan sangat tidak stabil secara mental. Ini

karena tubuh ibu telah berubah sesuai dengan kebutuhan

kehamilannya.

b. Kehamilan trimester II (antara 12-28 minggu)

Pada periode ini organ-organ dalam tubuh janin sudah

terbentuk, namun visabilitasnya masih diragukan atau belum

sempurna. Di masa ini ibu telah beradaptasi dengan kehamilannya

dan merasa nyaman.


10

c. Kehamilan trimester III (antara 28-40 minggu)

Periode ini, janin tumbuh dan berkembang dengan sangat cepat.

Periode ini disebut masa pematangan. Tubuh ibu sudah siap

untuk memulai proses melahirkan. Terkadang ada gerakan di

dalam rahim.

2.1.3 Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan-tujuan dari asuhan kehamilan yakni:

a. Memantau kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi selama kehamilan.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu dan bayi.

c. Pengenalan dini terhadap kelainan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat kesehatan umum,

kebidanan, dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan jangka penuh, melahirkan dengan aman,

dan menyebabkan ibu dan bayi sesedikit mungkin.

e. Mempersiapkan ibu supaya masa nifas berjalan normal dan dapat

menyusui secara eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi supaya bisa tumbuh dan berkembang secara normal (Saifuddin,

2018).
11

2.2. Kehamilan Risiko Tinggi

2.2.1 Definisi Kehamilan Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan yan memiliki

resiko lebih besar dari biasanya ( baik bagi ibu maupn bayinya), akan

terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan.

Kehamilan yang disertai dengan kondisi tertentu, sehingga memberiikan

tingkat kesakitan dan kematian perinatal yang tinggi (Anik Muryani,

2016).

Kondisi yang berpengaruh terhadap optimalisasi bagi ibu dan janin

selama kehamilan (Manuaba, 2010). Kehamilan yang membahayakan

nyawa atau kesehatan ibu dan bayi (Sofian, 2013).

2.2.2 Faktor Resiko Kehamilan

Dalam Anik Muryani (2016), mengatakan bahwa ada beberapa hal

yang membuat seorang wanita hamil berisiko tinggi. Hal-hal tersebut

antara lain masih muda (<20 tahun), tua (>35 tahun), anak lebih dari 4 dan

tinggi badan kurang (<145 cm), riwayat kehamilan buruk (mengalami

keguguran, persalinan prematur, lahir mati, dan riwayat persalinan dengan

prosedur seperti ekstraksi vakum, ekstraksi forceps, dan operasi caesar),

pre-eklampsia, eklampsia, gravida serotinus, kehamilan dengan

perdarahan antepartum, posisi abnormal, dan kehamilan dengan penyakit

ibu yang mempengaruhi kehamilan.

a. Usia

Usia digambarkan sebagai jumlah waktu seseorang telah hidup,

diukur dalam satuan waktu, untuk orang normal yang telah mencapai
12

tingkat pertumbuhan fisik dan mental yang sama (Donald, 2010 dalam

Wahyu Utami E, 2015).

Beberapa hal yang dapat menyebabkan seorang ibu meninggal

berkaitan dengan maternal age. Waktu terbaik bagi seorang ibu untuk

memiliki anak adalah antara usia 20 hingga 35 tahun. Setelah 30 hingga 35

tahun, angka kematian ibu kembali meningkat (Prawihardjo, 2012 Dalam

Wahyu Utami E, 2015).

1. Usia ibu kurang dari 20 tahun (Terlalu muda untuk hamil).

Terlalu Muda (Young Primi) yaitu wanita yang pertama kali

hamil pada usia <20 tahun. Dimana panggul belum tumbuh

sebagaimana mestinya dan pikiran wanita belum siap untuk hamil dan

mengemban tugas sebagai ibu (Nurul Kamajaya, 2014).

Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh

terhadap kesiapan ibu selama kehamilan maupun menghadapi

persalinan (Julianti, 2014). Risiko terjadi gangguan kesehatan lebih

besar pada wanita usia muda karena kurangnya pengalaman serta

informasi. Serta alat reproduksi belum matang seperti panggul dan

rahim masih kecil. Angka morbiditas dan mortalitas ibu hamil remaja 2-

4 kali lebih tinggi daripada ibu hamil berusia 20-35 tahun.

Usia yang aman bagi seseorang untuk hamil (reproduksi sehat),

umumnya diidentifikasi antara 20 dan 30 tahun. Rentang usia ini

dianggap aman karena tingkat kematian ibu yang jauh lebih rendah

dibandingkan dengan kehamilan yang terjadi pada individu yang

berusia kurang dari 20 tahun atau lebih tua dari 30 tahun (Sarwono,
13

2012).

2. Umur ibu melebihi 35 tahun (terlalu tua untuk hamil)

Wanita di atas usia 35 tahun atau (Primi Tua) lebih rentan

terhadap komplikasi kehamilan. Pada usia ini, organ rahim menua, jalan

lahir menjadi lebih kaku, dan kemungkinan melahirkan anak cacat,

mengalami persalinan macet, dan perdarahan lebih tinggi (Nurul

Kamajaya, 2014).

Usia lanjut seorang ibu dapat memengaruhi pola pikirnya, yang

mengarah pada peningkatan kepatuhan terhadap pedoman perawatan

kehamilan. Wanita hamil antara usia 20 dan 30 telah mencapai tahap

dewasa awal, di mana mereka mengalami pematangan emosional dan

mengalami proses untuk memperoleh informasi yang akurat dan

membuat keputusan mengenai perilaku kesehatan. Ini termasuk

memahami manfaat pemeriksaan selama kehamilan, yang

meningkatkan kesadaran mereka dan mempromosikan perawatan

sebelum melahirkan (Prawihardjo, 2011),

Wanita di atas usia 35 tahun atau (Primi Tua) lebih rentan

terhadap komplikasi kehamilan. Pada usia ini, organ rahim menua,

jalan lahir menjadi lebih kaku, dan kemungkinan melahirkan anak

cacat, mengalami persalinan macet, dan perdarahan lebih tinggi

(Nurul Kamajaya, 2014).

b. Paritas

Paritas mengacu pada jumlah kehamilan yang menghasilkan janin

yang mampu bertahan hidup di luar rahim, biasanya pada usia 28 minggu
14

atau dengan berat 1000 gram (Varney, 2001 dalam Mutiara, 2016). Para

juga dapat dipahami sebagai jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh

seorang ibu, mulai dari anak pertama sampai anak terakhir.

Paritas 2-3 dianggap paling aman dalam hal kematian ibu. Paritas yang

lebih tinggi berhubungan dengan risiko kematian ibu yang lebih tinggi.

Risiko yang terkait dengan paritas 1 dapat dikelola melalui perawatan

kebidanan yang lebih baik, di sisi lain risiko pada paritas yang lebih tinggi

dapat dikurangi atau dicegah melalui keluarga berencana. Beberapa

kehamilan pada paritas tinggi tidak direncanakan (Prawirohardjo, 2012).

Paritas/para ialah total kehamilan yang mampu menghasilkan janin

yang mampu bertahan hidup di luar kandungan, biasanya pada usia 28

minggu (Kemenkes RI, 2001 dalam Mutiara, 2016). Ini mewakili jumlah

anak yang lahir dari seorang ibu, mulai dari anak pertama hingga terakhir.

Paritas dapat dikategorikan sebagai berikut:

A. Nullipara : Seorang wanita yang belum pernah melahirkan.

B. Primipara : Seorang wanita yang telah melahirkan satu bayi hidup.

C. Multipara : Seorang wanita yang telah melahirkan dua bayi

hidup/lebih.

D. Grande multipara : Seorang wanita yang telah melahirkan empat

atau lebih bayi hidup (James, 2001 dalam Mutiara, 2016).

Kehamilan multipara grande dianggap kehamilan berisiko tinggi

karena potensi komplikasi selama kehamilan seperti mengalami kontraksi

yang lemah saat persalinan, plasenta previa dan perdarahaan.

c. Jarak
15

Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan

kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya (DepKes RI, 2000

Dalam Hamidah, 2014). Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk

menentukan kehamilan anak yang pertama dengan kehamilan anak

berikutnya. Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan

satu dengan kehamilan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Jarak

ideal antar kehamilan adalah lebih dari 2 tahun, dengan demikian memberi

kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki persediannya dan organ –

organ reproduksi untuk siap mengandung lagi (Susanti, 2018). Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2014

merekomendasikan jarak kehamilan yang ideal yaitu berjarak 2-4 tahun

dari persalinan sebelumnya(BKKBN, 2015).

Selepas masa nifas, yang rata-rata berdurasi 40 hari, hubungan

intim sudah mungkin telah dilakukan. Secara fisiologis, kondisi alat

reproduksi wanita sudah pulih. Tapi semuanya kembali pada kesipan fisik

dan psikis, terutama pada pihak wanita. Tiga bulan setelah melahirkan,

wanita sudah bisa hamil lagi.

Menurut BKKBN (2007) resiko yang mungkin terjadi pada

kehamilan jarak dekat diantaranya;

i. Preeklampsi/eklampsi

Penyebab terjadinya preeklampsi bisa disebabkan oleh jarak

kehamilan. Pada jarak kehamilan < 2 tahun dapat menimbulkan masalah

karena kondisi fisik masih belum siap untuk kehamilan dan persalinan

sehingga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada rahim atau organ-


16

organ reproduksi ibu yang belum kembali ke kondisi semula dan

kesehatan ibu belum pulih dengan baik. Sedangkan jarak kehamilan <5

tahun beresiko besar terjadinya preeklampsi/eklampsi hal ini disebabkan

karena terjadinya roses degenerative atau melemahnya kekuatan

fungsifungsi otot uterus dan otot panggul yang sangat berpengaruh pada

proses persalinan apabila terjadi kehamilan lagi (Siswi Wulandari, 2015).

ii. Ketuban Pecah Dini

Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai

waktu singkat unttuk memulihkan kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil

dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat beresiko terjadi ketuban

pecah dini. Jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu kurang dari 24 bulan

atau > 2 tahun merupakan jarak kehamilan yang yang beresiko tinggi dan

peningkatan resiko terjadap terjadinya ketuban pecah dini.

iii. Abortus

Jarak kehamilan sangat mempengaruhi kesehatan Ibu dan janin

yang dikandungnya. Seorang wanita memerlukan waktu selama 2-3 tahun

agar dapat pulih secara fisiologis dari satu kehamilan atau persalinan dan

mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya. Jarak kehamilan yang

terlalu dekat memberikan indikasi kurang siapnya rahim untuk terjadi

implantasi bagi embrio.

d. Tinggi badan 145 cm atau kurang

Tinggi badan ialah parameter penting yang dimanfaatkan untuk

menilai status gizi ibu hamil, khususnya dalam hal tinggi badan normal

atau tergolong pendek. Parameter ini sangat erat kaitannya dengan


17

terjadinya stunting. Dampak potensial dari tinggi badan ibu pada

kehamilan ialah tantangan potensial yang ditimbulkan oleh bentuk panggul

yang sempit, yang bisa mengakibatkan kesulitan selama kehamilan.

Secara umum, individu dengan tinggi badan di bawah 145 cm lebih

mungkin mengalami tantangan selama kehamilan. Faktor risiko potensial

tambahan melibatkan terjadinya bayi berat lahir rendah, yang didefinisikan

sebagai berat badan <2500 gram. Kondisi ini sering dikaitkan dengan usia

kehamilan yang berkurang, yang menyebabkan persalinan prematur. Ibu

yang tingginya kurang dari 150 cm menunjukkan kemungkinan yang lebih

tinggi untuk melahirkan bayinya secara prematur. Individu ibu dengan

tinggi badan di bawah 150 cm menunjukkan aliran darah rahim yang

berkurang, sehingga secara bersamaan terjadi penurunan suplai nutrisi ke

janin yang sedang berkembang (Humaera, 2018)

Tinggi badan ialah parameter terukur yang bisa dipengaruhi oleh

banyak faktor. Riset sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita dengan

perawakan di bawah 145 cm mungkin menunjukkan kecenderungan untuk

memiliki struktur panggul yang menyempit, sehingga menyebabkan

malformasi sungsang dan kematian perinatal berikutnya.

e. Penyakit pada ibu hamil

Terjadinya penyakit selama kehamilan meliputi berbagai kondisi

seperti tuberkulosis, penyakit ginjal, malaria, hipertensi, asma,

hepatitis, anemia, penyakit jantung, dan diabetes mellitus gestasional

(DMG). Perlu dicatat bahwa DMG ialah kondisi khusus yang

dikaitkan dengan peningkatan angka kematian ibu (Koblinsky,


18

2013).

(1) Anemia (kurang darah)

Anemia selama kehamilan yaitu kondisi medis yang ditandai

dengan ibu yang memiliki kadar hemoglobin di bawah 11g% selama

trimester pertama dan ketiga, atau tingkat di bawah 10,5g% selama

trimester kedua. Hipoksia, suatu kondisi yang ditandai dengan suplai

oksigen yang tidak mencukupi, bisa mengakibatkan anemia, syok,

dan bahkan kematian. Dalam konteks persalinan, ibu dapat

mengalami kesulitan saat persalinan, meskipun tidak terjadi

perdarahan. Dari segi hasil, anemia selama kehamilan memiliki efek

merugikan, termasuk kematian embrionik dan perinatal, kelahiran

prematur, potensi kecacatan, dan berkurangnya cadangan besi.

Ibu hamil umumnya mengalami berbagai keluhan, antara lain

perasaan lemas, lesu, mudah tersinggung, kepala terasa ringan, dan

jantung berdebar-debar. Setelah diperiksa, terlihat bahwa wanita

hamil tersebut menunjukkan kepucatan pada wajah, kelopak mata,

lidah, dan telapak tangan. Berdasarkan temuan yang diperoleh dari

percobaan laboratorium: Kadar hemoglobin <11 gram per desiliter.

Dampak anemia selama kehamilan: Sistem kekebalan ibu hamil

terganggu, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit, juga

menghambat pertumbuhan janin dan mengakibatkan berat badan

lahir rendah dan kelahiran prematur.

Anemia berat, yang didefinisikan sebagai kadar hemoglobin di

bawah 6 gram per desiliter, bisa menimbulkan berbagai potensi


19

bahaya. Kematian janin, persalinan prematur yang terjadi sebelum

usia kehamilan 37 minggu, persalinan lama, dan perdarahan

postpartum.

(2) Malaria

Malaria ialah penyakit menular yang lazim yang terus bertahan di

daerah pedesaan, terutama mempengaruhi populasi manusia. Diakui

secara luas bahwa episode malaria bermanifestasi secara sporadis

tetapi konsisten menurut pola yang telah ditentukan. Serangan itu

bermanifestasi sebagai demam tinggi disertai menggigil.

Selain menyebabkan kerusakan sel, adanya sel darah yang

berwarna merah bisa mengakibatkan berkembangnya anemia, yang

bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam

kandungan. Infeksi malaria berpotensi menginduksi infeksi plasenta,

sehingga secara progresif menghambat transfer nutrisi ke janin dan

mengakibatkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan janin.

Prevalensi infeksi malaria cenderung lebih tinggi selama

kehamilan sebab penurunan daya tahan tubuh ibu, yang membuat ibu

hamil lebih rentan terhadap berbagai bentuk infeksi. Keluhan yang

dialami ibu saat hamil meliputi gejala seperti suhu tubuh yang

meningkat, gemetaran, sakit kepala, dan sering muntah-muntah.

Malaria, bila disertai demam, suhu tubuh tinggi, dan anemia, dapat

berdampak signifikan pada ibu hamil dan kehamilannya. Ada potensi

risiko yang terkait dengan prosedur dan kejadian medis tertentu,


20

seperti aborsi, kematian janin dalam rahim (IUFD), dan kelahiran

prematur.

(3) Tuberkulosa Paru

Batuk terus-menerus, penyembuhan yang tidak adekuat,

kehilangan nafsu makan, kondisi fisik yang melemah, dan

hemoptisis ialah beberapa gejala yang mungkin dialami individu.

Penyakit khusus ini tidak berdampak langsung pada janin yang

sedang berkembang. Janin yang baru lahir menjadi terinfeksi setelah

melahirkan. Tuberkulosis berat berpotensi menurunkan kondisi fisik

ibu sehingga menurunkan tingkat energi dan produksi ASI.

Ada beberapa potensi risiko yang terkait dengan kehamilan,

antara lain terjadinya keguguran, kelahiran prematur, dan kematian

janin. Asma Prevalensi asma selama kehamilan diperkirakan sekitar

0,5-1% dari jumlah total kehamilan. Eksaserbasi asma biasanya

bermanifestasi antara minggu kehamilan 24 dan 36, dengan kejadian

yang jarang diamati pada tahap akhir kehamilan.

Dampak kehamilan pada asma menunjukkan variabilitas antar

individu, termasuk dalam konteks kehamilan ganda yang dialami oleh

individu yang sama. Terjadinya dan intensitas serangan akan

berdampak pada hipoksia yang dialami ibu maupun janin. Dianjurkan

untuk meminimalkan paparan faktor pencetus seperti infeksi saluran

pernapasan atas, alergen, udara dingin, dan faktor psikologis. Potensi

komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan antara lain


21

keguguran, persalinan prematur, dan gangguan pertumbuhan janin.

(4) Penyakit Jantung

Individu mengalami berbagai keluhan, termasuk gejala seperti

sesak napas, jantung berdebar, sensasi berat di dada, nyeri sesekali,

denyut nadi cepat, dan kaki bengkak. Gejala-gejala ini bisa

mengindikasikan potensi bahaya, seperti peningkatan beban pada

jantung dan kemungkinan kelahiran prematur. Selama proses

persalinan, kondisi yang dikenal dengan berat badan lahir rendah

(BBLR) bisa terjadi. Stillbirth ialah kejadian tragis di mana bayi lahir

tanpa tanda-tanda kehidupan. Penyakit kardiovaskular memiliki

dampak yang merugikan pada kesehatan ibu selama kehamilan dan

perkembangan janin. Jika ibu mengalami hipoksia dan sianosis, hal itu

bisa berdampak negatif pada konsepsi dan berpotensi menyebabkan

kematian janin, yang selanjutnya mengakibatkan abortus.

Kehamilan dan penyakit jantung yang berdampingan selalu

menimbulkan pengaruh timbal balik, karena tuntutan fisiologis

kehamilan bisa membebani kondisi jantung yang sudah ada

sebelumnya, sehingga berpotensi berdampak pada pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam kandungan.

Sistem kardiovaskular yang sehat memiliki kapasitas untuk

beradaptasi dengan perubahan fisiologis yang disebabkan oleh

kehamilan. Perubahan ini meliputi perpindahan jantung dan pembuluh

darah akibat pembesaran diafragma, perubahan fungsi jantung akibat

aktivitas hormonal yang meningkat, hemodilusi darah dengan kejadian


22

puncak antara usia kehamilan 28 hingga 32 minggu, peningkatan

kebutuhan janin. makanan dan pertumbuhan di dalam rahim, dan

pemulihan sirkulasi darah setelah pengeluaran plasenta karena

kontraksi rahim dan penghentian aliran darah plasenta. Infeksi

postpartum sering terjadi setelah persalinan.

Selama kehamilan, penyakit jantung dikategorikan menjadi empat

stadium berdasarkan penilaian klinis: kelas I, II, III, dan IV. Selama

kehamilan, individu dalam stadium penyakit jantung Kelas I biasanya

tidak menunjukkan gejala saat melakukan aktivitas normal. Dengan

tidak adanya kendala pada gerak tubuh yang khas, Di Kelas II,

individu biasanya tidak menunjukkan gejala saat istirahat. Namun,

aktivitas fisik mereka dibatasi, dan mereka mungkin mengalami

tanda-tanda gagal jantung seperti kelelahan yang berlebihan, jantung

berdebar, sesak napas, dan berpotensi nyeri dada. Selain itu, individu

di kelas ini juga dapat menunjukkan edema di kaki atau tangan

mereka. Di Kelas III, rentang gerak sangat terbatas karena manifestasi

gejala gagal jantung bahkan dengan aktivitas fisik minimal. Saat

istirahat, individu di Kelas IV menunjukkan manifestasi yang

menunjukkan gagal jantung.

Selama kehamilan, denyut jantung ibu mengalami peningkatan

untuk mengakomodasi tuntutan fisiologis yang terkait dengan

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam lingkungan rahim.

Peningkatan ini berjumlah kira-kira 10 denyut per menit,

menghasilkan peningkatan kumulatif sebesar 41.172.000 denyut


23

selama masa kehamilan. Dalam kasus jantung yang sehat, peningkatan

ini bisa dikompensasi dengan cara yang tidak menghambat

perkembangan dan pematangan embrio di dalam rahim.

Dalam kasus penyakit kardiovaskular yang menyertai kehamilan,

peningkatan denyut jantung bisa memberikan tekanan berlebihan pada

miokardium, yang menyebabkan keadaan insufisiensi jantung. Puncak

gagal jantung akan terletak di: Puncak hemodilusi darah biasanya

terjadi antara 28 sampai 32 minggu kehamilan. Selama persalinan,

ketika plasenta dikeluarkan, sejumlah besar darah kembali ke sirkulasi

umum untuk memfasilitasi produksi ASI selama menyusui. Proses ini

mengharuskan jantung mengerahkan kekuatan tambahan untuk

membentuk ASI dalam jumlah yang cukup, yang bisa menyebabkan

perdarahan pascapersalinan. Selanjutnya, terjadinya infeksi

postpartum lebih mungkin, mengharuskan jantung untuk melakukan

pekerjaan tambahan.

Penyakit kardiovaskular memiliki potensi untuk mempengaruhi

perkembangan prenatal dan pertumbuhan janin, yang menyebabkan

hasil yang merugikan seperti keguguran, kelahiran prematur

(5) Diabetes Mellitus

Ada spekulasi mengenai adanya kencing manis pada wanita hamil.

Telah diamati bahwa ibu yang sebelumnya telah melahirkan bayi

mungkin mengalami kejadian di mana janin mengalami kematian

selama kehamilan tertentu, khususnya pada minggu-minggu terakhir.

Adanya glukosa dalam urin atau disebut juga glikosuria bisa


24

menyebabkan berbagai bahaya antara lain persalinan prematur,

hidramnion, cacat lahir, makrosomia, kematian janin selama

kehamilan antara minggu dan 36 minggu, serta kematian perinatal

(merujuk pada bayi yang lahir hidup tetapi tidak bertahan lebih dari 7

hari).

Diabetes sering bermanifestasi sebagai komplikasi selama

persalinan, muncul sebagai inersia uterus atau atonia uteri, distosia

bahu akibat persalinan bayi makrosomia, peningkatan kemungkinan

terminasi melalui intervensi seperti operasi caesar, kerentanan tinggi

terhadap infeksi, dan peningkatan angka kematian ibu. Diabetes sering

timbul akibat infeksi nifas dan sepsis, sehingga menghambat proses

penyembuhan luka di jalan lahir, termasuk robekan perineum dan

insisi episiotomi.

(6) Kelainan Kelenjar Tiroid

Gangguan kelenjar tiroid bisa bermanifestasi dalam dua bentuk

yang berbeda, yaitu morbus basedowi yang ditandai dengan

hipertiroidisme, dan miksedema yang berhubungan dengan

hipotiroidisme. Selama kehamilan, kelenjar tiroid mengalami

peningkatan beban kerja karena tuntutan metabolisme yang

meningkat, sehingga terjadi peningkatan metabolisme sebesar 15%

hingga 25%. Kelenjar tiroid yang bisa ditemukan di daerah leher

berpotensi mengalami pertumbuhan yang nyata.

2.3 Penelitian Terkait


25

Menurut temuan Desti Widya A (2016) terdapat hubungan antara

usia ibu dengan kejadian persalinan prematur. Secara khusus, ibu

dengan usia <20 tahun atau <35 tahun lebih mungkin mengalami

kelahiran prematur. Hal ini disebabkan karena sistem reproduksi

individu dengan usia <20 tahun belum sepenuhnya berkembang untuk

mendukung kehamilan.

Menurut temuan riset yang dilakukan oleh Irma Wahyuni pada

tahun 2014, ditemukan adanya peningkatan tiga kali lipat kejadian

blighted ovum pada kelompok paritas grande multipara. Hasil analisis

statistik menunjukkan korelasi yang signifikan antara paritas ibu dan

terjadinya Blighted Ovum pada individu hamil. Temuan ini sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Annisa (2010) yang mengatakan

bahwa jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita sangat

berperan dalam menentukan kesejahteraan ibu dan janin, baik selama

kehamilan maupun persalinan.

Menurut temuan riset milik Ni Luh Dina (2015) tentang faktor-

faktor yang terkait kejadian abortus di RSUD Ungaran Kabupaten

Semarang terungkap bahwa ibu hamil yang berada pada usia lebih

muda (<20) atau lebih tua (> 35) memiliki peluang 3.451 kali lebih

tinggi untuk mengalami abortus spontan. Selain itu, ibu hamil dengan

jarak kehamilan berisiko (<2 atau >5) berpeluang 2.709 kali lebih tinggi

untuk mengalami abortus spontan.

2.4 Kerangka Teori


26

Faktor resiko kehamilan:


1. Primigravida <20 dan > 35 tahun
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan <2 tahun
4. Tinggi badan 145 cm atau
kurang
5. Penyakit ibu hamil
6. LILA <23,5 Cm
7. Kelainan tulang belakang atau
panggul
(Sumber : Anik Maryunani.2016)

Gambar 2.1 Kerangka Teori

2.3 Kerangka Konsep

Faktor resiko kehamilan:


1. Usia
2. Paritas
3. Jarak
4. Tinggi badan 145 cm atau
kurang
5. Penyakit ibu hamil

(sumber: Anik Maryunani. 2016)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini memanfaatkan metodologi penelitian kuantitatif,

seperti yang didefinisikan oleh V. Wiratna Sujarweni (2014: 39), yang

mengacu pada pendekatan riset yang menghasilkan temuan melalui

pemanfaatan prosedur statistik atau metode kuantifikasi lainnya.

Metodologi riset yang dimanfaatkan dalam riset ini bersifat

kuantitatif, karena melibatkan pengumpulan dan analisis data dalam

bentuk numerik.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Panjang Kota Bandar Lampung.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2023.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam riset ini ialah

peneltian deskriptif, dengan tujuan memberikan gambaran yang

komprehensif tentang suatu fenomena tertentu yang terjadi di ranah

publik. Survei deskriptif biasanya dimanfaatkan untuk mengevaluasi

kondisi tertentu dan menetapkan program pemeliharaan selama

periode waktu tertentu. Selanjutnya temuan-temuan yang diperoleh


28

dari survei tersebut dimanfaatkan untuk menyusun rencana

penyempurnaan program yang sudah ada (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian deskriptif mengacu pada jenis riset yang dilakukan untuk

memastikan signifikansi variabel independen, apakah itu variabel

tunggal atau variabel ganda, tanpa melakukan perbandingan atau

membangun hubungan dengan variabel lain. Riset ini dilakukan

dengan tujuan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data yang

telah dikumpulkan untuk menarik kesimpulan yang valid (Sugiyono,

2016).

3.4 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi mengacu pada kelompok objek atau subjek tertentu yang

memiliki jumlah dan karakteristik tertentu, sebagaimana ditentukan

oleh peneliti, dan dipilih untuk dipelajari dan selanjutnya dianalisis

(Sugiyono, 2016). Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Panjang

terdapat 194 ibu hamil yang tergolong berisiko tinggi yang menjalani

perawatan di Puskesmas Rawat Inap Panjang selama tahun 2022.

b. Sampel

Sampel mewakili sebagian dari populasi dan mencakup berbagai

atribut numerik dan kualitatif (Sugiyono, 2016:81). Sampel pada riset

ini ialah semua ibu hamil yang berisiko tinggi berdasarkan register di

Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022.


29

c. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dimanfaatkan dalam riset ini

ialah nonprobability sampling, yaitu metode yang tidak menjamin

keterwakilan yang sama atau proporsional dari semua unsur atau

anggota populasi dalam proses pemilihan sampel. Metode pengambilan

sampel yang dimanfaatkan dalam riset ini ialah metode total atau sensus

sampling, karena melibatkan pengambilan sampel seluruh anggota

populasi (Sugiyono, 2017: 142).Menurut Sugiyono (2017:142), total

sampling ialah teknik pengambilan sampel dimana semua anggota

populasi dimasukkan sebagai sampel.

3.5 Variabel Penelitian

Konsep variabel merupakan subjek kajian yang mendapat perhatian

signifikan dalam riset akademik (Arikunto, 2010). Menurut Notoatmodjo

(2012), variabel ialah karakteristik, atribut, atau dimensi yang diperoleh

melalui studi sistematis tentang suatu materi pelajaran tertentu untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentangnya. Variabel pada

penelitian ini yaitu faktor resiko kehamilan.

3.6 Definisi Operasional

Istilah "definisi operasional" mengacu pada deskripsi yang

menguraikan batasan variabel. Berkaitan dengan aspek atau karakteristik

tertentu yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,

2012).
30

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur

1 Usia Usia ibu hamil yang Studi Format 0. Beresiko, bila Ordinal
dihitung sejak lahir dokumentasi checkli usia <20 dan
sampai persalinan laporan pada st >35 tahun
tahun 2022 1. Tidak beresiko,
bila usia ≥20
dan ≤35 tahun
(Maryunani,2016).
2 Paritas Paritas ialah Studi Format 0. Beresiko, jika jumlah Ordinal
(terlalu banyaknya anak yang dokumentasi checkli anak > 4
banyak) dilahirkan oleh ibu laporan pada st 1. Tidak beresiko, jika
sampai dengan tahun 2022 jumlah anak ≤ 4
anak (Maryunani, 2016).
terakhir.
3 Jarak Ibu dengan anak Studi Format 0. Beresiko, jika jarak Ordinal
pertama terkecil ≤ 2 dokumentasi checkli <2 dan > 5 tahun
tahun namun tersebut laporan pada st 1. Tidak beresiko, jika
telah mengalami tahun 2022 jarak ≥2 dan <5 tahun
kehamilan (Maryunani,2016 dan
berikutnya. BKKBN,2015).
4 Tinggi Resiko kehamilan Studi Format 0. Beresiko, jika Ordinal
badan jika ibu hamil yang dokumentasi checkli tinggi badan <145
tingginya <145 cm laporan pada st cm
tahun 2022 1. Tidak beresiko,
jika tinggi badan ≥
145 cm
(Maryunani, 2016).
5 Penyakit Penyakit yang Studi Format 0. Beresiko,jika Ordinal
ibu hamil Menyertai ibu pada dokumentasi checklis memiliki penyakit
saat hamil yaitu laporan pada t 1. Tidak beresiko, jika
Anemia, malaria, tahun 2022 tidak memiliki
tuberkulosis paru, penyakit
payah jantung, (Koblinsky, 2013)
diabetes mellitus,
HIV/AIDS,
toksoplasmosis, dan
preeklamsia ringan.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data mengacu pada proses pencatatan peristiwa, hal,

atau gambaran secara sistematis, baik sebagian maupun seluruhnya,


31

dengan tujuan untuk mendukung atau memperlancar suatu riset (Arikunto,

2010).

Data yang dimanfaatkan dalam riset ini diklasifikasikan sebagai

data sekunder, yang diperoleh dari sumber sekunder, berbeda dengan data

primer yang diperlukan untuk riset ini. Data sekunder didapat dari

register kehamilan di Puskesmas Rawat Inap Panjang tahun 2022. Langkah

pengumpulan datanya dengan mencatat jumlah ibu hamil berisiko tinggi,

mengolah data dengan cara coding, membuat tabel analisa data,

melakukan analisa data dengan menghitung distribusi frekuensi.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data ialah prosedur penting dalam riset, membawa

kepentingan yang signifikan. Salah satu kegiatan yang terlibat dalam

proses pengolahan data ialah:

a. Editing Proses

Proses penyuntingan dalam suatu riset melibatkan pemeriksaan dan

analisis data pemeriksaan yang dikumpulkan. Kegiatan yang tercakup

dalam tugas ini melibatkan penjumlahan, penyelesaian semua bidang

yang diperlukan, dan perbaikan kesalahan.

b. Coding

Tindakan memberikan kode bisa dilakukan baik sebelum atau

sesudah pengumpulan data yang disimpan. Untuk memfasilitasi

pemrosesan yang efisien, disarankan untuk menyediakan deklarasi

variabel secara eksplisit dalam kode, khususnya saat menangani

klasifikasi data. Selama fase pemrosesan, kode sekali lagi ditugaskan ke


32

variabel asli. Jika seseorang bermaksud untuk memanfaatkan komputer

untuk pengolahan data, maka diperlukan kode atau instruksi

pemrograman yang relevan (Arikunto, 2010). Tujuan dari riset ini ialah

memberikan analisis akademis tentang metodologi pengkodean yang

dimanfaatkan untuk menilai status keseluruhan ibu hamil berisiko

tinggi:

1) Kode 0 apabila masuk kategori risiko tinggi kehamilan.

2) Kode 1 apabila tidak masuk kategori risiko tinggi

kehamilan.

c. Tabulating

Persiapan data melibatkan pengorganisasian data yang sistematis

untuk memfasilitasi peringkasan, pengaturan, dan analisisnya yang

efisien. Proses tabulasi bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah

satunya dengan memanfaatkan teknologi komputer.

3.9 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam riset ini bersifat univariat,

dengan tujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik yang

berbeda dari masing-masing variabel riset. Secara umum, analisis ini

hanya berfokus pada pembangkitan nilai distribusi dan persentase dari

suatu variabel tertentu (Notoatmodjo, 2012).

3.10 Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2012), kajian kode etik berkaitan dengan

pedoman etik yang berlaku pada setiap kegiatan riset yang melibatkan
33

interaksi antara peneliti, subjek riset, dan masyarakat umum. Pedoman ini

bertujuan untuk memastikan bahwa temuan riset memiliki dampak positif.

Tingkat hubungan antara peneliti dan responden yang mereka pelajari

bergantung pada data atau informasi spesifik yang sedang dicari. Informasi

atau data yang berkaitan dengan peserta harus dirahasiakan, tanpa alasan

yang dibenarkan untuk mengungkapkannya kepada individu lain, terlepas

dari pengetahuan atau minat mereka pada pekerjaan peneliti, untuk

mencapai tujuan riset. Peneliti harus menjaga privacy responden

(Notoatmodjo, 2012).
34

DAFTAR PUSTAKA

Antari, G. Y. (2022). Gambaran Komplikasi Ibu Hamil Risiko Tinggi (4T). Jurnal
Rumpun Ilmu Kesehatan, 2(2), 10-14.

Dinkes (2022). Profil UPT Puskesmas Rawat Inap Panjang

Fitriani, L., Firawati. &Raehan. (2022). Buku Ajar Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish. Hal.53-54.

Handayani, F., & Fauziah, W. (2022). Determinan Kejadian Ibu Hamil Resiko
Tinggi Berdasarkan Karakteristik Di Rumah Sakit Daerah Subang.
Jurnal Surya Muda, 4(2), 196-205.

Kemenkes Republik Indonesia (2020). Riskesdas. Http ://www.kemkes.go.id

Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB. Jakarta : EGC

Maryunani, A. (2016). Buku Praktis Kehamilan Dan Persalinan Patologis


( resiko tinggi dan komplikasi) dalam Kebidanan. Jakarta: CV.
Trans Info Media.

Mufidaturrosida, A., Utaminingtyas, F., & Sasanti, S. D. (2022). Studi Deskriptif


Implementasi Pendampingan Ibu Hamil Risiko Tinggi Oleh
Mahasiswa Kebidanan Melalui Program OSOC. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 21(2).

Mutiara, S., Fariningsih, E., & Mastikana, I. (2022). Faktor yang Berhubungan
dengan Terjadinya Resiko 4T dalam Kehamilan di Puskesmas
Kampar Kiri. JUBIDA, 1(1), 27-33.

Notoatmojo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta

Rochjati, P. (2011). skrining Antenatal Pada Ibu Hami. Surabaya : Pusat


Penerbitan dan Percetakan Unair.

Anda mungkin juga menyukai