Anda di halaman 1dari 75

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG

KONTRASEPSI IMPLANT DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN

MASSIANA KABUPATEN SINTANG

TAHUN 2023

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Program Studi DIII Kebidanan

Oleh :
DESI ALBINA MINA
NIM : 201108115401008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KAPUAS RAYA (STIKARA)

SINTANG PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diperiksa Dengan Teliti Dan Disetujui Oleh Pembimbing

Untuk Diujikan

Sintang,24 Agustus 2023

Pembimbing I

( Rizki Amartani, S,ST.,M.Kes )

NIDN. 1101028802

Pembimbing II

( Yunida Haryanti, S.ST.,M.Kes )

NIDN.1115068601
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang kontrasepsi implant di Praktik


Mandiri Bidan Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023”

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diujikan Dan Disahkan Didepan Tim penguji

Sintang, 24 Agustus 2023

Pengesahan,

Nama TTD

Pembimbing 1 : Rizki Amartani, S.ST.,M.Kes …………………….

NIDN. 1101028802

Pembimbing II : Yunida Haryanti, S.ST.,M.Kes …...…………….......

NIDN. 1115068601

Penguji : Ns. Novin Yetiani, S.Kep.,M.Kep ……………………..


NIDN. 0711118602

Mengetahui,

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya (STIKARA) Sintang Ketua Program Studi DIII
Kebidanan

(Paskalia Tri Kurniati, S.ST.,M.Kes)


NIDN. 1114049201
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Desi Albina Mina

Nim : 201108115401008

Tingkat :3

Semester :6

Judul KTI : Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur


Tentang Kontrasespsi Implant di Praktik
Mandiri Bidan Massiana Kabupaten Sintang
Tahun 2023.

Saya yang menyatakan bahwa KTI ini sepenuhnya karya saya sendiri.

Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan

saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak

sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas perhatian ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang di

jatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya tulis ini,atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya tulis saya ini.

Sintang,Oktober 2023

Yang membuat pernyataan

(Desi Albina Mina)


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang
Kontrasepsi Implant Di Praktik Mandiri Bidan Massiana Kabupaten Sintang Tahun
2023”.

Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kapuas Raya (STIKARA) Sintang.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak mengalami
hambatan dan kesulitan,namun atas bimbingan dari berbagai pihak,peneliti dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan
ini,peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Uray B, Asnol,,MM.,M.,Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas
Raya (STIKARA) Sintang.
2. Paskalia Tri Kurniati, S.ST., M.,Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya (STIKARA) Sintang.
3. Rizki Amartani, S.ST., M.,Kes selaku pembimbing 1 karya tulis ilmiah yang telah
memberikan bimbingan,pengarahan,dan motivasi serta waktu yang diberikan pada
peneliti.
4. Yunida Haryanti, S.ST., M.,Kes selaku pembimbing II karya tulis ilmiah yang telah
memberikan bimbingan,pengarahan,dan motivasi serta waktu yang diberikan pada
peneliti.
5. Ns. Novin Yetiani, S.Kep,. M,.Kep selaku penguji Karya Tulis Ilmiah yang telah
banyak memberikan masukan,saran serta kritikan yang membangun pada peneliti.
6. Massiana, S.Tr.Keb.Bd sebagai pimpinan PMB yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
7. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya (STIKARA)
Sintang yang telah membekali ilmu kepada peneliti yang sangat bermanfaat.
8. Kepada pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang sangat membantu
peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang tidak mungkin peneliti
sebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu
kritik dan sarannya yang bersifat membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak
untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Peneliti juga meminta maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti
pada khususnya.

Sintang, Oktober 2023


Mengetahui,

Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………..……………………………....i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………..…………...................ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………..………………....iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH……………...………...iv
KATA PENGANTAR...………………………………………………...…………..v
DAFTAR ISI..............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..x
DAFTAR ISTILAH……………………………………………………………..….xi
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………….…..…xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..…xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………..….xv
ABSTRAK……………………………………………………………………….…..xvi
ABSTRACT…………………………………………………………………………xvii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian…. ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian……...................................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................................... 6
F. Keaslian Penelitian ............................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ...................................................................................................11
B. Kerangka Teori.................................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian…………………………….... .............................................. 30
B. Variabel Penelitian…………………………………………………………….30
C. Definisi Operasional Variabel…………………………………………………31
D. Populasi dan Sampel…………………………………………………………..32
E. Alat dan Metode pengumpulan data…………………………………………...32
F. Etika Penelitian………………………………………………………………...36
G. Metode Pengolahan Data……………………………………………………....38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian……………………………39

B. Hasil Penelitian……………………………………………..……39

C. Pembahasan………………………………………………………42

D. Keterbatasan Penelitian…………………………..………………47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………….48

B. Saran……………………………………………………….……..49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian………………………………………………………….....8
Tabel 2.1 Pemilihan Metode Kontrasepsi
Rasional……………………………………..23
Tabel 3.1 Definisi Operasional………………………………………………………….32
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner……………….……………………….…………………35
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………………..……31


DAFTAR ISTILAH

Analysis : Analisis
Sickle cell : Anemia
Urge : Keinginan
Social : Sosial
Motive : Alasan
Implant : Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas
sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya
sedikit lebih pendek daripada batang korek api dan dalam
setiap batang mengandung hirmon levonorgestrel yang dapat
mencegah terjadinya kehamilan.
Favorable : Pernyataan yang mendukung atau memihak objek
penelitian,sedangkan pernyataan
Unfavorable : Pernyataan yang tidak mendukung atau tidak memihak
Univariate : Analisa yang dilakukan menganalis tiap variable dari
hasil penelitian
Konsepsi : Peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma
Reversible : Sebuah proses yang bias “dibalik” dengan cara sangat
kecil perubahan dalam beberapa property dari system
tanpa produksi entropi (yaitu disipasi energy)
Ovulasi : Proses pelepasan telur yang telah matang tersebut dari
dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi
untuk di buahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah
hari pertama silus mentruasi atau 14 hari sebelum haid
berikutnya.
Anonymity : Tanpa nama
Aplication : Aplikasi
Coding : Memberikan kode
Compeherensif : Memahami
Confidentiallity : Kerahasiaan
Editing : Menyunting data
Evaluation : Evaluasi
Informed Consent : Persetujuan Tindakan
Know : Tahu
Morbiditas : Angka Kesakitan
Scoring : Memberikan Skor
Synthesis : Sintesis
Tabulatting : Menyusun Data
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar konsultasi

Lampiran 2 : Surat Permohonan Data

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Jawaban Kuesioner

Lampiran 5 : Lampiran Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 6 : Lampiran Persetujuan Menjadi Responden


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas Raya Sintang

Program Studi Diploma III Kebidanan

Karya Tulis Ilmiah, Okotober 2023

Nama : Desi Albina Mina

Nim : 201108115401008

“Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang

Kontrasepsi Implant Di Praktik Mandiri Bidan Massiana Kabupaten

Sintang Tahun 2023”

Xvi+ 5 BAB + 49 halaman + 9 lampiran + 6 tabel + 1 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang: Keluarga berencana merupakan upaya mewujudkan

keluarga yang berkualitas dan membentuk generasi penerus yang sehat dan

cerdas. Implant merupakan salah satu metode kontrasepsi yang memiliki

cakupan rendah dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. Wilayah

Kabupaten Sintang bisa terbilang memiliki pengetahuan yang cukup rendah

terhadap kontrasepsi Implant.


Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan tentang Implant pada Pasangan Usia Subur di wilayah

Kabupaten Sintang Tahun 2023.

Metode penelitian: yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.

Hasil & Kesimpulan : Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan usia

subur yang menggunakan kontrasepsi selain Implant pada 3 bulan terakhir

yaitu pada bulan Mei, Juni, Juli yaitu berjumlah 236 orang,sedanglan sampel

dalam penelitian ini adalah bagian dari pasangan usia subur yang di ambil

dari banyak nya populasi yaitu 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang

baik terhadap kontrasepsi Implant.

Saran : Diperlukan upaya program Keluarga Berencana berupa Komunikasi,

Informasi dan Edukasi (KIE) pada para Pasangan Usia Subur yang masih

ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan kehamilan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Implant, Pasangan Usia Subur (PUS)


Institusi Of Health Sciences Kapuas Raya Sintang

Name : Desi Albina Mina

Nim : 201108115401008

“Description Of Knowledge Of Couples Of Chilbearing Age Regarding

Contraceptive Implants In Massiana ,Sintang Regency In 2023’.

Xvi+5 BAB + 49 Pages + 9 attachments + 6 tables + 1 table

ABSTRACT

Background : Family planning is an effort to create a quality family and form

healthy and intelligent next generation. Impants are a contraceptive method

that

has a relatively low cost compared to other contraceptive methots. The sintang

regency area can be said to have quite low knowledge of implant

contraceptions.

Objective : The aim of this research is to level of knowledge about implant

contraception among couples of childbearing age in the sintang district in

2023.

Research method : the method used is a quantitative research method.


Reaults & conclusions : the populations in this study were couples of

childbearing age who used contraception other than implans in the last 3

mount,

namely in may,june, july, totaling 236 pople, while the sample in this study

was

part of couples of childbearing age taken from the population, namely 35

pople.

The research results showed that the majority of respondents had a poor level

of knowledge regarding implant contraception.

Sugestion: family planning program efforts in the from of communication,

information and educations ( KIE) are needed for couples of childbearing age

who still want to postpone pregnancy or want to space pregnancies apart.

Keywords: knowledge, implants, couples of childbearing age.


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa pengguna

kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia,terutama di Asia dan amerika

latin dan data terendah berada di sub-sahara Afrika. Secara global,pengguna

kontasepsi modern meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi

57,4% pada tahun 2014. Secara regional,perporsi pasangan usia subur usia 15-49

tahun melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern meningkat minimal 6

tahun terakhir. Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia meningkat dari 60,9%

menjadi 61,6%,sedangkan Amerika latin dan karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi

67,0% diperkirakan 225 juta perempuan di Negara-negara berkembang ingin

menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode kontrasepsi

apapun dengan berbagai alasan sebagai berikut: terbatasnya pilihan metode

kontrasepsi dan pengalaman efek samping kebutuhan yang belum terpenuhi untuk
kontrasepsi yang masih terlalu tinggi. Ketidakadilan di dorong oleh pertumbuhan

populasi (WHO,2014).

Program keluarga berencana(KB) yang telah di galakkan pemerintah menjadi

sangat penting sebagai pengendalian peledakan penduduk dan Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2017 mendapatkan 9.572

akseptor (76,52%) PUS (pasangan usia subur) dengan rincian pengguna kontrasepsi

74.772 akseptor, kontrasepsi IUD 4,68%, MOP 0,38%, MOW 1,25% Implant

6,38%,Suntikan 46,19%, Pil 39,76%,Kondom 1,36%, dari data di atas dapat kita lihat

metode kontrasepsi suntik adalah metode terbanyak di gunakan (BKKBN 2017). Hal

ini bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasangan usia subur tentang

kontrasepsi lain khususnya kontrasepsi jangka panjang seperti IUD dan Implant.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (DINKES) Kabupaten Sintang Tahun 2019

jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) adalah 13,91% sedangkan metode kontrasepsi

yang paling banyak di gunakan adalah KB suntik sebesar 46,19%,dan pengguna

kontrasepsi Implant adalah sebesar 6,38%,daerah di Kabupaten Sintang yang paling

banyak menggunakan kontrasepsi Implant adalah kecamatan sepauk sebesar

6,960%,yang paling sedikit adalah kecamatan Kelam permai 2,292%, yang kedua

adalah Ketungau hilir 2,810%,yang ketiga adalah Kayan hulu 3,826%,yang keempat

adalah Ketungau hulu 2,292%,yang kelima dedai 4,243% (DINKES Kabupaten

Sintang,2019).

Jenis Kontrasepsi Implant adalah metode kontrasepsi yang berupa batang atau

kapsul silastik yang berisi hormone progesterone,pemasangan implant dilakukan

dengan cara memasukkan alat yang berupa batang atau kapsul silastik ini kebawah

kulit melalui insisi (Saiffudin,2013). Implant atau susuk ini merupakan salah satu

metode kontrasepsi hormonal yang berbentuk batang dengn panjang 4 cm didalamnya


terdapat hormone proesteron,hormone tersebut akan dilepaskan secara perlhan dimana

akan bekerja dengan efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3-5 tahun, kemudian dari

mulai pemakaian sampai 1 minggu disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi

tambahan seperti kondom. Sama seperti alat kontrasepsi hormonal lainnya, implant

juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi akseptor dan dapat menyebabkan

kenaikan berat badan selama penggunaannya,efek samping utama adalah adanya

perdarahan bercak dan amenorrhea. (BKKBN,2016.

Kontrasepsi implant memiliki keuntungan dibandingkan dengan metode

kontrasepsi lainnya, dimana implant merupakan kontrasepsi yang memiliki daya guna

paling tinggi dengan kegagalan 0,3 per 100 tahun (Marliza, 2013). Kontrasepsi

implant menjadi salah satu jenis kontrasepsi dimana implant ini memiliki daya guna

yang tinggi. Implant memiliki perlindungan jangka panjang dengan pengembalian

kesuburan yang cepat setelah dilakukan pencabutan, selain itu kontrasepsi implant

tidak mengganggu dalam kegiatan senggama, tidak diperlukan kontrol bila tidak

adanya keluhan selama pemakaian kontrasepsi, dan tidak dapat mengganggu produksi

ASI. Dalam pemasangan kontrasepsi implant ini tidak diperlukan pemeriksaan dalam

dan pencabutannya pun dapat dilakukan sesuai kebutuhan akseptor. Beberapa hal

tersebut tidak dimiliki oleh metode kontrasepsi jangka panjang yang lainnya dengan

kontrasepsi implant, misalnya tidak mengganggu produksi ASI sehingga kontrasepsi

implant ini dapat digunakan oleh semua ibu dalam usia reproduksi (Saifuddin, 2013).

Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di PMB Massiana diketahui

Pasangan Usia Subur dengan pengguna kontrasepsi pada bulan Januari berjumlah 70

orang, Februari berjumlah 14 orang, bulan Maret berjumlah 76 orang, April

berjumlah 102 orang, Mei berjumlah 120 orang, bulan Juni berjumlah 34 orang, bulan

Juli berjumlah 82 orang, jadi keseluruhan pengguna akseptor sebanyak 498 orang di
bulan Januari – Juli Tahun 2023 dengan pengguna Implant tiga tahun terakhir

sebanyak 15 akseptor. Hasil wawancara kepada 5 pengguna akseptor KB non Implant

diketahui bahwa mereka tidak mengerti terkait KB Implant,2 orang mengatakan

pernah mendengar terkait KB Implant,3 orang mengatakan hanya mengetahui KB

Suntik dan pil saja, sebelumnya sudah diberikan konseling tentang kontrasepsi oleh

tenaga kesehatan, namun ada beberapa akseptor yang belum memahami kontrasepsi

Implant.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian terkait pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi Implant,

adapun judul dalam penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia

Subur Tentang Kontrasepsi Implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun

2023

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

yaitu “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang

Kontrasepsi Implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang kontrasepsi

Implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang pengertian atau

defenisi kontrasepsi Implant di PMB Masiana Kabupaten Sintang Tahun 2023.


b) Mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang cara kerja kontrasepsi

Implant di PMB Masiana Kabupaten Sintang Tahun 2023.

c) Mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang keuntungan

kontrasepsi di BPM Masiana Kabupaten Sintang Tahun 2023.

d) Mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang efek samping Implant

di PMB Masiana Kabupaten Sintang Tahun 2023.

e) Mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang syarat yang boleh

menggunakan kontrasepsi Implant di PMB Masiana Kabupaten Sintang Tahun

2023.

f) Mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang syarat yang tidak boleh

menggunakan kontrasepsi Implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang

Tahun 2023.

g) Mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang tempat pemasangan

Implant di PMB Masiana Kabupaten Sintang Tahun 2023.

h) Mengetahui pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang prosedur pelepasan

kontrasepsi Implant di PMB Masssiana Kabupaten Sintang Tahun 2023.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi petugas kesehatan

Sebagai masukan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna pelayanan

kesehatan. Khususnya dalam memberikan pelayanan tentang kontrasepsi Implant

kepada pasangan usia subur agar menambah minat masyarakat untuk

menggunakan kontrasepsi Implant.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar

dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.


3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan KB Implant bagi ibu

4. Bagi Bidang Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan

perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang dan lebih memahami

tentang pengetahuan Kontrasepsi Implant.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut

1. Jenis Penelitian : Penelitian Deskriptif-Kuantitatif

2. Subjek Penelitian : Pasangan Usia Subur (PUS)

3. Objek Penelitian : Pasangan Usia Subur yang tidak menggunakan

kontraepsi Implant

4. Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilakukan di PMB Massiana

5. Waktu Penelitian : Oktober 2023

6. Alasan meneliti : Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan

Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi implant di PMB Massiana

Kabupaten Sintang Tahun 2023


F. Keaslian Peneliti

Penelitian tentang kontrasepsi Implant sebelumnya sudah banyak dilakukan

oleh para mahasiswa kesehatan,beberapa diantaranya adalah:

Tabel 1.1

Keaslian Data

N Nama Peneliti Judul Waktu/Tempat Metode Hasil Penelitian

O Penelitian Penelitian

1. Firdawsyi Faktor-faktor 2013/ Survey cross- Pemakaian Implant

Nuzula, Ni Putu yang Kabupaten pada wanita usia subur


Widarini, berhubungan Banyuwangi sectional di Kecamatan

Nyoman dengan Tegalsari didapatkan

Mangku Pemakaian sebesar 21,21%.

Karmaya Implant pada Analisis multivariate

Wanita Usia menunjukkan bahwa

Subur di factor yang secara

Kabupaten statistic bermkna

Banyuwangi mempunyai hubungan

Tahun 2013. terhadap pemakaian

Implant adalah nilai

budaya. (adjusted

0R=3,59;59%CI:1,44-

8,94) , Pengetahuan

tentang Implant

(adjusted

0R=15,10;95%CI:3,44-

74,40), role model

(adjusted

0R=3,43;95%CI:1,47-

8,06) dan informasi

dari petugas kesehatan

(adjusted

0R=3,13;95%CI:1,6-

8,44).

2. Nida Faktor 2014/ Wilayah Deskriptif Persepsi dan sikap


Gustikawati, penghambat Puskesmas Kuantitati akseptor Implant

Lila Wulandari, dan Denpasar Utara dengan tergolong baik, tetapi

Dyah pendukung pendekatan persepsi dan sikap

Pradnyaparamita Penggunaan fenomenologi akseptor alat

Duarsa Alat f kontrasepsi lain kurang

Kontrasepsi baik. Pengalaman

Implant di akseptor Implant

wilayah bervariasi tentang efek

Puskesmas samping dari

Denpasar penggunaan Implant,

Utara namun hal ini tidak

dianggap penghambat.

Faktor pendukung

yang dikemukakan

oleh informan adalah

ketersediaan dan

keterjangkauan

fasilitas pelayanan

serta dukungan suami.

Fsilitas dan sarana

bukan menjadi factor

penghambat baik bagi

pengguna maupun

bukan pengguna

sedangkan factor
penghambatnya adalah

masih adanya

keinginan untuk

mempunyai anak,

kurangnya tenaga

kesehatan yang

terampil dalam

pemasangan alat

kontrasepsi Implant,

dan kurangnya promosi

tentang alat kontrasepsi

Implant.

3. Wellina Factor-faktor 2015/ di Cross Faktor umur terendah

Sebayang yang kelurahan terjun sectional terdapat 25 tahun dan

mempengaruhi kecamatan umur tertinggi terdapat

rendahnya medan marelan 45 tahun,pendidikan

minat ibu yang terendah adalah

untuk memilih SD,pendidikan

Implant tertinggi adalah

sebagai alat perguruan tinggi, dan

kontrasepsi di pendapatan keluarga

Kelurahan yang terendah adalah

Terjun Rp. 325.000.

Kecamatan Faktor dari tingkat

Medan pengetahuan sebanyak


Marelan 56,35, Faktor dari

tingkat pendidikan

sebanyak 52,9%,

Faktoe dari sumber

ekonomi sebanyak

63,2%,

4. Wina Gambaran 2019/ Cross 89%Responden

Rachmania, Tingkat Kelurahan Sectional menjawab dengan

Dedi pengetahuan Katulampa benar bahwa letak

Kurniawan, tentang KB Kecamatan Implant berada di

Fenti Dewi Implant pada Bogor Timur bawah kulit dan hanya

Pertiwi Wanita Usia sebagian kecil 11%

Subur di responden salah dalam

kelurahan menjawab.

Katulampa 88% responden

Kecamatan menjawab bahwa

Bogor Timur implant merupakan

metode MKJP dan

hanya sebagian kecil

12% responden

menjawab salah.

87% responden

menjawab dengan

benar bahwa implant

tidak bisa dipasang di


mana saja dan sebagian

kecil 13% responden

menjawab salah

75% responden

menjawab dengan

benar bahwa implant

tidak dapat

mengganggu produksi

ASI,dan sebagian kecil

25% responden

menjawab salah.

Responden yang

menjawab dengan

benar tentang jangka

waktu pemakaian

Implant yaitu sebesar

65% dan responden

yang menjawab salah

tentang jangka waktu

pemakaian Implant

yaitu sebesar 35%.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu,penelitian ini mengenai

“Gambaran Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Implant pada Pasangan Usia Subur di


PMB Masiana Kabupaten Sintang Tahun 2023”. Adapun letak perbedaan pada

judul,subjek waktu,dan tempat penelitian,metode penelitian sistematis accidental

sampling. Persamaan letak pada jenis penelitian yaitu menggunakan Deskriptif kuantitatif

dan teknik pengumpulan data dengan kuesioner.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan (Knowledge)

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia,atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya sehingga

menghasilkan pengetahuan (Notoadmodjo,2014).

Notodmodjo (2014) menjelaskan bahwa, pengetahuan adalah hal yang

diketahui oleh orang atau responden terkait dengan sehat dan sakit atau

kesehatan, misal: tentang penyakit (penyebab, cara penularan, cara

pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan,

keluarga berencana, dan sebagainya.


b. Tingkat Pengetahuan

1) Tahu (Know)

Yaitu mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah dipelajari

2) Memahami (Comprehension) suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut dengan benar.

3) Aplikasi

Diartiak sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya

4) Analisis

Kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek kedalam komponen-

komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan berkaitan

dengan yang lain.

5) Sintesis

Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

dalam bentuk keseluruhan baru.

6) Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau

penelitian terhadap objek-objek.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoadmodjo(2014),yaitu :

1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

2) Media masa/sumber informasi

Sebagai saran komunikasi,berbagai bentuk media massa seperti

televise,radio,surat kabar,majalah,internet,dal lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang lain.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukakan baik atau buruk.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada individu,baik lingkungan

fisik,biologis,maupun social.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber penegtahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu.

6) Umur

Menurut Elisabeth (2013) usia adalah umur individu yang terhitung mulai

dari saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan

bekerja. Kepercayaan masyarakat seseorang lebih dewasa dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya.

7) Sosial ekonomi (pendapatan)


Dalam memenuhi kebutuhan primer,maupun sekunder keluarga, status

ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi debanding dengan orang

status ekonomi rendah,semakin tinggi status ekonomi social semakin

mudah dalam mendapatkan pengetahuan sehingga menjadi hidup

berkualitas.

d. Cara Menurut Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo(2014), cara memperoleh pengetahuan,yaitu :

1) Cara kuno atau cara non modern

Cara kuno atau tradisional dipakai untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode

penemuan statistic dan logis. Cara-cara penemuan pada periode ini

meliputi:

a) Cara coba salah (Trial an Eror)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila keungkinan tersebut tidak bias

dicoba kemungkinan yang lain.

b) Pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

c) Melalui jalan fikiran

Untuk memperoleh pengetahuan serta kebenarannya manusia harus

menggunakan jalan fikirannya serta penalarannya. Banyak sekali


kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan pleh orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun-temurun

dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan-kebiasaan ini

diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

2) Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih

sistematis, logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode penelitian

ilmiah” atau lebih popular disebut metodologi penelitian, yaitu:

a) Metode induktif

Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-

gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya

dikumpulkanatau diklasifikasikan dan akhirnya diambil

kesimpulan umum.

b) Metode deduktif

Metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu

untuk seterusnya dihubungkan dengan bagian-bagiannya yang

khusus.

c) Secara Intitutif

Cara ini diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses

diluar kesadaran manusia dan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir. Cara ini sukar dipercaya karena tidak menggunakan cara-

cara yang rasional dan sistematis. Cara ini diperoleh berdasarkan

intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.


d) Induksi

Induksi diartikan sebagai salah satu cara untuk menarik kesimpulan

yang umum digunakan oleh para ilmuwan. Maka metode deduksi

adalah kebalikan dari metode induksi, karena ia menarik

kesimpulan yang klebih khusus dan terperinci

e) Deduksi

merupakan penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau

penemuan yang khusus dari yang umum. Dengan demikian,

metode deduksi adalah proses penalaran dari satu atau lebih

pernyataan umum untuk mencapai kesimpulan logis tertentu.

B. Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak

kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu,Pemerintah mencanangkan

program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan ( Sulistyawati,2013).

2. Tujuan Program KB Menurut BKKBN (2015),Upaya Keluarga Berencana

mengatur kelahiran anak,jarak dan usia ideal melahirkan,mengatur kehamilan

melalui promosi ,perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi unruk

mewujudkan keluarga yang berkulitas.

Kelurga Berencana Menurut World Healt Organization (WHO) adalah

tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari

kelahiran tidak di inginkan,mendapatkan kelahiran yang diinginkan,mengatur

interval dianttara kelahiran,mengontrol waktu kelahiran dalam hubungan dengan

umur suami dan istri,serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Setyani,

2019.) Untuk dapat mencapai hal tersebut maka di buatlah beberapa cara atau
alternative untuk mencegah atau menunda kehamilan. Pasangan usia subur (PUS)

menggunakan alat kontrasepsi untuk mengikuti program Keluarga Berencana.

a. Tujuan program keluarga berencana

Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan

social ekonomi suatau keluarga dengan cara pengaturan kelahiran

anak,agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya (Anonim,2018).

1) Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia

perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

2) Kesimpulan dari tujuan program KB adalah : Memperbaiki

kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga, dan bangsa;

Memenuhi pwermintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR

yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka

kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi.

Tujuan KB berdasarkan RENSTRA 2015-2019 meliputi :

1) Mewujudkan keserasian

2) Keluarga dengan anak ideal

3) Keluarga sehat

4) Keluarga pendidikan

5) Keluarga sejahtera

6) Keluarga berketahanan

7) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya

8) Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

b. Sasaran KB
Dalam hal ini ada dua sasaran KB untuk mencapai keluarga kecil nan

bahagia yang termasuk dalam program nasional yaitu :

1) Sasaran langsung yang dimaksud dengan sasaran ini adalah

pelayanan konstrasepsi pasangan usia subur dengan umur antara

15-49 tahun dengan jalan mereka secara bertaharp menjadi peserta

KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan

fertilasi.

2) Sasaran tidak langsung yaitu meliputi organisasi, lembaga

kemasyarakatan, tokoh masyarakat, instansi pemerintah swasta

yang dapat memberikan dukungan dalam mewujudkan keluarga

kecil nan bahagia. Demi tercapai sasaran-sasaran itu maka terdapat

rumusan tahapan kualitas dalam sebuah keluarga yang sasaran

program KB tertuang dalam RPJMN 2015-2019 yang meliputi ;

a) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi

sekitar 1,14% per tahun.

b) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar

2,2 per perempuan.

c) Menurunkan PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan

ingin menjarangkan kelahiran berikutnya,tetapi tidak

memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%

d) Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5%.

e) Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang

rasional, efektif, dan efisien.

f) Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama

perempuan menjadi 21%


g) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan

tumbuh kembang anak.

h) Meningkaatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga

sejahtera yang aktif dalam usaha ekonomi produktif

i) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan program KB Nasional.

c. Ruang lingkup program KB

Ruang lingkup program KB meliputi :

1) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

2) Konseling

3) Pelayanan kontrasepsi

4) Pelayanan Infertilitas

5) Pendidikan sex (sex education)

6) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan

d. Kontrasepsi

Menurut Mega (2017), Kontrasepsi adalah memperbaiki kesehatan

dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa,memenuhi permintaan-

permintaan rakyat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas termasuk

upaya-upaya menurunnya angka kematian ibu, bayi dan anak serta

penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma

(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke

dinding Rahim (Nugroho dan Utomo,2014).


Menurut Cunningham (2013), kontrasepsi adalah

menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya

pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang

menyebabkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya

pertemuan antara sel telur dengan sel sperma.

Untuk itu,berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi,maka yang

membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan

hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak

menghendaki kehamilan.

Menurut Nugroho dan Utomo (2014), Kontrasepsi yaitu pencegahan

terbuahinya sel telur oleh sperma (konsepsi) atau pencegahan

menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding Rahim.

Metode kontrasepsi dapat digunakan poleh pasangan usia subur

secara rasional berdasarkan fase-fase kebutuhan seperti dalam metric

berikut ini :

Tabel 2.1

Pemilihan Metode Kontrasepsi Rasional

A.Masa menunda B.Masa mengatur C.Masa mengakhiri

kesuburan kehamilan menjarangkan kehamilan

kelahiran

Masa mencegah Masa terbaik untuk Masa tidak hamil lagi

keamilan melahirkan dengan


jarak kehamilan antara

2-4 tahun

20 Tahun 30 Tahun

a. Pil KB a. AKDR a.Kontap

b. AKDR b.Suntik KB b.AKDR

c. Kondom c. Pil mini c.Implant

d. Vagina jelly d.Implant d.Suntik KB

e.Pil KB

Sumber: Manuaba (2013)

e. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/IMPLANT)

1) Pengertian kontrasepsi Implant

Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak

permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga

sampai lima tahun, metode ini dikembangkan oleh the Population

Council, yaitu suatu organisasi internasional yang didirikan tahun

1952 untuk mengembangkan metode kontrasepsi. Implant

merupakan alat kontrasepsi yang dipasangkan di bawah kulit

lengan atas yang berbentuk kapsul silastik yang lentur dimana di


dalam setiap kapsul berisi hormon levernorgestril yang dapat

mencegah terjadinya kehamilan. Kontrasepsi implant ini memiliki

cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan selaput

lendir endometrium tidak siap dalam menerima pembuahan

(nidasi), mengentalkan lendir dan menipiskan lapisan endometrium

dengan efektivitas keberhasilan kontrasepsi implant sebesar 97-

99% (BKKBN, 2014).

Menurut Saifuddin (2013) kontrasepsi implant ini dapat bekerja

efektif selama 5 tahun untuk jenis norplan dan 3 tahun untuk jenis

jadena, indoplant, dan implanton. Kontrasepsi implant ini dapat

digunakan oleh semua ibu dalam usia reproduksi serta tidak

mempengaruhi masa laktasi, pencabutan serta pemasangan implant

perlu pelatihan, kemudian setelah dilakukan pencabutan implant

maka kesuburan dapat segera kembali, kontrasepsi implant

memiliki efek samping utama terjadinya perdarahan bercak dan

amenorhea.

2) Cara kerja dan efektivitas

Cara kerja dan efektifitas implant adalah mengentalkan lendir

serviks yang dapat mengganggu proses pembentukan endometrium

sehingga terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma,

menekan ovulasi, serta efektif dalam mencegah kehamilan yaitu

dengan kegagalan 0,3 per 100 tahun (Marliza, 2013).

Mekanisme kerja implant untuk mencegah terjadinya kehamilan

melalui beberapa cara yaitu :


a) Mencegah ovulasi

Dimana pada kedua jenis implant norplan, hormon

lenovogestrel berdistribusi melalui membran silastik dengan

kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah

insersi, kadar hormon dalam plasma darah sudah cukup tinggi

untuk mencegah ovulasi, kadar levonorgestrel yang

dipertahankan dalam tubuh klien dengan sistem norplant secara

parsial menekan lonjakan LH dan menghambat ovulasi. Sekresi

FSH dan LH tetap berada pada kadar normal (BKKBN, 2014).

b) Perubahan lender serviks

Disini lender serviks menjadi kental dan sedikit sehingga

menghambat pergerakan spermatozoa, implant kemungkinan

besar juga menekan poliferasi siklik endometrium yang dipicu

oleh esterogen sehingga endometrium tetap dalam keadaan

atrofi (BKKBN, 2014).

c) Menghambat perkembangan sikli dari endometrium.

Efektifitas implant ini pada jenis norplant akan berkurang

sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke enam kira-kira 2,5 – 3

% akseptor menjadi hamil. Kemudian untuk jenis jadena sama

efektifnya dengan norplant pada 3 tahun pertama

pemakaiannya, selanjutnya efektifitasnya berkurang namun

belum 9 diketahui penyebabnya, kemungkinan karena

kurangnya pelepasan hormon (BKKBN, 2014


3) Keuntungan Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi implant memiliki keuntungan adalah memiki daya

guna yang tinggi, perlindungan dalam jangka waktu yang panjang,

pengembalian kesuburan yang cepat setelah dilakukan pencabutan,

tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari pengaruh

esterogen, tidak mengganggu dalam kegiatan senggama, tidak

mengganggu produksi ASI, klien hanya perlu kembali untuk

kontrol bila terdapat keluhan selama pemakaian kontrasepsi, dapat

dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Pemakaian

kontrasepsi implant ini juga memiliki keuntungan non kontrasepsi

diantaranya (Saifuddin, 2010) adalah mengurangi rasa nyeri,

mengurangi jumlah darah haid, mengurangi atau memperbaiki

anemia, melindungi dari terjadinya kanker endometrium,

menurunkan angka kejadian kanker jinak payudara, melindungi diri

dari beberapa penyebab radang panggul, menurunkan angka

kejadian endometritis.

4) Efek samping Implant

Implant memiliki beberapa efek samping dalam pemakaiannya.

Menurut Pinem tahun 2019 hingga saat ini pelayanan kurang

berkualitas terbukti dari peserta KB yang berhenti menggunakan

alat kontrasepsi relatif masih banyak dengan alasan efek samping.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salviana, dkk tahun

2013 diperoleh hasil bahwa secara statistik ada hubungan


bermakna antara efek samping alat dengan rendahnya minat untuk

menggunakan alat kontrasepsi implant. Semakin rendah efek

samping maka semakin tinggi minat responden menggunakan

implant dan sebaliknya, hal ini disebabkan oleh rasa takut akan

mengalami kegagalan dalam penggunaan kontrasepsi tersebut,

takut terhadap efek samping yang akan terjadi pada pengguna

seperti gemuk, dan bercak yang muncul di kulit, dapat

mengganggu aktifitas sehari-hari yang diakibatkan rasa tidak

nyaman atau infeksi pada tempat pemasangan. Penelitian tersebut

didukung oleh Herawati tahun 2014 didapatkan bahwa beberapa

responden yang mengeluh akan salah satu efek samping

kontrasepsi seperti mengalami perubahan pola haid dan kenaikan

berat badan yang berlebihan, bahkan responden juga ada yang

mengaku ketakutan karena responden mengira mengalami suatu

kelainan atau penyakit karena kurangnya pengetahuan tentang efek

samping kontrasepsi tersebut.

5) Syarat yang boleh menggunakan Implant

a) Umur produksi (20-35 tahun)

b) Telah memiliki anak sesuai yang diinginkan atau tidak ingin

tambah anak lagi tapi saat ini belum mau mmenggunakan

kontrasepsi mantap

c) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan

mengehendaki pencegahan kehamilan jangka panjang


d) Pasca persalinan dan sedang menyusui bayinya yang berrusia 6

minggu atau lebih

6) Syarat yang tidak boleh memggunakan Implant

a) Hamil atau di duga hamil

b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

c) Ada benjolan atau kanker payudara atau riwayatnn kanker

payudara

d) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

e) Mioma uterus dan kanker payudara

f) Ibu yang memiliki riwayat hipertensi

g) Ibu yang memiliki diabetes mellitus

7) Tempat pemasangan Implant

Pemasangan implant dilaksanakan pada tubuh jarang bergerak atau

digunakan, berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat

terbaik untuk pemasangan implant, yang sebelumnya dilakukan

anestesi local.

8) Prosedur pelepasan Implant

a) Peralatan pencabutan Implant sama dengan pemasangan

implant, namun di tambah arteri klem pean lurus/ bengkok dan

kapas alcohol 70%.

b) Prosedur pelepasan Implant

(1) Atur posisi pasien berbaring horizontal selama pencabutan


(2) Tentukan posisi implant dengan palpasi, lakukan

pensucihamaan di daerah tindakan dan sekitarnya. Lakukan

anestesi local pada tempat insersi dengan bentuk seperti kipas

dengan cairan pembius local.

(3) Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan

mengurangi kemungkinan infeksi.

(4) Tekan implant dengan jari kea rah sayatan, setelah ujung

tampak jepit dengan dengan pean dan Tarik keluar.

(5) Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya

dengan menggunakan skapel.

(6) Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain.

Tarik keluar implant perlahan-lahan sampai terlepas

seluruhnya. Lakukan hal yang sama sampai semua implant

dikeluarkan.

(7) Rapatkan luka, tutup dengan plester, kassa steril dan balut

dengan perban.

C. Kerangka Teori

Menurut Sugiyono (2018), kerangka teori adalah seperangkat konstruk dan

proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistemastik, melalui

spefifikasi hubungan antara variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :


1. Pendidikan
meramalkan fenomena. Sehingga dalam penelitian ini kerangka teorinya adalah

sebagai berikut :

Pengetahuan PUS tentang


kontrasepsi implant

1. Penegrtian kontrasesepsi implant


2. Cara kerja kontrasepsi implant
3. Keuntungan kontrasespsi implant
4. Efek samping kontrasespsi implant
5. Syarat yang boleh menggunakan
kontrasespsi implant
6. Syarat yang tidak boleh menggunakan
kontrasespsi implant
7. Tempat pemasangan implant
8. Prosedur pelepasan Implant

Gambar 2.1 Kerangka teori Gambaran Pengetahuan pasangan usia subur tanteng

kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabuapten Sintang Tahun 2023 . Sumber

Notoadmodjo 2014, Elisabeth 2013, Setyani 2019, Anonim 2018.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain peneliti yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah

peneliti hanya dapat menggambarkan/ mendeskripsikan variable tertentu dalam suatu

penelitian tanpa mencari hubungan antar variable (Saryono,2013)

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang memecahkan masalahnya dengan

menggunakan data empiris. Baik pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif

desainnya sama,yang membedakan adalah kemauan dan kepentingan penelitian itu

sendiri. Perlu diingatkan,bahwa tidak semua seluruhnya dari penelitian kuantitatif

menggunakan desain yang tidak jauh beda dengan desain penelitian kualitatif.

B. Variabel Peneliti

Definisi variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari

orang.objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2015)

Penelitian ini menggunakan variable tunggal yaitu gambaran pengetahuan

tentang kontrasepsi Implant pada wanita usia subur.

C. Definisi Operasional

Menurut (Nurdin et al, 2019) Definisi Operasional adalah mendefenisikan

variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suaru

objek atau fenomena. Mendefenisikan variable secara operasional adalah

menggambarkan atau mendeskripsikan variable penelitian sedemikian rupa, sehingga

variable tersebut bersifat spesifik (tiidak berinterpretasi ganda) dan terukur

(observable atau measureable. Adapun definisi operasional variable adalah sebagai

berikut:
Tabel 3.1

Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Kategori Skala


Pengetahuan Kemampuan pasangan usia subur Kuesioner 1. Baik 76- Likert
pasangan usia untuk menjawab pertayaan tentang 100%
subur tentang alat kontrasepsi Implant yang 2. Cukup 56-
alat meliputi: 75%
kontrasepsi 1. Pengertian kontrasepsi 3. Kurang≤56
Implant Implant %
2. Cara kerja kontrasepsi
Implant
3. Keuntungan kontrasepsi
Implant
4. Efek samping kontrasespsi
implant
5. Syarat yang boleh
menggunakan kontrasespsi
implant
6. Syarat yang tidak boleh
menggunakan kontrasespsi
implant
7. Tempat pemasangan
implant
8. Prosedur pelepasan
Implant

D. Populasi dan Sampel

1. Polulasi
Populasi adalah yang berarti jumlah penduduk yang dapat berupa

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup,

dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah Pasangan usia subur yang

menggunakan kontrasepsi selain implant pada 3 bulan terakhir yaitu pada bulan

Mei Juni dan Juli di PMB Massiana yaitu sebanyak 236 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada dipopulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi

(Wiratna,2014). Jadi, jumlah sampel pada penelitian ini peneliti ambil dari data 3

bulan terakhir yaitu pada bulan Mei Juni dan Juli berjumlah 236 orang. Untuk

menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar

dapat diambil antara 10-15%, 20-25% (Arikunto,2016). Rumus yang digunakan

untuk pengambilan sampel adalah :

n=15%×N

Keterangan :
n = besar sampel

N= besar populasi

15
Sampel = ×236
100

15
= ×236 orang
100

= 35 orang

Jadi,banyaknya sampel pada penelitian ini adalah 35 orang responden. Pada

penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Random Sampling. Random

Sampling adalah pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota popullasi

memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Peneliti memilih

Random Sampling karena dalam penentuan sample peneliti pertama-tama hanya

menentuan satu atau dua orang saja tetapi karena ada data yang didapat dirasa

belum lengkap maka peneliti mencari orang lain untuk melengkapi data tersebut.

(Sugiyono,2014).

Menurut Notoadmodjo,(2016) agar karakteristik tidak menyimpang dari

populasinya, maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditemukan

kriteria inklusi, maupun kriteria ekslusi.

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat di ambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria

ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil dengan sampel.

Sedangkan kriteria ekslusi adlh ciri-ciri anggota populasi yang tidap dapat

diambil dengan sampel.


a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Notoadmodjo,2014).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi :

1) Pasangan usia subur yang menggunakan metode kontrasepsi selain

Implant

2) Pasangan Usia Subur yang dapat berkomunikasi dengan baik.

3) Pasangan Usia Subur yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian,

seperti halnya adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu

keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian

(Notoadmodjo,2014). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini meliputi :

1) Pasangan usia subur yang tidak bisa baca dan tulis

2) Pasangan usia subur yang tidak bersedia menjadi responden

3) Pasangan Usia Subur yang sedang hamil pada saat melakukan penelitan

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Menurut Sujarweni,(2014) teknik pengumpulan data merupakan cara yang

dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi kuantitatif dari

responden sesuai lingkup penelitian, kuesiner berisi daftar pertanyaan yang

bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan pengguna kontrasepsi pada wanita

usia subur.
Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan pengguna

kontrasepsi pada wanita usia subur dari factor pengertian, cara kerja, keuntungan

kontrasepsi, keuntungan non kontrasepsi dan syarat yang menggunakan kontrasesi

implant. Untuk menilai kuesioner ibu, penyekorang dengan jawaban dari

pertanyaan favo benar diberi nilai 1(satu) dan jawaban yang salah di beri nilai

0(nol), jawaban dari pertanyaan unfavo benar diberi nilai 0(nol) dan jawaban yang

salah diberi nilai 1(satu). Kuesioner ini mengadopsi milik Maria Dedek Lola

(2021) dan telah dilakukan uji validitas dan reabilitas.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian

No Pertanyaan Nomor Nomor Jumlah


pertanyaan favo pertanyaan soal
unfavo
1 Pengertian kontrasepsi implant 1,2, 3 3
2 Cara kerja kontrasepsi implant 4,6 5 3
3 Keuntungan kontrasepsi implant 8,9,10,11, 7 5
4 Syarat yang boleh menggunakan kontrasepsi impant 12,13,14, 3
5 Syarat yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi implant 16,17,18,19 15 5
6 Efek samping kontrasepsi implant 20,21,22 3
7 Tempat pemasagan implant 23,24 25 3
8 Prosedur pelepasan Implant 26,27,28,29 30 5
Total 24 6 30

2. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono(2019) mengemukakan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan wawancara tertsruktur yang digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila penelitit atau pengumpul data telah mengetahui

dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument

penelitian berupa pertanyaan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

dilakukan dengan cara :

a) Data Primer

Data primer adalah yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri

(Riyanto,2016) data primer ini dapat diperoleh melalui pembagian

kuesioner mengenai gambaran pengetahuan tentang kontrasepsi implant

pada wanita usia subur. Data primer ini mengacu pada data tangan

pertama yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri.

b) Data Sekunder

Data sekunder yang didapat catatan, buku majalah atau berupa laporan

keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel buku-buku

sebagai teori, majalah dan sebagainya, data yang diperoleh dari data

sekunder ini dapat diperlukan diolah lagi. (Sujarweni,2014)

F. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu etika yang berlaku untuk setiap kegiatan

penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek peneliti)

dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut

(Notoadmodjo,2018). Tujuan etika penelitian adalah untuk memperhatikan dan

mendahulukan hak-hak responden (Notoadmodjo,2018). Melakukan penelitian ini

peneliti mendapatkan izin dari kepala PMB untuk melakukan penelitian.

Penelitian ini menjelaskan objek manusia yang memiliki kebebasan dalam

menentukan dirinya maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Pada
penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika dalam melakukan penelitian.

(Saryono,2013)

Penelitian akan dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari institusi

pendidikan kemudian mengajukan permohonan izin kepada tempat penelitian dengan

menekankan masalah prinsip dan etika yang meliputi (Polit dan Beck, 2016) :

a) Prinsip manfaat

1) Bebas dari penderitaan, artinya dalam penelitian ini tidak menggunakan

tindakan yang dapat menyakiti atau membuat responden menjadi

kebingungan.

2) Bebas dari eksploitasi, artinya data yang diperoleh tidak digunakan untuk hal-

hal yang merugikan responden.

b) Prinsip menghargai Hak

1) Memberikan Informed Consent

Lembar persetujuan diedarkan kepada responden sebelum penelitian dilakukan

terlebih dahulu responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta

dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika responden bersedia

diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, bila tidak

bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak-hak responden.

2) Anonymity (tanpa nama)

Penelitian ini menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data dan cukup

membrikan kode.

3) Confidentiality (kerahasiaan

Kerahasiaan informasi yang telah dukumpulkan dan kerahasiaan dari

responden dijamin penliti


G. Metode Pengolahan Data

1. Pengolah Data

Menurut Notoadmodjo (2016), ada beberapa langkah-langkah pengolahan data,

yaitu sebagai berikut:

a) Editting (penyuntingan data)

Editting adalah hasil angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui

kuesioner perlu disunting atau diedit terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada

data atau informasi yang masih tidak lengkap atau tidak mungkin

diwawancarai ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.

b) Coding ( pemberian kode)

Coding adalah kegiatan mengelola data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data angka atau bilangan untuk memudahkan dalam proses pembacaan.

c) Scoring (pemberian nilai)

Tahap ini dilakukan setelah mengedit jawaban atau hasil observasi responden

diberi skor. Tidak ada pedoman buku untuk scoring, namum scoring harus

diberikan dengan konsisten yaitu untuk jawaban yang Farvourable.

d) Data Entry

Data yang sudah diolah kemudian dimasukkan kedalam master table atau data

base computer. Kemudian dianalisis berdasarkan distribusi frekuensi.

e) Tabulating

Tabulating adalah penyajian data-data yang diproses sebelumnya kedalam

suatu table.
2. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis univariate, yang bertujuan untuk menjelaskan

atau mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian (Notoadmodjo,2014).

Menghitung distribusi frekuensi akseptor KB tentang pengetahuan kontrasepsi

implant dengan menggunakan rumus persentase. Menurut (Silalahi,2012) rumus

untuk distribusi frekuensi yaitu :

Fi
Persen= × 100
N

Keterangan

Fi : Frekuensi

N : Jumlah kasus

100 : Bilangan Genap

Sedangkan dengan penentuan kategori pengkuran pengetahuan responden

menurut (Arikunto,2013), di presentasikan sesuai jawaban yang benar sebagai

berikut:

Baik :≥76-100%, Jika responden mampu mengerjakan 16-22 soal

Cukup : 56-75%, Jika responden mampu mengerjakan 8-15 soal

Kurang : ≤56%, Jika responden mampu mengerjakan≤ 8 soal


Analisis data digunakan untuk mengetahui pengetahuan pengguna kontrasepsi non

implant pada pasangan usia subur di PMB Masiana Kabupaten Sintang Tahun

2023

Setelah dilakukan analisis data selanjutnya adalah menginterprestasikan analisi

untun mempermudah pelaporan dengan menggunakan skala menurut Arikunto,

(2013) dalam Nur Arifa (2015). Beberapa skala yang digunakan yaitu:

0% :Tidak seorang dari responden mengetahui tentang kontrasepsi

implant

1%-25% :Sebagian kecil dari responden mengetahui tentang kontrasepsi

Implant

26%-49% : Hampir sebagian dari responden mengetahui tentang Implant

50% : Sebagian dari responden mengetahui tentang implant

51%-75% : Sebagian besar responden mengetahui tentang implant

76%-995 : Hampir seluruh responden mengetahui tentang Implant

100% : Seluuruh responden mengetahui tentang kontrasepsi Implant


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Praktik Mandiri Bidan Massiana Sintang terletak di bagian barat Kalimantan Barat

tepatnya di Jl.Damai,Kapuas Kanan Hulu, Kabupaten Sintang.

PMB Massiana berhadapan dengan rumah warga dan merupakan malpraktik swasta

fasilitas pelayanan tersedia,ruangan bersalin,pelayanan USG,pelayanan

posyandu,pelayanan ANC,pelayanan KB. PMB Massiana juga mempunyai fasilitas

pendukung seperti tempat bersalin,usg dan posyandu.

B. Hasil Penelitain

Penelitian dilaksanakan di PMB Massiana pada tanggal 25-26 September 2023.

Pada penelitian ini, diperoleh responden sebanyak 35 responden, dengan metode

pengumpulan data yaitu melalui pengisian lembar kuisioner Setelah dilakukan

pengumpulan data, dilakukan analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi yang

selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi sebagai berikut :

Hasil mengenai yang diperoleh melalui lembar kuisioner pada 30 responden

didapatkan hasil secara umum sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Tabel 4.1 Gambaran Pengetahuan Pasangan usia Subur tentang Kontrasepsi


Implant di PMB Massianan Kabupaten Sintang Tahun 2023
Pengetahuan MP- Frekuensi Persentase (%)
ASI
Baik 3 10
Cukup 19 63
Kurang 8 27
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui Sebagian responden memiliki

pengetahuan cukup tentang kontrasepsi implant yaitu 19 responden (63%), Sebagian

kecil responden memiliki pengetahuan kurang tentang kontrasepsi implant yaitu 8

responden (27%) dan sangat sedikit responden yang memiliki pengetahuan baik

tentang kontrasepsi implant yaitu 3 responden (10%)

2. Tujuan Khusus

a. Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang pengertian kontrasepsi Implant di PMB

Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Tabel 4.2 Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang pengertian kontrasepsi

Implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Pengertian Frekuensi Persentase (%)


Kontrasepsi Implant
Baik 4 13
Cukup 17 57
Kurang 9 30
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Berdasarkan table 4.2 diketahui Sebagian responden memiliki pengetahuan

cukup tentang pengertian kontrasepsi implant yaitu 17 responden (57%), Sebagian

kecil responden memiliki pengetahuan kurang tengang pengertian kontrasepsi

implant yaitu 9 responden (30%) dan sangat sedikit responden memiliki

pengetahuan baik tentang pengertian kontrasepsi implant yaitu 4 responden (13%)

b. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang cara kerja kontrasepsi implant di

PMB Massiana Kabupaten Sintang tahun 2023


Tabel 4.3 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang cara kerja

kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang tahun 2023

Cara Kerja Implant Frekuensi Persentase (%)


Baik 10 33
Cukup 11 37
Kurang 9 30
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Berdasarkan table 4.3 diketahui Sebagian kecil responden memiliki

pengetahuan cukup tentang cara kerja kontrasepsi implant yaitu 11 responden (37%),

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik tentang cara kerja kontrasepsi

implant yaitu 10 responden (33%) dan Sebagian kecil responden memiliki

pengetahuan kurang tentang cara kerja kontrasepsi implant yaitu 9 responden (30%)

c. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang keuntungan kontrasepsi implant di

PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Tabel 4.4 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang keuntungan

kontrasepsi Implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Keuntungan Frekuensi Persentase (%)


Kontrasepsi implant
Baik 11 37
Cukup 18 60
Kurang 1 3
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Berdasarkan table 4.4 diketahui sebagian besar responden memiliki

pengetahuan cukup tentang keuntungan kontrasepsi implant yaitu 18 responden

(60%), Sebagian responden memiliki pengetahuan baik tentang keuntungan


kontrasepsi implant yaitu 11 responden (37%) dan sangat sedikit responden yang

memiliki pengetahuan kurang tentang keuntungan kontrasepsi implant yaitu 1

responden (3%)

d. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang efek samping kontrasepsi implant di

PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Tabel 4.5 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang efek samping

kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Efek samping Frekuensi Persentase (%)


Baik 5 17
Cukup 15 50
Kurang 10 33
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui Sebagian responden memiliki pengetahuan

cukup tentang efek samping kontrasepsi implant yaitu 15 responden (50%), Sebagian

kecil responden memiliki pengetahuan kurang tentang efek samping kontrasepsi

implant yaitu 10 responden (33%), dan sangat sedikit responden memilki pengetahuan

baik tentang efek samping kontrasepsi implant yaitu 5 responden (17%)

e. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang syarat yang boleh menggunakan

kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Tabel 4.6 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang syarat yang

boleh menggunakan kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten

Sintang Tahun 2023

Syarat pengguna Frekuensi Persentase (%)


Implant
Baik 3 10
Cukup 14 47
Kurang 13 43
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui Sebagian responden memiliki

pengetahuan cukup tentang syarat pengguna implant yaitu 14 responden (47%),

Sebagian responden memiliki pengetahuan kurang tentang syarat pengguna

kontrasepsi implant yaitu 13 responden (43%) dan sangat sedikit responden

memiliki pengetahuan baik tentang syarat pengguna implant yaitu 3 responden

(10%)

f. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang syarat yang tidak boleh

menggunakan kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Tabel 4.7 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang syarat yang tidak

boleh menggunakan kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang

Tahun 2023

Syarat bukan Frekuensi Persentase (%)


pengguna Implant
Baik 9 30
Cukup 11 37
Kurang 10 33
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Diketahui tabel 4.7 sebagian kecil responden memiliki pengetahuan

cukup tentang syarat bukan pengguna implant yaitu 11 responden (37%),

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang tentang syarat bukan

pengguna implant yaitu 10 responden (33%), dan Sebagian kecil responden

memiliki pengetahuan baik tentang syarat bukan pengguna implant yaitu 9

responden (30%)

g. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tempat pemasangan kontrasepsi implant di

PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023


4.8 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tempat pemasangan

kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Pemasangan Frekuensi Persentase (%)


Implant
Baik 4 13
Cukup 19 63
Kurang 7 24
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui Sebagian besar responden memiliki

pengetahuan cukup tentang tempat pemasangan kontrasepsi implant yaitu 19

responden (63%), sebgaian kecil responden memiliki pengetahuan kurang

tentang tempat pemasangan implant yaitu 7 responden (24%),dan sangat sedikit

responden memiliki pengetahuan baik tentang tempat pemasangan implant yaitu

4 responden (13%)

h. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang pencabutan kontrasepsi implant di

PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

4.9 Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang pencabutan kontrasepsi

implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Pemasangan Frekuensi Persentase (%)


Implant
Baik 8 27
Cukup 13 43
Kurang 9 30
Total 30 100
Sumber : Data Primer Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB
Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup

tentang pencabutan kontrasepsi implant yaitu 13 responden (43%), Sebagian kecil

responden memiliki pengetahuan kurang tentang pencabutan kontrasepsi implant

yaitu 9 responden (30%) dan Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan

baik tentang pencabutan implant yaitu 8 responden (27%)

C. Pembahasan

1. Gambaran Pengetahuan Pasangan usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di

PMB Massianan Kabupaten Sintang Tahun 2023

Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang kontrasepsi implant

yaitu 19 responden (63%), Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang

tentang kontrasepsi implant yaitu 8 responden (27%) dan sangat sedikit responden yang

memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi implant yaitu 3 responden (10%).

Sangat sedikit responden yang memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi

implant yaitu 3 responden (10%).) hal ini didapatkan bahwa pendidikan responden

yang memiliki Pendidikan rendah (SD dan SMP) dimana pendidikan akan

mempengaruhi dari pengetahuan seseorang.

Berdasarkan penelitian milik Dewi dkk (2016) didapatkan bahwa pendidikan

ibu yang menggunakan implant terdapat pada pendidikan dasar (SD, SMP) yaitu

sebesar 50,0 persen. Pada banyak kasus, kawin umur muda berkaitan dengan

terputusnya kelanjutan sekolah remaja, yang akan berakibat pada tingkat pendidikan

Wanita menjadi rendah. Pendidikan rendah akan merugikan posisi ekonomi wanita dan

rendahnya tingkat partisipasi kerja wanita. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi

seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang
yang berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu

orang yang berpendidikan akan mudah menerima gagasan baru

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo,2003

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang

menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Selain

itu pendidikan merupakan faktor utama yang berperan dalam menambah informasi

dan pengetahuan seseorang dan pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi Oleh karena itu tingkat pendidikan sering dijadikan

sebagai bahan kualifikasi atau prasyarat serta dijadikan sebagai pandangan dalam

membedakan tingkat pengetahuan seseorang (Yulaelawati, 2008).

Pada penelitian ini responden memiliki sangat sedikit

pengetahun baik dan hal ini dapat disebabkan oleh Pendidikan responden yang

rendah.

2. Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang pengertian kontrasepsi Implant di

PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang pengertian

kontrasepsi implant yaitu 17 responden (57%), Sebagian kecil responden memiliki

pengetahuan kurang tengang pengertian kontrasepsi implant yaitu 9 responden (30%)

dan sangat sedikit responden memiliki pengetahuan baik tentang pengertian

kontrasepsi implant yaitu 4 responden (13%)

Sangat sedikit responden memiliki pengetahuan baik tentang pengertian

kontrasepsi implant yaitu 4 responden (13%). Pengetahuan tentang keluarga

berencana dan kontrasepsi menjadi salah satu faktor esensial efektifitas penggunaan

alat kontrasepsi (Huisman,S.2012) .Pengetahuan ibu tentang alat kotraspsi implant

mempengaruhi penggunaan terhadapa alat kontrasepsi implant. Kurangnya


pengetahuan akseptor tentang implant menyebabkan semakin rendah pula pemakaian

kontrasepsi implant, hasil penelitian yang sama dengan Riskayati yang menyimpulkan

terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap pemilihan alat kontrasepsi implant .

Responden dalam penelitian ini memiliki tingkat Pendidikan yang rendah

(SD,SMP) dimana diketahui bahwa Pendidikan mempengaruhi dari tingkat

pengetahuan seseorang.

3. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang cara kerja kontrasepsi

implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang tahun 2023

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan cukup tentang cara kerja

kontrasepsi implant yaitu 11 responden (37%), Sebagian kecil responden memiliki

pengetahuan baik tentang cara kerja kontrasepsi implant yaitu 10 responden (33%)

dan Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang tentang cara kerja

kontrasepsi implant yaitu 9 responden (30%)

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik tentang cara kerja

kontrasepsi implant yaitu 10 responden (33%), Menurut Winkjosastro(2010) Umur

adalah variabel yang mempunyai pengaruh cukup penting terhadap pemakaian

kontrasepsi,Usia reproduksi wanita terjadi pada masa dewasa dini (18-40 tahun) Pada

masa ini kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan

diri dari situasi- situasi baru seperti mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari,

penalaran analogis dan berfikir kreatif mencapai puncaknya serta kecepatan respon

maksimal dalam pelajaran dan menguasai atau menyesuaikan diri situasi-situasi

tertentu, terjadi pada masa dewasa dini, terutama pada usia 20 – 25 tahun

Usia responden dalam penelitian ini rerata adalah 18-35 tahun,hal ini tentunya

berpengaruh pada tingkat pengetahuan responden dimana diketahui bahwa Sebagian

kecil responden memiliki pengetahuan yang cukup.


4. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang keuntungan kontrasepsi

implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang keuntungan

kontrasepsi implant yaitu 18 responden (60%), Sebagian responden memiliki

pengetahuan baik tentang keuntungan kontrasepsi implant yaitu 11 responden (37%)

dan sangat sedikit responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang keuntungan

kontrasepsi implant yaitu 1 responden (3%)

Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang keuntungan

kontrasepsi implant yaitu 18 responden (60%),hal ini dapat disebabkan oleh status

responden dimana Sebagian responden adalah ibu multipara, sejalan dengan penelitian

Hasil penelitian ini sejalan dengan Wulandari (2015) Distribusi responden

berdasarkan paritas yang, paling banyak responden dengan anak> 2 orang memilih

implant 34,4%. Hasil tersebut menunjukan ada hubungan antara paritas dengan

pemilihan Kontrasepsi Implant. Sesuai dengan penelitian

Sehingga responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang keuntungan

kontrasepsi implant hal ini juga dapat dipengaruhi oleh peran tenaga Kesehatan

dimana ketika control ataun pemasangan awal kontrasepsi responden mendapat

penjelasan dari tenaga Kesehatan tentang keuntungan dan kerugian kontrasepsi.

5. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang efek samping kontrasepsi

implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang efek samping

kontrasepsi implant yaitu 15 responden (50%), Sebagian kecil responden memiliki


pengetahuan kurang tentang efek samping kontrasepsi implant yaitu 10 responden

(33%), dan sangat sedikit responden memilki pengetahuan baik tentang efek samping

kontrasepsi implant yaitu 5 responden (17%)

Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang efek

samping kontrasepsi implant yaitu 15 responden (50%), Sebagian responden memiliki

pengetahuan baik tentang keuntungan kontrasepsi implant yaitu 11 responden (37%)

dan sangat sedikit responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang keuntungan

kontrasepsi implant yaitu 1 responden (3%)

Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang keuntungan

kontrasepsi implant yaitu 18 responden (60%),hal ini dapat disebabkan oleh status

responden dimana Sebagian responden adalah ibu multipara, sejalan dengan penelitian

Hasil penelitian ini sejalan dengan Wulandari (2015) Distribusi responden

berdasarkan paritas yang, paling banyak responden dengan anak> 2 orang memilih

implant 34,4%. Hasil tersebut menunjukan ada hubungan antara paritas dengan

pemilihan Kontrasepsi Implant. Sesuai dengan penelitian

Sehingga responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang keuntungan

kontrasepsi implant hal ini juga dapat dipengaruhi oleh peran tenaga Kesehatan

dimana ketika control ataun pemasangan awal kontrasepsi responden mendapat

penjelasan dari tenaga Kesehatan tentang efek samping kontrasepsi.

6. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang syarat yang boleh

menggunakan kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun

2023

Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang syarat pengguna

implant yaitu 14 responden (47%), Sebagian responden memiliki pengetahuan kurang

tentang syarat pengguna kontrasepsi implant yaitu 13 responden (43%) dan sangat
sedikit responden memiliki pengetahuan baik tentang syarat pengguna implant yaitu 3

responden (10%)

Sangat sedikit responden memiliki pengetahuan baik tentang syarat

pengguna implant yaitu 3 responden (10%).Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan

PUS belum cukup baik dalam hal pemakaian kontrasepsi Implant. Pengetahuan PUS

yang belum baik dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pekerjaan dan umur

ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012) yang menyatakan

bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal yaitu mencakup: pendidikan,

pekerjaan, umur dan faktor eksternal mencakup lingkungan, dan sosial budaya.

7. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang syarat yang tidak boleh

menggunakan kontrasepsi implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan cukup tentang syarat bukan

pengguna implant yaitu 11 responden (37%), Sebagian kecil responden memiliki

pengetahuan kurang tentang syarat bukan pengguna implant yaitu 10 responden

(33%), dan Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik tentang syarat bukan

pengguna implant yaitu 9 responden (30%)

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik tentang syarat bukan

pengguna implant yaitu 9 responden (30%), Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan

PUS belum cukup baik dalam hal pemakaian kontrasepsi Implant. Pengetahuan PUS

yang belum baik dapat juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pekerjaan dan umur

ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012) yang menyatakan

bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal yaitu mencakup: pendidikan,

pekerjaan, umur dan faktor eksternal mencakup lingkungan, dan sosial budaya.

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap satu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni Indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba.

Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Oleh karena itu,

semakin banyak hal positif yang didengar dan dilihat oleh seseorang maka semakin

besar pula tindakan positif yang dilakukan orang tersebut.

Pendidikan responden dalam penelitian ini adalah menengah ke bawah yaitu

SD dan SMP sehingga mempengaruhi dxari tingkat pengetahuan

8. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tempat pemasangan kontrasepsi

implant di PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang tempat

pemasangan kontrasepsi implant yaitu 19 responden (63%), sebgaian kecil responden

memiliki pengetahuan kurang tentang tempat pemasangan implant yaitu 7 responden

(24%),dan sangat sedikit responden memiliki pengetahuan baik tentang tempat

pemasangan implant yaitu 4 responden (13%)

Sangat sedikit responden memiliki pengetahuan baik tentang tempat pemasangan

implant yaitu 4 responden (13%), Pendidikan kesehatan ini merupakan kegiatan

pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan

sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bias

melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan (Fitriani, 2011).

Pendidikan kesehatan memiliki tujuan spesifik yaitu perubahan pengetahuan

(kognitif), sikap (pengertian dan motivasi), atau praktis (akses informasi dan

menggunakan informasi) untuk mempertahankan kesehatannya (Nursalam, 2009).

Pendidikan responden dalam penelitian ini adalah menengah ke bawah yaitu SD dan

SMP sehingga mempengaruhi dari tingkat pengetahuan


9. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang pencabutan kontrasepsi implant di

PMB Massiana Kabupaten Sintang Tahun 2023

Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang pencabutan

kontrasepsi implant yaitu 13 responden (43%), Sebagian kecil responden memiliki

pengetahuan kurang tentang pencabutan kontrasepsi implant yaitu 9 responden (30%)

dan Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik tentang pencabutan implant

yaitu 8 responden (27%)

Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan baik tentang pencabutan

implant yaitu 8 responden (27%), Menurut asumsi peneliti seseorang yang memiliki

pendidikan yang tinggi akan lebih memahami tentang kontrasepsi implant serta akan

membentuk sikap positif terhadap penerimaanya. Dengan kata lain sikap positif akan

lebih banyak ditemukan pada responden yang memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi dibandingan dengan yang berpendidikan rendah dimana responden dala

penelitian ini memiliki tingkat Pendidikan rendah (SD,SMP) juga dapat didukung

dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang

memiliki pendidikan yang tinggi serta wawasan luas tentang kontrasepsi implant

sehingga membantu individu dalam membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang

bermanfaat baginya

D. Keterbatasalan Penelitian

Adapuan keterbatsan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Responden yang ditemui tidak memiliki banyak waktu sehingga pada saat

pengisisn kuisioner terkesan terburu-buru

2. Responden kurang focus pada saat pengisian kuisioner karena ketika dating ke

PMB ada beberapa responden yang membawa serta anak dan suami sehingga

perhatian responden terbagi


3. Kurangnya tingkat pemahaman responden pada saat pengisian kuisioner, sehingga

peneliti perlu menjelaskan ulang terkait pengisian kuisioner

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang “Gambaran Pengetahuan Pasangan

usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB Massianan Kabupaten Sintang Tahun

2023” dengan 30 responden dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang kontrasepsi implant yaitu

19 responden (63%),

2. sangat sedikit responden memiliki pengetahuan baik tentang pengertian kontrasepsi

implant yaitu 4 responden (13%)

3. Sebagian kecil responden memiliki pengetahuan cukup tentang cara kerja kontrasepsi

implant yaitu 11 responden (37%),

4. Sebagian responden memiliki pengetahuan baik tentang syarat MP-ASI yaitu 35

responden (48%)

5. sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang keuntungan

kontrasepsi implant yaitu 18 responden (60%),

6. Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang efek samping kontrasepsi

implant yaitu 15 responden (50%),

7. Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang syarat pengguna implant

yaitu 14 responden (47%),

8. sebagian kecil responden memiliki pengetahuan cukup tentang syarat bukan pengguna

implant yaitu 11 responden (37%)


9. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang tempat pemasangan

kontrasepsi implant yaitu 19 responden (63%),

10. Sebagian responden memiliki pengetahuan cukup tentang pencabutan kontrasepsi

implant yaitu 13 responden (43%)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang “Gambaran Pengetahuan

Pasangan usia Subur tentang Kontrasepsi Implant di PMB Massianan Kabupaten Sintang

Tahun 2023” dengan 30 responden dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Responden di PMB Massiana

Disarankan untuk dapat menambah pengetahuan terkait macam-macam

kontrasepsi baik lewat media televisi, penyuluhan ataupun bertanya kepada tenaga

Kesehatan setempat agar menambah pengetahuan terkait macam macam kontrasepsi

2. Bagi PMB Massiana

Secara umum pengetahuan responden dalam kategori cukup, hal ini tidak terlepas

dari perna tenaga Kesehatan yang berada di PMB, untuk kedepannya untuk dpat

dipertahankan terkait pemberian informasi kepada pasien yang berkunjung

3. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan kepada instansi Pendidikan, untuk dapat menyediakan bahan bacaan

yang terbaru terkait pengetahuan kontrasepsi, dan mengerahkan mahasiswa untuk dpat

memberikan penyuluhan bagi PUS terkait kontrasepsi

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapakn bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini agar

lebih mendalam
DAFTAR PUSTAKA

Atikah., Kurnianto, J., Arisanti, N. L. 2013. Karakteristik Akseptor KB Implant Di Desa

Banjaranyar Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal.

Barroh Thoyyib, T., & Windarti, Y. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang

Implant Dengan Pemakaian Kontrasepsi Implant Pada Akseptor

BKKBN. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Herawati, R. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implant di

Desa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I.

Indira, L. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi yang digunakan

pada keluarga miskin.

F.A Davis Company. Kadir, A. 2013. Hubungan Paritas dan Pekerjaan Akseptor dengan

Pemakaian Kontrasepsi Implant di BPS Kresna Hawati Kelurahan Karang Jaya Palembang

Tahun 2013.

Lontaan, A., Kusmiyati., Dompas, R. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur di Puskesmas Danau Kabupaten Talaud.

Musu, A. B. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan pada akseptor KB di Puskesmas Ciomas,

Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Rahayu, S., Ulfah, S, M. 2015. Hubungan Lama Pemakaian KB Implan dengan Siklus

Menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari 02 Kabupaten Kendal

Rhomadona, S. W. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi WUS dalam Memilih

Kontrasepsi AKBK di BPS Mien Hendro Sidoarjo.

Anda mungkin juga menyukai