Anda di halaman 1dari 80

EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENURUNAN

NYERI HAID PADA SISWI MTS SONGGO BUWONO DI DESA


BEDINGIN KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan
Program Pendidikan Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan

Disusun Oleh:
FIKA AYU LESTARI
NIM. 32101800037

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021
2
3

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENURUNAN NYERI


HAID PADA SISWI MTS SONGGO BUWONO DI DESA BEDINGIN
KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

Disusun oleh:

FIKA AYU LESTARI

NIM: 32101800037

Telah dipertahankan dalam seminar di depan Tim Penguji

Pada tanggal 07 Desember 2021

SUSUNAN TIM PENGUJI


Penguji 1,
Hanifatur Rosyidah, S.SiT.,MPH. (………………………………..)
NIDN. 0627038802

Penguji 2,
Endang Surani, S.SiT,.M.Kes. (……………………………….)
NIDN. 0604017601

Penguji 3,
Isna Hudaya, S.SiT., M.Biomed. (……………………………….)
NIDN. 0615058703

Mengetahui,
Semarang,……………………..
Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan

RR. Catur Leny Wulandari, S.SiT., M.Keb


NIDN. 0626067801
4

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENURUNAN NYERI


HAID PADA SISWI MTS SONGGO BUWONO DI DESA BEDINGIN
KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

Disusun oleh:

FIKA AYU LESTARI

NIM: 32101800037

Telah dipertahankan dalam seminar di depan Tim Penguji

Pada tanggal : ………………………………2021

SUSUNAN TIM PENGUJI


Penguji 1,
Hanifatur Rosyidah, S.SiT.,MPH. (………………………………..)
NIDN. 0627038802

Penguji 2,
Endang Surani, S.SiT,.M.Kes. (……………………………….)
NIDN. 0604017601

Penguji 3,
Isna Hudaya, S.SiT., M.Biomed. (……………………………….)
NIDN. 0615058703

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Ka. Prodi Sarjana Kebidanan FK
UNISSULA Semarang, UNISSULA Semarang,

Dr. dr. H. Setyo Trisnadi Sp.KF. SH RR. Catur Leny Wulandari, S.SiT., M.Keb
NIDN. 0613066402 NIDN. 0626067801
5

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya Tulis Ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik dari Universitas Islam
Sultan Agung semarang maupun perguruan tinggi lain.
2. Karya Tulis Ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terdapat karya atau pendapat yang
telah ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
naskah pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lain sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Semarang, ……………………….
Pembuat pernyataan

FIKA AYU LESTARI


NIM: 32101800037
6

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS


ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang, saya yang
bertanda tangan di bawah ini:

Nama : FIKA AYU LESTARI


NIM : 32101800037

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan Hak


Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexclusive Royalty-Free Right) kepada
Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang atas Karya Tulis Ilmiah saya yang
berjudul:
EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID
PADA SISWI MTS SONGGO BUWONO DI DESA BEDINGIN KECAMATAN
TODANAN KABUPATEN BLORA

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Adanya Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan FK
Unissula berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : …………………….
Pada Tanggal:……………………..
Pembuat Pernyataan

FIKA AYU LESTARI


NIM: 32101800037
7

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pembuatan proposal skripsi yang
berjudul “Efektivitas Pijat Refleksi Terhadap Penurunan Nyeri Haid pada Siswi
MTS Songgo Buwono di Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora”
ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Proposal skripsi ini
diajukan sebagi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kebidanan
(S.Keb) dari Prodi Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan FK Unissula Semarang.
Penulis menyadari bahwa selesainya pembuatan proposal skripsi ini adalah
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs Bedjo Santoso, MT., PhD, selaku Rektor Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
2. Dr. dr. H. Setyo Trisnadi, Sp. KF, SH., selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Unissula Semarang
3. Rr. Catur Leny Wulandari, S.SiT, M.Keb., selaku Ketua Program Studi
Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan FK Universitas Islam Sultan Agung
Semarang.
4. Kepala Sekolah MTS Songgo Buwono yang telah memberikan izin kepada
peneliti untuk melakukan penelitian yang berada di wilayah Desa Bedingin
Kecamatan Todanan Kabupaten Blora
5. Endang Surani,S. SiT.,M.Kes., selaku dosen pembimbing I dan Isna Hudaya,
S. SiT., M.Biomed selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan hingga penyusunan proposal skripsi ini selesai.
6. Hanifatur Rosyidah, S. SiT., MPH. selaku dosen penguji I, Endang Surani, S.
SiT.,M.Kes., selaku dosen penguji II, Isna Hudaya, S. SiT., M. Biomed.
Selaku dosen penguji III yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan hingga penyusunan proposal skripsi ini selesai.
8

7. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi
Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
8. Kedua orang tua penulis, Bapak Sukipto dan Ibu Sulatmi yang selalu
mendidik, memberikan dukungan moril dan materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi ini.
9. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis menyadari bahwa hasil proposal
skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna perbaikan dan
penyempurnaan proposal skripsi ini.

Semarang, 1 September 2021


Penulis

Fika Ayu Lestari


NIM: 32101800037
9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................1
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.........................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....................................................................v
PRAKATA............................................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................9
A. Latar Belakang...........................................................................................9
B. Perumusan Masalah................................................................................12
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................13
D. Manfaat Penelitian...................................................................................13
E. Keaslian Penelitian..................................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................20
A. Tinjauan Teori..........................................................................................20
B. Kerangka Teori........................................................................................46
C. Kerangka Konsep....................................................................................47
D. Hipotesis Penelitian................................................................................47
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................48
A. Subjek Penelitian.....................................................................................48
B. Jenis Dan Desain Penelitian...................................................................51
C. Prosedur Penelitian.................................................................................53
D. Variabel Penelitian...................................................................................55
E. Definisi Operasional................................................................................56
F. Metode Pengumpulan Data.....................................................................57
G. Metode Pengolahan Data........................................................................58
H. Analisis Data............................................................................................59
I. Waktu dan Tempat...................................................................................60
10

J. Etika Penelitian........................................................................................61
Daftar Pustaka....................................................................................................62
11

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian..........................................................................19


Tabel 2.2 Karakteristik Nyeri...........................................................................45
Tabel 3.1 Desain Penelitian............................................................................61
12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Facial Pain Scale.........................................................................44


Gambar 2.2 Numeric Rating Scale (NRS) ......................................................45
Gambar 2.3 Cara Pijat Refleksi.......................................................................50
Gambar 2.4 Titik Pijat Refleksi .......................................................................51
Gambar 2.5 Titik Pijat Refleksi........................................................................52
Gambar 2.3 Kerangka Teori............................................................................55
Gambar 2.4 Kerangka Konsep........................................................................56
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian.....................................................................64
13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keadaan yang sering ditakuti oleh remaja putri pertama kali adalah

menstruasi pertama, atau dalam bahasa medis disebut dengan menarche.

Kejadian ini menandakan seorang remaja putri telah memasuki masa

pubertas (Riyanto, 2001). Kejadian yang penting pada masa pubertas

adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin

sekunder, menarche, dan perubahan psikis (Sastrawinata S, 2008).

Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan

terjadi selama menstruasi. Dismenorea dibagi menjadi 2 jenis yaitu

dismenore primer dan dismenore sekunder, dismenore primer jika tidak

ditemukan penyebab yang mendasari dan dismenore sekunder jika

penyebabnya adalah kelainan kandungan. Angka kejadian nyeri

menstruasi di dunia sangat besar. Angka kejadian dismenore di Jawa

Tengah mencapai 56%. Kejadian dismenore merupakan kejadian alamiah

yang terjadi setiap bulan pada wanita. Meskipun pada umumnya tidak

berbahaya, namun acapkali dirasa menggganggu bagi wanita yang

mengalaminya (Meliana Fatmawati, 2016).

Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya dismenore antara lain,

faktor psikis, Indeks massa tubuh (IMT), riwayat keluarga, olahraga, usia

menarche, siklus menstruasi, mengkonsumsi alkohol, dan pengaruh

hormon prostaglandin yang dapat dilihat dengan kadar malondialdehide

dalam tubuh. Faktor-faktor penyebab dismenore dapat dilihat dari faktor


14

usia menarche kurang dari 12 tahun, faktor indeks massa tubuh pada

remaja yang gemuk, faktor adanya riwayat keluarga yang mengalami

dismenore, faktor siklus mentruasi ovulatorik (teratur) dan faktor

menstruasi yang tidak teratur (Berliana Irianti, 2018). Dampak yang paling

urgensi akibat dismenorea adalah dapat mengganggu aktifitas sehingga

tidak dapat melakukan kegiatan sehari hari seperti biasanya karena rasa

nyeri yang mengganggu (Yuanita S, 2018).

Di dunia kasus dismenorea cukup tinggi. Salah satunya yaitu di Turki

yang mengalami prevalensi terbesar diikuti menstruasi tidak teratur.

Terdapat banyak remaja di Malaysia yang mengalami dismenorea, dan di

Indonesia sendiri juga mengalami kejadian dismenorea primer dan

sekunder (Savitri R, 2015). Prevalensi dismenore di setiap negara

berbeda-beda. Prevalensi di Amerika Serikat kurang lebih sekitar 85%, di

Italia sebesar 84,1% dan di Australia sebesar 80%. Prevalensi rata-rata di

Asia kurang lebih sekitar 84,2% dengan spesifikasi 68,7% terjadi di Asia

Timur laut, 74,8% di Asia Timur Tengah, dan 54,0% di Asia Barat laut.

Prevalensi di negara-negara Asia Tenggara juga berbeda, angka kejadian

di Malaysia mencapai 69,4%, Thailand 84,2% dan di Indonesia angka

kejadian dismenore 64,25% terdiri dari 54, 89% dismenore primer dan

9,36% dismenore sekunder. Menurut penelitian oleh Sari (2015)

didapatkan angka 68,7% kejadian dismenore primer pada siswi SMA

Negeri 2 Pontianak (Ghina Tsamara, 2020).

Prostaglandin F2α (PGF2α) sebagai perantara yang berperan dalam

terjadinya dismenorea primer yang juga merupakan stimulan kontraksi

miometrium yang kuat serta efek vasokonstriksi pembuluh darah.


15

Peningkatan PGF2α dalam endometrium diikuti dengan penurunan

progesterone pada fase luteal membuat membrane lisosomal menjadi

tidak stabil sehingga melepaskan enzim lisosomal yang akan

menyebabkan pelepasan enzim phospholipase A2 yang berperan pada

konversi fosfolipid menjadi asam arakidonat. Selanjutnya menjadi PGF2α

dan prostaglandin E2 (PGE2) melalui siklus endoperoxidase dengan

perantara prostaglandin G2 (PGG2) dan prostaglandin H2 (PGH2).

Peningkatan kadar prostaglandin ini akan mengakibatkan peningkatan

tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga akan

menyebabkan nyeri pada saat menstruasi atau dismenorea, sedangkan

dismenorea sekunder disebabkan karena adanya masalah patologis di

rongga panggul (Ayu Wulandari, Rodiani, 2018).

Upaya yang selama ini dilakukan untuk mengatasi dismenorea yaitu

mengkonsumsi obat-obatan, istirahat yang cukup, olahraga teratur, dan

juga dilakukan pijat refleksi. Pijat refleksi merupakan pijat tekan yang

dapat dilakukan diantaranya pada area kaki untuk merangsang titik refleks

dan membawa keseimbangan sistem tubuh agar dapat bekerja sama

secara harmonis dan serempak serta dengan demikian menciptakan

perasaan kesejahteraan dan kesehatan yang optimal. Pijat refleksi

merupakan bantuan terapi dengan proses (self-healing) yang ditujukan

kepada seseorang untuk pemulihan kondisi fisik, mental dan spritual.

Refleksi dapat membuat rileks dan bisa mengurangi stres, meningkatkan

tonus otot serta kesimbangan sistem saraf. Rangsang berupa

tekanan/sentuhan pada titik-titik bagian tubuh yang digambarkan secara

sistem mikro pada kaki. Mekanisme pijat refleksi berhubungan dengan


16

konsep sentuhan, sehingga rileksasi mempengaruhi pelepasan endorphin

(Paryono, 2017).

Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar, sehingga

mencapai rata-rata lebih dari 50% perempuan mengalami dismenorea

primer (Ghina Tsamara, 2020). Di Indonesia mengalami kejadian

dismenore yang cukup besar, menunjukkan bahwa penderita dismenore

mencapai 60-70% wanita di Indonesia. Angka kejadian dimenorea tipe

primer di Indonesia adalah 54,89%, sedangkan sisanya 45,11% adalah

tipe sekunder (Nurul Husnul Lail, 2017). Angka kejadian dismenorea di

Jawa Tengah pada tahun 2016 mencapai 56%. Karena kejadian

dismenore merupakan kejadian alamiah yang terjadi setiap bulan pada

wanita. Walaupun pada umumnya tidak berbahaya, namun acapkali dirasa

mengganggu bagi wanita yang mengalaminya (Meliana Fatmawati, 2016).

Umumnya remaja putri di Blora mayoritas mengalami dismenorea

termasuk Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.

Hasil survey pendahuluan terhadap 10 remaja di MTS Songgo

Buwono di Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora,

ditemukan semua remaja yang mengalami dismenorea. Selama

mengalami dismenorea, siswi MTS tidak memberi perlakuan apapun untuk

meredakan rasa nyerinya. Oleh karena itu peneliti berminat untuk

melakukan penelitian dengan memberikan perlakuan pijat refleksi kepada

remaja yang mengalami dismenorea agar rasa nyeri dapat berkurang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Efektivitas Pijat


17

Refleksi Terhadap Penurunan Nyeri Haid pada Siswi MTS Songgo Buwono

di Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui efektivitas dilakukannya pijat refleksi terhadap

penurunan nyeri dismenorea primer pada siswi MTS Songgo Buwono di

Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui skala nyeri dismenorea sebelum diberikan

perlakuan pijat refleksi pada siswi MTS Songgo Buwono Desa

Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.

b. Untuk mengetahui skala nyeri dismenorea sesudah diberikan

perlakuan pijat refleksi pada siswi MTS Songgo Buwono Desa

Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.

c. Untuk mengetahui efektivitas pijat refleksi terhadap penurunan skala

nyeri dismenorea pada siswi MTS Songgo Buwono Desa Bedingin

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

memperbanyak ilmu pengetahuan dan informasi terkait kesehatan

reproduksi pada remaja terutama mengenai masalah gangguan


18

dismenorea pada remaja khususnya dengan diberikan terapi pijat

refleksi.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat penelitian bagi responden

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan sampel

penelitian (klien) terhadap manajemen nyeri dismenorea, khususnya

menggunakan teknik pijat refleksi sehingga akan dipraktikkan oleh

klien, pada saat klien mengalami nyeri dismenorea tersebut.

b. Manfaat penelitian bagi pembaca

Penelitian ini dapat dijadikan media edukasi mengenai

manajemen nyeri dismenorea khususnya pada remaja.

c. Manfaat bagi institusi Universitas Islam Sultan Agung

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

dokumentaasi, bacaan dan acuan untuk menambah wawasan serta

referensi di perpustakaan Universitas Islam Sultan Agung terutama

pemahaman tentang mengatasi nyeri saat dismenorea dengan

menggunakan intervensi pijat refleksi.

d. Manfaat penelitian bagi penulis

Penelitian ini diharapkan akan dapat mengetahui lebih jauh

apakah efektifitas pijat refleksi dapat mengatasi nyeri dismenorea.

Pada penelitian ini menjadi pengalaman dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

E. Keaslian Penelitian
19

No. Judul penelitian dan Tujuan Metode penelitian, Hasil penelitian Perbedaan penelitian
penulis penelitian populasi, sample

1. Judul penelitian: 1. Tujuan umum Metode: Desain Hasil penelitian Pada penelitian ini
Faktor-faktor yang Untuk penelitian yang menunjukkan bertujuan untuk mengetahui
Mempengaruhi mengetahui digunakan dalam Faktor-faktor yang
Kejadian Nyeri Haid faktor-faktor penelitian ini 1. Faktor-faktor Mempengaruhi Kejadian
(Dismenorea) pada yang menggunakan cross yang Nyeri Haid (Dismenorea)
Siswi Madrasah Aliyah mempengaruhi sectional yaitu suatu mempengaruhi Pada Siswi Madrasah
Negeri Pasir kejadian nyeri penelitian untuk atau memiliki Aliyah Negeri Pasir
Pengaraian haid mempelajari dinamika hubungan Pengaraian dengan
Penulis : (dismenorea) korelasi antara faktor- dengan nyeri menggunakan Teknik total
pada siswi faktor resiko dengan haid sampling
Rika Herawati Madrasah efek, dengan cara (dismenorea)
Aliyah Negeri pendekatan observasi pada siswi Perbedaannya dengan
Pasir atau pengumpulan data Madrasah Aliyah penelitian yang akan
Pengaraian. sekaligus dalam waktu Negeri Pasir dilakukan oleh peneliti
yang bersamaan Pengaraian adalah peneliti meneliti
2. Tujuan khusus Populasi: Populasi adalah riwayat tentang perbandingan
Untuk penelitian disini adalah keluarga dengan Efektivitas Pijat Refleksi
mengetahui Siswi Madrasah Aliyah nilai P Value = Terhadap Penurunan Nyeri
faktor Negeri Pasir 0,002 yang Haid Pada Siswi MTS
Menarche Dini Pengaraian yang artinya Songgo Buwono Desa
dengan jumlah populasinya responden yang Bedingin Kecamatan
kejadian yaitu 150 populasi. memiliki riwayat Todanan Kabupaten Blora
dismenorea Sampel: Sampel pada keluarga yang Metode yang digunakan
pada siswi penelitian ini adalah dismenorea akan yaitu Quasi Experimental
Madrasah siswi Madrasah Aliyah mempengaruhi with two group pretest &
Aliyah Negeri Negeri Pasir atau posttest design. Tehnik
Pasir Pengaraian yang berhubungan pengambilan sampel
Pengaraian. berjumlah 150 dengan kejadian menggunakan simple
20

responden. dismenorea. random sampling. Sampel


peneliti yaitu siswi MTS
2. Faktor-faktor Songgo Buwono di Desa
yang tidak Bedingin Kecamatan
memiliki Todanan Kabupaten Blora.
hubungan
dengan kejadian
nyeri haid
(dismenorea)
pada siswi
Madrasah Aliyah
Negeri Pasir
Pengarain
adalah
menarche dini
dengan P Value
= 1.000, lama
menstruasi
dengan P Value
= 0,823, siklus
menstruasi
dengan P Value
= 0,058 dan
olahraga tertatur
dengan P Value
= 1.000

2. Judul penelitian: Tujuan penelitian Metode: Desain yang Hasil penelitian Penelitian ini bertujuan
Pengaruh Pijat Refleksi ini adalah dapat digunakan dalam tentang pengaruh untuk mengetahui
Terhadap Penurunan mengetahui penelitian ini adalah pijat refleksi perbedaan Efektivitas Pijat
Nyeri Haid pada pengaruh pijat eksperimen dengan terhadap Refleksi Terhadap
21

Wanita di Panti Yatim refleksi terhadap rancangan Time series penurunan nyeri Penurunan Nyeri Haid Pada
Putri Daerah Klaten penurunan nyeri design ,dimana pada haid pada wanita di Wanita Di Panti Yatim Putri
Penulis: haid (Dismenore) rancangan ini pada Panti Yatim Putri Daerah Klaten dengan
pada wanita di kelompok eksperimen Daerah Klaten: Teknik pengambilan sampel
Paryono, Dwi Retna Panti Asuhan dilakukan pengamatan menggunakan pendekatan
Prihati Putri Aisyiyah sebelum dan sesudah 1. Nyeri haid secara Cluster sampling
Daerah Klaten perlakukan. (desminore) Perbedaannya dengan
Populasi : Populasi dirasakan penelitian yang akan
dalam penelitian ini sebelum dilakukan oleh peneliti
adalah anak anak yang dilakukan pijat adalah peneliti meneliti
tinggal di Panti Asuhan refleksi pada tentang perbandingan
Putri Aisyiyah Daerah wanita di Panti Efektivitas Pijat Refleksi
Klaten Gang Dahlia No: Yatim Putri Terhadap Penurunan Nyeri
4 Klaten dengan jumlah Daerah Klaten Haid Pada Siswi MTS
49 orang. Tahun 2016 Songgo Buwono Desa
Sample: Teknik tergolong nyeri Bedingin Kecamatan
pengambilan sampel ringan yang Todanan Kabupaten Blora
menggunakan mengganggu Metode yang digunakan
pendekatan secara (skala 3,4 yang yaitu Quasi Experimental
Cluster sampling. diukur melalui with two group pretest &
Sampel yang diambil Visual Analog posttest design. Tehnik
pada kelompok wanita Scale) pengambilan sampel
yang telah haid dan menggunakan simple
mengalami nyeri haid 2. Nyeri haid random sampling. Sampel
(disminore) sebanyak (desminore) peneliti yaitu siswi MTS
30 orang. dirasakan Songgo Buwono di Desa
setelah dilakukan Bedingin Kecamatan
pijat refleksi Todanan Kabupaten Blora.
pada wanita di
Panti Yatim Putri
Daerah Klaten
22

Tahun 2016
tergolong sedikit
nyeri ringan
(skala 1,63 yang
diukur melalui
Visual Analog
Scale)

3. Hipotesis yang
menyatakan
“Terdapat
pengaruh pijat
refleksi terhadap
penurunan nyeri
haid pada wanita
di Panti Yatim
Putri Daerah
Klaten Tahun
2016” diterima
dengan t hitung
sebesar 8,305
dan p < 0,01.

3. Judul penelitian: Tujuan penelitian Metode: Desain Hasil penelitian Pada penelitian ini bertujuan
Faktor-Faktor Yang ini adalah untuk Penelitian ini adalah menunjukkan untuk mengetahui Faktor-
Mempengaruhi mengetahui penelitian observasi faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Dismenore faktor-faktor yang dengan desain Cross 1. Faktor Kejadian Dismenorea Pada
Pada Remaja mempengaruhi Sectional untuk penyebab Remaja STIKes Ranah
Penulis: kejadian mengetahui faktor- dismenore Minang Padang dengan
Berliana Irianti dismenorea pada faktor penyebab dilihat dari Usia Teknik Consecutive
remaja STIKes terjadinya dismenore Menarche. (< Sampling
23

Ranah Minang pada remaja 12 Tahun ada Perbedaannya dengan


Padang Populasi: Populasi 13 orang dan > penelitian yang akan
pada penelitian ini 12 Tahun ada dilakukan oleh peneliti
adalah seluruh remaja 10 orang) adalah peneliti meneliti
yang terdiagnosa tentang perbandingan
mengalami dismenore 2. Faktor Efektivitas Pijat Refleksi
primer, Pengambilan penyebab Terhadap Penurunan Nyeri
sampel dengan cara Dismenore Haid Pada Siswi MTS
Consecutive Sampling dilihat dari Songgo Buwono Desa
dimana subyek yang Indeks Massa Bedingin Kecamatan
datang secara Tubuh (IMT). Todanan Kabupaten Blora
berurutan dan (Kurus ada 6 Metode yang digunakan
memenuhi kriteria orang, Normal yaitu Quasi Experimental
pemilihan dimasukkan ada 6 orang, with two group pretest &
dalam penelitian Gemuk ada 11 posttest design. Tehnik
sampai jumlah subyek orang) pengambilan sampel
yang diperlukan menggunakan simple
terpenuhi. Subjek 3. Faktor random sampling. Sampel
penelitian yang dipilih penyebab peneliti yaitu siswi MTS
adalah semua populasi Dismenore Songgo Buwono di Desa
yang memenuhi kriteria dilihat dari Bedingin Kecamatan
inklusi dan eksklusi. Riwayat Todanan Kabupaten Blora.
Kriteria inklusi dalam keluarga. (Ada
penelitian ini adalah 15 orang, Tidak
remaja perempuan usia 8 orang)
17 – 20 tahun dengan 4. Faktor
tanda-tanda klinis penyebab
dismenore primer, Dismenore
mengalami dismenore dilihat dari
pada siklus menstruasi Siklus
dalam 6 bulan terakhir,
24

mampu berkomunikasi menstruasi.


secara verbal dan (Teratur ada 18
nonverbal, bersedia orang, Tidak
menjadi responden. Teratur ada 5
Sampel: Sampel pada orang)
penelitian ini adalah
remaja STIKes Ranah 5. Faktor
Minang Padang yang penyebab
berjumlah 23 Dismenore
responden. dilihat dari
Kadar
malondialdehide
(MDA). (> 2,14
µmol/ml ada 10
orang, < 2,14
µmol/ml ada 13
orang).
25

4. Penelitian yang akan dilakukan oleh Fika Ayu Lestari tahun 2022 , yang
berjudul Efektivitas Pijat Refleksi Terhadap Penurunan Nyeri Haid pada
Siswa MTS Songgo Buwono di Desa Bedingin Kecamatan Todanan
Kabupaten Blora. Rekomendasi dari studi sebelumnya pijat refleksi pada
titik tertentu yaitu dibagian punggung kaki yang cukup mudah pada 4 titik
dan bisa dilakukan sendiri. Dengan menggunakan desain penelitian quasi
experimental with two group pretest & posttest design. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswi MTS Songgo Buwono yang mengalami
dismenorea.
26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Definisi Dismenorea

Istilah medis untuk kejang-kejang menstruasi adalah

dysmenorrhea. Dysmenorrhea berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti

sulit, nyeri, abnormal, meno berati bulan, dan rrhea berarti aliran.

Dysmenorrhea atau disminorea dalam Bahasa Indonesia berarti nyeri pada

saat menstruasi (Sukarni K, 2013).

Gangguan sekunder menstruasi yang paling sering dikeluhkan

adalah nyeri sebelum, saat atau sesudah menstruasi. Nyeri tersebut timbul

akibat adanya hormon prostaglandin yang membuat otot uterus (rahim)

berkontraksi. Bila nyerinya ringan dan masih dapat beraktivitas berarti

masih wajar. Namun, bila nyeri yang terjadi sangat hebat sampai

menggangu aktivitas ataupun tidak mampu melakukan aktivitas, maka

termasuk pada gangguan. Nyeri dapat dirasakan di daerah perut bagian

bawah, pinggang dan punggung (Judha, 2012).

Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan

ginekologi yang paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik

atau dokter. Hampir semua perempuan mengalami tidak nyaman selama

haid, seperti tidak enak di perut dibagian bawah dan biasanya juga disertai

mulai, pusing, bahkan pingsan. Dengan demikian, istilah dismenorea hanya

digunakan jika nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa penderita

untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutinnya sehari-


27

hari selama beberapa jam atau beberpa hari. Istilah ini juga dapat

digunakan jika nyeri haid yang terjadi membuat perempuan tersebut tidak

bisa melakukan rutinitas secara normal dan memerlukan obat atau

penanganan khusus (Anurogo, Dito & Wulandari, 2011).

2. Klasifikasi Dismenorea

a. Dismenorea Primer

Dismenorrea primer adalah haid yang dijumpai tanpa kelainan

pada alat- alat genetalia yang nyata. Dismenorrea primer terjadi

beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau

lebih, oleh karena itu siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama

setelah menarche umumnya berjenis anovulatoar atau bersama-sama

dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,

walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari.

Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada

perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha.

Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit

kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Sukarni K, 2013).

Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa

kelainan alat-alat genetalia yang nyata. Dismenorea primer biasanya

terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah haid pertama, segera setelah

ovulasi teratur ditentukan. Selama menstruasi, sel-sel endometrium

yang terkelupas melepaskan prostaglandin (kelompok persenyawaan

mirip hormon kuat yang terdiri dari asam lemak esensial. Prostaglandin

merangsang otot uterus (rahim) dan mempengaruhi pembuluh darah;

biasa digunakan untuk menginduksi aborsi (penurunan suplai darah ke


28

rahim) melalui kontraksi myometrium (otot dinding rahim) dan

vasoconstrisction (penyempitan pembuluh darah). Peningkatan kadar

prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan haid pada

perempuan dengan dismenore berat. Kadar ini memang meningkat

terutama selama dua hari perama haid (Anurogo, Dito& Wulandari,

2011).

b. Dismenore Sekunder

Dimenorea sekunder berhubungan dengan kelainan konginetal

atau kelainan organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa

nyeri yang ditimbulkan disebabkan karena adanya kelainan pelvis,

misalnya endrometriosis, dan malposisi uterus. Dismenorea yang tidak

dapat dikaitkan dengan suatu gangguan tertentu biasanya dimulai

sebelum usia 29 tahun, tetapi jarang terjadi pada tahun pertama

setelah menarche (Judha, 2012).

Dismenorea sekunder dapat terjadi kapan saja setelah haid

pertama, tetapi yang paling sering muncul di usia 20-30 tahunan,

setelah bertahun-tahun normal dengan siklus tanpa nyeri. Namun,

penyakit yang menyertai haruslah ada (Anurogo, Dito& Wulandari,

2011).

Nyeri mual pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan

keluarnya darah haid. Dapat disebabkan :

1) Endometriosis.

2) Stenosis kanalis servikalis.

3) Adanya AKDR.

4) Tumor ovarium (Sukarni K, 2013).


29

3. Etiologi

Banyak teori telah dikemukakan untuk meenerangkan penyebab

dismenorea primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti.

Rupanya beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab

dismenorea primer (Sukarni K, 2013).

a. Faktor alergi

Menurut Smith (2004) di dalam Sukami K (2013), penyebab

alergi adalah toksin haid. Teori ini dikemukakan setelah

memperhatikan adanya hubungan antara dismenorea dengan

urtikaria, migrain atau asma bronkhiale.

b. Faktor Konstitusi

Faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor tersebut di

atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-

faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat

mempengaruhi timbulnya dismenorea (Sukarni K, 2013).

c. Faktor Kejiwaan (Stres)

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi

jika mereka tidak dapat penerangan yang baik tentang proses haid,

mudah timbul dismenorea (Sukarni K, 2013). Saat seseorang

mengalami stress terjadi respon neuroendokrin sehingga

menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang

merupakan regulator hipotalamus utama menstimulasi sekresi

Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH). ACTH akan meningkatkan

sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut menyebabkan


30

sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing hormone

(LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini

menyebabkan sintesis dan pelepasan progesteron terganggu. Kadar

progesteron yang rendah meningkatkan sintesis prostaglandin F2α

dan E2 yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada saat

menstruasi (Sherwood, 2014).

Beberapa faktor penyebab dari dismenorrhoe sekunder :

1) Endormetriosis.

2) Fibroid.

3) Adenomiosis.

4) Peradangan tuba falopii.

5) Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut.

6) Pemakaian IUD (Sukarni K, 2013).

d. Mengkonsumsi makanan cepat saji (Fast Food)

Fast food mengandung banyak asam lemak jenuh dan asam

lemak tak jenuh omega-6 yang tinggi, kandungan asam lemak omega-3

yang rendah, banyak kandungan garam dan gula yang dimurnikan

(Myles, 2014). Hussein (2013) menjelaskan bahwa asupan asam lemak

tak jenuh dalam diet merupakan awal dari kaskade pelepasan

prostaglandin yang akan menyebabkan dismenore.

Fast food juga mengandung asam lemak trans yang merupakan

salah satu sumber radikal bebas. Salah satu efek radikal bebas adalah

kerusakan membran sel (Messier, 2009). Membran sel memiliki beberapa

komponen, salah satunya fosfo lipid adalah sebagai penyedia asam

arakidonat yang akan disentesis menjadi prostaglandin (Saytianarayana,


31

2014).

e. Faktor Endokrin

Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan

kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynods dalam Sukarni (2013) yang

melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan bahwa hormon

estrogen merangsang kontraksi usus, sedang hormon progesteron

menghambat atau mencegahnya. Mereka menyatakan bahwa karena

endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 yang

menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang

berlebihan dilepaskan ke dalam peredaran darah, maka selain

dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea (Sukarni K,

2013).

Pada saat menjelang akhir siklus menstruasi yang normal,

kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon

ovarium yang rendah dalam darah akan menstimulasi hipotalamus

untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya,

Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH

menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi

estrogen. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus

memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hirmone (LH).

LH mencapai puncak sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari.

Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini,

korpus luteum menyusul, oleh karena itu kadar estrogen dan

progesteron menurun, maka terjadi menstruasi (Bobak, 2004).


32

f. Aktifitas fisik

Wanita yang jarang melakukan aktifitas fisik kebanyakan

mengalami rasa dismenore, sehingga saat wanita mengalami

dismenore, oksigen tidak dapat desalurkan ke pembuluh-pembuluh

darah organ reproduksi yang saat itu terjadi vasokontriksi. Jika wanita

rutin melakukan aktifitas fisik, maka wanita tersebut bisa menyediakan

oksigen hampir 2 kali lipat per menit sehingga oksigen terpenuhi ke

pembuluh darah yang mengalami vasokontriksi (Bavil et al, 2016).

4. Dampak Dismenorea

Nyeri haid (dismenore) memiliki dampak yang cukup besar

bagi remaja putri karena menyebabkan terganggunya aktivitas

sehari-hari. Remaja putri yang mengalami nyeri haid (dismenore)

pada saat menstruasi akan merasa terbatas dalam melakukan

aktivitas khususnya aktivitas belajar di sekolah (Fitri and Ariesthi,

2020).

Dysmenorrhea membawa dampak yang cukup besar pada

remaja. Masalah yang paling sering muncul adalah menurunnya

konsentrasi dan motivasi belajar pada individu, sehingga para remaja

tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajarannya dengan maksimal

bahkan tidak jarang menyebabkan ketidakhadiran di sekolah (Silaen,

dkk. 2019).

5. Patofisiologi Dismenorea

a. Dismenorea primer

Faktor saat ini menunjukkan bahwa patogenesis


33

dismenorea primer adalah karena prostaglandin F2 alpha (PGF2α),

suatu stimulan miometrium kuat dan vasokontriktor, di endometrium.

10 sektorik respon terhadap inhibitor prostaglandin pada pasien

dengan dismenorea mendukung pernyataan bahwa dismenorea

adalah dimediasi prostaglandin, substansial bukti atribut dismenorea

untuk kontraksi rahim yang berkepanjangan dan menurunnya aliran

darah ke miometrium (Sukarni K, 2013).

Peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya

terutama (PGF2α) dari endometrium selama menstruasi

menyebabkan kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi dan tidak

teratur sehingga menimbulkan nyeri. Selama periode menstruasi,

wanita yang mempunyai riwayat dismenore mempunyai tekanan

instrumenteri yang lebih tinggi dan memiliki kadar prostaglandin dua

kali lebih banyak dalam darah (menstruasi) dibandingkan dengan

wanita yang tidak mempunyai nyeri. Uterus lebih sering berkontraksi

dan tidak terkoordinasi atau teratur. Akibat meningkatnya aktivitas

uterus terjadi iskemia atau hipoksia uterus yang menyebabkan

timbulnya nyeri. Mekanisme nyeri lainnya disebabkan oleh

prostaglandin (PGE2) dan hormon lain yang membuat saraf sensorik

nyeri di uterus menjadi hipersensitif terhadap kerja bradikinin serta

stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder, 2013).

Kadar vasopresin mengalami peningkatan selama

menstruasi pada wanita yang mengalami dismenore primer. Apabila

disertai dengan peningkatan kadar oksitosin, kadar vasopresin yang

lebih tinggi menyebabkan ketidakteraturan kontrasi uterus yang


34

mengakibatkan adanya hipoksia dan iskemia uterus. Pada wanita

yang mengalami disminorea primer tanpa disertai peningkatan

prostaglandin akan terjadi peningkatan aktivitas alur 5-lipoksigenase.

Hal seperti ini menyebabkan peningkatan sintesis leukotrien,

vasokontriktor sangat kuat yang menginduksi kontraksi otot uterus

(Reeder, 2013).

b. Dismenorea sekunder

Nyeri saat menstruasi yang disebabkan oleh kelainan

ginekologi atau kandungan. Pada umumnya terjadi pada wanita

yang berusia lebih dari 25 tahun. Tipe nyeri dapat menyerupai nyeri

menstruasi, namun lama nyeri dirasakan melebihi periode

menstruasi dan dapat pula terjadi bukan pada saat menstruasi

(Sukarni K, 2013).

Peningkatan prostaglandin dapat berperan pada dismenorea

sekunder. Namun, penyakit pelvis yang disertai haruslah ada.

Penyebab yang umum terjadi diantaranya termasuk endometriosis,

adenomyosis, polip endometrium, chromic pelvic inflammatory

disease, dan penggunaan alat kontrasepsi atau IU(C)D. Hampir

semua proses apapun yang mempengaruhi pelvic viscera dapat

mengakibatkan nyeri pelvic siklik (Anurogo, Dito & Wulandari,

2011).

6. Derajat Dismenorea

Menurut Manuaba (2009), dismenore secara klinis dibagi

menjadi 3 tingkat keparahan, yaitu:

a. Dismenorea ringan
35

Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan klien

masih dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari.

b. Dismenorea sedang

Dismenorea itu membuat klien memerlukan penanganan

seperti memberikan obat penghilang rasa nyeri dan kondisi

penderita masih dapat beraktivitas.

c. Dismenore berat

Dismenore berat membuat klien memerlukan istirahat

beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan,

diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut dan tidak dapat melakukan

aktivitas sehari-hari.

7. Penatalaksanaan Dismenorea

Ada tiga bagian besar untuk penatalaksaan pada dismenorea :

a. Farmakologi

Ada banyak preparat tersedia yang bebas dijual, diantaranya

analgesik, obat-obatan anti radang bukan steroid, (nonsteroidal

antiinflammatory drug [NSAID],diuretic. Cope dan Midol terkandung

aspirin dan kafein didalamnya, selain itu Midol juga mengandung

sinamedrin, suatu relaksan uterus ringan. Banyak produk yang

mengandung pamabrom (sama dengan kafein dalam efek

diuretiknya) dan maleat pirilamin, suatu anthihistamin yang

mengandung materi sedative dan analgesic. Aspirin asitaminofen

(dosis yang direkomendasikan : 650 mg setiap empat jam dan tidak

boleh melebihi 400 mg dalam 1 hari atau 24 jam), dan ibuprofen


36

(Motrin, Advil, Nuprin), suatu NSAID, dalam dosis 200 sampai 400

mg setiap empat 6 jam, bekerja dengan menghambat prostaglandin

(Bobak, 2005).

b. Non-Farmakologi

1) Distraksi

Distraksi merupakan suatu metode untuk mengurangi rasa

nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien dengan suatu

hal selain rasa nyeri, metode ini sangat efektif karena merupakan

mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif

lainnya (Amtz, dkk. 2002).

2) Relaksasi

Relaksasi adalah suatu teknik pengendalian rasa nyeri

yang mengajarkan untuk meminimalkan aktifitas simpatis dalam

sistem saraf otonom, sehingga seseorang mampu memecahkan

siklus ketegangan, cemas dan nyeri. Relaksasi ini secara

signifikan dapat menurunkan komponen sensoris rasa nyeri

(Handerson, Jones, 2005).

3) Massase

Masase dengan kata lain memegang atau meremas bagian

yang sakit, yang dapat dilakukan sendiri. Meskipun sentuhan

manusia secara langsung dapat memberikan keuntungan

psikologik, efek pengendalian nyeri hanya berlangsung selama

masasee dilakukan (Handerson, Jones, 2005).

4) Akupresur

Akupresur suatu metode non invasif dari pengurangan atau


37

peredaan nyeri yang berlandaskan pada prinsip akupuntur, yaitu

tekanan, pijat atau stimulasi kutaneus, kompres panas dingin,

diberikan pada titik-titik akupresur (Black,Hawks, 2014).

5) Relaksasi Nafas Dalam

Nafas merupakan suatu metode relaksasi yang

berkontribusi dalam menurunkan atau meredakan nyeri dengan

mengurangi tekanan otot dan ansietas. Metode ini diikuti oleh

nafas dalam dan perlahan yang mirip seperti menguap (Black,

Hawks, 2014).

6) Endorphin Massage

Pijat endorphine merupakan sebuah terapi

sentuhan/pijatan ringan yang cukup penting diberikan pada

wanita yang mengalami nyeri. Hal ini disebabkan karena pijatan

merangsang tubuh untuk mengeluarkan senyawa Endorphine

yang merupakan pereda rasa sakit alami dan dapat menciptakan

perasaan nyaman (Kuswandi, 2011).

7) Aromaterapi Lemon

Aromaterapi merupakan metode dalam relaksasi yang

menggunakan minyak essensial dalam pelaksanaannya berguna

untuk meningkatkan kesehatan fisik, emosi dan spirit seseorang,

sebagai efek minyak essensial adalah salah satunya

menurunkan intensitas nyeri dan tongkat kecemasan (Solehati,

2015).

Aromaterapi lemon merupakan jenis aroma terapi yang

dapat digunakan untuk mengatasi nyeri dan cemas. Zat yang


38

terkandung dalam lemon salah satunya adalah linalool yang

berguna untuk menstabilkan sistem saraf sehingga dapat

menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya

(Wong, 2010 dalam Ina Rahmawati dkk, 2016:2).

B. Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan suatu hal yang yang bersifat subjektif dan

personal. Stimulus terhadap timbulnya nyeri merupakan sesuatu yang

bersifat fisik atau mental yang terjadi secara alami. Nyeri merupakan

suatu pengalaman yang melelahkan dan membutuhkan energi. Nyeri

dapat mengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna

hidup (Potter. P.A dan A.G. Perry, 2014).

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila

ada jaringan yang rusak dan hal ini akan menyebabkan individu

bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah

pengalaman sensori nyeri dan emosional yang tidak menyenangkan

berkaitan dengan kerusakan jaringan tubuh, seringkali dijelaskan dalam

istilah proses distruktif, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas terbakar,

mililit, seperti emosi, perasaan takut (Judha, 2012).

2. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dapat dikategorikan dengan durasi atau lamnya nyeri

berlangsung (akut atau kronis), atau dengan kondisi patologis (contoh:

kanker atau neuropatik) (Potter. P.A dan A.G. Perry, 2014).

a. Nyeri Akut/Sementara

Nyeri akut bersifat melindungi, memiliki penyebab yang dapat


39

diidentifikasi, berdurasi pendek, dan memiliki sedikit kerusakan

jaringan serta respon emosional. Pada akhirnya, nyeri akut akan

ditangan dengan atau tanpa pengobatan setelah jaringan rusak yang

sembuh. Itu disebabkan karena nyeri akut dapat diprediksi waktu

penyembuhannya dan penyebab dapat diidentifikasi, hal ini akan

membuat para anggota tim medis merasa termotivasi untuk segera

menangani nyeri tersebut. Penting untuk menyadari bahwa nyeri

akut yang tidak terobati dapat berkembang menjadi nyeri kronis

(Potter. P.A dan A.G. Perry, 2014).

b. Nyeri Kronis/Menetap
Nyeri kronik berlangsung lebih dari yang diharapkan, tidak

selalu memiliki penyebab yang bisa diidentifikasikan, dan dapat

menyebabkan sakit yang serius kepada seseorang. Contohnya dari

nyeri yang bersifat kronis termasuk artritis, nyeri punggung (low back

pain), nyeri miofasial, sakit kepala, dan neuropatik perifer.

Terkadang area yang mengalami cidera telah sembuh bertahun-

tahun yang lalu, tetapi nyeri yang dirasakan masih terus berlanjut

dan tidak menunjukan adanya respons terhadap pengobatan (Potter.

P.A dan A.G. Perry, 2014).

3. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Nyeri

Rasa nyeri merupakan suatu hal yang bersifat komplek,

mencakup pengaruh fisiologis, sosial, spiritual, psikologis, dan budaya.

Oleh karena itu pengalaman nyeri orang berbeda-beda (Potter. P.A dan

A.G. Perry, 2014).


40

a. Faktor Fisiologi Usia

Dapat mempengaruhi nyeri, terutama pada bayi dan dewasa

akhir. Perbedaan terhadap perkembangan yang ditemukan di antara

kelompok umur tersebut mempengaruhi bagaimana anak-anak dan

dewasa akhir berespons terhadap nyeri (Potter. P.A dan A.G. Perry,

2014).

b. Faktor Sosial
1) Perhatian

Meningkatnya perhatian berhubungan dengan

meningkatnya nyeri, sebaliknya distraksi berhubungan dengan

kurangnya respons nyeri (Potter. P.A dan A.G. Perry, 2014).

2) Pengalaman Sebelumnya

Adanya pengalaman yang sebelumnya bukan berarti

seseorang tersebut akan lebih mudah menerima rasa nyeri di

masa yang akan datang. Frekuensi terjadinya rasa nyeri di masa

lampau yang cukup sering tanpa adanya penanganan atau

penderitaan akan adanya nyeri yang akan lebih berat dan

menyebabkan kecemasan atau bahkan ketakutan yang timbul

secara berulang (Potter. P.A dan A.G. Perry, 2014).

c. Faktor Spiritual

Spiritualitas menjangkau antara agama dan mencakup

pencarian secara aktif terhadap makna situasi di mana seseorang

menemukan dirinya sendiri. Pertanyaan spiritual meliputi: “Mengapa

hal ini bisa terjadi padaku?”. Nyeri secara spiritual berjalan melebihi

apa yang bisa kita lihat. “Mengapa Tuhan melakukan ini kepadaku?”.
41

“Apakah penderitaan ini mengajarkan sesuatu kepadaku?”. Aspek-

aspek spiritual lainnya yang perlu diperhatikan mencakup kehilangan

rasa kemandirian dan menjadi beban bagi keluarga (Potter. P.A dan

A.G. Perry, 2014).

d. Faktor Psikologis

1) Kecemasan

Hubungan antara nyeri dan kecemasan bersifat

kompleks. Kecemasan terkadang meningkatkan persepsi

terhadap nyeri, tetapi nyeri juga menimbulkan perasaan cemas.

Sulit memisahkan kedua perasaan tersebut (Potter. P.A dan A.G.

Perry, 2014)

2) Teknik Kompling

Seseorang yang memiliki kontrol terhadap situasi internal

merasa bahwa mereka dapat mengontrol kejadian-kejadian dan

akibat yang akan terjadi dalam hidup mereka, seperti nyeri

(Potter. P.A dan A.G. Perry, 2014)

e. Faktor Budaya

1) Arti Nyeri
Hal ini terkadang erat kaitannya dengan latar belakang

budaya seseorang. Seseorang akan merasa sakit yang berbeda

apabila hal tersebut terkait dengan ancaman, kehilangan,

hukuman, atau tantangan (Potter. P.A dan A.G. Perry, 2014)

2) Suku Bangsa

Nilai-nilai dan kepercayaan terhadap budaya


42

mempengaruhi bagaimana seseorang individu mengatasi rasa

sakitnya. Budaya mempengaruhi ekspresi nyeri, beberapa

budaya percaya bahwa menunjukkan rasa sakit adalah suatu

hal yang wajar. Sementara yang lain cenderung untuk lebih

introvert. (Potter. P.A dan A.G. Perry, 2014).

4. Fisiologi Nyeri

Stimulus suhu kimia, atau mekanik, biasanya dapat

menyebabakan nyeri. Energi dari stimulus-stimulus ini dapat diubah

menjadi energi listrik. Perubahan energi ini dinamakan transduksi.

Transduksi dimulai di perifer, ketika stimulus terjadinya nyeri

mengirimkan impuls yang melewati serabut saraf nyeri perifer yang yang

terdapat di panca indra (nosiseptor: saraf panca indra yang

menghantarkan stimulus nyeri ke otak), maka akan menimbulkan

potensi aksi. Setelah proses transduksi selesai, transmisi impuls nyeri

dimulai.

Kerusakan sel dapat disebabkan oleh stimulus suhu, mekanik,

atau kimiawi yang mangakibatkan pelepasan neurotransmitter eksitatori;

seperti prostaglandin, bradikinin, kalium, histamin, dan substansi.

Substansi yang peka terhadap nyeri yang terdapat di sekitar serabut

nyeri di cairan ekstrakseluler, menyebarkan “pesan” adanya nyeri dan

menyebarkan inflamasi (peradangan) (Renn dan Dorsey, 2005). Serabut

nyeri memasuki medula spinalis melalui tulang belakang dan melewati

beberapa rute hingga berakhir di gray matter (lapisan abu-abu) medula

spinalis. Substansi P dilepaskan di tulang belakang yang menyebabkan

terjadinya transmisi sinapsis dari saraf perifer aferen (pancaindra) ke


43

sistem spinotalamus yang melewati sisi yang berlawanan. Impuls-impuls

saraf dihasilkan dari stimulus nyeri yang berjalan disepanjang serabut

saraf ferifer aferen (pancaindra). Ada dua macam serabut saraf perifer

yang mengontrol stimulus nyeri: yang tercepat, serabut A-delta yang

diselubungi oleh myelin dan sangat kecil; lambat, serabut C yang tidak

diselubungi oleh myelin. Serabut A mengirimkan sensasi yang tajam,

terlokasi, dan jelas/nyata, yang membatasi sumber nyeri dan

mendeteksi intensitas dari nyeri tersebut (Potter. P.A dan A.G. Perry,

2014).

5. Penilaian Nyeri

Untuk menilai skala nyeri terdapat beberapa macam skala nyeri

yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri seseorang antara

lain:

a. Skala Nyeri Wajah (Wong Baker Facial Gramace Scale)

Pengukur skala nyeri menggunakan wajah yaitu terdiri dari 6

wajah yang tersenyum untuk “tidak nyeri” hingga wajah yang

menangis untuk “nyeri hebat”. Berikut ini skala nyeri wajah yang terdiri

dari 6 ilustrasi gambar wajah yang dapat dilihat pada gambar dibawah

ini (Potter & Perry, 2005) :


44

Gambar 2.1

Facial Pain Scale Sumber:Judha, 2012:38


Keterangan:

1) Tidak nyeri :0

2) Nyeri ringan : 1-3

3) Nyeri sedang : 4-6

4) Nyeri berat : 7-9

5) Nyeri hebat : 10

b. Numeric Rating Scale (NRS)

Skala nyeri pada angka 0 berarti tidak nyeri, angka 1-3

menunjukkan nyeri yang ringan, angka 4-6 termasuk dalam nyeri

sedang, sedangkan angka 7-10 merupakan kategori nyeri berat.

Oleh karena itu, skala NRS akan digunakan sebagai instrumen

penelitian (Potter & Perry, 2006).

Gambar 2.2

Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10 Sumber: (Suciati, 2014)

Keterangan :
45

1. 0 : Tidak ada keluhan nyeri, tidak nyeri.


: Mulai terasa dan dapat ditahan, nyeri ringan.
2. 1-3
: Rasa nyeri yang mengganggu dan memerlukan usaha
3. 4-6
untuk menahan, nyeri sedang.

4. 7-9 : Rasa nyeri sangat mengganggu dan tidak dapat

ditahan, meringis, menjerit bahkan teriak, nyeri berat.

5. 10 : Nyeri sangat hebat

Tabel 2.2
Karakteristik Nyeri

Skala Karakteristik nyeri


0 Tidak nyeri
1 Sangat sedikit gangguan, kadang terasa seperti tusukan kecil
2 Sedikit gangguan, terasa seperti tusukan yang lebih dalam
3 Gangguan cukup dihilangkan dengan penglihatan perhatian
4 Nyeri dapat diabaikan dengan beraktifitas/melakukan pekerjaan, masih
dapat dialihkan
5 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan lebih dari 30 menit
6 Rasa nyeri tidak bisa diabaikan untuk waktu yang lam, tapi masih bisa
Bekerja
7 Sulit untuk berkonsentrasi, dengan diselangi istirahat/tidur kamu masih
bisa bekerja/berfungsi dengan sedikit usaha
8 Beberapa aktifitas fisik terbatas, kamu masi bisa berbicara dan
membaca dengan usaha. Merasakan mual dan pusing kepala pening
9 Tidak bisa berbicara, menangis, mengerang, dan merintih tak dapat
dikendalikan, penurunan kesadaran, mengigau
10 Tidak sadarkan diri/pingsan

Skala Intensitas Nyeri Numerik 1-10 menurut Potter (2005)


dalam Swarihadiyanti (2014).

C. Pijat Refleksi

Pijat refleksi yaitu suatu tindakan pemijatan dengan melakukan

penekanan pada titik saraf untuk memberikan rangsangan pada organ

tubuh sehingga dapat memberikan kenyamanan dan rasa rileks karena


46

peredaran darah menjadi lancar. Pijat refleksi adalah suatu cara

pengobatan penyakit melalui titik pusat urat saraf yang bersangkutan

(berhubungan) dengan organ-organ tubuh tertentu. Dengan kata lain

adalah penyembuhan penyakit melalui pijat urat saraf untuk memperlancar

peredaran darah (Wismadi TN, 2019).

Pengobatan non-farmakologi untuk mengurangi nyeri dismenore

diantaranya relaksasi, hipnoterapi, akupuntur dan lain-lain. Salah satu cara

yang efektif untuk mencegah nyeri dismenore ini adalah relaksasi dalam

bentuk pijatan tangan atau massase (Gumangsari, 2014).

Ada beberapa macam teknik yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri

haid :

1. Relaksasi

Relaksasi adalah suatu teknik yang dapat membuat pikiran dan

tubuh menjadi rileks melalui sebuah proses yang secara progresif akan

melepaskan ketegangan otot di setiap tubuh (Potter. P.A dan A.G.

Perry, 2014).

2. Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah sebuah penyembuhan dengan

hipnotis.Hipnoterapi merupakan cabang ilmu psikologis yang

mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran,

perasaan, dan perilaku, dengan memberikan sugesti kepada pikiran

bawah sadar (Adi Irianto, 2014).

3. Akupuntur

Akupuntur yaitu suatu metode yang diterapkan menggunakan

jarum yang ditusuk pada bagian tubuh tertentu yaitu titik akupuntur
47

untuk merangsang tubuh dalam upaya penyembuhan. Titik-titik

akupuntur merupakan pusat pusat dimana energi vital terkumpul.

Penusukan pada titik-titik ini bermaksud untuk mempengaruhinya agar

aliran energi terhambat dapat dilancarkan kembali. Kelancaran aliran

energi mempengaruhi aliran darah, transportasi cairan-cairan tubuh,

sistem saraf, sistem pernafasan, sistem hormonal, sistem getah bening

dan sistem yang lainnya dalam tubuh. Terapi akupuntur merupakan

terapi yang aman, memiliki efek samping yang minimal dan biaya

pengobatannya terjangkau (Made Arya OS, 2021).

4. Endorphin massage

Endorfin berasal dari kata endogenous dan morphine, molekul

protein yang diproduksi sel-sel dari system saraf dan beberapa bagian

tubuh yang berguna untuk bekerjasama reseptor sedatif untuk

mengurangi rasa sakit. Reseptor analgesik ini diproduksi di spina cord

(simpul saraf tulang belakang hingga tulang ekor) dan ujung saraf

(Aprilia, 2010).

Endorfin merupakan sejumlah polipeptida yang yang terdiri

dari 30 unit asam amino. Opiod-opiod hormon-hormon penghilang

stress seperti kortikotrofin, kortisol, dan katekolamin yang dihasilkan

oleh tubuh untuk mengurangi stress dan menghilangkan rasa nyeri

(Aprilia, 2010).

Tubuh menghasilkan sedikitnya 20 endorfin yang berada

manfaat dan kegunaannya. Beta-endorfin muncul sebagai endorfin

yang berfungsi memberikan pengaruh paling besar di otak dan tubuh.

Beta-endorfin juga merupakan satu jenis hormon peptide yang


48

dibentuk sebagian besar oleh tyrosine, yaitu satu jenis asam amino.

Struktur molekular pada endorfin sangat serupa dengan yang ada

pada morfin, tapi dengan kekayaan kimia yang berbeda (Aprilia, 2010).

5. Manfaat Pijat Refleksi

Manfaat pijat refleksi untuk melancarkan sirkulasi darah, hal yang

menjadikan pijat refleksi sangat dikagumi para ahli kesehatan adalah

manfaatnya untuk melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Sirkulasi

darah yang lancar akan mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh dengan

maksimal dan efektif. Semakin banyak jumlah oksigen yang mencapai

sistem organ vital, semakin optimal fungsi organ tersebut dan juga sistem

metabolisme tubuh. Meningkatkan energi dengan menyelaraskan fungsi

organ dan sistem otot, pijat refleksi membantu meningkatkan

metabolisme dan proses penciptaan energi dalam tubuh. Pijat refleksi

juga sangat baik untuk meredakan nyeri perut, pijat refleksi banyak

digunakan sebagai metode untuk menghilangkan sakit di bagian perut.

Ketegangan otot merupakan salah satu penyebab nyeri perut dan pijat

refleksi dapat mengurangi tingkat rasa nyeri dan menghilangkan

ketegangan pada otot (Ratnawati, 2019).

Pijat refleksi pada kaki memiliki fungsi untuk merangsang titik

refleks dan membawa keseimbangan sistem tubuh agar dapat bekerja

sama secara serempak dengan demikian memberikan rasa nyaman dan

rasa nyeri berkurang (Paryono & Prihati, 2017). Menurut Nugroho (2012),

titik-titik pada kaki akan memberikan rangsangan secara spontan pada

saat dipijat atau ditekan. Rangsangan tersebut akan memberikan

semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut


49

diterima otak lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh dengan

gangguan. Penyebab organ tubuh mengalami gangguan atau sakit salah

satunya karena adanya penyumbatan aliran darah menuju organ

tersebut. Saat titik refleks dipijat, gelombang yang menghambat akan

hancur dan memecah penyumbatan tersebut sehingga aliran darah akan

kembali lancar (Novriyana N, 2018).

Perbandingan intensitas nyeri dismenorea post pijat refleksi kaki

pada area reproduksi kelompok eksperimen dan post tanpa diberikan

pada kelompok kontrol. Hasil uji Mann-Whitney didapatkan hasil median

rasa nyeri pada kelompok eksperimen adalah 2,00, sedangkan pada

kelompok kontrol hasil median intensitas nyeri adalah 6,00. Hasil uji

statistik diperoleh p value (0,000) < α (0,05), maka kesimpulannya ada

perbedaan dari intensitas nyeri antara kelompok eksperimen yang

mendapatkan perlakuan pijat refleksi dengan kelompok kontrol yang tidak

diberikan perlakuan pijat refleksi, dengan itu terdapat pengaruh pijat

refleksi kaki pada area reproduksi terhadap dismenore. Nyeri yang

dirasakan saat haid dapat menggangu aktivitas sehari-hari (Paryono &

Prihati, 2016). Salah satu cara untuk mengatasi dismenore adalah

dengan cara pijat. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Dwienda,

Megasari, Lusiana (2015), tentang efektifitas pijat dalam mengurangi

nyeri pada skala 1 persalinan yaitu didapatkan hasil p value (0,001) < α

(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa pijat efektif untuk mengatasi nyeri

persalinan (Novriyana N, 2018).

6. Teknik Pijat Refleksi

Cara Melakukan Pijat Refleksi :


50

a. Anjurkan klien untuk mengambil posisi senyaman mungkin, bisa

sambil duduk atau berbaring.

b. Pijat bagian bawah mata kaki sampai ke atas, lakukan pemijatan

minimal 3-5 menit pada bagian kaki baik kaki kanan maupun kaki

kiri (Aprilia, 2010).

Gambar 2.3

(Halo Sehat Tube, 2019)


51

Gambar 2.4

(Almuttaqien A, 2017)
52

Gambar 2.5

Keterangan:

Gambar titik 51: Fallopian Tube/ Vas Deferens/ Seminal Vesicle


53

Gambar titik 56: Uterus/ Prostate

Gambar titik 57: Chronic Area-Reproductive/ Rectum

Gambar titik 42: Sciatic Nerve (Tsuraya A, 2015)

7. Hubungan Pijat Refleksi dengan Dismenorea

Pijat Refleksi adalah suatu metode sentuhan ringan. Teknik

sentuhan sentuhan ini mencakup pemijatan yang sangat ringan yang

bisa membuat bulu-bulu halus di permukaan kulit berdiri (Aprilia, 2010).

Refleksi adalah gerakan urut saraf atau urat yang diluar sadar kita

atau gerak saraf tanpa perintah. Misalnya urat-urat jantung, urat

pernafasan, dan lain-lainnya. Teori Endorphin Pommeranz dalam

Hendro dan Yusti (2015) menyatakan bahwa tubuh akan bereaksi

dengan mengeluarkan endorphin karena pemijatan. Endorphin adalah

zat yang diproduksi secara alamiah oleh tubuh, bekerja, serta memiliki

efek seperti morphin. Endorphin bersifat menenangkan, memberikan

efek nyaman, dan sangat berperan dalam regenerasi sel-sel guna

memperbaiki bagian tubuh yang sudah using atau rusak. Pijat refleksi

juga memberikan manfaat bagi sistem tubuh (Wismadi TN, 2019).

Endorfin digambarkan sebagai peptida yang menyerupai opiat,

atau neuropeptida yang dihasilkan secara alami oleh tubuh pada sinaps

neural di berbagai tempat dalam sistem saraf pusat. Endorfin

memodulasi transmisi persepsi nyeri di area ini. Endorfin berkaitan

dengan membrane prasinaptik, menghambat substansi P yang

merupakan neurotransmitter yang dilepaskan pada beberapa sinaps jika

terdapat impuls nyeri: neurotransmitter ini memfasilitasi informasi

tentang nyeri yang ditransmisikan nyeri sehingga nyeri berkurang


54

(Fraser, 2009).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elvira, ddk (2018)

tentang “Pengaruh Pijat Endorphine Terhadap Skala Nyeri pada

Siswi SMA yang Mengalami Dismenorea”. Disimpulkan bahwa pijat

endorphin dapat menurunkan nyeri dismenorea pada siswi.

D. Remaja

1. Pengertian Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,

berasal dari bahasa Latin adolescence yang artinya “tumbuh atau

tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang

purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbada

dengan periode lain dalam rentang kehidupan (Ali, 2008).

2. Masa Remaja

Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan

21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.

Rentan usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia

12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia

17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.

Perkembangan hormon pada remaja putri menyebabkan mereka mulai

mengalami menstruasi yang seringkali pada awal mengalaminya

menimbulkan kegelisahan (Ali, 2008).

Berdasarkan teori yang dijelaskan oleh Zegeye, Megabiaw, Mulu

(2009) usia menarche remaja dikasifikasikan menjadi tiga yaitu usia

(≤12 tahun) cepat (13-14 tahun ) sedang dan (≥ 14 tahun) terlambat

menarche.
55

B. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah tinjauan teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan diteliti agar penelitian memiliki pengetahuan yang

luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variabel-

variabel yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2014). Berperankan tinjauan pustaka,

maka kerangka terori penelitian ini adalah sebagi berikut :

Siswi Primer
kelas VII, Menarche Dismenorea
VIII, IX Dampak Upaya mengatasi nyeri
dismenorea:
A. Farmakologi
Sekunder a. Analgesik
b. Non steroid
c. Aspirin
B. Non farmakologi
a. Distraksi
Faktor b. Relaksasi
penyebab
c. Massase
dismenorea
d. Akupresur
1. Alergi
e. Relaksasi
2. Konstitusi
Nafas Dalam
3. Kejiwaan
f. Pijat Refleksi

Penurunan Nyeri
Dismenorea

Sumber: Modifikasi Solehati (2015), Black;Hawks (2014), Handerson;Jones


(2005).
Gambar 2.3
Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan


56

atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel yang satu dengan variabel

lainnya dari masalah (Notoadmodjo, 2014:83). Kerangka konsep penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Penurunan Dismenorea
Pijat Refleksi

Gambar 2.4

Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Alternatif (Ha) : Pijat Refleksi efektif terhadap penurunan

dismenore pada siswi di MTS Songgo Buwono di Desa Bedingin Kecamatan

Todanan Kabupaten Blora.

Hipotesis Nol (H0) : Pijat Refleksi tidak efektif terhadap penurunan

dismenore pada siswi di MTS Songgo Buwono di Desa Bedingin Kecamatan

Todanan Kabupaten Blora.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016 : 61) “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2016). Populasi

target dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII, VIII, IX MTS Songgo

Buwono di Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora yang

berjumlah 40 siswi. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah

seluruh siswi kelas VII, VIII, IX MTS Songgo Buwono di Desa Bedingin

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora yang berjumlah 44 siswi.

2. Sampel

Sampel merupakan irisan dari jumlah yang dimiliki oleh suatu

populasi yang akan diteliti (Arikunto., 2006). Adapun teknik sampling

yang digunakan menggunakan purposive sampling, sampel pada

penelitian ini adalah siswi kelas VII, VIII, IX MTS Songgo Buwono di

Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi sebagai berikut:

a. Remaja putri kelas VII, VIII, IX.

57
b. Remaja putri yang mengalami dismenorea primer tidak ada

keluhan lain seperti keputihan jika menstruasi minimal telah

mengalami 1 kali dismenorhoe saat haid.

c. Remaja putri bersedia melakukan pijat refleksi.

d. Tidak mendapatkan intervensi dari penelitian lain yang dapat

mempengaruhi nyeri pada saat menstruasi.

58
59

Kriteria eksklusi:

a. Remaja putri yang tidak hadir mengalami dismenorea.

b. Remaja putri yang tidak bersedia menjadi responden.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik

pengambilan sampel dari sumber data dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2016).

Rumus pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin :

N
n=
1+ N ( ∝ )2

Keterangan =

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

α = tingkat kepercayaan (5% / 0.05)

perhitungan sampel =

N
n= 2
1+ N ( ∝ )

44
n=
1+ 44(0.005)2

44
n=
1+ 44( 0.0025)

44
n=
1+0,11

44
n=
1,11
60

n=39,64

Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel yang dibutuhkan

adalah 40 orang yaitu 20 kelompok intervensi dan 20 kelompok kontrol.

B. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif true-experimental. Metode penelitian kuantitatif

merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah

sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga

pembuatan desain penelitiannya. Metode kuantitatif merupakan

metode penelitian yang dilakukan dengan landasan filsafat

positivisme yang digunakan untuk penelitian pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dan memiliki

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya

(Sugiyono, 2016).

2. Desain penelitian

Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian kuantitatif

dengan menggunakan metode pre-experimental design tipe pretest

dan posttest control group design (tes awal tes akhir kelompok

kontrol). Dalam design ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih sesuai kriteria,

kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal, adakah

perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi


61

perlakuan dan tidak diberikan perlakuan (Sugiyono, 2014).

Hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat

membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan.

Penggunaan desain ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak

dicapai, yaitu untuk mengetahui efektivitas pijat refleksi terhadap

penurunan nyeri haid pada siswi MTS Songgo Buwono di Desa

Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.

Desain penelitian digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1
Desain Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

KE O1 X O2

KK O3 - O4

Keterangan :

KE : Kelompok Eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan pijat

refleksi)

KK : Kelompok Kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan pijat

refleksi)

O1 : Pre-test (kelompok eksperimen)

O2 : Post-test (kelompok eksperimen)

O3 : Pre-test (kelompok kontrol)

O4 : Post-test (kelompok kontrol)

X : Perlakuan
62

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap pra penelitian

a. Tahap awalnya yaitu studi pendahuluan oleh Ketua Prodi S1

kebidanan Unissula.

b. Selanjutnya peneliti mengajukan surat permohonan izin yang

disediakan oleh pihak prodi kepada Kepala Sekolah MTS Songgo

Buwono Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.

c. Setelah mendapatkan izin dari Kepala Sekolah, peneliti akan

mencari informasi yang berkaitan terhadap responden yaitu Siswi

MTS Songgo Buwono Desa Bedingin Kecamatan Todanan

Kabupaten Blora.

2. Tahap Penelitian

a. Pada tahap penelitian ini peneliti harus mematuhi beberapa

prosedur protokol kesehatan yang sudah ditentukan oleh pihak

sekolah yaitu memakai APD lengkap meliputi : gaun, face shield,

masker, handscon serta jaga jarak minimal 1 meter untuk

menghindari menularan virus covid-19.

b. Peneliti terlebih dahulu menentukan sampel berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan dan melakukan

informed consent pada responden apakah bersedia diberikan

intervensi.

c. Kemudian peneliti melakukan wawancara terkait data pendukung

apa saja yang bisa digunakan dalam penelitian.


63

d. Melakukan pre test yaitu pengecekan derajat nyeri sebelum

penelitian kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

e. Memberikan intervensi kepada kelompok eksperimen dengan

diberikan pijat refleksi, serta menjelaskan prosedur yang harus

dilakukan responden yaitu dengan melakukan pemijatan di titik

tertentu area kaki.

f. Tahap akhir dari penelitian adalah dilakukan pengecekan derajat

nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi untuk

menentukan apakah ada pengaruh pemberian pijat refleksi.


64

3. Prosedur Kegiatan Penelitian

Menentukan masalah

Studi pendahuluan

Merumuskan masalah

Hipotesis

Menentukan desain Menentukan


dan metode penelitian variabel

Penentuan sampel

Ethical clereance

Setuju Informed consent Tidak setuju

Pretest – Pretest -
posttest posttest control
intervensi

Analisis Menarik Menyusun


data kesimpulan laporan

Gambar 3.2
Prosedur Penelitian

D. Variabel Penelitian

Konsep yang mempunyai variasi nilai-nilai, yaitu adanya variabel

dependent dan independent. Variabel dependent atau bisa disebut

variabel terikat adalah adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan

adanya variabel independent. Sedangkan variabel independent adalah

varibel yang mempengaruhi variabel dependent. Variabel-variabel dalam


65

penelitian ini adalah :

a. Variable Independent adalah Pijat Refleksi.

b. Variable Dependent adalah Dismenorea Primer.

E. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Pengukuran Skala


Operasional
Independent
Pijat Refleksi Terapi Kuesioner, Setelah dilakukan -
sentuhan atau Gambar peta pretest dan
pijatan ringan pijat refleksi sebelum uji
dengan daerah posttest
diberikan pijat punggung kaki,
refleksi 2 kali Video tutorial
dengan
selang waktu
1 – 2 hari
selama 2-5
menit dengan
intensitas
sedang
kemudian
setelah
selang 1-2
hari dilakukan
evaluasi nyeri
lagi.

Dependent
Dismenorea Nyeri pada Kuesioner 1. Tidak nyeri Ordinal
Primer perut bagian (0)
bawah saat 2. Nyeri ringan
menstruasi (1-3)
tanpa disertai 3. Nyeri sedang
adanya (4-6)
kelainan atau 4. Nyeri berat (7-
penyakit pada 10)
panggul,
durasi
biasanya
sampai hari
ketiga saat
haid dan
seringkali
menimbulkan
gejala fisik dan
psikologis
yang bisa
mengganggu
66

aktivitas.
F. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi


sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen pengamatan, yang dalam hal ini digunakan
kuesioner (Arikunto, 2013).
Data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Sumber Data
a. Data primer

Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh

terdiri dari data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya

atau objek penelitian perorangan atau organisasi (Alhamda,

2018). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh secara langsung dari subjek penelitian yaitu siswi kelas

VII, VIII, IX MTS Songgo Buwono.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu Data sekunder adalah sumber yang

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Menggunakan data sekunder apabila penulis mengumpulkan

informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain (Sugiyono,

2017). Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan pihak lain

atau mengutip laporan yang sudah ada. Yaitu berupa identitas

responden dan data pendukung lainnya yang didapatkan dari

buku laporan di sekolahan.


67

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses penting

yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan sebuah

sumber penelitian, sehingga dapat memperoleh hasil yang

diharapkan peneliti (Sugiyono, 2010).

Pengumpulan data dilakukan dengan cara langsung

menemui siswi kelas VII, VIII, IX di MTS Songgo Buwono di Desa

Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dengan cara

pengisian lembar kuesioner tentang skala nyeri dismenorea.

3. Alat Ukur Penelitian

a. Kuesioner, digunakan untuk melakukan pengukuran nyeri

dismenorea.

b. Alat untuk memantau kepatuhan responden dalam

melakukan pijat refleksi, peneliti akan memantau dengan

WhatsApp group dan mendatangi rumah responden yang

bisa dijangkau.

G. Metode Pengolahan Data

Manajemen data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara

lain :

1. Editing (Penyuntingan)

Pada tahap ini dilakukan pengecekan kelengkapan data

identitas pengisi, pemeriksaan jawaban, memperjelas serta

melakukan pengecekan terhadap data yang dikumpulkan untuk

menghindari pengukuran yang salah.


68

2. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kegiatan ini memberi

kode angka pada kuesioner terhadap hasil jawaban responden agar

lebih mudah pada Langkah selanjutnya dalam pengolahan data.

3. Scoring

Scoring merupakan skor pada hasil tabulasi yang

digambarkan dalam bentuk tabel sesuai yang dibuat oleh peneliti

dengan skor yaitu pengukuran derajat nyeri pada saat menstruasi.

4. Tabulating

Setelah dilakukan scoring data dikelompokkan berdasarkan

itemnya dan ditabulasi ke dalam tabel distribusi frekuensi

(Notoatmodjo, 2010).

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS, analisis

pada penelitian ini menggunakan 2 jenis analisis yaitu analisis univariat

dan analisis bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisa univariat yang dilakukan pada data berupa variabel

tunggal dalam bentuk frekuensi dan presentasenya.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis perbedaan variabel

untuk mengetahui adanya perbedaan. Penelitian ini melakukan

analisis untuk mengetahui hubungan variabel terikat yaitu pijat


69

refleksi dengan dismenorea. Uji statistik yang digunakan adalah Uji T

Berpasangan. Uji T berpasangan dilakukan apabila data penelitian

terdistribusi normal dengan menggunakan uji Saphiro Wilk. Apabila

data tidak terdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan

adalah uji non parametrik wilcoxon

Pada penelitian ini, penentuan besar sampel dengan

menggunakan program komputer yang hasilnya akan diinterpretasi

seperti berikut:

a) Apabila p-value kurang dari 0,05 maka dapat diinterpretasikan

bahwa terdapat efektivitas pijat refleksi terhadap penurunan

skala nyeri dismenorea primer pada siswi kelas VII, VIII, IX MTS

Songgo Buwono di Desa Bedingin Kecamatan Todanan

Kabupaten Blora.

b) Apabila p-value lebih dari 0,05 maka dapat diinterpretasikan

bahwa tidak terdapat efektivitas pijat refleksi terhadap

penurunan skala nyeri dismenorea primer pada siswi kelas VII,

VIII, IX MTS Songgo Buwono di Desa Bedingin Kecamatan

Todanan Kabupaten Blora.

I. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2021 – Maret

2022, pengambilan data pada bulan Desember 2021.

2. Tempat

Penelitian dilakukan di Desa Bedingin Kecamatan Todanan


70

Kabupaten Blora.

J. Etika Penelitian

1. Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for persons).

Prinsip ini merupakan bentuk penghormatan terhadap harkat

martabat manusia sebagai pribadi (personal) yang memiliki

kebebasan berkehendak atau memilih dan sekaligus bertanggung

jawab secara pribadi terhadap keputusannya sendiri. Pada penelitian

ini peneliti akan memberikan penjelasan terkait prosedur penelitian

dan informed consent kepada responden sebelum dilakukan

penelitian.

2. Prinsip memberi manfaat (beneficence)

Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu,

melindungi orang lain dilakukan dengan mengupayakan manfaat

maksimal dengan kerugian minimal. Peneliti akan memberikan

souvenir kepada responden setelah dilakukan penelitian.

3. Prinsip keadilan (justice)

Prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk

memperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan

moral yang benar dan layak dalam memperoleh haknya. Peneliti tidak

akan membedakan responden berdasarkan SARA suku, agama, ras

dan antar golongan (Supratiknya, 2015).


71

Daftar Pustaka

Adi Irianto, D. (2014) ‘Adi Irianto, Dkk’, Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Kemoterapi di Rs
Telogorejo,Jurnal Kesehatan.
Alhamda, S. (2018) ‘Alhamda, S’, Buku Ajar Metlit dan Statistik. Deepublish.
Ali, M. dan M. A. (2008) ‘Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori’, Psikologi Remaja
Perkembangan. Peserta Didik. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Anurogo, Dito& Wulandari, A. (2011) ‘Anurogo, Dito& Wulandari,A’, Cara Jitu
Mengatasi Nyeri Haid, CV Andi. Offset , Jogjakarta.
Aprilia, Y. (2010) ‘Aprilia, Y’, Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Melahirkan. Jakarta : Gagas Media.
Arikunto., S. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, S. (2013) ‘Arikunto, S’, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ayu Wulandari, Rodiani, R. D. (2018) ‘Ayu Wulandari, Rodiani,Ratna DPS’, Pengaruh
pemberian ekstrak kunyit (curcuma longalinn) dalam mengatasi dismenorea.
Jurnal kedokteran Unila.
Berliana Irianti (2018) ‘Berliana Irianti’, FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA. MENARA Ilmu, 12.
Fitri HN, A. K. (2020) ‘Pengaruh Dismenorea Terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswi Di
Program Studi D3 Kebidanan’, CHMK Midwifery Scientific Journal, 3, p. 2.
Fraser (2009) ‘Fraser’, Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC.
Ghina Tsamara, dkk (2020) ‘Ghina Tsamara,dkk’, HUBUNGAN GAYA HIDUP
DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TANJUNGPURA. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) LP2M Unhas, 2.
Gumangsari, N. M. G. (2014) ‘Gumangsari, Ni Made Gita’, Pengaruh Massage
Counterpressure Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri di
SMA N 2 Ungaran Kabupaten Semarang.
72

Judha, M. & S. (2012) ‘Judha, M & Sudarti’, Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri.
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Made Arya OS, dkk (2021) ‘Made Arya OS, dkk’, Terapi Akupuntur Untuk Mengatasi
Vertigo.E-Jurnal Widya Kesehatan.
Meliana Fatmawati, dkk (2016) ‘Meliana Fatmawati,dkk’, JURNAL KESEHATAN
MASYARAKAT (e-Journal), 4.
Notoatmodjo (2010) ‘Metodologi Penelitian Kesehatan’, Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo (2014) ‘Notoatmodjo’, Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Novriyana N, dkk (2018) ‘Novriyana N, dkk’, Efektifitas Pijat Refleksi Kaki Pada Area
Reproduksi Terhadap Dismenore. Jom Fkp, 5, p. 2.
Nurul Husnul Lail (2017) ‘Nurul Husnul Lail’, Hubungan Status Gizi, Usia Menarche
dengan Dismenorea pada Remaja Putri Di SMK K, 9.
Paryono, dkk (2017) ‘Paryono,dkk’, PENGARUH PIJAT REFLEKSI TERHADAP
PENURUNAN NYERI HAID PADA WANITA DI PANTI YATIM PUTRI DAERAH
KLATEN. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 6.
Potter. P.A dan A.G. Perry (2014) ‘Potter. P.A dan A.G. Perry’, Buku Ajar Fundamental
Keperawatan.
Ratnawati, A. A. (2019) ‘Ratnawati, Ahmad Aswad’, Efektivitas Terapi Pijat Refleksi
Dan Terapi Benson Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi.
Sastrawinata S (2008) ‘Sastrawinata S’, Gangguan pada Masa Bayi, Kanak-kanak,
Pubertas,Klimakterium, dan Senium.
Savitri R (2015) ‘Gambaran skala nyeri haid pada usia remaja. JKA’, Vol 2.
Sherwood, L. (2014) ‘Sherwood, L’, Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Silaen RMA, Ani LS, P. W. (2019) ‘Prevalensi Dysmenorrhea Dan Karakteristiknya
Pada Remaja Putri Di Denpasar’, Jurnal Medika Udayana, 8, p. 11.
Sugiyono (2017) ‘Sugiyono’, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta, CV.
Sukarni K, M. (2013) ‘Sukarni K, MargarethZh’, Buku Ajar Keperawatan.
Maternitas.Yogyakarta: NuhaMedika.
Wismadi TN, F. (2019) ‘Wismadi TN, Fyrda’, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terapi
73

Mandiri Pijat Refleksi Pada Kaki Terhadap Pengetahuan Untuk Mengurangi


Intensitas Nyeri Haid Siswi di SMP. Jurnal Kesehatan, Prodi Ilmu Keperawatan,
FIKES-UNIBBA, Bandung.
Yuanita S, S. V. (2018) ‘Abdominal Stretching Exercise Menurunkan Intensitas
Dismenorea Pada Remaja Putri’, Jurnal Ilmu Kesehatan, 7, p. 1.
74

Lampiran

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORM CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama (Inisial) :
Umur :

Alamat :
No. Telepon :

Menyatakan bersedia dan setuju menjadi subjek penelitian yang berjudul


“EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID
PADA SISWI MTS SONGGO BUWONO DI DESA BEDINGIN
KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA” yang diteliti oleh
:

Nama : Fika Ayu Lestari

Nim : 32101800037
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun.

Blora, 2022
Responden
75

KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP


PENURUNAN NYERI HAID PADA SISWI MTS SONGGO BUWONO DI DESA
BEDINGIN KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

Hari/ Tanggal :
Kode :

Petunjuk pengisian : Isilah data sesuai item yang diminta di bawah ini:

Data demografi
Inisial :
Usia :
Menarche (usia pertama kali haid) :

Mengalami nyeri haid saat menstruasi : Ya Tidak


Puncak nyeri haid pada hari ke berapa :
Skala nyeri haid :
Ringan / Sedang / Berat
76

KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS PIJAT REFLEKSI TERHADAP


PENURUNAN NYERI HAID PADA SISWI MTS SONGGO BUWONO DI DESA
BEDINGIN KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

Pretest
Posttest

Petunjuk pengisian : Tandai salah satu titik pada grafik di bawah ini pada angka
yang menggambarkan tingkat nyeri yang adik-adik rasakan saat ini.

Keterangan :
0 :Tidak ada keluhan nyeri haid atau kram perut bagian bawah.
1-3 (Nyeri ringan) :Terasa kram perut bagian bawah, masih dapat di tahan
masih dapat melakukan aktivitas, masih dapat berkonsentrasi belajar.
4-6 (Nyeri sedang) :Terasa kram perut bagian bawah, nyeri menyebar ke
pinggang, kurang nafsu makan, sebagian aktifitas terganggu, sulit
beraktifitas belajar.
7-9 (Nyeri berat) :Terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri
menyebar ke pinggang, paha, atau punggung, tidak nafsu makan,
mual, badan lemas, tidak kuat beraktifitas, dan tidak dapat
berkonsentrasi belajar.
10 (Nyeri sangat berat) :Terasa kram yang sangat berat perut bagian bawah,
nyeri menyebar ke pinggang, kaki, dan punggung, tidak mau makan,
mual, muntah, sakit kepala, badan tidak ada tenaga, tidak bisa
beraktifitas atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat beraktifitas, dan
terkadang sampai pingsan.
77

(Panggabean, NSH. 2019)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG
Jl. Raya Kaligawe KM 4 PO Box 1054 Semarang Telp. (024) 6583584

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

NAMA : Fika Ayu Lestari


NIM : 32101800037
JUDUL : Pengaruh Pijat Refleksi Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada Siswi MTS Songgo
Buwono Di Desa Bedingin Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

JADWAL BIMBINGAN PELAKSANA


BUKTI
NAMA AN
NO MATERI
PEMBIMBING HARI/TGL/
HARI/TGL JAM
JAM
PEMBIMBING UTAMA
1 Endang BAB I Jumat, 22 20.00- Jumat, 22
Surani, Oktober 22.30 Oktober 2021
S.SiT,M.Kes. 2021 20.00-22.30

2 Endang BAB I Sabtu, 6 19.30- Sabtu, 6


Surani, November 20.12 November
S.SiT,M.Kes. 2021 2021
19.30-20.12
3 Endang BAB II Jumat, 12 14.15- Jumat, 12
Surani, November 15.00 November
S.SiT,M.Kes. 2021 2021 14.15-
15.00
4 Endang BAB III Senin, 22 13.38- Senin, 22
Surani, November 15.10 November
S.SiT,M.Kes. 2021 2021 13.38-
15.10
78

5 Endang BAB III Rabu, 24 16.20- Rabu, 24


Surani, November 17.20 November
S.SiT,M.Kes. 2021 2021
16.20-17.20
6. Endang BAB III Jumat, 26 06.28- Jumat, 26
Surani, November 07.50 November
S.SiT,M.Kes. 2021 2021
06.28-07.50
7. Endang ACC Rabu, 1 19.00- Rabu, 1
Surani, Proposal Desember 19.30 Desember
S.SiT,M.Kes. 2021 2021
19.00-19.30
8.

PEMBIMBING PENDAMPING
1. Isna Hudaya, BAB I Kamis, 21 11.51- Kamis, 21
S. SiT., Oktober 12.31 Oktober 2021
M.Biomed. 2021 11.51-12.31

2. Isna Hudaya, BAB I dan Kamis, 11 18.13- Kamis, 11


S. SiT., BAB II November 19.30 November
M.Biomed. 2021 2021
18.13-19.30
3. Isna Hudaya, BAB III Selasa, 23 15.15- Selasa, 23
S. SiT., November 16.00 November
M.Biomed. 2021 2021
15.15-16.00
4. Isna Hudaya, BAB III Rabu, 24 10.31- Rabu, 24
S. SiT., November 12.00 November
M.Biomed. 2021 2021
10.31-12.00
5. Isna Hudaya, ACC Rabu, 1 14.20- Rabu, 1
S. SiT., Proposal Desember 15.30 Desember
M.Biomed. 2021 2021
14.20-15.30

6. Isna Hudaya,
S. SiT.,
M.Biomed.
79

WAKTU
N AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET
KEGIATAN
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal Karya
tulis Ilmiah
2 Seminar Proposal
Karya Tulis Ilmiah
3 Revisi Proposal
Karya Tulis Ilmiah
4 Perijinan Penelitian

5 Persiapan
Penelitian
6 Pelaksanaan
Penelitian
7 Pengolahan Data

8 Laporan Karya tulis


Ilmiah
9 Sidang Karya Tulis
Ilmiah
10 Revisi Laporan
Karya Tulis Ilmiah
Akhir
JADWAL PENELITIAN
80

Anda mungkin juga menyukai