Anda di halaman 1dari 4

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Gunadarma University: Ejournal UG

KEMATANGAN EMOSI
PADA PRIA DAN WANITA YANG MENIKAH MUDA

Rahma Khairani1
Dona Eka Putri2
1,2
Fakultasi Psikologi Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat
1
rahma_chairani@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perbedaan kematangan emosi
pada pria dan wanita yang menikah muda. Penelitian ini dilakukan terhadap 25 orang
pria dan 25 orang wanita yang berusia antara 18 sampai dengan 24 tahun yang menikah
muda. Dari 56 item disebarkan diperoleh 34 item yang valid. Nilai korelasi yang didapat
berkisar antara 0.307 sampai 0.752 sedangkan koefisien reliabilitas sebesar 0.884. Uji
hipotesis menggunakan uji beda U Mann-Whitney, karena tidak terpenuhinya kriteria uji
statistik parametrik. Berdasarkan analisis data diperoleh skor t sebesar -3.061 (p <
0.01). Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan kematangan emosi yang sangat
signifikan pada pria dan wanita yang menikah muda.

Kata Kunci: kematangan emosi, jenis kelamin, menikah muda

EMOTIONAL MATURITY IN MALE AND FEMALE


WITH EARLY MARRIAGE

Abstract

The aim of this research is to determine the difference of emotional maturity in male and
female with early marriage empiricaly. The participants of this research are 25 males
and 25 females with age range between 18 to 24 years old who had early marriage. After
try out, from 56 items of the scale were reduced until 34 valid item. The validity score is
from 0.307 to 0.752 with reliability score around 0.884. U Mann-Whitney is used in this
research because the parametric statistic requirements could not be fulfilled. The t score
gained in this research is -3.061 (p < 0.01). This result shows the significant difference of
emotional maturity in male and female with early marriage.

Key Words: emotional maturity, gender, early marriage

PENDAHULUAN berakhir di usia empat puluh tahun. Seba-


gaimana didukung oleh Hurlock (1997)
Periode masa muda merupakan bahwa sejak generasi-generasi terdahulu
masa terpenting bagi individu di mana apabila anak-anak laki-laki dan wanita
dirinya dituntut untuk menyesuaikan diri mencapai usia dewasa secara resmi, maka
terhadap pola-pola hidup dan harapan hari-hari kebebasan mereka telah berakhir
yang baru (Hurlock, 1997), serta menja- dan saatnya telah tiba untuk menerima
lankan peran-peran yang baru dan tum- tanggung jawab sebagai orang dewasa
buh menjadi pribadi yang matang (Duvall serta menjalankan tugas perkembangan
dan Miller, 1985). Periode masa muda pada masa tersebut.
dimulai pada usia delapan belas dan

136 Jurnal Psikologi Volume 1, No. 2, Juni 2008


Tugas-tugas perkembangan masa adalah suatu keadaan untuk menjalani
dewasa awal mencakup mendapatkan kehidupan secara damai dalam situasi
pekerjaan, memilih teman hidup, belajar yang tidak dapat diubah, tetapi dengan
hidup bersama suami atau istri, mem- keberanian individu mampu mengubah
bentuk suatu keluarga, membesarkan hal-hal yang sebaiknya diubah, serta
anak-anak dan mengelola rumah tangga adanya kebijaksanaan untuk menghargai
(Hurlock, 1997). Dengan kata lain pada perbedaan (Rice, 2004).
usia masa dewasa awal seseorang diha- Masyarakat pada umumnya menga-
dapkan pada kodrat alam yaitu untuk takan bahwa wanita lebih dewasa dan
hidup bersama dalam suatu perkawinan. lebih matang secara emosional daripada
Perkawinan merupakan bentuk hubungan laki-laki (Santrock, 2003). Berbicara
antara laki-laki dan perempuan dewasa tentang emosi, kita mungkin tahu tentang
yang diterima serta diakui secara uni- steriotipe utama tentang gender dan
versal. emosi. Wanita lebih emosional dan penuh
Perkawinan yang dianggap sah me- perasaan sedangkan laki-laki lebih ra-
nurut hukum Indonesia dicantumkan sional dan sering menggunakan logika.
dalam Undang-Undang No. 1 pasal 7 Steriotipe ini sangat kuat dan meresap
tahun 1974 yang menyebutkan bahwa kesannya pada budaya masyarakat
perkawinan atau pernikahan hanya di- (Shields dalam Santrock, 2003).
ijinkan jika calon mempelai pria telah Berdasarkan uraian diatas terdapat
berusia 19 tahun dan mempelai wanita kontroversi antara fenomena dalam masya-
telah berusia 16 tahun. Dengan alasan rakat dengan teori yang ada. Masyarakat
pada usia tersebut individu dianggap telah pada umumnya menyatakan bahwa wa-
dapat membuat keputusan sendiri dan nita lebih dewasa dan lebih matang secara
telah dewasa dalam berpikir dan ber- emosional dibandingkan laki-laki sedang-
tindak (Walgito, 2002). Hoffman (dalam kan menurut beberapa teori yang yang
Adhim, 2002) menambahkan berdasarkan telah diuraikan bahwa laki-laki memiliki
pada beberapa penelitian mutakhir bahwa emosi yang stabil yang dapat dikatakan
menikah pada usia dewasa muda berkisar mempunyai kematangan emosi lebih baik
antara usia 18 sampai dengan 24 tahun. dari wanita. Oleh karena itu, tujuan dari
Pernikahan muda sering terjadi karena penelitian ini adalah untuk menguji se-
seseorang berpikir secara emosional cara empiris perbedaan kematangan emo-
untuk melakukan pernikahan, mereka si antara pria dan wanita yang menikah
berpikir telah saling mencintai dan siap muda.
untuk menikah (Sanderwitz dan Paxman
dalam Sarwono, 1994), tetapi sebanarnya METODE PENELITIAN
hidup berumah tangga membutuhkan
kematangan emosi dan pemikiran untuk Variabel bebas adalah jenis kelamin
menghadapi dan mengendalikan hakekat (X) dan variabel terikatnya adalah kema-
perkawinan dan peran orang tua yang tangan emosi (Y). Teknik pengumpulan
akan disandang (Adhim, 2002). data dalam penelitian ini menggunakan
Adhim (2002) menyebutkan kema- kuesioner kematangan emosi. Skala Ke-
tangan emosi merupakan salah satu aspek matangan Emosi dikembangkan berdasar-
yang sangat penting untuk menjaga ke- kan teori Hurlock (1997) tentang kriteria
langsungan perkawinan di usia muda. kematangan emosi yang terdiri atas kon-
Mereka yang memiliki kematangan emosi trol emosi, pemahaman diri, penggunaan
ketika memasuki perkawinan cenderung fungsi kritis mental, dan menggunakan
lebih mampu mengelola perbedaan yang Skala Likert.
ada di antara mereka. Kematangan emosi Partisipan dalam penelitian ini ada-
lah pria maupun wanita dewasa awal

Khairani, Putri, Kematangan Emosi … 137


berusia antara 18-24 tahun yang menikah bedaan hormonal maupun kondisi psi-
muda. Jumlah subjek 50 orang terdiri dari kologis antara pria dan wanita menye-
25 subjek wanita dan 25 subjek pria. babkan adanya perbedaan karakteristik
Guna menguji validitas alat ukur emosi di antara keduanya.
digunakan korelasi Product Moment Data demogarfis yang berkaitan de-
Pearson sedangkan untuk mengetahui ngan usia menunjukkan bahwa kema-
reliabilitas alat ukur peneliti menggu- tangan emosi tertinggi pada wanita
nakan teknik Alpha Cronbach. Pengujian berusia 24 tahun. Hal ini dapat dijelaskan
hipotesis pada penelitian ini mengguna- dengan teori Benokraitis (1996) yang
kan uji nonparametrik U Mann-Whitney, menyatakan bahwa bertambahnya usia
yang merupakan alternatif dari uji T dua seseorang menyebabkan emosinya akan
sampel bebas (parametrik). semakin terkontrol dan matang. Namun
Young (2007) berpendapat bahwa walau-
HASIL DAN PEMBAHASAN pun kematangan emosi seseorang per-
kembangannya seiring dengan pertam-
Berdasarkan uji validitas pada skala bahan usia, akan tetapi faktor fisik-
kematangan emosi, dari 56 skala kema- fisiologis juga belum tentu mutlak se-
tangan emosi yang disebarkan terdapat 34 penuhnya mempengaruhi perkembangan
item yang valid dengan korelasi total item kematangan emosi, karena kematangan
antara 0.307 sampai dengan 0.752, koefi- emosi merupakan salah satu fenomena
sien reliabilitas sebesar 0.884 sehingga psikis, baik faktor pola asuh keluarga,
skala dapat dinyatakan reliabel. lingkungan sosial, pendidikan dan se-
Hasil dari analisis data diperoleh bagainya. Hal tersebut juga sesuai dengan
nilai t sebesar -3.061 dengan signifikansi hasil data pada subjek pria dengan
sebesar 0.002 (p < 0.01). Berdasarkan kematangan emosi tertinggi dimiliki oleh
nilai tersebut, maka hipotesis penelitian pria berusia 23 tahun.
diterima yang artinya ada perbedaan yang Berdasarkan pekerjaan, pria dengan
sangat signifikan antara kematangan emo- kematangan emosi tertinggi adalah de-
si pada pria dan wanita yang menikah ngan jenis pekerjaan wiraswasta. Wira-
muda. swasta artinya mempunyai usaha sendiri
Berdasarkan perhitungan rerata em- yang artinya orang tersebut mandiri de-
pirik (ME) dan rerata hipotetik (MH) ngan menjalankan usahanya sendiri. Hal
pada Skala Kematangan Emosi, diperoleh ini dijelaskan oleh pendapat Smitson
hasil rerata empirik pria yang menikah (dalam Katkovsky, 1986) bahwa keman-
muda berada pada skor 104.88 sedangkan dirian merupakan kapasitas seseorang
rerata empirik wanita yang menikah mu- untuk mengatur kehidupannya sendiri.
da sebesar 96.08, artinya pria mempunyai Dengan demikian individu dapat menen-
tingkat kematangan emosi yang lebih tukan dan memutuskan apa yang dike-
tinggi dibandingkan wanita. Berbicara hendakinya serta dapat bertanggung ja-
tentang emosi, wanita lebih emosional wab atas keputusan tersebut.
dan penuh perasaan sedangkan laki-laki Pada subjek wanita, kematangan
lebih rasional dan menggunakan logika emosi tertinggi dimiliki oleh wanita yang
(Shields dalam Santrock, 2003). berprofesi sebagai pengajar atau guru.
Hasil ini juga didukung oleh penda- Seorang guru dituntut untuk sabar dalam
pat Kahn (dalam Hasanat, 1994) yang menghadapi murid-muridnya, tidak mu-
menyatakan bahwa wanita mempunyai dah terpancing emosinya, tentu hal ini
kehangatan emosionalitas, sikap hati-hati memerlukan kematangan emosi yang
dan sensitif daripada pria. Lebih lanjut tinggi. Hal ini sesuai seperti yang
Young (2007) mengatakan bahwa per- dikatakan oleh Young (2007) kematangan

138 Jurnal Psikologi Volume 1, No. 2, Juni 2008


emosi adalah kemampuan seseorang peneliti selanjutnya, disarankan meneliti
dalam mengontrol dan mengendalikan kematangan emosi pada guru karena
emosinya. Seorang guru juga dituntut berdasarkan hasil data, rerata kematangan
untuk bisa menjadi contoh atau teladan emosi guru paling tinggi. Selain itu di-
yang baik bagi murid-muridnya. Selain harapkan untuk menambah partisipan
itu guru harus mampu beradaptasi dan penelitian sehingga didapatkan hasil yang
menerima beragam orang dan situasi maksimal.
tertentu secara produktif (Turner dan
Helms, 1995) yang artinya dapat ber- DAFTAR PUSTAKA
adaptasi dengan berbagai macam sifat,
sikap dan kepribadian para murid yang Adhim, M.F. 2002 Indahnya pernikahan
berbeda-beda. dini Gema Insani Press Jakarta.
Jika dilihat dari urutan kelahiran, Benokraitis, N.N. 1996 Marriages and
pria dengan urutan kelahiran pertama families: Change, choices and
(sulung) mempunyai rerata kematangan constraints 2nd ed. Prentice Hall New
emosi tertinggi. Hal ini dikarenakan pria Jersey.
sebagai anak pertama mempunyai tang- Dean, D.G. 1980 Can emotional maturity
gung jawab yang lebih besar dibanding be measured? Library of Congress
adik-adiknya serta harus menjadi contoh Washington DC.
yang baik untuk adik-adiknya seperti Duvall, E.M., and Miller, B.C. 1985
salah satu kriteria kematangan emosi Marriage and family development 6th
Dean (1980) yaitu tanggung jawab. Se- ed Harper and Row Publisher New
dangkan pada wanita, kematangan emosi York.
tertinggi ternyata dimiliki oleh anak Hasanat, N. 1994 Apakah perempuan
kedua. lebih depresif dari laki-laki? Laporan
Penelitian (tidak diterbitkan) Fakultas
SIMPULAN DAN SARAN Psikologi UGM Yogyakarta.
Hurlock, E.B. 1997 Psikologi
Hasil penelitian ini membuktikan perkembangan edisi kelima Alih
terdapat perbedaan yang signifikan antara Bahasa: Istiwidaryanti dan Soedjarwo
kematangan emosi pada pria dan wanita Erlangga Jakarta.
yang menikah muda, di mana ditemukan Rice, E. 2004 Emotional maturity
bahwa pria memiliki kematangan emosi http://hwarmstrong.org/rice05.pdf.
lebih tinggi dibandingkan wanita. diunduh 8 Januari 2007
Sementara itu, berdasarkan hasil Santrock, J.B. 2003 Adolescence:
penelitian, maka saran yang dapat dibe- Perkembangan masa remaja edisi
rikan adalah (1) bagi pria yang ingin keenam Alih Bahasa: Achmad
menikah muda selain harus siap secara Chusairi dan Juda Damanik Erlangga
fisik dan mental juga harus matang secara Jakarta.
emosi, berfikir secara logika dan memen- Turner, J.S., and Helms, D.B. 1995
tingkan rasional memang baik tetapi juga Lifespan development 5th ed. Holt,
jangan mengesampingkan perasaan. Bagi Rinehart and Winston Inc. New York.
wanita yang ingin menikah muda selain Young, S. 2007 Kematangan emosi.
harus memiliki emosi yang matang juga http://careercenter.fapsi.umm.ac.id/ca
harus bisa berfikir secara logika dalam reer%20center _files/Pages1397.htm
membuat keputusan, menghadapi dan diunduh tanggal 8 Januari 2007.
memecahkan masalah, dan (2) bagi

Khairani, Putri, Kematangan Emosi … 139

Anda mungkin juga menyukai