Anda di halaman 1dari 58

Dasar

Imu Kesehatan
Masyarakat (IKM)
Prof.Dr.dr. Didik Gunawan Tamtomo.
PAK, MM, Mkes, SpDLP
Dasar Dasar IKM
1. Pengertian Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Tujuan Ilmu Kesehatan Masyarakat
3. Sejarah Ilmu Kesehatan Masyarakat
4. Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat
5. Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
6. Sasaran Kesehatan Masyarakat
7. Paradigma Sehat
8. Indikator Derajat Kesehatan
Dasar Dasar IKM
9. Prinsip Kesehatan Masyarakat
10.Pokok Kegiatan Kesehatan Masyarakat
11.Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat
12.Asas-asas dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat
13.Determinan Kesehatan
14.Perbedaan Clinical & Community Oriented
15.Triad Epidemiologi
PENGERTIAN
IKM
American Medical Association (AMA) dan
American Public Health Association (APHA)
Menurut AMA 1948 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) adalah
ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat. (Eliana and Sumiati, 2016)

Menurut APHA adalah mempromosikan dan melindungi


kesehatan orang dan komunitas tempat mereka tinggal, belajar,

bekerja, dan bermain. (APHA, 2020)


Kesehatan Masyarakat (Public Health)

Adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup


dan meningkatkan kesehatan. Winslow 1920

Usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat untuk :


1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan
5. Pengembangan rekayasa sosial
(Grant, 2012; Eliana and Sumiati, 2016; Juaria, 2016)
Tujuan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan masyarakat secara menyeluruh
dalam memelihara kesehatan untuk Meningkatkan individu, keluarga,
mencapai derajat kesehatan secara mandiri kelompok dan masyarakat dalam
pemahaman tentang pengertian
sehat-sakit

Tujuan Umum Tujuan Khusus

Meningkatkan kemampuan individu, keluarga kelompok dan


masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan

Tertangani/terlayani kelompok keluarga rawan, kelompok khusus


dan kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan
pelayanan kesehatan
SEJARAH IKM
Sejarah kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh
mitologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia

Asclepius adalah seorang dokter yang dapat mengobati penyakit


dan bahkan dapat melakukan bedah berdasarkan prosedur-
prosedur tertentu (surgical procedure) dengan baik.

Higeia, seorang asisten yang kemudian menjadi istrinya, juga


telah melakukan upaya-upaya kesehatan dengan cara yang
berbeda dengan Asclepius. Perbedaan tersebut terletak pada cara
pendekatan dalam menangani masalah kesehatan.
Higeia Asclepius
Mengajarkan pemecahan masalah kesehatan melalui Diobati setelah penyakit
‘hidup seimbang’ menimpa seseorang

1.Menghindari makanan beracun.


2.Makanan yang bergizi.
3.Cukup istirahat.
4.Melakukan olahraga. Jika sudah sakit lebih
mengupayakan pengobatan alamiah.
Pelayanan Kesehatan

Preventif (Hygiea) Kuratif (Asclepius)

Sasaran atau pasien : masyarakat Sasaran : individual

Masalah yang ditangani pada umumnya adalah


Dengan pasien umumnya kontak hanya satu kali
yang dirasakan oleh masalah masyarakat

Jarak antara petugas kesehatan (dokter, dokter


Hubungan antara petugas kesehatan dan
gigi, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran
masyarakat lebih bersifat kemitraan cenderung jauh

Pendekatan : proaktif4500 Pendekatan : reaktif


Pasien dilihat sebagai makhluk yang utuh Pasien ditangani lebih kepada sistem biologis
pendekatannya secara menyeluruh atau holistik manusia atau pasien hanya dilihat secara partial
Perkembangan IKM

Periode sebelum
ilmu pengetahuan
IKM Periode setelah
ilmu pengetahuan
01
Zaman romawi dan yunani kuno

Zaman pertengahan
Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan

A. Zaman Romawi dan Yunani Kuno


Ditemukan dokumen tertulis yang mengindikasikan:
 Adanya upaya penanggulangan penyakit
 Adanya peraturan tertulis tentang pemukiman,
pembuangan air limbah dan sistem drainase, air
minum, pembuangan tinja, walaupun bukan kerena
alasan kesehatan, melainkan untuk estetika.
B. Zaman Pertengahan Abad ke 1-7
 Beberapa penyakit menular mulai menyerang penduduk dunia
(Typhus, kolera, pes, dan sebagainya)
 Penyakit-penyakit ini cenderung endemis diberbagai kelompok
masyarakat atau negara (Asia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan
Afrika)
 Lepra menyebar mulai dari Mesir,Asia dan Eropa melalui para
imigran
 Upaya-upaya penanggulangan dimulai dengan perbaikan
sanitasi lingkungan, hygiene, utama pembuangan kotoran
(latrin), penyediaan air bersih, ventilasi, dan sebagainya
C. Zaman Pertengahan Abad ke 8-18
 Tahun 1340 terjadi wabah pes paling besar di Cina, India dan
Mesir. 13.000.000 orang meninggal dan total 60.000.000
orang meninggal untuk seluruh dunia. Sehingga masa itu
disebut “The black death” .
 Sementara itu wabah kolera , typhus dan disentri masih
berlangsung sampai abad ke-18.
 Upaya upaya penanggulangan penyakit menular secara
menyeluruh dan sistematis hampir dikatakan belum ada.
 Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, kebangkitan ilmu
pengetahuan mempunyai dampak yang luas terjadi terhadap
segala aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan.
 Serangan epidemi (wabah) kolera pada sebagian besar rakyat
Inggris terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal di
perkotaan miskin, penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan
masyarakat secara ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832
 Parlemen Inggris membentuk komisi untuk penyelidikan dan
penanganan masalah wabah kolera ini dan Edwin Chardwich
seorang pakar sosial (social scientist) ditunjuk sebagai ketua
komisi.
Perkembangan
IKM di Indonesia
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia
dimulai sejak pemerintahan Belanda abad ke-16

dr. Bosch dan dr. Bleeker di Indonesia mendirikan sekolah


1851 dokter di Jawa yang dikenal dengan ama STOVIA

STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten)


berubah menjadi sekolah kedokteran yang
1927 menghasilkan dokter untuk mengembangkan
Kesehatan Masyarakat Indonesia

Salah satu tonggak penting perkembangan kesehatan


1951 masyarakat di Indonesia terjadi pada saat memasuki zaman
kemerdekaan dengan diperkenalkannya Konsep Bandung
(Bandung Plan) oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah
(Juaria, 2016; Surahman and Supardi, 2016)
Dr. Y Sulianti dalam kegiatan pengembangan masyarakat
1956 mendirikan ‘Proyek Bekasi’ sebagian proyek percontohan
atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan
masyarakat pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat
pelatihan tenaga kesehatan.

dr. Achmad Dipodilogo dalam seminar yang membahas


1951 dan merumuskan program kesehatan masyarakat
terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat
Indonesia. Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya
sistem puskesmas yang terdiri atas tipe A, B, dan C
(Juaria, 2016; Surahman and Supardi, 2016)
Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan
kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan
1968 preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah
dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau
sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.

Disepakati hanya ada dua sistem puskesmas


1969 yaitu tipe A dan B. Puskesmas tipe A dikelola
oleh dokter dan tipe B dikelola oleh seorang
tenaga paramedis.

Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi


1990 kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarakat.
(Juaria, 2016; Surahman and Supardi, 2016)
Ruang Lingkup
IKM
Ruang lingkup kesehatan masyarakat mencakup 2
disiplin pokok keilmuan, yakni
1. ilmu bio medis (medical biologi)
2. ilmu-ilmu sosial (social sciences)

Sejalan dengan perkembangan ilmu kesehatan


masyarakat mencakup: Ilmu Biologi, kedokteran,
kimia, fisika, lingkungan, sosial, antropologi,
pendidikan dan sebagainya.
(Merrill, 2013); (Setyawati and Hartini, 2018)
Pilar Utama Ilmu Kesehatan Masyarakat
• Epidemiologi
• Biostatistik/statistik kesehatan
• Kesehatan lingkungan
• Pendidikan kesehatan/ilmu Prilaku
• Gizi masyarakat
• Kesehatan kerja
• Upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai
penerapan ilmu Kesehatan Masyarakat :
• Pemberantasan penyakit, menular dan tidak menular
• Perbaikan sanitasi lingkungan tempat-tempat umum
• Perbaikan lingkungan pemukiman
• Pemberantasan vektor
• Pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat
• Pelayanan ibu dan anak
• Pembinaan gizi masyarakat
• Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
• Pengawasan obat dan minuman
• Pembinaan peran serta masyarakat
• Ruang lingkup kesehatan masyarakat
meliputi usaha-usaha :
• Promotif (peningkatan kesehatan)
• Preventif (pencegahan penyakit)
• Kuratif ( pengobatan)
• Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan)
• Sasaran Kesehatan Masyarakat
• Sasaran Kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok khusus
baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan.

• Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi dan menggambarkan


hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang dilakukan secara
operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan
dapat memberikan fokus pada penyusunan program opersional dan kegiatan
pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dapat dicapai.

Kelompok
Individu Keluarga
Khusus
Beberapa Contoh Sasaran Kesehatan Masyarakat
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :

• Meningkatnya kunjungan ibu hamil atau K4


(Kunjungan ke-4 Ibu Hamil)
• Meningkatnya pertolongan persalinan oleh
bidan/nakes yang memiliki kompetensi kebidanan
• Meningkatnya ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk
• Meningkatnya kunjungan neonates atau KN2
Kesehatan ibu dan bayi (Kunjungan Neonatal ke-2)
• Meningkatnya kunjungan bayi dan balita
• Meningkatnya kunjungan imunisasi pada bayi di
desa/kelurahan hingga 100%
• Meningkatnya kunjungan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) yang ditanani nakes (tenaga kesehatan)
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :

Anak pra sekolah dan usia • Meningkatnya deteksi dini tumbuh kembang
sekolah anak balita dan pra sekolah
• Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa
SD/ sederajat oleh oleh nakes
• Meningkatnya peyanan kesehatan remaja
Pemantauan pertumbuhan • Meningkatnya kenaikan berat badan balita
balita • Menurunnya berat badan balita dibawah
garis merah (BGM)
Obstetric dan neonatal • Meningkatnya akses terhadap ketersediaan
emergensi dasar dan darah dan komponen yang aman untuk
komprehensif menangani rujukan ibu hamil dan neonatus
• Meningkatnya ibu hamil risiko tinggi atau
komplikasi yang ditangani
• Meningkatnya neonatus risiko tinggi atau
komplikasi yang ditangani
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :

• Meningkatnya ibu hamil mengkonsumsi 90


tablet Fe
• Meningkatnya balita mendapatkan kapsul
Vitamin A 2 (dua) kali per tahun
Gizi masyarakat • Seluruh bayi BGM dari keluarga miskin diberi
makanan pendamping ASI (Air Susu Ibu)
• Seluruh balita gizi buruk mendapat
perawatan kesehatan
• Meningkatnya WUS (Wanita Usia Subur) yang
mendapatkan kapsul yodium
KB (Keluarga Berencana) Meningkatnya peserta KB aktif
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :

Anak pra sekolah dan usia • Meningkatnya deteksi dini tumbuh kembang
sekolah anak balita dan pra sekolah
• Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa
SD/ sederajat oleh oleh nakes
• Meningkatnya peyanan kesehatan remaja
Pemantauan pertumbuhan • Meningkatnya kenaikan berat badan balita
balita • Menurunnya berat badan balita dibawah
garis merah (BGM)
Obstetric dan neonatal • Meningkatnya akses terhadap ketersediaan
emergensi dasar dan darah dan komponen yang aman untuk
komprehensif menangani rujukan ibu hamil dan neonatus
• Meningkatnya ibu hamil risiko tinggi atau
komplikasi yang ditangani
• Meningkatnya neonatus risiko tinggi atau
komplikasi yang ditangani
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :

Anak pra sekolah dan usia • Meningkatnya deteksi dini tumbuh kembang
sekolah anak balita dan pra sekolah
• Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa
SD/ sederajat oleh oleh nakes
• Meningkatnya peyanan kesehatan remaja
Pemantauan pertumbuhan • Meningkatnya kenaikan berat badan balita
balita • Menurunnya berat badan balita dibawah
garis merah (BGM)
Obstetric dan neonatal • Meningkatnya akses terhadap ketersediaan
emergensi dasar dan darah dan komponen yang aman untuk
komprehensif menangani rujukan ibu hamil dan neonatus
• Meningkatnya ibu hamil risiko tinggi atau
komplikasi yang ditangani
• Meningkatnya neonatus risiko tinggi atau
komplikasi yang ditangani
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :

Gawat darurat Meningkatnya sarana kesehatan dengan


kemampuan pelayanan kegawat daruratan yang
dapat diakses masyarakat
Pengobatan dan perawatan Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat jalan
Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat inap
Kesehatan jiwa Meningkatnya pelayanan kesehatan gangguan
jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum
Kesehatan kerja Meningkatnya pelayanan kesehatan gangguan
jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum
Kesehatan usia lanjut Meningkatnya pelayanan kesehatan pra usia
lanjut dan usia lanjut
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :
Penyelenggaraan penyelidikan Meningkatnya penanganan KLB < dari 24 jam di
epidemiologi dan penaggulangan desa/kelurahan
KLB (Kejadian Luar Biasa) dan gizi Meningkatnya kecamatan bebas rawan gizi
buruk
Kesehatan Lingkungan Meningkatnya institusi yang membina kesehatan
lingkungan
Pengendalian Vektor Meningkatnya rumah/bangunan yang bebas
jentik aedes
Hygiene sanitasi tempat- Meningkatnya tempat-tempat umum yang
tempat umum memenuhi syarat kesehatan
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :

Penyuluhan perilaku sehat Meningkatnya rumah tangga sehat


Meningkatnya bayi yang mendapatkan ASI
Ekslusif
Meningkatnya desa/kelurahan dengan garam
beryodium baik
Meningkatnya posyandu purnama
Meningkatnya desa dengan proggram PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Meningkatnya peserta BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial)
Meningkatnya Pelayanan Indikator Sasaran :
Pencegahan & Pemberantasan
penyakit Diare Seluruh balita penderita Diare mendapat pelayanan kesehatan

penyakit Malaria Seluruh penderita Malaria mendapat pelayanan kesehatan


penyakit Kusta Meningkatnya penderita Kusta yang selesai berobat (RFT Rate
penyakit Filaria Seluruh penderita Filaria mendapat pelayanan kesehatan
penyakit polio Tercapainya penemuan seluruh penderita Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
penyakit TB Paru meningkatnya angka kesembuhan penderita TB (Tuberculosis)
Paru BTA Positif.

penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Seluruh balita penderita pneumonia mendapat penanganan
pelayanan kesehatan.

penyakit DBD Seluruh penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) mendapat


pelayanan kesehatan.
Paradigma Sehat
Paradigma sehat : cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistik.
Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.

Dengan diterapkannya paradigma ini, diharapkan mampu


mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam
menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran
yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan
yang bersifat promotif dan preventif. (Hudaya, 2010).
Konsep Sehat
Menurut WHO (World Heath Organisation)
definisi sehat merupakan suatu keadaan kondisi
fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan.
Konsep Sakit
Sakit secara definisi Proses dimana fungsi individu
dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami
perubahan atau penurunan bila dibandingkan
dengan kondisi sebelumnya (Nasution, 2010).
Indikator Derajat Kesehatan
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur
perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Indikator kesehatan yang berhubungan dengan status kesehatan
masyarakat :
1. Indikator komprehensif terdiri dari angka kematian kasar
menurun, rasio angka mortalitas proporsional rendah, umur
harapan hidup meningkat,
2. Indikator spesifik terdiri dari angka kematian ibu dan anak
menurun, angka kematian karena penyakit menular menurun,
angka kelahiran menurun.
Prinsip-Prinsip Kesehatan Masyarakat
1. Mengutamakan pencegahan (preventif) daripada pengobatan (kuratif).
2. Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu menggunakan cara-
cara yang ringan biaya dan berhasil baik.
3. Lebih menitik beratkan kepada masyarakat, baik sebagai pelaku
(subyek) dan sasaran (obyek) atau dengan kata lain “suatu usaha dari,
oleh dan untuk masyarakat”.
4. Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang
diutamakan adalah masyarakat yang terorganisir.
5. Ruang lingkup usaha lebih mengutamakan masalah-masalah kesehatan
masyarakat daripada kesehatan perorangan karena jika tidak segera
diatasi dapat mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat luas.
Pokok-Pokok Kegiatan Kesehatan Masyarakat
1. Pemberantasan penyakit
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan vektor
5. Pendidikan/penyuluhan kesmas
6. Pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
7. Pembinaan gizi masyarakat
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
9. Pengawasan obat dan minuman
10. Pembinaan peran serta masyarakat
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Derajat
Kesehatan
Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) asas
diartikan sebagai dasar atau sesuatu yang menjadi
Definisi tumpuan berpikir atau berpendapat. Bisa dijabarkan
Asas lebih lanjut bahwa asas merupakan prinsip dasar yang
menjadi acuan berpikir seseorang dalam mengambil
keputusan-keputusan yang penting di dalam hidupnya.
(KBBI, 2020)

Dalam penerepan ilmu kesehatan masyarakat,


Asas dalam memungkinkan adanya pertentangan moral/etika untuk
ilmu bertindak bagi pelaksana pelayanan kesehatan
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya asas-asas
dalam bertindak yang memungkinkan pelaksana memlih
tindakan terbaik.
Menurut Schroder-back (2014) ada 7
asas dalam ilmu kesehatan masyarakat :

NON PENGHORMATAN
HEALTH
MALEFICENCE BENEFICENCE TERHADAP MAXIMIZATION
OTONOMI

EFISIENS PROPORSIONALITAS
KEADILAN

(Schröder-Bäck et al., 2014)


DETERMINAN KESEHATAN

DEFINISI SEHAT
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
“Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
Sedangkan sehat menurut WHO adalah suatu kondisi fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan
hanya bebas dari penyakit atau cacat
DEFINISI SAKIT
Sakit adalah respon seseorang terhadap penyakit. Hal tersebut
merupakan proses yang abnormal di mana level fungsi seseorang
berubah dibandingkan level sebelumnya. Respon tersebut berbeda
pada setiap orang dan dipengaruhi oleh persepsi diri, persepsi
lainnya, efek terhadap perubahan dan tubuh, struktur dan fungsi,
efek terhadap perubahan-perubahan tersebut tentang peran dan
hubungan; budaya, nilai spritual dan kepercayaan.

Sakit tidak hanya hadirnya proses penyakit. Sakit dikatakan sebagai


status di mana fungsi fisik, emosional, intelektual, perkembangan
sosial atau fungsi spiritual seseorang mengalami penurunan
dibandingkan pengalaman seseorang
RIWAYAT ALAMIAH PERJALAN PENYAKIT

Pada tahap ini sebenarnya penyakit sudah terjadi


interkasi antara pejamu (host) dengan bibit
penyakit (agent).
TAHAP Tetapi interaksi ini masih berada di luar tubuh,
PREPATOGENESIS dalam arti bibit agent belum masuk ke dalam
tubuh host. Sehingga host tidak tampak adanya
keluhan sakit karena pada keadaan seperti ini
penyakit belum ditemukan dan daya tahan tubuh
host masih kuat
Tahap Inkubasi adalah masa masuknya penyakit
dalam tubuh sampai munculnya gejala sakit.
TAHAP Definisi lain menyebutkan tahap inkubasi adalah
INKUBASI periode waktu sejak masuknya penyebab awal
pada pejamu hingga timbulnya manifestasi klinis
dari suatu penyakit infeksi. Tahap inkubasi berbeda
antara satu penyakit dengan penyakit lainnya
Pada umumnya penyakit yang di derita host
masih ringan misalnya bersin-bersin, demam
ringan sehingga pada tahap ini biasanya host
masih melakukan aktivitasnya karena penyakitnya
ringan dan biasanya tidak berkunjung ke fasilitas
kesehatan.
TAHAP Pada tahap ini merupakan masalah besar dalam
kesehatan masyarakat karena apabila host
PENYAKIT DINI
menganggap sepele masalah penyakit dini
biasanya penyakit lanjutan yang lebih parah akan
muncul sehingga penyakitnya terlambat dalam
pengobatan.
Tahap penyakit lanjut adalah host dalam kondisi
sakit berlanjut. Pada tahap ini penyakit bertambah
TAHAP hebat dengan segala kelainan patologis dan
PENYAKIT LANJUT gejalanya. Pada tahap ini host penderita datang ke
fasilitas kesehatan untuk melakukan pengobatan
dan perawatan.

Tahap akhir penyakit adalah berakhirnya perjalanan


penyakit dapat berada dalam lima keadaan anatara
TAHAP lain:
PENYAKIT AKHIR

• SEMBUH SEMPURNA
(Hidayani, 2020) • SEMBUH DENGAN CACAT
• KARIER
• KRONIS
• MENINGGAL DUNIA
KOMPONEN
DETERMINAN
KESEHATAN
Perbedaan Clinical & Community
Oriented
Orientasi klinis dan komunitas dalam uraian ini adalah pelayanan
kesehatan dari ilmu kedoteran secara klinis dan komunitas yang berkaitan
dengan pelayanan kesehatan masyarakat dalam meningkatkan derajat
kesehatan kesehatan.

Istilah Kedokteran Komunitas atau Kesehatan Komunitas merupakan


perpaduan antara ilmu Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Pencegahan
dan Kedokteran Sosial dengan tujuan dan ruang lingkup yang lebih luas
yaitu dengan cara mengorganisir seluruh kemampuan atau fasilitas yang
tersedia untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan status kesehatan
masyarakat. (Chandra, 2009)
Spesifikasi Diagnosa Klinik Diagnosa Komunitas

1.Populasi Individu-Individu Kelompok/grup masyarakat

2.Tempat Puskesmas, Rumah Sakit, Praktik Desa, Kecamatan, Kabupaten, dst


Dokter, dll

3.Alat Peralatan Kedokteran, Diagnostik Fisik Biostatistik, Epidemiologi

4.Cara Diagnosa Anamnesia, Gejala Penyakit Pengumpulan Data, Distribusi dan Frekuensi
Laboratorium penyakit (who, when, where) statistik vitas, dll

5.Tindakan/Terapi Medikamentosa, Radiologi, Perawatan Imunisasi, Penyuluhan dan Promosi


RS, Rawat Jalan Kesehatan, Sanitasi Lingkungan, Kontrol
Terhadap Penyakit menular, dll
Triad Epidemiologi

Segitiga epidemiologi (triad epidemiologi) merupakan


konsep dasar dalam epidemiologi yang menggambarkan
hubungan antara tiga faktor utama yang berperan dalam
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan yaitu host,
agent, dan environment.
Ketiga faktor dalam triad epidemiologi terus menerus
dalam keadaan berinteraksi satu sama lain. Jika
interaksinya seimbang, terciptalah keadaan seimbang.
Begitu terjadi gangguan keseimbangan, muncul penyakit.
(Irwan, 2017; Ismah, 2018)
HUBUNGAN KARAKTERISTIK
AGENT, HOST DAN ENVIRONMENT
Faktor agent adalah penyebab penyakit
Faktor agent
berupa biologis, fisik, kimia.

Faktor host adalah karakteristik personal,


Faktor host perilaku, presdisposisi genetik dan
immmunologic.

Faktor environment adalah keadaan


Faktor eksternal (selain agent) yang
environment mempengaruhi proses penyakit baik berupa
fisik, biologis atau sosial.
(Irwan, 2017)
INTERAKSI AGENT PENYAKIT DAN ENVIRONMENT

Keadaan dimana agent penyakit langsung dipengaruhi


oleh lingkungan dan terjadi pada saat pre-patogenesis dari
suatu penyakit. Misalnya: Viabilitas bakteri terhadap sinar
matahari, stabilitas vitamin sayuran di ruang pendingin,
penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan.

INTERAKSI ANTARA HOST DAN ENVIRONMENT

Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh


lingkungannya pada fase pre-patogenesis. Misalnya:
Udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat dan
menyediakan makanan
INTERAKSI ANTARA HOST DAN AGENT
Keadaan dimana agent penyakit menetap, berkembang biak
dan dapat merangsang tubuhmanusia, pembentukan
kekebalan, atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. -
Interaksi untuk menimbulkan respon berupa gejala penyakit.
Misalnya: Demam, perubahan fisiologis dari yang terjadi dapat
berupa sembuh sempurna, cact, ketidakmampuan, atau
kematian.

INTERAKSI AGENT , HOST DAN ENVIRONMENT


Keadaan dimana agent penyakit, manusia, dan lingkungan
bersama-sama saling mempengaruhi dan memperberat satu
sama lain, sehingga memudahkan agent penyakit baik secara
langsung atau tidak langsung masuk ke dalam tubuh manusia.
Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia,
dapat menimbulkan Water Borne Disease
(Irwan, 2017)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai