Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kesehatan Masyarakat adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan kita sehari-hari. Baik itu kesehatan maupun masyarakat
keduanya saling terintegritas dalam satu kesatuan kehidupan, sebab kesehatan
merupakan suatu kondisi penentu masyarakat dalam menangani masalah
kesehariannya. Karena kesehatan masyarakat dirasakan sangat penting, maka
telah ada suatu disiplin ilmu dan bukan hanya ilmu melainkan juga seni yang
dikenal sebagai Ilmu Kesehatan Masyarakat. Suatu ilmu pengetahuan baik
sosial maupun alam tentunya mempunyai sejarah munculnya dan
perkembangannya. Begitupun dengan ilmu kesehatan masyarakat yang
mempunyai suatu rentetan sejarah panjang kehidupan manusia dengan
lingkungannya, dimana perkembangannya di seluruh dunia terkait satu
dengan yang lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalahnya adalah:
1. Apa definisi ilmu kesehatan masyarakat?
2. Bagaiman sejarah ilmu kesehatan masyarakat di dunia?
3. Bagaimana periode-periode perkembangan kesehatan masyarakat?
4. Bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat pada masa liberalisme
dan sesudahnya?
5. Bagaimana sejarah dan perkembangan kesehatan masyarakat di negara
berkembang?
6. Bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia?
7. Bagaimana perkembangan promosi kesehatan di Indonesia?
8. Apa ruang lingkup kesehatan masyarakat?
9. Apa permasalahan dalam sejarah kesehatan masyarakat?

C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi ilmu kesehatan masyarakat.
2. Untuk mengetahui sejarah ilmu kesehatan masyarakat.
3. Untuk mengetahui periode-periode perkembangan kesehatan masyarakat.
4. Untuk mengetahui periode-periode perkembangan kesehatan masyarakat?
5. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat pada masa
liberalisme dan sesudahnya?

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 1


6. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan kesehatan masyarakat di
negara berkembang?
7. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia?
8. Untuk mengetahui perkembangan promosi kesehatan di Indonesia?
9. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan masyarakat?
10. Untuk mengetahui permasalahan dalam sejarah kesehatan masyarakat?

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


Definisi ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor
Winslow dari Universitas Yale (Leavel and Clark, 1958) adalah ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan
mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan
individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis
dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan
aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang dimasyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
Ikatan Dokter Amerika, AMA, (1948) mendefinisikan Kesehatan
Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat
adalah ilmu yang multi disipliner, karena pada dasarnya masalah kesehatan
masyarakat bersifat multikausal, sehingga untuk menyelesaikan atau
pemecahan masalah dilakukan secara multidisiplin. Semua kegiatan baik
langsung maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif),
meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (fisik, mental dan sosial) atau
kuratif maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental dan sosial)
adalah upaya kesehatan masyarakat.

B. SEJARAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


Membicarakan kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh
metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos
Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang
tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa
yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia dapat mengobati
penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur
tertentu (surgical procedure) dengan baik.
Higeia, seorang asistennya, yang kemudian diceritakan sebagai istrinya,
juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan
Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah kesehatan sebagai berikut:
1. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit) setelah penyakit
tersebut terjadi pada seseorang.

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 3


2. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah
kesehatan melalui hidup seimbang, yaitu menghindari
makanan/minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup
istirahat dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit, Higeia
lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk
menyembuhkan penyakitnya tersebut, antara lain lebih baik dengan
memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada dengan
pengobatan/pembedahan.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut akhirnya
muncul dua aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-masalah
kesehatan. Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya
penyakit (setelah sakit), yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif
(pengobatan). Kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi,
psikiater, praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit seperti
halnya pendekatan Higeia, cenderung melakukan upaya-upaya pencegahan
penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit.
Kedalam kelompok ini termasuk para petugas kesehatan masyarakat lulusan-
lulusan sekolah atau institusi kesehatan masyarakat dari berbagai jenjang.
Dalam perkembangan selanjutnya, seolah-olah timbul garis pemisah
antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (curative
health care). Kedua pencegahan atau preventif (preventive health care).
Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan
antara lain sebagai berikut. Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya
dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran
(pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan
(dokter, dokter gigi, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung
jauh. Sedangkan penddekatan preventif, sasaran atau pasien adalah
masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada
umumnya juga masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan
masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masayarakat
(sasaran) lebih bersifat kemitraan, tidak seperti dokter-pasien.
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif artinya pada
kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti
dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek.
Kalau tidak ada pasien datang berarti tidak ada masalah maka selesailah tugas
mereka bahwa masalah kesehatan adalah adannya penyakit. Sedangkan
kelompok preventif lebih menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak
menunggu adanya masalah, tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan
masyarakat tidak hanya menunggu pasien datang di kantor atau di tempat

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 4


praktik mereka, tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan
mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, dan melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau
pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara
partial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang
terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya. Sedangkan pendekatan
preventif melihat klien sebagai mahluk yang utuh, dengan pendekatan yang
holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem
biologi, individual, tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis
dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan partia,
tetapi harus secara menyeluruh atau holistik.

C. PERIODE-PERIODE PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT


1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period)
Sejarah kebudayaan peradaban masyarakat kuno yang berpusat di
Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma (The Pre-Cristion Period). Pada saat
itu pemerintah kota telah melakukan upaya-upaya pemberantasan
penyakit. Sebagai bukti ditemukan dokumen-dokumen tentang peraturan-
peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah
(drainase), pengaturan air minum, pembuangan sampah, dsb. (Hanlon,
1964). Dari hasil penemuan arkeologi pada saat itu telah dibangun WC
Umum (Public Latrine) dan sumber air minum sendiri namun untuk
alasan estetika, bukan untuk alasan kesehatan.
Pada kerajaan Romawi Kuno, peraturan-peraturan yang dibuat
bedasarakan alasan kesehatan. Dalam hal itu pegawai-pegawai kerajaan
ditugaskan untuk melakukan supervisi ke lapangan ke tempat-tempat air
minum (Public Bar), warung makan, tempat-tempat prostitusi, dsb.
a. Abad pertama sampai abad ketujuh
1) Hanlon (1964)
Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di
berbagai tempat terjadi endemik atau wabah penyakit. Bahkan
begitu banyaknya penyakit menular dan, oleh karena itu
kesehatan masyarakat mulai dirasakan pentingnya.
2) Notoatmodjo (2005)
Penyakit kolera menjalar dari Inggris ke Afrika kemudian ke
Asia dan akhirnya sampai ke Asia Selatan. Pada abad ke-7 India
menjadi pusat endemic kolera. Selain kolera penyakit lepra
menyebar dari Mesir ke Asia kecil dan Eropa melalui emigran.
Upaya-upaya yang dilakukan adalah perbaikan lingkungan yaitu
hygiene dan sanitasi, pengusahaan air minum yang bersih,

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 5


pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian
kehidupan masyarakat waktu itu.
b. Abad ke-13 sampai abad ke-17
Pada masa ini kejadian endemic Pes yang paling dahsyat terjadi
di China dan India, diperkirakan 13 juta orang meninggal. Catatan
lain di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya,
atau selama wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta
orang. Peristiwa tersebut dikenal dengan The Black Death. Pada
abad tersebut kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat.
Tahun 1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit
menular. Tahun 1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun
1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya
Dipteri, Tifus dan Disentri.
2. Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period)
a. Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (Kebangkitan Ilmu
Pengetahuan)
Pada abad ilmu pengetahuan, mulai ditemukan berbagai macam
penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis
Pasteur telah berhasil menemukan vaksin untuk mencegah penyakit
cacar. Joseph Lister menemukan asam carbol (carbolic acid) untuk
sterilisasi ruang operasi. William Marton menemukan ether sebagai
anestesi pada waktu operasi.
Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara
ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832 di Inggris. Pada waktu itu
sebagian besar rakyat Inggris terserang epidemi (wabah) kolera,
terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang
miskin. Kemudian parlemen Inggris membentuk komisi untuk
penyelidikan dan penanganan masalah wabah kolera ini.
Edwin Chadwich seorang pakar sosial sebagai ketua komisi ini
akhirnya melaporkan hasil penyelidikannya sebagai berikut:
Masyarakat hidup di suatu kondisi sanitasi yang jelek, sumur
penduduk berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan
kotoran manusia. Air limbah yang mengalir terbuka tidak teratur,
makanan yang dijual di pasar banyak dirubung lalat dan kecoak.
Disamping itu ditemukan sebagian besar masyarakat miskin, bekerja
rata-rata 14 jam per hari, dengan gaji yang dibawah kebutuhan
hidup. Sehingga sebagian masyarakat tidak mampu membeli
makanan yang bergizi.
Laporan Chadwich ini dilengkapi dengan analisis data statistik
yang bagus dan sahih. Berdasarkan laporan hasil penyelidikan

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 6


Chadwich ini, akhirnya parlemen mengeluarkan undang-undang
yang isinya mengatur upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk,
termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi tempat-tempat kerja, pabrik
dan sebagainya. Pada tahun 1848, John Simon diangkat oleh
pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan penduduk
(masyarakat).
b. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
Mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang
professional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang
wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas
dan di dalamnya terdapat sekolah (Fakultas) Kedokteran. Mulai
tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada
dan sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah kedokteran
tersebut, terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah diperhatikan.
Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan
penerapan ilmu di masyarakat.
Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan
kepada suatu asumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan
hasil interaksi yang dinamis antara factor genetik, lingkungan fisik,
lingkungan sosial, kebiasaan perorangan dan pelayanan
kedokteran/kesehatan.
Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855
pemerintah Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang
pertama kali. Fungsi departemen ini adalah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi penduduk, termasuk perbaikan dan
pengawasan sanitasi lingkungan.
Departemen kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan
departemen kesehatan kota yang telah dibentuk di masing-masing
kota seperti Baltimor telah terbentuk pada tahun 1798, South
Carolina tahun 1813, Philadelphia tahun 1818 dan sebagainya.
Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang
mempunyai perhatian kesehatan masyarakat baik dari universitas
maupun dari pemerintah di kota New York. Pertemuan tersebut
menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American
Public Health Association) (Notoatmodjo, 2005).
c. Pada awal periode rekonstruksi
Disebut sebagai jaman kontradiksi dan peluang. Waktu untuk
meningkatkan kemakmuran di negara maju, dalam upaya penuntasan
kemiskinan dari mereka yang kurang mampu di seluruh dunia.
Disebut jaman peluang, karena dalam melihat kemajuan ilmiah dan

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 7


teknologi luar biasa sehingga mampu membuka pemandangan dan
kemungkinan tak terbatas untuk memecahkan permasalahan kuno
tentang kemiskinan dan penyakit (Gunaratne 1977). Berbagai
penemuan dan inovasi selama dan sesudah perang dunia kedua
memberikan dorongan luar biasa untuk aplikasi ilmu pengetahuan
dan teknologi. Penemuan dan produksi massal seperti kina, dichloro
diphenyl trichloroethane (DDT), penisilin dan sulfonamide,
pengembangan vaksin dan obat baru yang efektif untuk mencegah
dan mengendalikan penyakit menular, pengenalan pil KB dan
suntikan, pengenalan dan penggunaan komputer dan perbaikan
dalam pencitraan teknologi (X-ray dan CT Scan) memfasilitasi
aplikasi canggih dalam praktek kesehatan masyarakat. Kemajuan
dalam mikrobiologi dan imunologi memberikan kontribusi besar
terhadap pengembangan vaksin dan teknologi diagnostic.

D. PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA MASA


LIBERALISME DAN SESUDAHNYA
Dekade setelah perang dunia kedua membawa pergeseran nilai yang
ditandai dengan fokus dibidang kesehatan masyarakat dan harapan
masyarakat. Di negara maju, penyakit menular yang telah begitu lama
manjadi fokus utama kesehatan masyarakat telah surut. Dengan polio menjadi
yang terakhir dari epidemi yang mengejutkan, mampu menurunkan korban
dengan pemberian imunisasi, antibiotic, atau pengendalian epidemiologi atau
lingkungan.(Rogers 1990)
Masa perkembangan epidemiologi modern dimulai pada tahun 1950-an,
dimulai dengan studi follow up terhadap dokter-dokter di Inggris untuk
memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara kebiasaan merokok dan
perkembangan penyakit kanker paru.
Dengan penaklukan fasisme dan diikuti dengan runtuhnya komunisme,
liberalisme muncul kembali. Ini dilambangkan dalam pernyataan Badan
Kesehatan Dunia (WHO), bahwa kesehatan dan kesejahteraan adalah hak
asasi bagi semua manusia (WHO, 1968). Hal ini adalah kewajiban bagi
Negara untuk memberikan hak tersebut kepada penduduk mereka. Dalam
beberapa kondisi, konflik antara kesehatan masyarakat sebagai suatu
keharusan dan hakhak sipil kembali muncul. Ini tetap menjadi isu yang paling
tangguh yang harus dihadapi oleh kesehatan masyarakat. Bangkitnya ilmu
pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 mempunyai dampak
yang sangat luas terhadap segala aspek kehidupan manuasia, termasuk
kesehatan.

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 8


E. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI
NEGARA BERKEMBANG
Untuk melindungi kesehatan rakyat dan pekerjanya, penguasa kolonial
menegakkan hukum serupa dengan yang berlaku di negaranya. Undang-
undang kesehatan masyarakat yang spesifik bervariasi disetiap penguasa
kolonial.
Namun, jejak yang masih ada seperti undang-undang kesehatan
masyarakat, undang-undang kepemerintahan, undang-undang sipil, undang-
undang pabrik, undang-undang vaksinasi dan undang-undang tentang
penyakit menular masih berlaku selama beberapa dekade. Para kolonial telah
mencanangkan inisiatif penting dalam pencegahan dan pengendalian
kesehatan masyarakat internasioanl melalui vaksinasi cacar yang awalnya
diberikan pada para pekerja administrasi kolonial dan kemudian pada pekerja
kasarnya.
Misionaris agama dari Eropa dan Amerika juga melakukan ekspedisi ke
seluruh dunia bersama dengan kekuasaan kolonial. Banyak dari mereka,
memiliki latar belakang medis allopathic, sehingga kemudian mendirikan
lembaga-lembaga perawatan medis serta system pendidikan umum, termasuk
sekolah keperawatan dari medis. Misionaris ini mendirikan klinik kesehatan
atau apotik pada awalnya dan kemudian berkembang menjadi rumah sakit di
Negara-negara kolonial.
Diakhir abad ke-18 terjadi suatu momentum peningkatan dalam
pendidikan kesehatan masyarakat, yaitu dengan pembentukan program
sarjana dan pascasarjana yang dirancang khusus untuk kesehatan masyarakat,
awalnya di negara-negara asal koloni kemudian dikembangkan di koloni-
koloni mereka.
Sekolah perintis kesehatan masyarakat didirikan di negara-negara
kolonial diakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dengan maksud agar dapat
berfungsi sebagai pusat untuk pengembangan kebijakan terkait kesehatan
masyarakat, dan untuk melatih orang-orang yang akan melayani warga
negaranya di wilayah kolonial atau pekerja di daerah tropis.
Keberhasilan terbesar dicapai oleh negara-negara berkembang pada abad
ke-20 adalah pencegahan dan pengendalian serta pemberantasan tuntas
penyakit cacar, yaitu suatu penyakit menular mengerikan yang telah ada sejak
jaman dahulu.
Sebagai tindakan pencegahan kesehatan masyarakat, inokulasi nanah
diambil dari kasus cacar ke orang sehat. Hal ini telah dipraktekkan di Asia
sejak zaman kuno. Metode variolation menyebar ke Eropa dan bagian lain
dunia pada abad ke-17. Saat itu telah disederhanakan dan banyak digunakan
untuk pencegahan dan pengendalian cacar.

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 9


Pada 1796, Edward Jenner memperkenalkan teknik modifikasi dari
variolation dengan menggunakan bahan cacar sapi. Masyarakat Eropa
perlahan-lahan menerima hasil eksperimen ini. Kemudian masa inokulasi
menggunakan bahan cacar sapi (vaksinasi) diperkenalkan secara luas. Bahan
vaksin yang telah dikeringkan pada kaca, itu bisa dikirim ke seluruh bagian
dunia. Penerimaan yang lebih luas dari vaksinasi massal ini telah
menyebabkan penyakit cacar berhenti menjadi ancaman utama dikebanyakan
negara Eropa dan Amerika pada awal abad ke-20 (Henderson, 1997).
Pada awal abad ke-20, Prancis kemudian diikuti oleh Belanda
memproduksi vaksin cacar yang beku dan kering dalam jumlah besar, yang
diperuntukkan setiap tahunnya untuk koloni mereka sendiri di Afrika dan
Asia. Institute Lister di London telah mengembangkan teknologi beku-kering
untuk memproduksi vaksin di awal 1950-an. Sejak itu, vaksin beku-kering
cacar stabil diproduksi komersial dengan skala besar dan telah menyebar ke
negara-negara maju lain dan kemudian ke negara-negara berkembang yang
baru merdeka.

F. PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA


1. Masa pra kemerdekaan
Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan
praktik persalinan pada para dukun bayi. Pada tahun1851 didirikan
sekolah dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA. Tahun 1888 di Bandung
didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran yang selanjutnya menjadi
Lembaga Eykman sekarang. Pada tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter
Belanda yaitu NIAS di Surabaya. Tahun 1922 terjadi wabah Pes,
sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan DDT dan
vaksinasi massal.
Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu,
penyebab kesakitan dan kematian yang terjadi di Banyumas adalah
kondisi sanitasi, lingkungan dan perilaku penduduk yang sangat buruk.
Hydric kemudian mengembangkan percontohan dan propaganda
kesehatan.
2. Masa era kemerdekaan
a. Pra reformasi
1) Masa orde lama
Pada tahun 1951 konsep bandung plan diperkenalkan oleh dr
Y. Leimena dan dr. Patah, yaitu konsep pelayanan yang
menggabungkan antara pelayanan kuratif dan preventif. Tahun
1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh dr Y. Sulianti di Lembah
Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 10


pelatihan tenaga. Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8
lokasi yaitu di Indrapura (Sumatra Utara), Kesiman (Bali),
Bojong Loa (Jawa Barat), Salaman (Jawa Tengah), Mojosari
(Jawa Timur), Metro (Lampung), DIY dan Kalimantan Selatan.
Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno
mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada tanggal
tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN).
2) Masa orde baru
Konsep Bandung Plan terus dikembangkan. Tahun 1967
diadakan seminar konsep puskesmas. Pada tahun 1968 konsep
puskesmas ditetapkan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional
dengan disepakatinya bentuk Puskesmas yaitu Tipe A, B & C.
Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal dengan istilah Basic. Ada
basic 7, basic 13 Health Service yaitu: KIA, KB, Gizi
Masyarakat, Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ,
Lab, Pencatatan dan Pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas
menjadi A & B. Pada tahun 1977 Indonesia ikut menandatangani
kesepakatan Visi: Health For All By The Year 2000, di Alma
Ata, Negara bekas Federasi Uni Soviet. Pengembangan dari
konsep Primary Health Care. Tahun 1979 puskesmas tidak ada
pentipan dan dikembangkan piranti manajerial perencanaan dan
penilaian puskesmas yaitu Micro Planning dan Stratifikasi
Puskesmas. Pada tahun 1984 dikembangkan posyandu, yaitu
pengembangan dari pos penimbangan dan karang gizi. Posyandu
dengan 5 programnya yaitu KIA, KB, Gizi, Penanggulangan
Diare dan Imunisasi dengan 5 mejanya (Notoatmodjo, 2005).
Pada waktu-waktu selanjutnya posyandu bukan saja untuk
pelayanan balita tetapi juga untuk pelayanan ibu hamil. Bahkan
pada waktu-waktu tertentu untuk promosi dan distribusi Vit.A,
Fe, Garam Yodium, dan Suplemen gizi lainnya. Posyandu saat ini
juga menjadi andalan kegiatan penggerakan masyarakat seperti
PIN, Campak, Vit. A dan sebagainya.
b. Post reformasi
Pada tahun 1997 indonesia mengalami krisis ekonomi,
kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah,
menyebabkan akses ke pelayanan kesehatan rendah. Kemudian
dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu
JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai
bidang termasuk pemerintahan dan menjadi negara demokrasi.
Tahun 2001 otonomi daerah mulai dilaksanakan, sehingga di

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 11


lapangan program-program kesehatan bernuansa desentralisasi dan
sebagai konsekuensi negara demokrasi, program-program kesehatan
juga banyak yang bernuansa politis. Tahun 2003 JPS-BK
kemudian menjadi PKPS-BBM bidang kesehatan, tahun 2005
berubah lagi menjadi Askeskin. Pada saat itu juga dikembangkan
Visi Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan Paradigma Sehat.
Puskesmas dan posyandu masih tetap eksis, bahkan posyandu
menjadi andalan ujung tombak mobilitas sosial bidang kesehatan.
Dalam era otonomi dan demokrasi, menuntut akutanbilitas dan
kemitraan sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan
maupun bukan untuk menuntut akuntabilitas tersebut dalam berbagai
bentuk partisipasi. Sebagai partnership LSM-LSM tersebut,
program kesehatan yang bertanggung jawab adalah promosi
kesehatan.
Promosi kesehatan menjadi ujung tombak mewakili program
kesehatan secara keseluruhan, baik sebagai pemasaran-sosial Visi
Indonesia Sehat 2010 untuk merubah paradigm petugas kesehatan
dan masyarakat. Tugas lain promosi kesehatan adalah melakukan
advokasi, komunikasi kesehatan dan mobilisasi sosial. Secara
universal perkembangan kesehatan masyarakat dibagi menjadi 5 era
dengan dasar pembagian 5 unsur yaitu unsur jangkauan dengan
filosofi yang dianut dengan titik berat pelayanan, unsur
penyelenggaraan pendidikan dan penelitian pengembangan. Seperti
pada Tabel 1.1 berikut di bawah ini.
Tabel 1.1: Era Perkembangan Kesehatan Masyarakat
Unsur Empirical Basic Science Clinical Science Public Health Political Science Era
Pengembangan Health Era Era (1850-1900) Era (1900-1950) Science Era >1900
< 1850 (1950-1900)

Titik Berat Gejala-gejala Bakteri dan Pasien Masyarakat/ Masyarakat dan


Pelayanan penyakit penyakit (penderita) Penduduk Lingkungan Kesehatan
Cara Mengikuti Diagnosa Polikinilk/ Balai
Klinik & balai RS Pendidikan dan
Penyelenggaraan petunjuk Laboratorium Pengobatan Kesehatan daerah lokasi praktik
Pendidikan secara mutlak sebagai tempat
Masyarakat dan
dari pengajar praktik masyarakat
sebagai tempat
praktik
Penelitian dan Pengalaman Pengembangan Pengembangan Pengembangan Selain pengembangan
Pengembangan Empiris Laboratorium Iptek Kedokteran masyarakat dan Iptek Kedokteran dan
(historical) dengan masyarakat, juga
pengembangan dikembangankan
tolok ukur dan bidang ilmu yang lain
kreteria-kreteria seperti ekonomi, sosial
dan politik.

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 12


G. PERKEMBANGAN PROMOSI KESEHATAN DI INDONESIA
Perkembangan promosi kesehatan tidak terlepas dari perkembangan
sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh
perkembangan promosi kesehatan international, yaitu secara seremonial di
Indonesia dimulai program pembangunann kesehatan masyarakat desa pada
tahun 1975, dan tingkat internasional deklarasi Alma Ata tahun 1978
tentang Primary Health Care (Departemen Kesehatan, 1994). Kegiatan PHC
tersebut sebagai tonggak sejarah cikal-bakal promosi kesehatan.
Khusus konvesi yang membahas tentang Promosi Kesehatan di mulai
dari Konvesi Promosi Kesehatan di Ottawa, Kanada dengan melahirkan The
Ottawa Charter tahun 1986 sampai Konvesi Promosi Kesehatan yang
dilaksanakan di Jakarta tahun 1997 dengan melahirkan The Jakrata
Declaration. Selanjutnya perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia
adalah seperti berikut dibawah ini.
1) Sebelum tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan)
Pada saat itu istilahnya adalah pendidikan kesehatan. Dalam
program-program kesehatan, pendidikan kesehatan hanya sebagai
pelengkap pelayanan kesehatan terutama pada saat terjadi keadaan kritis
seperti wabah penyakit, bencana, dsb. Sasarannya perseorangan, dengan
sasaran program lebih kepada perubahan pengetahuan seseorang.
2) Periode tahun 1965-1975
Pada periode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu
juga dimulainya peningkatan professional tenaga melalui program
Health Educational Servise (HES). Tetapi intervensi program masih
banyak yang bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat.
Sasaran program adalah perubahan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan.
3) Periode 1975-1985
Istilahnya mulai berubah menjadi penyuluh kesehatan. Saat itu
program UKS di SD diperkenalkannya dokter kecil. Saat itu juga
posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat.
Sasaran program adalah perubahan perilaku masyarakat tentang
kesehatan.
4) Periode 1985-1995
Dibentuklah direktoral peran serta masyarakat, yang diberi tugas
memberdayakan masyarakat. Direktoral PMK berubah menjadi pusat
PKM, yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan
pemasaran sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi
posyandu.

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 13


5) Periode 1995 sampai sekarang
Istilah PKM menjadi promosi kesehatan. Promosi kesehatan bukan
saja perubahan perilaku, tetapi perubahan kebijakan atau perubahan
menuju perubahan system atau faktor lingkungan kesehatan. Pada tahun
1997 diadakan konvensi internasional promosi kesehatan dengan
tema Health Promotion Towards The 21st Century, Indonesian Policy
for The Future dengan melahirkan The Jakarta Declaration

H. RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT


Disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat atau pilar
utama ilmu kesehatan masyarakat antara lain:
1. Epidemiologi
2. Biostatistik / Statistik kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
5. Gizi masyarakat
6. Kesehatan kerja
Kemudian, secara garis besar upaya-upaya yang dapat dikategorikan
sebagai penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain:
1. Pemberantasan penyakit
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Perbaikan lingkungan permukiman
4. Pemberantasan vektor
5. Pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat
6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
7. Pembinaan gizi masyarakat
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
9. Pengawasan obat dan minuman
10. Pembinaan peran serta masyarakat

I. PERMASALAHAN DALAM SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT


Beberapa permasalahan terjadi berkaitan dengan kebijakan, pola pikir,
garis batas negara dan kepentingan dalam sejarah kesehatan masyarakat
diantaranya:
1. Masyarakat dan Negara
Negara dan masyarakat bukanlah suatu istilah yang bisa saling
dipertukarkan. Namun negara yang berkaitan dengan penduduk akan
berbeda kebijakan terkait hubungan kesehatan dari masyarakat dalam
kelompok warga, pembicaraan secara rasional dan keritikal terkait
keduanya hampir sama.

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 14


2. Keragaman Negara
Saat segala pertimbangan bisa diterima secara luas dan telah
menjadi agenda pertanggungjawaban negara, tidak semua negara
melakukan reaksi terhadap hal tersebut. Fokus kesehatan masyarakat
masih berada ditingkat lokal, yang tanggungjawab dan yurisdiksinya
kadang tidak jelas dan tumpang tindih. Namun negara sendiri menjadi
suatu unit yang dibentuk untuk mengatasi masalah secara global tidak
hanya sekedar hal yang terkait dengan manusia saja.
3. Tujuan Negara
Jika saat ini kesehatan dianggap sebagai suatu hal terkait otonomi
biologis individu yang baru saja menjadi tujuan program kesehatan
masyarakat, dahulu kesehatan berarti penyaluran kebutuhan untuk
pekerja dan tentara, pengendalian jumlah penduduk, perlindungan
terhadap kalangan elit tertentu, peningkatan cadangan genetik dalam
populasi serta stabilitas lingkungan.

Peranan kesehatan masyarakat dalam mengatasi epidemi


Pada permulaan abad pertama sampai kira-kira abad ke-7 kesehatan
masyarakat makin dirasakan kepentingannya, karena berbagai macam
penyakit menular mulai menyerang sebagian besar penduduk dan telah
menjadi epidemi bahkan di beberapa tempat telah menjadi endemi.
Penelitian John Snow tentang penyebab kematian karena kolera di
London pada tahun 1848-1849 dan tahun 1853-1854 telah memperlihatkan
adanya asosiasi antara sumber air minum dan kematian karena kolera di
distrik-distrik yang ada di Inggris. Akhirnya muncul teori tentang penyakit
infeksi secara umum dan menyimpulkan penyakitkolera menyebar karena
adanya air yang terkontaminasi sehingga itu mendorong perbaikan mutu
penyaluran air.
Upaya-upaya untuk mengatasi epidemi dan endemi penyakit-penyakit
tersebut, orang telah mulai memperhatikan masalah lingkungan terutama
hygiene dan sanitasi lingkungan. Pembuangan kotoran manusia (latrin),
pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah
telah tercatat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada waktu itu.

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 15


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu
ilmu dan seni yang bertujuan untuk: mencegah timbulnya penyakit,
memperpanjang umur, dan meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental
melalui usaha usaha kesehatan masyarakat yang terorganisasi.
Asclepius merupakan dokter pertama yang dapat mengobati penyakit
dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu
(surgical procedure) dengan baik. Asclepius melakukan pendekatan
(pengobatan penyakit) setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.
Higeia, asisten/isri Asclepius, mengajarkan kepada pengikutnya dalam
pendekatan masalah kesehatan melalui hidup seimbang, yaitu menghindari
makanan/minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup
istirahat dan melakukan olahraga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul
dua pendekatan dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan
pengobatan (kuratif), aliran kedua lebih menekankan pencegahan (preventif)
dan peningkatan (promosi) kesehatan.
Periode perkembangan ilmu kesehatan masyarakat terbagi atas periode
sebelum ilmu pengetahuan (Pre Scientific Period) dan periode ilmu
pengetahuan (Scientific Period).

B. SARAN
Perkembangan ilmu kesehatan di dunia memberikan pengetahuan
kepada kita tentang cara menangani masalah kesehatan masyarakat dimasa
lampau. Oleh karena itu, kita harus memahami ilmu kesehatan masyarakat
pada umumnya dan sejarah ilmu kesehatan masyarakat pada khususnya, agar
kita bisa menerapkannya dimasa kini untuk menyelesaikan masalah mengenai
kesehatan masyarakat dengan penanganan yang lebih baik, baik dibidang
promosi kesehatan, gizi kesehatan, dan lainnya.

Makalah Sejarah Kesehatan Masyarakat | 16

Anda mungkin juga menyukai