PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang dihadapi
oleh masyarakat kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang kedokteran,
semakin banyak macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal tersebut
dipengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Manusia terdiri dari satu
kesatuan yang menjadi karakteristik dan berakal, memiliki sifat-sifat yang unik
yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan karena antara
manusia dengan manusia lain memiliki beragai macam perbedaan, mempunyai
cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi
Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos Yunani tersebut
Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai
meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ditempuhnya,
tetapi dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan
prosedur-prosedur tertentu dengan baik. Asclepius melakukan pendekatan
(pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Berbeda
dengan Higeia yang mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah
kesehatan melalui hidup seimbang, seperti mengindari makanan/minuman yang
beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat dan melakukan
olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan melakukan
upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut, anatara
lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik,
daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Manusia dalam konsep kesehatan masyarakat juga dituntut untuk berfikir
secara filsafat sejalan dengan berkembang teknologi di bidang kedokteran.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perbedaan
antara
Asclepius
dengan
Higeia
dalam
melalui
hidup
seimbang,
seperti
mengindari
a)
Pendekatan kuratif
1. Dilakukan terhadap sasaran secara individual.
2. Cenderung bersifat reaktif (menunggu masalah datang, misal dokter
menunggu pasien datang di Puskesmas/tempat praktek).
3. Melihat dan menangani klien/pasien lebih kepada sistem biologis
manusia/pasien hanya dilihat secara parsial (padahal manusia terdiri dari
bio-psiko-sosial yang terlihat antara aspek satu dengan lainnya.
b) Pendekatan preventif
1. Sasaran/pasien adalah masyarakat (bukan perorangan).
2. Menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu masalah
datang, tetapi mencari masalah. Petugas turun di lapangan/masyarakat
mencari dan mengidentifikasi masalah dan melakukan tindakan.
3. Melihat klien sebagai makhluk yang utuh, dengan pendekatan holistik.
Terjadiya penyakit tidak semata karena terganggunya sistem biologis tapi
aspek bio-psiko-sosial.
2.1.2
Abad Ke-16
Tahun 1807
Tahun 1888
dan
Yogyakarta. Laboratorium
ini
menunjang
Tahun 1925
Hydrich,
seorang
petugas
kesehatan
pemerintah
Belanda
Tahun 1927
menghasilkan
tenaga-tenaga
(dokter-dokter)
yang
Tahun 1930
Tahun 1935
Tahun 1951
yang
intinya
bahwa
dalam
pelayanan
kesehatan
Tahun 1952
Tahun 1956
Dr.Y.Sulianti
mendirikan
percontohan/model
Proyek
pelayanan
bagi
Bekasi
sebagai
pengembangan
proyek
kesehatan
Tahun 1967
Tahun 1968
Tahun 1969
Tahun 1979
Tahun 1984
awal tahun
Puskesmas
menjelma
9
menjadi
kesatuan
organisasi
kesehatan
1990-an
fungsional
yang
merupakan
pusat
pengembangan
kesehatan
Winslow
(1920)
seorang
ahli
kesehatan
masyarakat
2.
3.
4.
mengorganisasikan
pelayanan
medis
dan
perawatan
untuk
Masyarakat
adalah
ilmu
yang
lebih
menitikberatkan
11
kuratif, sebab dalam IKM dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five
Level of Prevention) yang terdiri atas :
1. Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)
2. Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)
3. Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap penyakit)
4. Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)
5. Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)
Dengan demikian bila menyimak 5 tahap tersebut di atas, maka
terlihat bahwa sebenarnya yang diutamakan adalah upaya-upaya non
kuratif atau upaya non medik, sebagai contoh adalah upaya promotif yang
secara nyata lebih mudah, lebih murah dan dapat dilakukan oleh siapa saja,
artinya tidak memerlukan dokter.
Kedua, upaya preventif atau upaya pencegahan, sebagai contoh adalah
anjuran mencuci tangan sebelum makan, anjuran mandi 2 kali sehari,
anjuran mengurangi konsumsi kolesterol pada penderita Hiperkolesterol,
dan sebagainya, maka terlihat adanya perbedaan yang nyata antara upaya
promotif dan preventif.
Ketiga, upaya protektif, adalah upaya perlindungan terhadap risiko
yang mengancam status kesehatan, diantaranya adalah pemakaian sabuk
pengaman, masker, baju kerja, celana kerja, helm atau topi kerja, dan
sejenisnya.
Keempat, Curative atau kuratif atau upaya pengobatan. Sebenarnya
terkait dalam hal-hal ini adalah istilah Early Detection and Prompt
Treatment yaitu deteksi dini terhadap adanya penyakit dan adanya
penanganan atau pengobatan yang setepat-tepatnya. Dengan demikian
dalam hal ini yang diharapkan adalah perlunya monitoring terhadap
pekerja atau penduduk atau calon penderita yang dilakukan jauh sebelum
12
75
Tahun
Masyarakat,
pelayanan
2014
tentang
puskesmas
kesehatan
yang
Pusat
Kesehatan
adalah
fasilitas
menyelenggarakan
upaya
yang
menjadi
andalan
atau
tolak
ukur
13
Unit
Pelaksana
Teknis
Dinas
kesehatan
kabupaten/kota
(UPTD),
wujud
orang
agar
tercapailah
derajat
kesehatan
Untuk
tanah
menjangkau
seluruh
wilayah
kerjanya,
pelayanan
dasar,
tinggal
di
pemerintah
untuk
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
dan
upaya
14
sistem
kesehatan
nasional
merupakan
pelayanan
daya
ungkit
masayarakat.
untuk
penigkatan
Upaya
kesehatan
derajat
wajib
puskesmas)
Kesehatan lingkungan
Kesehatan ibu dan anak
Upaya perbaikan gizi masyarakat
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular
Upaya pengobatan
2. Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang
f.
ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di
masyarakat
kemampuan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
serta
puskesmas.
yang
disesuaikan
Adapun
upaya
15
dengan
kesehatan
harus
menerapkan
azaz
penyelenggaraan
puskesmas
secara
yaitu
Azaz
Azaz
Azaz
Azaz
pertanggunggjawaban wilayah
pemberdayaan masyarakat
keterpaduan
rujukan
yang
dibebankan
kabupaten/kota
kemampuannya.
puskesmas
oleh
dinas
kesehatan
sesuai
Secara
nasional,
dengan
standar
adalah
wilayah
kerja
satu
kecamatan.
yang
pelayanan
pelayanan
bersalin,
ibu
16
mencakup
pelayanan
kesehatan
menghindari
risiko
komplikasi
pada
kehamilan
dan
persalinan,
anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif
yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali
kunjungan
diantara
minimal
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua
dan
dua
kali
pada
tatalaksana
asuhan
antenatal
pertrisemester
sebagai berikut :
1. Anamnesis
a. Riwayat medis lengkap
b. Catatan pada kunjungan sebelumnya
c. Keluhan yang mungkin dialami selama hamil
17
ialah
4. Pemeriksaan Penunjang
18
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar protein urin
b. Tes BTA
c. Tes HIV
d. Tes malaria
e. Sifilis
f. USG jika diperlukan
19
meliputi
ketuban
kehamilan
>
32
pecah dini,
letak
minggu,
letak
lintang
pada
sungsang
usia
pada
wilayah
kerja
pertolongan
oleh
tenaga
yang
kebidanan
berkompeten.
Kompetensi
adalah
dimana
Sedangkan
20
selama
jam.
2. Kala II yaitu pembukaan lengkap sampai bayi lahir, 1 jam
pada
primigravida dan 2 jam pasa multigravida.
3. Kala III yaitu segera setalah bayi lahir sampai plasenta lahir
lengkap
dan
post-partum.
c. Pelayanan Nifas
Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari
pasca
persalinan.
pemasangan
pelaksanaan
pelayanan
KB
pasca
nifas
persalinan.
dilakukan
juga
Dalam
pelayanan
yang
dilakukan
pada
fasilitas
kesehatan
maupun
kunjungan ke rumah.
d. Pelayanan Neonatal
Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan
dasar
yang
tindakan
resusitasi,
pencegahan
hipotermi,
serta
imunisasi,
21
pemberian
vitamin
K,
bulan
oleh
kelainan
tumbuh
bayi
muda
penyuluhan perawatan
kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA. Setiap
bayi memperoleh pelayanan kesehatn minimal empat kali
yaitu pada umut 1 3 bulan, pada umur 3 6 bulan, pada
umur
-9
bulan,
dan
pada
umur
-12
bulan.
f. Pelayanan Kontrasepsi/KB
Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan
kemandirian
pada
ibu
dan
pasangan
untuk
memilih
metode
diinginkan.
yang
Pemberi
di
bawah ini.
1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu.
2. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu dengan memberikan
pilihan
metode
kontrasepsi
berdasarkan
tujuan
22
informasi
mengenai
pilihan
metode
obyektif
dan
lengkap
efek
untuk
4. Membantu
kontrasepsi
yang
yang
telah
dipilih ibu.
6. Rujuk ibu bila diperlukan ke konselor yang lebih ahli
apabila
KB
ini
di
ibu
belum
mendapat
memuaskan,
klinik
informasi
yang
cukup
atau
lengkap
rujukan
23
(kunjungan
usaha
menyampaikan
pesan
kesehatan
kepada
masyarakat,
masyarakat,
kelompok
atau
individu
dapat
membawa
akibat
terhadap
perubahan
perilaku
Green
(1984)
Promosi
merumuskan
Kesehatan
adalah
definisi
sebagai
segala
bentuk
untuk
memelihara,
kesehatan
diri
dan
meningkatkan
lingkungannya
dan
melalui
dapat
mengembangkan
menolong
kegiatan
dirinya
yang
sendiri,
bersumber
serta
daya
lepas
dari
24
tujuan
bantu
atau
media
yang
digunakan
untuk
menyampaikan pesan.
Metode dan teknik promosi kesehatan, adalah dengan cara
dan
alat
bantu
apa
pesan-pesan
kesehatan
atau
25
a. Metode diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu metode yang
sering digunakan dalam proses pendidikan. Harus ada
partisipasi yang baik dari peserta yang hadir.
Diskusi
diarahkan
pada
keterampilan
peningkatan
pengetahuan,
peningkatan
berdialog,
pemecahan
pada
diri
dan
tentang
suatu
permasalahan
dan
untuk
kredibilitas
pesan-pesan,
menyediakan
seseorang
sebagai
terpercaya
sumber
(Graeff,
informasi
yang
1996).
bebas
26
sehingga
tiap
kelompok
mempunyai
semua
orang
untuk
berpartisipasi
secara
aktif
untuk
bertukar
yang
akan
membantu
setiap
orang
untuk
27
kecil,
hasil
diskusi
kelompok
kecil
ini
kepada
kelompok
besar
setelah
menjamin
partisipasi
semua
anggota
dalam
memecahkan
suatu
masalah dengan mengumpulkan gagasan atau saransaran dari semua peserta. Dalam teknik ini tidak ada
gagasan atau saran-saran dari semua peserta yang
disalahkan.
Semua peserta diberikan kesempatan yang leluasa
untuk berbicara, mengungkapkan gagasan maupun
28
tersebut.
peserta
sesuai
dengan
pengalaman
dan
b. Metode ceramah
Metode ceramah merupakan metode pertemuan yang
sering digunakan. Metode ini baik untuk sasaran yang
berpendidikan tinggi maupun rendah (Notoatmodjo,
2007). Ceramah adalah suatu penyampaian informasi
yang sifatnya searah, yakni dari penceramah kepada
hadirin. Pada metode ini penceramah lebih banyak
memegang
peran
untuk
menyampaikan
dan
kesempatan
menyampaikan
kepada
tanggapannya
sasaran
(Lunandi,
untuk
1993).
tersampaikannya
informasi
yang
telah
Selain
keuntungan
ada
juga
kelemahan
29
diri
dengan
mempelajari
materi
dalam
diagram
atau
skema
serta
peserta
(dipertengahan),
menggunakan
ceramah,
seyogyanya
alat-alat
bantu
berdiri
di
tidak
lihat
depan
duduk,
semaksimal
30
untuk
kelangsungan
hidupnya.
Udara,
air,
31
yang
zat-zat
yang
tidak
digunakan
untuk
pemeliharaan
kesehatan,
dan
lainnya).
(Suyatno, 2009).
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari
nutrisi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, dkk,
2001).
Metode Untuk Mengetahui Keadaan Gizi :
1. Survey:
32
2. Surveillence
3. Penapisan (screening)
Untuk
mengidentifikasi
individu
malnutrisi
yang
lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak bawah kulit.
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.
Kesalahan
yang
gizi
menjadi
kalau
33
penuh.
Contoh:
bulan
27
hari
dihitung 3 bulan.
2. Berat Badan
Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada
bayi
baru
lahir.
yang
ada
pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat
badan
dipakai
yang
digunakan
sebaiknya
memenuhi
persyaratan
penting.
pada
34
waktu
itu
tinggi
badan
dipakai
normal
maka
bila
membesar
kemungkinan
ada
kepala
penyumbatan
serebrospinal
aliran
seperti
dan
otot
berat
badan.
6. Lipatan Kulit
Tebalnya
lipatan
kulit
bagian
triseps
dan
subskapular
menggambarkan
refleksi tubuh kembang jaringan lemak di bawah kulit, yang
35
mencerminkan
kecukupan energi (Soetjiningsih, 1998).
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu
program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan
penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
Tujuan program: menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang
akan ditanggulangi adalah Malaria, demam berdarah dengue, diare, polio,
filaria, kusta tuberkulosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakitpenyakit yang
dapat
dicegah
dengan
imunisasi.
Prioritas
penyakit
dan diseminasinya;
Menyiapkan materi dan menyusun rencana kebutuhan untuk pencegahan
sebagai stimulam;
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
36
penyakit
untuk
Melaksanakan
dukungan administrasi
dan
operasional
pelaksanaan
imunisasi;
Menyediakan kebutuhan
peningkatan
imunisasi
sebagai
stimulan
imunisasi;
Melaksanakan dukungan administrasi
menyusun
rancangan
peningkatan
imunisasi.
c. Penemuan dan tatalaksana penderita:
Menyiapkan materi
dan
menyusun
rancangan
peraturan
dan
dan diseminasinya;
Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penemuan
stimulan;
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program penemuan dan tatalaksana penderita;
37
Meningkatkan
tatalaksana penderita;
Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
tatalaksana penderita;
Melaksanakan dukungan administrasi
kemampuan
tenaga pengendalian
penyakit
untuk
kebijakan
peningkatan
surveilans
epidemiologi
tenaga
program
pengendalian
surveilans
dan
penyakit
epidemiologi
teknis
peningkatan
38
surveilans
epidemiologi
penanggulangan KLB/wabah;
Membina dan mengembangkan UPT dalam upaya peningkatan surveilans
Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundangundangan, dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit dan diseminasinya;
Menyediakan kebutuhan
peningkatan
komunikasi
informasi
dan
Meningkatkan
melaksanakan
kemampuan
program
tenaga
komunikasi
pengendalian
informasi
penyakit untuk
dan edukasi
(KIE)
39
Membina
dan
mengembangkan
UPT
dalam upaya
peningkatan
Melaksanakan dukungan
administrasi
dan
operasional
temuan-temuan
yang
diperoleh
selama
anamnesis
dan
pemerintah.
Kebijakan dan Manajemen Obat. Perencanaan obat yang digunakan
akan lebih tepat, secara langsung dapat mengoptimalkan pembiayaan
pengobatan
41
42
Pelayanan kesehatan melalui knjungan rumah bagi pasien pasca rawat inap
(home care); Penyuluh kesehatan; Imunisasi; Pelayanan ibu hamil melalui
berbagai kegiatan/program; Pelayanan Nifas; Surveilans penyakit dan
surveilans gizi; Kegiatan sweeping; Fogging (pengasapan), Pemberantasan
sarang nyamuk (PSN); Pelayanan kesehatan lainnya yang menjadi tugas
dan fungsi Puskesmas)
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan
merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruih anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun
sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam
suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah
satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan atau
keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga
yang lain dan keluarga-keluarga yang ada di sekitarnya
masalah
(problem
solving
approach)
yang
dinamis
dalam
44
Target dari pengobatan dasar pada suatu puskesmas adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada masyarakat sesuai dengan program pemerintah dalam keputusan
menteri kesehatan republik Indonesia nomor : 296/menkes/sk/iii/2008 tentang
pedoman pengobatan dasar di puskesmas menteri kesehatan republik indonesia.
Untuk melaksanakan praktek perawatan kesehatan masyarakat dengan berhasil
guna dan berdaya guna, diperlukan berbagai strategi yang ditempuh, terutama
yang menyangkut tenaga, pengelolaan dan partisipasi masyarakat secara aktif
melalui pengetahuan dan keterampilan, kemampuan manajemen, kerja sama lintas
program dan lintas sektoral, dan membantu masyarakat mulai dari tahap indikasi
masalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, serta pembinaan keluarga
binaan atau masyarakat binaan dan mengadakan kordinasi.
46
Ilmu biologi
Ilmu kedokteran
Ilmu kimia
Fisika
Ilmu Lingkungan
Sosiologi
Antropologi (ilmu yang mempelajari budaya pada masyarakat)
Psikologi
Ilmu pendidikan
Epidemiologi.
Biostatistik/Statistik Kesehatan.
Kesehatan Lingkungan.
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Administrasi Kesehatan Masyarakat.
Gizi Masyarakat.
Kesehatan Kerja.
1. Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari 3 kata dasar yaitu EPI yang berarti pada atau tentang, demosyang
47
berati
penduduk
dan
kata
terakhir
adalalah
logos
yang
berarti
dalam
pengertian
modern
pada
saat
ini
serta
determinannya
(Faktor
faktor
yang
Mempengaruhinya).
Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan,
danpencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya
hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit
menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif,
kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena
itu, epidemiologi telahmenjangkau hal tersebut.
ilmu
yang
selalu
berkembang,
Epidemiologi
senantiasa
mengalami
modifikasi
mengalami
perkembangan
pengertian
dan
karena
itu
pula
1. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan
segalamacam
kejadian
yang
mengenai
kelompok
herd
48
sebagai
Suatu
pengetahuan
tentang
49
50
epidemiologi
adalah
ilmu
yang
mempelajari
faktor-faktor
52
2.
Biostatistik
3. Kesehatan Lingkungan
1. Menurut WHO (World Health Organization)
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada
antaramanusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
53
Kesehatan
lingkungan
adalah
ilmu
yang
mempelajari
dinamika
menitikberatkan
perhatiannya
pada
perencanaan,
Kesehatan
Lingkungan
adalah
bagian
integral
dari
ilmu
54
pendidikan
kesehatan
adalah
aplikasi
atau
KESEHATAN
Yaitu
suatu
respon
seseorang
55
56
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
a.
Dari skema yang digambarkan oleh Blum, maka dapat dijelaskan bahwa
kesehatan manusia terdiri dari 3 dimensi yaitu : fisik, mental dan sosial.Ketiga
dimensi di atas bersifat integrative, artinya ketika salah satu dimensi di atas tidak
dimiliki
oleh
seseorang
maka
orang
tersebut
tidak
dapat
dikatakan
57
1. Environment (lingkungan)
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau
buatanmanusia), dan sosiokultur (ekonomi, pendidikan, pekerjaan dll).
Pada lingkunganfisik, kesehatan akan dipengaruhi oleh kualitas sanitasi
lingkungan dimanamanusia itu berada. Hal ini dikarenakan banyak
penyakit yang bersumber dariburuknya kualitas sanitasi lingkungan,
misalnya ; ketersediaan air bersih padasuatu daerah akan mempengaruhi
derajat kesehatan karena air merupakankebutuhan pokok manusia dan
manusia selalu berinteraksi dengan air dalamkehidupan sehari-hari.
Sedangkan lingkungan sosial berkaitan dengan kondisiperekonomian suatu
masyarakat.
Semakin
miskin
individu/masyarakat
maka
akses
untuk
seimbang.
Demikian
individu/masyarakat,
juga
dengantingkat
semakin
pendidikan
tinggi
tingkat
minim
maka
beraktivitas,sehingga
masyarakat
terbiasa
individu/masyarakat
berjalan
senantiasa
kaki
dalam
menggerakkan
transportasi
seperti
58
kendaraan
bermotor
sehingga
59
aedesaegypti
penyebab
demam
60
berdarah
meningkat.
Hal
ini
derajat
kesehatan
kesehatan
yang
akanmeningkatkan
akses
masyarakat.
bermutu
masyarakat
Dengan
secara
ke
menyediakanfasilitas
merata
fasilitas
dan
terjangkau
pelayanan
kesehatan.
jaga mutu. Untuk pelayanan di rumah sakit program jaga mutu dilakukan dengan
melaksanakan akreditasi rumah sakit.
Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas tidak dapat berdiri
sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunanharus
dilaksanakn secara simultan dan
saling mendukung.
Upaya
kesehatan
adalah
merupakan
penjabaran
dari
tujuan
organisasi
62
result oriented dan time bond. Guna memenuhi criteria tersebut maka penetapan
sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakniketerangan, gejala
atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkatkeberhasilan upaya
pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolokukur keberhasilan
pencapaian sasaran.
Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka sampai dengan akhir
tahun 2010, dinkes menetapkan sasaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan indikator
sasaransebagai berikut :
a. Meningkatnya kunjungan ibu hamil K4.
b. Meningkatnya pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga kesehatanyang
c.
d.
e.
f.
63
6. Meningkatnya
pelayanan
kesehatan
jiwa,
dengan
indikator
sasaran
sebagaiberikut :
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan gangguan jiwa disaranapelayanan
kesehatan umum.
7. Meningkatnya pelayanankesehatan kerja,dengan indikator sasaransebagai
berikut :
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal.
8. Meningkatnya pelayanan kesehatan usia lanjut, dengan indikator sasaran
sebagai berikut :
a. Meningkatnya pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut.
9. Meningkatnya pemantauan pertumbuhan balita, dengan indikator
sasaransebagai berikut :
a. Meningkatnya balita yang naik berat badannya ( N/D ).
b. Menurunnya balita bawah garis merah ( BGM ).
10. Meningkatnya pelayanan gizimasyarakat, dengan indikator sasaransebagai
berikut :
a. Meningkatnya ibu hamil mendapat 90 tablet Fe.
b. Meningkatnya balita mendapat kapsul Vitamin A 2 (dua) kali pertahun.
c. SeluruhbayiBGMdarikeluargamiskindiberimakananpendamping ASI.
d. Seluruh balita gizi buruk mendapat perawatan kesehatan.
e. Meningkatnyawanitausiasuburyangmendapatkankapsulyodium.
11. Meningkatnya pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi dasar dan
komprehensif, dengan indikator sasaran sebagai berikut :
a. Meningkatnya akses terhadap ketersediaan darah dan komponenyang
aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonates
b. Meningkatnya ibu hamil resiko tinggi / komplikasi yang ditangani.
c. Meningkatnya neonatal resiko tinggi / komplikasi yang ditangani.
12. Meningkatnya
pelayanan
gawat
darurat,
dengan
indikator
sasaran
sebagaiberikut :
a. Meningkatnyasaranakesehatandengankemampuanpelayanankegawatdaru
ratan yang dapat diakses masyarakat.
13. Meningkatnya
penanggulangan
penyelenggaraan
KLB
danGizi
sebagaiberikut :
64
penyelidikan
epidemiologi
Buruk,dengan
dan
indikatorsasaran
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
TB
Paru,
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
Diare
mendapat
penanganan
pelayanankesehatan.
20. Meningkatnya
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
Malaria
pencegahan
dan
pemberantasan
65
penyakit
Kusta
pencegahan
dan
pemberantasan
penyakit
Filaria
pelayanan
hygiene
sanitasi
tempat-
tempat
umum
66
a. Faktor Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau
masyarakat dibandingkan dengan faktor yang lain. Pengaruhnya pada status
kesehatan perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar di deteksi.
Untuk itu perlu dilakukan konseling genetik. Untuk kepentingan kesehatan
masyarakat atau keluarga, faktor genetik perlu mendapat perhatian dibidang
pencegahan penyakit. Misalnya seorang anak yang lahir dari orangtua
penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan
anak yang lahir dari orang tua bukan penderita DM. Untuk upaya
pencegahan, anak yang lahir dari penderita DM harus diberi tahu dan selalu
mewaspadai faktor genetik yang diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya, ia
harus mengatur dietnya, teratur berolahraga dan upaya pencegahan lainnya
sehingga tidak ada peluang faktor genetiknya berkembang menjadi faktor
resiko terjadinya DM pada dirinya. Jadi dapat di umpamakan, genetik adalah
peluru (bullet) tubuh manusia adalah pistol (senjata), dan lingkungan/prilakun
manusia adalah pelatuknya (trigger).
Semakin besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan
semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu
adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan
67
68
air
yang
tidak
pernah
dibersihkan
memyebabkan
69
1)
Lingkungan
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural ataubuatan
manusia), dan sosiokultur (ekonomi, pendidikan,pekerjaan dll). Pada
lingkungan fisik, kesehatan akandipengaruhi oleh kualitas sanitasi
lingkungan dimana manusiaitu berada.
Hal ini dikarenakan banyak penyakit yang bersumberdari buruknya
kualitas sanitasi lingkungan, misalnya ;ketersediaan air bersih pada suatu
daerah akan mempengaruhiderajat kesehatan karena air merupakan
kebutuhan pokokmanusia dan manusia selalu berinteraksi dengan air
dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan
lingkungan
sosial
berkaitandengan
kondisi
2)
Perilaku/Gaya hidup
Gaya hidup individu/masyarakat sangat mempengaruhiderajat
kesehatan. Contohnya : dalam masyarakat yang mengalami transisi dari
masyarakat
tradisionalmenuju
masyarakat
modern,
akan
terjadi
2.1.7
1.
2.
3.
4.
5.
2.2 Filsafat
2.2.1. Pengertian Filsafat Ilmu
Kata-kata filsafat diucapkan falsafah dalam bahasa Arab, dan berasal
dari bahasa Yunani philosophia yang berarti cinta kepada pengetahuan, dan
terdiri dari dua kata, yaitu Philos yang berarti cinta dan Sophia yang berarti
pengetahuan (hikmah). Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut
Philosophos atau Failasuf dalam ucapan arabnya. Mencintai pengetahuan
adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya,
atau dengan perkataan lain orang yang mengabdikan kepada pengetahuan.
Dalam buku Filsafat Umum karangan Dr. Ahmad Tafsir, dikatakan bahwa
Philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri dari atas philo dan sopiha.
Philo berarti cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha
mencapai yang diinginkan itu. Sophia artinya bijaksana yang artinya pandai,
pengertian yang dalam. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa dari
segi bahasa, filsafat ialah keinginan yang mendalam untuk mendapat kebijakan,
atau keinginan yang mendalam untuk menjadi bijak. Dari berbagai sumber yang
penulis baca semua filosof sepakat bahwa filsafat atau philosophia terdiri dari dua
kata seperti yang telah penulis uraikan di atas. Dengan demikian pengertian
filsafat menurut bahasa ialah cinta pengetahuan atau kebijaksanaan.
Perkataan filsafat memang berasal dari perkataan Yunani, yang
digunakan oleh orang Arab dalam masa keemasan Islam, yang biasa dinamakan
juga zaman terjemah, yaitu antara tahun 878 950 M. Seperti yang dikatakan
oleh al-Farabi seorang filosof muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, bahwa
71
perkataan filsafat itu berasal dari bahasa Yunani, ia masuk dan digunakan
sebagai bahasa Arab. Perkataan asal ialah Philosophia, yang terdiri dari dua
perkataan yaitu Philo yang berarti cinta dan Sophia yang berarti hikmah atau
kebenaran. Plato menyebut Socrates sebagai seorang Philosophos (filosof) dalam
pengertian seorang pencinta kebijaksanaan. Oleh karena itu, kata falsafah
merupakan hasil Arabisasi, suatu masdar yang berarti kerja atau pencarian yang
dilakukan oleh para filosof. Dalam bahasa Belanda didapati perkataan
Wijsbegeerte. Wijs berarti cakap, pandai atau bijaksana. Begeerte adalah nama
benda atau pekerjaan. Begeren, mengandung arti menghendaki sekali atau
ingin sekali.
72
segera setelahnya. Istilah philosophia juga tidak mempunyai arti yang definitif
pada zaman itu; diceritakan bahwa Aristoteles sendiri tidak menggunakannya.
Belakangan, penggunaan istilah philosophia (filsafat) dan philosophos (filosof)
semakin meluas. Secara etimologi kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, para
ilmuwan dan filosof sepakat memberi arti yang sama tentang filsafat tersebut.
Filsafat menurut istilah
Pengertian filsafat menurut istilah yang diberikan oleh beberapa ahli yang
terkadang jauh lebih luas dibandingkan dengan arti menurut bahasa. Plato (427
347 SM), filosof Yunani yang termashur murid Socrates, menyatakan bahwa
Filsafat itu tidaklah lain daripada pengetahuan tentang segala yang ada. Sementara
Al Farabi ( wafat 950 M) filosof muslim terbesar sebelum Ibnu Sina berkata:
Filsafat itu ialah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan
menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya. Sedangkan Thomas Hobbes (1588
1679 M), seorang filosof Inggris mengemukakan: Filsafat ialah ilmu
pengetahuan yang menerangkan perhubungan hasil dan sebab atau sebab dari
hasilnya, dan oleh karena itu senantiasa adalah suatu perubahan[3].
Dari definisi di atas dapat dilihat adanya perbedaan dalam mendefinisikan
filsafat antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Perbedaan definisi ini
menurut Abu Bakar Atjeh disebabkan oleh berbedaan konotasi filsafat pada tokohtokoh itu karena perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka. Perbedaan itu
juga dapat muncul karena perkembangan filsafat itu sendiri yang menyebabkan
beberapa pengetahuan khusus memisahkan diri dari filsafat. Di sini dapat diambil
kesimpulan bahwa perbedaan definisi filsafat antara satu tokoh dengan tokoh
lainnya disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat pada mereka masing-masing.
2.2.2.
73
Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponenkomponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, yaitu ontologi,
epistemologi, dan aksiologi.
a. Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan yang inheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas
dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana yang ada itu. Paham
monisme yang terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, paham dualisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham ontologik
yang pada akhimya menentukan pendapat bahkan keyakinan kita masingmasing mengenai apa dan bagaimana yang ada sebagaimana manifestasi
kebenaran yang kita cari.
b. Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan
sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal
pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan
perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal, akal budi
pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi,
merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal
adanya model-model epistemologik seperti rasionalisme, empirisme,
kritisisme atau rasionalisme kritis, positifisme, fenomenologi dengan
berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagaimana kelebihan dan kelemahan
sesuatu model epistemologik beserta tolok ukurnya bagi pengetahuan
(ilmiah) itu seped teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan teori
intersubjektif.
c.
74
Objek material filsafat ialah Sarwa yang ada, yang pada garis besarnya
dapat dibagi atas tiga persoalan pokok
a. Hakekat Tuhan
b. Hakekat Alam
c. Hakekat Manusia.
75
2.
Dalam buku Filsafat Agama, Titik Temu Akal dengan Wahyu karangan Dr.
H. Hamzah Yaqub dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari keterangan
sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau yang
berwujud inilah yang menjadi penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat
menurut objeknya ialah :
a. Ada Umum yakni menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam
realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya.
Dalam bahasa Eropa, Ada Umum ini disebut Ontologia yang berasal dari
perkataan Yunani Onontos yang berarti ada, dalam Bahasa Arab sering
menggunakan Untulujia dan Ilmu Kainat.
b. Ada Mutlak, sesuatu yang ada secara mutlak yakni zat yang wajib adanya,
tidak tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan
dan tidak berpenghabisan ia harus terus menerus ada, karena adanya dengan
pasti. Ia merupakan asal adanya segala sesuatu. Ini disebut orang Tuhan
dalam Bahasa Yunani disebut Theodicea dan dalam Bahasa Arab disebut
Ilah atau Allah.
c. Comologia, yaitu filsafat yang mencari hakekat alam dipelajari apakah
sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya dengan Ada Mutlak.
Cosmologia ini ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa adanya alam
adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu karena dimungkinkan Allah.
Ada tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin lenyap sewaktu-waktu
pada suatu masa.
76
Penyelidikan tentang bahan dan aturan berpikir disebut logica minor, adapun
yang menyelidiki isi berpikir disebut logica mayor. Filsafat akal budi ini disebut
Epistimologi dan adapula yang menyebut Critica, sebab akal yang menyelidiki
akal.
Adapun objek Filsafat Islam ialah objek kajian filsafat pada umumnya yaitu
realitas, baik yang material maupun yang ghaib. Perbedaannya terletak pada
subjek yang mempunyai komitmen Quranik[6].
Dalam hubungan ini objek kajian filsafat islam dalam tema besar adalah
Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya dapat
dijabarkan lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat
77
78
mesti dikuasai, demikian pula halnya dengan ilmu sosial, sehingga antara ilmu
yang satu dengan yang lain saling menyapa, bahkan mencipta suatu harmoni yang
dapat memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan. Kesadaran seorang
ilmuwan tidak semata berfikir murni pada bidangnya saja, tanpa mengaitkan
dengan kenyataan di luar dirinya ini akan terlihat seperti menara gading, setiap
aktivitas keilmuwan tidak terlepas dari konteks kehidupan sosial kemasyarakatan.
2.2.5.
ilmu
berkembang
dari
masa
ke
masa
sejalan
dengan
79
merupakan
filsafat
yang
terlebih
dahulu
menyelidiki
80
Manusia sebagai sistem terbuka yang terdiri dari berbagai sub sistem yang saling
berhubungansecara terintegrasi untuk menjadi satu total sistem.
Terdiri dari beberapa komponen :
81
a.
b.
c.
d.
e.
Individu
( Sistem personal )
Perawat harus mengerti
Keluarga
( Sistem interpersonal )
Perawat harus mengerti
Masyarakat
( Sistem social )
Perawat harus mengerti
tentang konsep
organisasi, power,
kembang.
otoritas,
dan pengambilan
keputusan.
82
perubahan-perubahanbiopsikososial.
Setiap orang memahami bagaimana
individu
untuk
mengatasi
mempunyai
batas
maupun negatif.
Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
adalah
83
kemampuan
dikaji
dari
yang
berpendapat bahwa
kehidupan
manusia
posisi
manusia
vertikal
yang
tubuhnya,
khas,
yakni
dan
ritme
bentuk
lahiriah
tubuhnya
untuk
dan
suatu
pendekatan
filosofis
tertentu,
Namun
pendirian
Binswanger
bertolak
belakang
84
manusia
dalam
yang
mimpi,
nafsu
dan
terungkap
dorongan
seksual.
Menurut
agama,
seni,
etika
dan
mitos.
Freud
menurut
dasarnya
instinktif.
Tingkahlaku
individu
ditentukan
dan
ditentang
oleh
pandangan
mengatakan
bahwa
manusia
itu
rasional,
85
merta
atau
otomatis
melakukan
suatu
tindakan
manusia
bisa
mengarahkan
86
manusia
dapat
menolak
iming-iming
sesuatu
yang
nasionalnya,
pelaksanaan
dan
kemungkinan
pengembangannya
sudah
kemungkinan
ditentukan,
sebagai
animal
87
menggunakan
symbol
Pada
bagian
berpendapat
bahwa
ciri
utama
lain
atau
Cassirer
ciri
juga
khas
karyanya.
Karyanyalah,
sistem-sistem
kegiatan
manusiawilah
yang
religiosus.
dalam
suatu
modern
yang
hidup
di
alam
yang
sudah
manusia
wajar?
Oleh
karena
itu,
manusia
yang
demikian,
harus
manusia,
maka
akan
semakin
bermaknalah
kehidupannya.
Dengan membuka lingkup yang sewajarnya, seharusnya kita
melihat
manusia
dan
yang
rohani.
serba
Adanya
butuh
hal-hal
yang
kebutuhan-kebutuhan
tersebut
89
2.3.1
makhluk
hidup
mempunyai
kebutuhan,
tidak
terkecuali
manusia.
Manusia
mempunyai
kebutuhan
yang
beragam.
Namun,
pada
hidup
manusia.
Siapapun
orangnya
pasti
memerlukan
pemenuhan kebutuhan dasar (Asmadi, 2008).
Kegagalan pemenuhan kebutuhan dasar menimbulkan
kondisi
tidak
yang
seimbang,
sehingga
diperlukan
bantuan
terhadap
pemenuhannya
kebutuhan dasar tersebut. Disinilah pentingnya peranan perawat
sebagai
profesi
kesehatan
dimana
salah
satu
tujuan
pelayananan
keperawatan
adalah
kebutuhan
holistik
(Asmadi
2008).
Manusia
memiliki
kebutuhan
heterogen.
dasar
yang
bersifat
Setiap
90
Dalam
yang
lebih
faktor-faktor
atau
Faktor-faktor
yang
tidak
mempengaruhi
pemenuhan
kebutuhan
dasar
adanya
penyakit
didalam
tubuh
dapat
menyebabkan
perubahan
pemenuhan
kebutuhan,
baik
secra
fisiologis
maupun
psikologis, karena beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
2. Hubungan Keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat
meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya
saling
percaya, merasakan kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga,
dan lainlain.
3. Konsep diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam
pemenuhan
91
positif
manusia
mengalami
perkembangan.
Setiap
tahap
perkembangan
tersebut
memiliki kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, maupun spiritual mengingat berbagai fungsi
organ
tubuh juga mengalami proses kematangan dengan aktivitas
yang
berbeda.
Manusia mempunyai kebutuhan dasar (kebutuhan pokok)
untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya.
Walaupun
setiap
individu
mempunyai karakteristik yang unik, kebutuhan dasarnya sama.
Perbedaannya
hanya dalam pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang
dibutuhkan
oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis
maupun
psikologis,
yang
tentunya
mempertahankkan
kehidupan
92
bertujuan
untuk
dan
teori
dua
kekuatan
(motivasi)
yakni
motivasi
kekurangan
(deficiency
motivation) dan motivasi pertumbuhan atau perkembangan
(growth
motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi
masalah
ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada.
Misalnya,
lapar
untuk
93
dahulu
kebutuhan
dahulu.
Misalnya,
seorang
yang
kekurangan
makanan,
94
yang maksimal.
Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan
melalui berbagaicara.
Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak
terpenuhi akanmempengaruhi kebutuhan lainnya.
95
kebutuhan
harga
diri
96
atau
aktualisasi
diri
dengan
2.3.2
melputi:
1. Kemampuan menyadari diri: yakni bahwa manusia itu
berbeda dengan makhluk lain, karena manusia mampu
mengambil jarak dengan obyeknya termasuk mengambil
jarak terhadap dirinya sendiri.
Dia bisa mengambil jarak terhadap obyek di luar
maupun ke dalam diri sendiri. Pengambilan jarak
terhadap
obyek
di
menegmbangkan
pengambilan
luar
aspek
jarak
memungkinkaan
memungkinkan
sosialnya.
terhadap
manusia
manusia
Sedangkan
diri
mengembangkan
sendiri,
aspek
individualnya.
2. Kemampuan
bereksistensi:
dengan
kemampuan
sekarang
ini),
tetapi
hati
(geweten
atau
conscience
yang
artinya
pertimbangan
dan
kemampuan
untuk
mengambil
dari
perbuatan
yang
menuntut
jawab.
Wujud
jawab
kepada
diri
sendiri
berarti
kebebasan:
adalah
perasaan
yang
dimiliki
oleh
apabila
ikatan-ikatan
98
yang
ada
telah
menyatu
dengan
dirinya,
dan
menjiwai
segenap
perbuatannya.
6. Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul
yang
sedangkan
kewajiban
menyenangkan,
sering
diasosiasikan
dengan
dia
mengingkari
kemanusiaannya
sebagai
makhluk social.
7. Kemampuan
menghayati
kebahagiaan:
bahwa
kesanggupannya
atau
kemampuannya
menghayati
semuanya itu dengan keheningan jiwa, dan mendudukkan halhal tersebut dalam rangkaian atau ikatan tiga hal, yaitu:
usaha, norma-norma dan takdir.
Notonagoro,
manusia
monopluralis,
adalah
makhluk
maksudnya
99
dan
sifatnya
masing
masing
bersifat
monodualis.
Riciannya
sebagai
berikut:
dilihat
dari
kedudukan
unsur
(dualis),
tetapi
Dimensi-dimensi Kemanusiaan
Untuk melengkapi uraian tentang hakekat manusia, berikut
disajikan pandangan pandangan lain yang diambil dari
sumber lain pula. Manusia adalah makhluk berdimensi
banyak, yakni dimensi keindividualan, dimensi kesosialan,
dimensi kesusilaan, dan dimensi keberagamaan.
100
1. Dimensi Keindividualan
Bahwa setiap individu memiliki keunikan. Setiap anak
manusia
sebagai
individu
ketika
dilahirkan
telah
untuk
hidup
dilahirkan
bersama
telah
dengan
dikaruniai
orang
lain.
jika
berada
di
antara
manusia.
Apa
manusia
lain, akan
memungkinkan
3. Dimensi Kesusilaan
Manusia ketika dilahirkan
bukan
hanya
dikaruniai
kebaikan
telah
adalah
disinggung
di
makhluk
religius,
depan.
Sebagai
dengan
antaranya
berbagai
adalah
nama
sebutan
sebutan,
satu
di
Tuhan.
Sebagai
102
Berbeda
dengan
kehidupan
hewan,
manusia
tugas
bagi
sang
aku
dibahas
di
depan
lebih
meyempurnakan
Pengembangan
kemanusiaan
semua
itu
manusia
potensi
dilakukan
melalui
itu
atau
dan
sendiri.
dimensi
dengan
pendidikan.
Atas dasar inilah maka antara pedidikan dan hakekat
manusia ada kaitannya. Dengan dan melalui pendidikan,
semua
dimensi
potensi
kemanusiaan
dapat
atau
berkembang
secara
Konsep Sehat-Sakit
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperawatan
dalam konsep sehat sakit memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang
akan diberikan selama rentang sehat dan sakit, akan melihat terlebih dahulu status
103
kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam tahap
setengah sakit, sakit akut atau sakit kronis, sehingga akan diketahui tingkatan
asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan
dalam meningkatkan status kesehatannya. Rentang ini merupakan suatu alat ukur
dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam
setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam
melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
1. Rentang Sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali, dan
sejahtera.Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi,
sosial, dan spiritual. Batasan sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental, dan serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
Faktor pengaruh status kesehatan:
Perkembangan
Perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam
hal
ini
adalahpertumbuhan
dan
perkembangan,
mengingat
proses
perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki
pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
Respon dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi status kesehatan
seseorang. Apabila seseorang merespon dengan baik terhadap perubahan
kesehatannya, makaakan memiliki kesehatan yang baik sehingga, mencapai
kesehatan yang optimal, demikian sebaliknya apabila seseorang yang
merespon dengan tidak baik terhadap perubahan status kesehatan bagi
dirinya, maka dapat menimbulkan perubahan status kesehatan yang kurang.
104
Keturunan
Potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor
genetik, walaupun tidak terlalu besar teteapi akan mempengaruhi respon
terhadap berbagai penyakit.
Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi
lingkungan, kebersihandiri, tempat pembuangan air limbah atu kotoran serta
rumah yang kurang memenuhi persyaratankesehatan sehingga dapat
mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah statuskesehatan.
Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem
pelayanan yang dapatmempengaruhi status kesehatan.
105
2. Rentang Sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis, dan
kematian. Sakitpada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam
proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta
terganggunya proses penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai
gangguan dalam fungsi yang normal di mana individu sebagai totalitas dari
keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Parsons, 1972).
Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta
terganggunyakemampuan individu untuk melaksanaka aktivitas sehari-hari.
Tahapan proses sakit:
1. Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai
adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu
gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti adanya perasaan nyeri,
panas, dan lain-lain.
2. Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick rok)
Penerimaan terhadap sakit.
Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman
106
Individu yang sakit meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif
sendiri. Ada 3 tipe informasi :
Validasi keadaan sakit.
Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti.
Keyakinan bahwa mereka akan baik.
Jika tidak ada gejala, individu mempersepsikan dirinya sembuh, jika ada
gejala kembali padaposisi kesehatan.
4. Tahap ketergantungan
Jika profesi kesehatan menvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit
menjadi pasien yangtergantungan untuk memperoleh bantuan.Setiap orang
mempunyai ketergantungan yang berbedasesuai dengan kebutuhan.
5. Tahap Penyembuhan
Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada aktivitas
seperti biasanya.Perilaku pada orang sakit:
1. Adanya perasaan ketakutan
2. Menarik diri
3. Egosentris
4. Sensitif terhadap persoalan kecil
5. Reaksi emosional tinggi
6. Perubahan persepsi
orang yang jatuh sakit, Higiea melakukan upaya-upaya secara alamiah seperti
memperkuat imunitas tubuh dengan makanan daripada melakukan kuratif atau
pengobatan. Cerita mitos Yunani Asclepius dan Higiea tersebut melahirkan dua
aliran ilmu kesehatan yang berbeda yaitu ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan
masyarakat.
108
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah
masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain kesehatan
masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya untuk memperbaiki dan
meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan kesehatan
masyarakat.
Epidemiologi
Biostatistik
Kesehatan Lingkungan
Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
Administrasi Kesehatan Masyarakat
Gizi Masyarakat
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan Reproduksi masyarakat
Sistem Informasi Kesehatan
Environment (lingkungan)
Life Styles
Heredity
Health Care Sevices
3.2 Saran
109
110
DAFTAR PUSTAKA
http://soepritjahjono.wordpress.com/2009/10/22/kesehatan-masyarakat/
http://bushido02.wordpress.com/2011/03/15/ruang-lingkup-kesehatanmasyarakat/
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-epidemiologi.html
http://irenejeshikap.blogspot.com/2012/09/pengertian-epidemiologi-menurutpara.html
http://idahceris.wordpress.com/2012/04/10/faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan/
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarat : PT. Raja Grafindo Persada.
Gie, Liang. 1999. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty.
Bakry, Hasbullah. 1986. Sistematika Filsafat. Jakarta : FA Widjaya.
Muntasyir, Rizal. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta : Pustaka Pelajar.
HA. Dardiri, Humaniora. 1986. Filsafat dan Logika. Jakarta : Rajawali.
Asyari, Musa. 2005. Filsafat Islam. Yogyakarta : Lesfi.
Hendrik, Jan. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta : Kanisius.
Wibisono, Koento dkk. 1997. Filsafat Ilmu sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan. Klaten : Intan Pariwara.
111