PENGANTAR IKM
Tujuan belajar -> tahu, paham, dan analisis. Metode belajar -> ceramah/penjelasan
secara lisan, tugas/ latihan-latihan dan diskusi. Ruang belajar -> daring (Spada UHO & zoom
meeting), luring (Ruang Kampus & Ruang CBT). Ujiannya nanti harus secara luring mungkin
paper based test atau computer based test. Tata belajar -> Daring (aktif & interaktif) Luring
(skrinning kesehatan & protocol kesehatan).
UTS -> 2 November 2021 & UAS -> 28 Desember 2021. 10 menit terlambat masuk
zoom, dinyatakan tidak hadir. Tiap hari selasa kuliah non-blok IKM, sekali seminggu, kalau ada
kendala, di ganti hari kamis. Jam nya sama pukul 15.30 – 18.00 wita (3 x 50 menit).
Tugas punya bobot nilai yakni 20%.(tugas mandiri terstruktur), UTS 40% (Multiple
Choice Question), dan UAS 40% (Multiple Choice Question). Kalau misalnya tugasnya tidak
dikerja, maka otomatis dapat Nilai E. Tidak ada ujian remedialnya. Nanti sebelum kuliah, akan
ada link kuis.
Prinsip IKM ialah kita mampu mengelola sesuatu dengan baik dengan berbagai
perencanaan, pengawasan, pelaksanaan dan lain-lain. Melalui 4 pilar kesehatan akan
berkembang menjadi induk Ilmu Kesehatan Masyarakat yakni “Epidemiologi”.
Mardhiah K.A.
Dalam mitos Yunani, pada masa aesculapius dan higeia, ada 2 aliran pendekatan dalam
menangani masalah kesehatan, yakni :
Pada masa periode ilmu pengetahuan, masalah penyakit merupakan masalah yang
kompleks, yang dimulai dari ditemukannya penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah.
Dimana penemuan penemuan tersebut antara lain :
Selanjutnya dari situ, masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan setelah timbulnya
penyakit-penyakit menular. Dan dari sinilah sejarah pelayanan kesehatan masyarakat dimulai.
Sejarah pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Abad ke-16 -> pemerintah Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan
kolera yang sangat ditakuti masyrakat pada saat itu
2. Tahun 1807 -> pemerintah jeenderal Deandels, telah melakukan pelatihan dukun bayi
dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka
kematian bayi pada waktu itu
3. Tahun 1888 -> berdiri pusat laboratorium di Bandung, yang kemudian berkembang
pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta.
Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar,
gizi dan sanitasi.
4. Tahun 1925 -> Hydrich seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda
mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan)
penyuluhan kesehatan di Purwokerto, banyumas, karena tingginya angka kematian dan
kesakitan.
5. Tahun 1927 -> beridirinya STOVIA (Sekolah Kedokteran untuk dokter pribumi)
6. Tahun 1930 -> pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
7. Tahun 1935 -> dilakukan program pemberantasan PES karena terjadi e[idemi dengan
penyemprotan DDT dan vaksinasi massal
8. Tahun 1951 -> diperkenalkan konsep Bandung Plan oleh Dr. Y dan dr. Patah (Patah
Leimena)
9. Tahun 1952 -> berdirinya STOVIA (sekolah kedokteran untuk dokter pribumi)
10. Tahun 1956 -> Dr. Y. Sulianti mendirikan proyek Bekasi sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat dan pusat
pelatihan
11. Tahun 1967 -> seminar membahas dan merumuskan program kesehatan masyarkat
terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia
12. Tahun 1968 -> rapat kerja kesehatan nasional dicetuskan bahwa puskesmas adalah
sistem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah
saat itu (Depkes) sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas)
13. Tahun 1969 -> sistem puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai ddokter),
dan tipe B (dikelola paramedis)
14. Tahun 1979 -> tidak dibedakan antara puskesmas A atau B hanya ada satu tipe
puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas aada 3
(sangat baik, rata-rata dan standard)
15. Tahun 1984 -> dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga
berencana di puskesmas (KIA,KB, Gizi, Penanggulangan Diare, Imunisasi).
16. Awal tahun 1990-an -> puskemas menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional
yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarkat, selain memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpad kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.
Paradigma pelayanan di dunia kesehatan ini sudah berubah, dari pandangan lama
"Pemberi Jasa pelayanan” yang merasa sangat berjasa kepada pasien, berubah menjadi
"pelayanan jasa kesehatan" yang menganggap pasien” (customer oriented). (Widajat, 2008).
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah
yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah
yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar
tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.
Teori Hendrik L Blum menyatakan
bahwa yang memengaruhi derajat kesehatan
masyarakat ada 4 faktor yakni Genetik,
lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku
kesehatan.
A. Definisi Manajemen
a. Menurut James A.F. Stoner
“manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
b. Menurut George R. Terry
“manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas ; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya”.
c. Menurut H. Koontz & O, Donnel
“manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan
melalui dan dengan orang-orang lain”.
1. Planning (perencanaan)
Planning adalah cara menetapkan tujuan yang diinginkan dan kemudian menyusun rencana
strategi bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Organizing (pengorganisasian)
Pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan
rencana-rencana yang sudah diputuskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Directing (pengarahan)
Directing atau fungsi pengarahan adalah upaya untuk menciptakan suasana kerja dinamis,
sehat agar kinerjanya lebih efektif dan efisien.
4. Controlling (pengendalian/pengawasan)
Fungsi pengendalian adalah upaya untuk menilai suatu kinerja yang berpatokan kepada standar
yang telah dibuat, juga melakukan perbaikan apabila memang dibutuhkan.
Teori Sistem
1. Input -> Potensi Masyarakat, Tenaga Kesehatan, sarana kesehatan dll
2. Proses -> Kegiatan yg dilakukan dalam Pelayanan Kesehatan
3. Output -> Hasil pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat sehingga pasien sembuh secara optimal
4. Dampak -> menjadikan Masyarakat sehat dan mengurangi angka kesakitan dan kematian krn
pelayanan dapat dijangkau oleh masyarakat
5. Umpan Balik -> Kualitas tenaga kesehatan yg baik sehingga input yang diberikan meningkat
6. Lingkungan -> Keadaan diluar sistem, tetapi dapat memengaruhi pelayanan kesehatan
(berupa: kondisi geografis, kondisi sosial yg ada di masyarakat
Puskemas adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di satu atau sebagaian wilayah
kecamatan. Yang berfungsi sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan, dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang meliputi public
good (kesmas), dan private good (kurative). Prinsip penyelenggaran puskesmas ada 6, yakni:
1. Paradigma Sehat
2. Pertanggungjawaban wilayah
3. Kemandirian Masyarakat
4. Pemerataan
5. Teknologi Tepat Guna
6. Keterpaduan dan Kesinambungan
1. Pertanggungjawaban wilayah
2. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
3. Keterpaduan (lintas program dan lintas sektoral)
4. Rujukan (pelayanan medis dan pelayanan kesehatan masyarkat)
Menurut permenkes 75 tahun 2014, “Puskesmas memiliki peran sebagai gerbang pertama
yang diharapkan bisa memberi pelayanan kesehatan pada masyarakat secara komprehensif baik secara
individu maupun pada masyarakat yang lebih luas”.
Instrumen manajemen puskesmas ada 3, yakni :
a. Micro-planning -> P1
b. Mini workshop -> P2
c. Performance evaluation -> P3
B. Data
a. Data Dasar
Identittas Puskesmas
Wilayah Kerja Puskesmas
Sumber daya Puskesmas, meliputi :
- Manajemen Puskesmas
- Gedung dan sarana Puskesmas
- Jejaring Puskesmas
- Lintas sektoral
- Potensi sumber daya lainnya (sumber daya manusia kesehatan, dan
Ketersediaan dan Kondisi Peralatan Puskesmas
b. Data UKM Esensial
Promosi Kesehatan
Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Gizi KIA-KB
Pencegahan dan Pegendalian Penyakit tidak menular
Surveilans dan sentinel SKDR
Pencegahan pengendalian Penyakit Menular
c. Data UKM Pengembangan
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Gigi Masyarakat
Kesehatan Tradisional Komplementer
Kesehatan Olahraga
Kesehatan Kerja
Kesehatan Indera
Kesehatan lanjut usia
Pelayanan kesehatan lain sesuai kebutuhan Puskesmas
d. Data UKP
Kunjungan Puskesmas
Pelayanan Umum
Kesehatan Gigi dan Mulut
Rawat Inap, UGD, kematian dll
e. Data Keperawatan Kesehatan Masyarakat, data laboratorium dan data farmasi
f. Data Kondisi keluarga diwilayah kerjanya yang diperoleh dari profil kesehatan
keluarga (Prokesga)
g. Data PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)
PENGANTAR
1. Factor atsmosfir
2. Factor internal
3. Factor predisposisi
Selasa, 12 Oktober 2021
La Ode Alifariki
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi ada 2 yakni deskriptif (hanya berusaha untuk menggambarkan saja, yakni
frekuensi kejadian masalah kesehatan atau penyakit dalam suatu populasi tertetu, dan melihat
distribusinya tanpa berusaha mengetahui faktor determinan) dan analitik (berusaha untuk
mencari penyebab atau faktor resikonya, jadi harus berdasarkan kajian ilmiah yang
berdasarkan metode penelitian atau kajian eksperimental di dalamnya). Epidemiologi ialah
ilmu yang mempelajari distribusi,frekuensi dan determinan (faktor yang menentukan) dari
keadaan atau peristiwa terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan aplikasi dari ilmu
tersebut untuk mengendalikan maslah-masalah kesehatan. Kata kunci dari definisi
epidemiologi ialah :
Ilmu sebagai pengetahuan atau sains yang merupakan dasar dari ilmu
kesehatan masyrakat, epidemiologi menggunakan metode ilmiah melalui
metode penelitian dan biostatistika, untuk menarik kesimpulan yang benar
(valid) dan dapat diandalkan untuk jangka panjang (reliabel).
Distribusi sebagai hal yang penting untuk diketahui dalam epidemiologi
berdasarkan 3 karakteristik yakni tempat, orang dan waktu.
Pada epidemiologi deskriptif outputnya ialah sebuah hipotesis, dia tidak masuk
pada ranah untuk membuktikan. Yang menjadi kata kunci pembeda
epidemiologi deskriptif dan analitik ialah determinan ini. Determinan ini
hanya dimiliki pada epidemiologi analitik. Penggunaan istilah determinan
mencakup faktor resiko dan penyebab penyakit. Faktor resiko dimaknai
sebagai hal hal yang meningkatkan peluang untuk terjadinya penyakit.
Keadaan atau peristiwa terkait kesehatan
Epidemiolgi analitik ialah epidemiologi untuk menguji hipotesis dan menaksir atau
mengestimasi besarnya hubungan/pengaruh paparan terhadap penyakit, membandingkan
kelompok-kelompok untuk menentukan adanya peranan dari berbagai faktor resiko yang
menyebabkan suatu masalah kesehatan. Tujuan epidemiologi ini ialah menentukan faktor
resiko, menentukan faktor yang mempengruhi kasus, dan menentukan efektivitas intervensi
untuk mencegah dan mengendalikan penyakit pada populasi.
Tujuan penelitian epidemiologi ialah:
La Ode Alifariki
FREKUENSI PENYAKIT
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang lebih banyak menggunakan nilai kuantitatif.
Tujuan perhitungan penyakit aDalah untuk menilai keadaan penyakit pada populasi. Penggunaan
niai absolut sering menimbulkan kesalahan (terutama membandingkan keadaan penyakit > 1
kelompok populasi). Hasil epidemiologi selalu ditampilkan dalam bentuk range dan bukan dalam
bentuk angka absolutnya.
Secara garis besar kejadian penyakit dapat berupa morbiditas/kesakitan dan
mortalitas/kematian. Ada 3 macam parameter matematis yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara jumlah kejadian penyakit, dan besarnya populasi dari mana
kejadian penyakit terjadi. Parameter tersbut ialah ratio, proporsi dan rate.
1. Proporsi
Pembilang merupakan bagian dari penyebut, dapat dinyatakan dalam persen A/(A+B).
Contohnnya,
a. Prevalensi
b. Insidensi kumulasif -> probabilitas/risiko orang yang terkena penyakit diantara
semua orang yang berisiko terkena penyakit tersebut.
Contohnya, ada 25 kasus dari 50 orang, berapa proporsi kasusnya? -> 25/50 = 0,5
atau 50%. Contoh lainnya :
Tipe kuantitas matematis menggunakan rate, yang mana rate ini merupakan
pernyataan numeris dari frekuensi suatu peristiwa. Dihitung dengan cara pembagian antara :
a. Jumlah individu yang mengalami peristiwa (numerator) dengan
b. Jumlah total (keseluruhan) yang mungkin dapat (kapabel) mengalami peristiwa
(denominator atau populasi beresiko), dan
c. Perkalian dengan suatu konstanta (tetapan)
Usahakan nilai rate itu 1 satu angka dan tak ada koma-nya di belakang. Format umum
dari rate adalah
Rate dapat berarti suatu pernyataan numeris dari frekuensi kejadian yang terjadi dalam
suatu kelompok orang tertentu (didefiniskan) di dalam satu periode waktu tertentu. Sinonim
rate ada 2 yakni tingkat dan laju. Contoh kasus misalnya, pada tahun 2004, ada 100 kasus
demam berdarah di suatu kota yang berpenduduk 1.250.000 orang. Berapa rate kasus demam
berdarah di kota itu?
Jawab :
Tipe ukuran yang digunakan dalam epidemiologi, khususnya ukuran frekuensi penyakit
ialah ada 2, yakni insidensi dan prevalensi. Ukuran frekuensi penyakit ini, merefleksikan besar
kejadian penyakit (morbiditas) atau kematian karena penyakit (mortalitas) dalam suatu
populasi. Biasanya diukur dengan suatu rate atau proporsi.
a. Insidensi
Insidensi merefleksikan jumlah kasus baru yang berkembang dalam suatu periode
waktu di antara populasi yang berisiko. Yang dimaksud dengan kasus baru adalah
perubahan status dari sehat menjadi sakit. Periode waktu ialah jumlah waktu yang
diamati selama sehat hingga menjadi sakit. Insidens terbagi lagi menjadi 2, yakni
insidens kumulatif dan densitas insidens.
1. Insidens kumulatif (cumulative incidence)
Nama lainnya ialah risk incidence atau proporsi incidence. Insidens
kumulatif berarti rata rata resiko seorang individu terkena penyakit, yang
mana orang orang yang terjebak denominator haryslah terbebas dari
penyakit pada permulaan periode (observasi atau tindak lanjut).
2. Densitas insidens (incidence density)
Nama lainnya ialah person-time incidence dan tingkat incidence (incidence
rate). Insidens rate adalah frekuensi penyakit atau kasus baru yang
berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat atau wilayah atau negara pada
waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah oenduduk
yang mungkin terkena penyakit baru tersebut/penduduk yang berisiko.
Rumus :
Incidence Rate (IR) = jumlah kasus baru pada periode waktu tertentu x K
Jumlah populasi berisiko pada waktu yang sama
Ingat rumusnya ini.
b. Prevalensi
Merefleksikan jumlah kasus yang ada (kasus lama maupun kasus baru) dalam
populasi dalam suatu waktu atau periode waktu tertentu. Probabilitas bahwa
seorang individu menjadi kasus (atau menjadi sakit) dalam waktu atau periode
waktu tertentu. Prevalensi juga ada 2 jenisnya, yakni
1. Prevalensi titik (point of prevalence)
Nama lainnya ialah prevalens atau proporsi prevalens. Probabilitas bahwa
seorang individu menjadi kasus atau menjad sakit pada suatu titik waktu. Dan
prevalensi ini tidak mempunyai dimensi. Rumusnya ialah
Jumlah kasus yang ada pada satu titik dalam salam waktu T
Total jumlah orang pada waktu T
2. Prevalens periode (periode of prevalence)
Ada yang prevalens tahunan (annual of prevalence) dan ada yang prevalens
selama hidup (lifetime of prevalence). Probabilitas seorang individu berada
dalam keadaan sakit kapan saja selama suatu periode waktu. Rumusnya ialah
Jumlah kasus yang ada selama suatu periode waktu
Jumlah orang selama periode
Rasio adalah suatu fraksi tanpa hubungan tertentu antara pembilang dengan penyebut.
Rentangnya 0 hingga tak terhingga. Rumusnya ialah A/B. Contohnya, sex rasio (lakik dan
cewe), tua terhadap muda, urban terhadap rural, dan anak diimunisasi terhadap anak yang
belum diimunisasi serta lain lainnya. Contoh kasusnya (pembilang tidak merupakan bagian dari
penyebut)
1. Penyakit yang dituju harus merupakan masalah kesehatan dalam masyarakat yang
dapat mengancam derajat kesehatan masyarakat terebut
2. Tersedianya obat potensial
3. Tersedianya fasilitas dan biaya
4. Penderita dapat di follow up
5. Penyakit yang diketahui pasti masa latennya
a. Disabilitas fisik -> seperti gangguan gerak yang menyebabkan tidak bisa berjalan
b. Disabilitas sensorik -> seperti gangguan pendengaran atau penglihatan
c. Disabilitas intelektual -> seperti kehilangan ingatan
d. Disabilitas mental -> seperti fobia, depresi, skizophrenia, atau gangguan kecemasan.