Anda di halaman 1dari 5

Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia

Masa pra kemerdekaan. Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik
persalinan pada para dukun bayi, upaya ini dilakukan dalam rangka penurunan angka kematian bayi
tertinggi waktu itu.

Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA (School Tot Oplelding van
Indiche Arsten) atau sekolah untuk pendidikan dokter pribumi. Pada tahun 1913 didirikan sekolah
dokter yang ke dua di surabaya dengan nama NIAS . Pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi Sekolah
Kedokteran Dan Akhirnya Sejak Berdirinya Universitas Indonesia tahun 1947 berubah menjadi fakultas
kedokteran universitas Indonesia. Kedua sekolah dokter tersebut mempunyai andil yang sangat besar
dalam menghasilkan tenaga dokter yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.

Tahun 1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran. Pada Tahun 1913 didirikan Sekolah
Dokter Belanda yaitu di Surabaya. Penyebab kesakitan dan kematian yang terjadi di Banyumas adalah
kondisi sanitasi, lingkungan dan perilaku penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian
mengembangankan percontohan kesehatan.

Masa orde lama pada tahun 1951 konsep bandung Plan diperkenalkan oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah,
yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan kuratif dan preventif. Tahun 1956
didirikanlah oleh dr. Y. Sulianti di Lemah Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat
pelatihan tenaga. Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8 lokasi, yaitu di Indrapura (Sumut), Bojong
Loa (Jabar), Salaman (Jateng), Mojosari (Jatim), Kesiman (Bali), Metro (Lampung), DIY dan Kalimatan
Selatan. Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno mencanangkan program pemberantasan
malaria dan pada tanggal tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional (HKN).

Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan Masyarakat di
Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi Kesehatan International, yaitu secara
seremonial di Indonesia di mulai program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada
tahun 1975, dan tingkat Internasional Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care.

a. Masa Orde Baru.

Konsep Bandung Plan terus dikembangkan, tahun 1967 diadakan seminar konsep Puskesmas. Pada
tahun 1968 konsep Puskesmas ditetapkan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional dengan disepakatinya
bentuk Puskesmas yaitu Tipe A, B & C. Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal dengan istilah ’Basic’. Ada
Basic 7, Basic 13 Health Service yaitu : KIA, KB, Gizi Mas., Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ,
Lab, Pencatatan dan Pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas menjadi A & B. Pada tahun 1977
Indonesia ikut menandatangi kesepakatan Visi : ”Health For All By The Year 2000”, di Alma Ata, negara
bekas Federasi Uni Soviet, pengembangan dari konsep ” Primary Health Care”. Tahun 1979 Puskesmas
tidak ada pen’Tipe’an, dan dikembangkan piranti manajerial Perencanaan dan penilaian Puskesmas yaitu
’ Micro Planning’ dan Stratifikasi Puskesmas. Pada tahun 1984 dikembangkan Posyandu, yaitu
pemngembangan dari pos penimbangan dan karang gizi. Posyandu dengan 5 programnya yaitu, KIA, KB,
Gizi, Penangulangan Diare dan Imunisasi

3. Periode sebelum ilmu pengetahuan

Pada periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti pentingnya kesehatan dalamkehidupannya
dalam sehari-hari, ini ditandai dengan adanya peraturan tertulis yang mengatur pembuangan limbah
kotoran yang tujuan awalnya tidak untuk kesehatan tetapi karena limbahmenimbulkan bau tidak sedap.
Namun lama-lama mereka makin menyadari pentingnyakesehatan masyarakat setelah timbulnya
berbagai macam penyakit menular menyerang sebagian penduduk dan menjadi epidemi bahkan telah
menjadi endemi. Contohnya kolera namun upaya pemecahan masalah secara menyeluruh belum
dilakukan

4. Periode Ilmu Pengetahuan kesehatan masyarakat (Scientific Period).

Sejarah panjang perkembangan masyarakat, tidak hanya dimulai pada munculnya ilmu pengetahuan
saja melainkan sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu pengetahuanmodern. Oleh sebab itu, akan
sedikit diuraikan perkembangan kesehatan masyarakat sebelum perkembangan ilmu pengetahuan (pre-
scientific period) dan sesudah ilmu pengetahuan itu berkembang (scientific period)

Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai fenomena biologis yang sempit, tetapi
merupakan suatu masalah yang komplek. Pada masa ini juga ditemukan berbagai macam vaksin dan
bahan disinvektans. Vaksin Cacar oleh Luis Pasteur, Asam Carbolic untuk sterilisasai ruangan operasi
ditemukan oleh Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh Williem Marton, dsb.

Tahun 1832 di Inggris terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edmin Chadwich, seorang
pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit tersebut. Atas laporanya tersebut Parlemen Inggris
mengeluarkan UU tentang upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan
dan tempat kerja, pabrik, dsb. John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah
kesehatan.

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mulai dikembangkan pendidikan tenaga kesehatan. Tahun
1883 Sekolah Tinggi Kedokteran didirikan oleh John Hopkins di Baltimore AS, dengan salah satu
departemennya adalah Departemen Kesehatan Masyarakat. Tahun 1908 sekolah kedokteran mulai
menyebar di Eropa, Kanada, dsb. Dari segi pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk
pertamakalinya pemerintah AS membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan dari
Departemen Kesehatahn Kota yang sudah terbentuk sebelumnya. Tahun 1972 dibentuk Asosiasi
Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association) (Kesehatan Masyarakat Ilmu dan
seni. 2007).
Definisi Pelayanan Kesehatan

Definisi Pelayanan Kesehatan - Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr.
Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat.
Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI
(2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai dengan
batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang ditemukan
banyak macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:

Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi.

Menurut pendapat Hodgetts dan Casio, jenis pelayanan kesehatan secara umum dapat dibedakan atas
dua, yaitu:

Definisi Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kedokteran : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran
(medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau
secara bersama-sama dalam satu organisasi. Tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.

Pelayanan kesehatan masyarakat : Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok kesehatan
masyarakat (public health service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara
bersama-sama dalam suatu organisasi. Tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya untuk kelompok dan masyarakat.

Upaya pelayanan kesehatan perorangan maupun masyarakat merupakan dua unsur utama dari
subsistem upaya kesehatan yang tertuang dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Didalam SKN
terdapat enam subsistem pelayanan kesehatan yang terdiri dari subsistem upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
minuman, manajemen dan informasi kesehatan, permberdayaan masyarakat.

Ada dua kelompok yang berperan dalam pelayanan kesehatan medis atau pelayanan kedokteran yaitu
Health Receivers dan Health Providers .
a. Health Receivers adalah penerima pelayanan kesehatan yaitu orang yang sakit atau mereka yang ingin
memelihara/meningkatkan kesehatannya, sedangkan

b. Health Providers adalah pemberi pelayanan kesehatan yang meliputi para tenaga kesehatan seperti
dokter, perawat, apoteker, laboran, dan lain-lain. Kedua kelompok tersebut tentunya memerlukan
kepastian dan perlindungan hukum didalam menjalankan fungsinya sebagai subyek hukum.

Kesehatan dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan
tepat, diharapkan sebagaian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai
pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dalam yang menunjang
capaian SPM dan SDG’s adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan kesehatan ibu

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan
anak.Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam
kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan ibu antara lain bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu sehingga angka
kematian ibu dapat ditekan secara optimal.

Pelayanan kesehatan ibu antara lain dilakukan melalui upaya pelayanan antenatal (pemeriksaan
kehamilan , pemberian tablet besi/Fe), pelayanan persalinan (pelayanan persalinan oleh tenaga
kesehatan, pelayanan persalinan dengan komplikasi), pelayanan ibu nifas dan pelayanan keluarga
berencana.

2. Pelayanan antenatal

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter
spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa
kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada
kegiatan promotif dan preventif.

Hasil pelayan antenatal dapat dilihatkan cakupan pelayanan K1 dan K4.Cakupan K1 atau juga disebutkan
akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan
pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4
adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar
serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

Dalam kunjungan K1 dan K4 akan diberikan tablet tambah darah (Fe) yang bertujuan untuk mencegah
anemia pada masa kehamilan. Anemia pada masa kehamilan sangat berbahaya bagi ibu hamil, karena
akan menyebabkan perdarahan pada masa persalinan. Berikut ini cakupan pelayanan K1, K4, Fe1 dan
Fe4.

Anda mungkin juga menyukai