1.1 Pendahuluan
Sebagai bagian dari bola dunia yang sedang mengalami perubahan, Indonesia
yang bergabung dalam sebuah proses globalisasi memiliki konsekuensi agar
kita senantiasa mengkaji ulang apakah agenda baru kesehatan masyarakat di
masa mendatang, dan bagaimana cara menghadapinya. Ilmu kesehatan tidak
lahir begitu saja, tetapi mempunyai perjalanan panjang. Perubahan yang terjadi
bukan semata-mata berubah tetapi selalu berdasarkan dari pertimbangan yang
terkait dengan masalah kesehatan yang terjadi pada waktu itu. Sejarah
perkembangan kesehatan masyarakat di dunia dan di Indonesia berhubungan
erat dan selalu berupaya mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang terjadi sepanjang waktu(Untari, 2019)
Pada abad 21, ancaman terhadap kesehatan masyarakat akan semakin besar
(massive). Disamping meningkatnya arus lalu lintas barang, modal, teknologi
dan manusia, dunia juga menghadapi perubahan lingkungan global yang
dipicu oleh peningkatan suhu bumi. Dunia juga menghadapi dampak buruk
globalisasi, penyakit infeksi baru, ketegangan akibat ketidakadilan sumber
daya. Ketimpangan (disparitas antar wilayah antar kelompok sosial ekonomi).
2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
‘The Black Death. Pada abad tersebut Kolera juga menjadi masalah di
beberapa tempat. Tahun 1603 terjadi kematian 1 di antara 6 orang karena
penyakit menular. Tahun 1965 meningkat menjadi 1 di antara 5 orang. Tahun
1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah di antaranya Dipteri,
Tifus, dan Disentri.
3. Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19
Penyakit-penyakit yang muncul bukan saja dilihat sebagai fenomena biologis
yang sempit, tetapi merupakan suatu masalah yang komplek. Pada masa ini
juga ditemukan berbagai macam vaksin dan bahan disinfektans. Vaksin cacar
oleh Luis Pasteur, Asam Carbolic untuk sterilisasi ruangan operasi ditemukan
oleh Joseph Lister, Ether untuk Anestesi oleh Williem Marton. Tahun 1832 di
Inggris terjadi epidemic Kolera. Parlemen Inggris menugaskan Edmin
Chadwich, seorang pakar sosial untuk memimpin penyelidikan penyakit
tersebut. Atas laporannya tersebut parlemen Inggris mengeluarkan UU tentang
upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan
dan tempat kerja, pabrik, dsb. John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris
untuk menangani masalah kesehatan.
4). Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-2
Mulai dikembangkan pendidikan tenaga kesehatan. Tahun 1883 Sekolah
Tinggi Kedokteran didirikan oleh John Hopkins di Baltimore AS, dengan
salah satu departemennya adalah Departemen Kesehatan Masyarakat. Tahun
1908 sekolah kedokteran mulai menyebar di Eropa, Kanada, dsb. Dari segi
pelayanan masyarakat, pada tahun 1855 untuk pertama kalinya pemerintah AS
membentuk Departemen Kesehatan yang merupakan peningkatan dari
Departemen Kesehatan Kota yang sudah terbentuk sebelumnya. Tahun 1972
dibentuk Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika ( American Public Health
Association)
1.2.2 Di Indonesia
Ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami perkembangan baik
sebelum masa kemerdekaan, masa baru sesudah kemerdekaan, dan masa orde
baru. Masa perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu:
1. Abad ke 16
pemerintah Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera yang
sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah
4 Ilmu Kesehatan Masyarakat
kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-
upaya kesehatan masyarakat.
2. Tahun 1807
Pemerintahan jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam
praktek persalinan. Upaya ini dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka
kematian bayi pada waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya
tenaga pelatih.
3. Tahun 1888
Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang kemudian
berkembang pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, Surabaya, dan
Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti
Malaria, Lepra, Cacar, Gizi dan Sanitasi
4. Tahun 1925
Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan
daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan
kesehatan di Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan
kesakitan.
5. Tahun 1927
serta diharapkan berumur panjang. Adapun tujuan umum dan tujuan khusus
kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
A. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat secara mandiri.
B. Khusus
1. Meningkatkan individu, keluarga kelompok dan masyarakat dalam
pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit
2. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
3. Tertangani/terlayani kelompok keluarga rawan, kelompok khusus dan kasus
yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan pelayanan kesehatan
WHO (2008 dalam(Achmadi, 2013) juga mengemukakan, bahwa tujuan
utama kesehatan masyarakat adalah melindungi dan meningkatkan kesehatan
penduduk dengan menggunakan tiga cara utama yaitu:
a. Melindungi penduduk dari ancaman kesehatan (health protection)
b. Pencegahan kejadian penyakit (disease prevention)
c. Peningkatan derajat kesehatan penduduk (health promotion)
Ketiga hal tersebut dalam pelaksanaannya menjadi beragam fungsi:
a. Surveillance dan penilaian status kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
b. Identifikasi (penilaian investigasi dan prediksi) masalah kesehatan
ancaman kesehatan pada masyarakat
c. Proteksi kesehatan termasuk didalamnya keselamatan dan penerapan
peraturan perundangan
d. Kesiapsiagaan dan manajemen bencana serta kegawatdaruratan
e. Pencegahan penyakit dengan penerapan pencegahan primer dan
pencegahan sekunder
f. Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
g. Inisiasi dan dukungan serta penyelenggaraan penelitian kesehatan
h. Evaluasi kualitas dan efektivitas pelayanan kesehatan
i. Kapasitas staf kesehatan masyarakat
j. Inisiasi pengembangan dan perencanaan kebijakan kesehatan.
10 Ilmu Kesehatan Masyarakat
i. Kerjasama
j. Advokasi
k. Bimbingan dan pembinaan
l. Pelimpahan wewenang
m. Rencana lepas asuhan
n. Panutan/Role model
o. Penelitian
a. Lingkungan (Environment)
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan manusia)
misalnya sampah, air, udara, dan perumahan dan sosiokultur (ekonomi,
pendidikan, pekerjaan dan lain-lain). Pada lingkungan fisik, kesehatan akan
dipengaruhi oleh kualitas sanitasi lingkungan di mana manusia itu berada. Hal
ini dikarenakan banyak penyakit yang bersumber dari buruknya kualitas
sanitasi lingkungan, misalnya: ketersediaan air bersih pada suatu daerah akan
memengaruhi derajat kesehatan karena air merupakan kebutuhan pokok
manusia dan manusia selalu berinteraksi dengan air dalam kehidupan sehari-
hari. Sedangkan lingkungan sosial berkaitan dengan kondisi perekonomian
suatu masyarakat. Semakin miskin individu/masyarakat maka akses untuk
mendapatkan derajat kesehatan yang baik maka akan semakin sulit. Misalnya,
manusia membutuhkan makanan dengan gizi seimbang untuk menjaga
kelangsungan hidup, jika individu/masyarakat berada pada garis kemiskinan
maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan gizi seimbang.
Demikian juga dengan tingkat pendidikan individu/m asyarakat, semakin
tinggi tingkat pendidikan individu/masyarakat maka pengetahuan untuk hidup
sehat akan semakin baik. Beberapa contoh faktor lingkungan yang dapat
memengaruhi kesehatan antara lain:
Bab 1 Sejarah Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat 13
d. Keturunan(Heredity)