KELOMPOK 3
1. Buatlah resume mengenai sejarah singkat Kesehatan Masyarakat di dunia hingga di Indonesia
2. Cari tahu mengenai organisasi Profesi kesmas! Jelaskan!
JAWABAN
1. Membuat Resume
Judul : Sejarah Singkat Kesehatan Masyarakat di dunia hingga di Indonesia
Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah Kesehatan Masyarakat di
Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan Promosi Kesehatan International, yaitu secara
seremonial di Indonesia di mulai program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun
1975, dan tingkat Internasional Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care (Departemen
Kesehatan, 1994). Kegiatan Primary Helath Care tersebut sebagai tonggak sejarah cika-lbakal Promosi
Kesehatan.
Khusus konvesi yang membahas tentang Promosi Kesehatan di mulai dari Konvesi Promosi Kesehatan di
Ottawa, Kanada dengan melahirkan The Ottawa Charter tahun 1986 sampai Konvesi Promosi Kesehatan
yang dilaksanakan di Jakarta tahun 1997 dengan melahirkan The Jakrata Declaration. Selanjutnya
perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia adalah seperti berikut dibawah ini.
a. Sebelum Tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan).
Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan. Dalam program-program kesehatan Pendidikan
Kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan kesehatan, terutama pada saat terjadi keadaab kritis seperti
wabah penyaki, bencana, dsb. Sasarannya perseorangan (individu), dengan sasaran program lebih kepada
perubahan pengetahuan seseorang.
b. Periode Tahun 1965-1975.
Pada priode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga dimulainya peningkatan profesional
tenaga melalui program Health Educational Service (HES). Tetapi intervensi program masih banyak yang
bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran program adalah perubahan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan.
c. Periode Tahun 1975-1985.
Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluh Kesehatan. Di Tingkat Departemen Kesehatan ada
Diterektorat PKM. PKMD menjadi andalan program sebagai pendekatan Community Development. Saat itu
program UKS di SD diperkenalkannya Dokter Kecil. Sudah mulai aktif membina dan mem- berdayakan
masyarakat. Saat itulah Posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat. Sasaran
program adalah perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan. Misi dipengaruhi oleh Deklarasai Alma
Ata.
d. Periode Tahun 1985-1995.
Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi tugas memberdayakan masyarakat.
Sirektoral PMK berubah menjadi Pusat PKM, yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye
dan pemasaran sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari PKM dan PSM
saat itu adalah perubahan perilaku. Pandangan (Visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’ tentang
Promosi Kesehatan.
e. Periode Tahun 1995-Sekarang.
Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan. Bukan saja pemberdayaan kearah mobilisasi massa yang menjadi
tujuan, tetapi juga kemitraan dan politik kesehatan (termasuk advokasi). Sehingga sasaran Promosi
Kesehatan bukan saja perubahan perilaku tetapi perubahan kebijakan atau perubahan menuju perubahan
sistem atau faktor lingkungan kesehatan.Pada Tahun 1997 diadakan konvensi internasional Promosi
Kesehatan dengan tema ”Health Promotion Towards The 21’st Century, Indonesian Policy for The Future”
dengan melahirkan ‘The Jakarta Declaration’.
Kekuasaan tertinggi organisasi adalah Kongres Nasional setiap tiga tahun sekali. Kongres Nasional
terakhir pada tahun 2019 berlangsung di Denpasar, Bali bermitra dengan Badan Litbangkes RI
yang dihadiri 1.000 peserta. Pengurus Pusat IAKMI berkedudukan di ibu kota Republik Indonesia,
Pengurus Daerah di ibukota provinsi dan Pengurus Cabang di kabupaten/kota. Jumlah anggota
IAKMI yang terdaftar hingga awal Februari 2020 sebanyak 36.000 orang dari seluruh Indonesia.
Pada tahun 1981 IAKMI menjadi anggota World Federation of Public Health Associations (WFPHA)
yang beranggotakan 80 organisasi profesi Kesmas di seluruh dunia dengan kantor pusat di
Genewa.
Tahun 2010 Projek Health Professional Education Quality (HPEQ) yang dibiayai oleh World Bank
menetapkan untuk memperluas cakupannya dengan melibatkan 3 profesi tambahan dari semula
4 profesi, yaitu Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, dan Kebidanan. Ketiga profesi
tersebut adalah Farmasi, Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Pada saat itu IAKMI dan Asosiasi
Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) dilibatkan sebagai organisasi
profesi dan asosiasi institusi pendidikan tinggi di Bidang Kesehatan Masyarakat. Sebelum
melaksanakan berbagai kegiatan dengan difasilitasi oleh Projek HPEQ, terlebih dahulu dilakukan
pengkajian atas situasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Ditemukan bahwa
Program-program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat yang diselenggarakan tidak terstandar,
kurikulum berbeda-beda, kegiatan belajar mengajar tidak terstandar, dan tentu saja kualitas
lulusannya tidak terstandar. Temuan inilah yang membulatkan tekad IAKMI dan AIPTKMI untuk
mengembangkan berbagai hal yang akan dapat menjamin kualitas proses Pendidikan S-1
Kesehatan Masyarakat dan kualitas hasil Pendidikan S-1 Kesehatan Masyarakat.
Dengan keterlibatan pada Proyek HPEQ itulah IAKMI dan AIPTKMI telah berhasil melakukan hal-
hal sebagai berikut:
Sejak tahun 2014, Tenaga Kesehatan Masyarakat telah menjadi anggota resmi Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
107/Menkes/SK/IV/2014 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/Menkes/110/2016 tentang Keanggotaan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia. Dalam
hal keanggotaan MTKI ini, Tenaga Kesehatan Masyarakat diwakili oleh dr. Agustin Kusumayati,
M.Sc., Ph.D yang merupakan utusan resmi dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
(IAKMI).
Sejak tahun 2014, MTKI telah menerbitkan Surat Tanda Registrasi (STR) Ahli Kesehatan
Masyarakat yang difasilitasi oleh PP IAKMI bersama 34 Pengurus Daerah IAKMI sebagai
perwakilan organisasi profesi Kesehatan Masyarakat di MTKP se-Indonesia. Hingga tanggal 26
September 2019 telah diterbitkan 68.208 STR Ahli Kesehatan Masyarakat. Lalu, sejak tahun 2015,
terdapat lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang memiliki STR Ahli Kesehatan
Masyarakat yang terlibat menjadi Tenaga Kesehatan pada Program Nusantara Sehat. Sebagai
organisasi profesi Kesehatan Masyarakat, IAKMI diminta secara resmi oleh Badan PPSDM
Kesehatan Kemenkes RI untuk melakukan proses seleksi, pendalaman materi kompetensi, dan
pemberian sertifikat ber-SKP kepada peserta program Nusantara Sehat. Pada setiap rangkaian
peringatan Hari Kesehatan Nasional, IAKMI menjadi mitra Kementerian Kesehatan dalam proses
seleksi dan penganugerahan Tenaga Kesehatan Masyarakat Teladan Tingkat Nasional.
2. PERSAKMI
Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (The Indonesian Public
Health Union /IPHU), berbadan hukum sebagaimana Akte Notaris : No. 3 Tanggal 29 Oktober
2009 dibuat oleh Notaris Soewondo Rahardjo, SH, serta mendapat pengesahan dari Keputusan
Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: AHU-07.AH.01.06 Tahun 2010, tertanggal 25 Januari 2010.
Organisasi ini didirikan di Kota Makasar pada tanggal 21 Mei 1998 dengan nama Persatuan
Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI), kemudian berganti nama menjadi
Perhimpunan Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) pada tanggal 8 Agustus 2009
di Semarang dan berkembang seiring dengan perkembangan Undang-Undang No 36 tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan, menjadi Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat
Indonesia (PERSAKMI) pada tanggal 7 September 2017 di Padang untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan. Kantor Pimpinan Organisasi tingkat Pusat berkedudukan dimana ketua umum
pengurus pusat berada (Makassar) dan mempunyai kantor di ibu kota Negara (Pondok Jaya III no
5B Pela Mampang Jakarta Selatan)
Persakmi sebagai organisasi profesi tenaga kesehatan masyarakat (SKM dan Profesional
Kesehatan Masyarakat), dengan mempertimbangkan anggota yang homogen dan merupakan
seminat dan seprofesi, yang ditandai dengan kesamaan mayoritas kurikulum pendidikannya. Hal
ini selaras dengan UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, pasal 1 ayat 16, bahwa “Organisasi
profesi adalah wadah untuk berhimpun tenaga kesehatan yang seprofesi”.
Persakmi memiliki visi baru yaitu “Menjadi organisasi profesi kesehatan masyarakat penggerak
utama pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia” dengan tujuan “Terlaksananya organisasi
profesi yang mandiri, dan profesional sebagai wadah untuk meningkatkan serta mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan, martabat maupun etika profesi para anggotanya”. Visi dan tujuan
Persakmi sejalan dengan amanat UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, pasal 50 ayat 1, yang
menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan harus membentuk organisasi profesi sebagai wadah
untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan, martabat dan
etika profesi tenaga kesehatan”.
Persakmi mempunyai kelengkapan dengan kolegium tenaga kesehatan masyarakat. Keberadaan
Kolegium Tenaga Kesehatan Masyarakat Indonesia merupakan badan otonom Persakmi yang
berfungsi mengembangkan cabang disiplin ilmu dan standar pendidikan kesehatan masyarakat.
Kolegium Tenaga Kesehatan Masyarakat Indonesia di bawah naungan Persakmi berupa himpunan
seminat tenaga kesehatan masyarakat dalam suatu bidang dan area tertentu, dimana Sarjana
Kesehatan Masyarakat dan professional kesehatan masyarakat berada. Keberadaan kolegium
tenaga kesehatan ini, seiring dengan amanat UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan, pasal 51
ayat 1, 2 dan 3, yang intinya menyatakan bahwa untuk mengembangkan cabang displin ilmu dan
standar pendidikan tenaga kesehatan, organisasi profesi dapat membentuk kolegium masing-
masing tenaga kesehatan.
Kami laporkan juga, saat ini kepengurusan Persakmi di tingkat propinsi (pengurus daerah) telah
tersebar di 32 propinsi di Indonesia, sementara 2 propinsi sisanya dalam tahap proses
pembentukan. Kami targetkan dalam waktu 1 tahun pasca Munas Persakmi, kepengurusan
Persakmi di tingkat propinsi sudah tersebar di seluruh Indonesia .