Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR – FAKTOR PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES

MELITUS : LITERATURE REVIEW

Disease Prevention Factors Diabetes Melitus : Literature Review

Andi Fitri Tenri Zeno R1, Farah Jilan Nasywa2, Firdha Darmayanti3
Mukhtarul Ahadits4, Nurfaiqah Firda Muftaga5, Zaskia Maharani6

1,2,3,4,5,6
Program Studi Kesehatan Masyarat
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Email : firdhadarmayanti181@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang : Diabetes melitus atau yang biasa masyarakat pada umumnya menyebutnya dengan
penyakit kencing manis merupakan penyakit menahun yang dapat diderita seumur hidup. Diabetes
memiliki 2 tipe yakni diabetes melitus tipe 1 yang merupakan hasil dari reaksi autoimun terhadap protein
sel pulau pankreas, kemudian diabetes tipe 2 yangmana disebabkan oleh kombinasi faktor genetik yang
berhubungan dengan gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan faktor lingkungan seperti obesitas,
makan berlebihan, kurang makan, olahraga dan stres, serta penuaan. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-
faktor untuk mencegah penyakit Diabetes Melitus. Metode : Data base yang digunakan dalam pembuatan
literatur review ini adalah Google Scholar. Didapatkan 10 artikel terkait pencegahan penyakit diabetes
mellitus yang diidentifikasi dan dipublikasikan dari tahun 2018-2022. Dari 24 jurnal 10 jurnal yang
dipilih untuk review. Hasil : Dari 10 jurnal di dapatkan bahwa faktor- faktor pencegahan diabetes ada
bebrapa faktor diantaranya: edukasi masyarakat umum, pengaturan pola makan, rajin berolahraga dan
masih banyak lagi. Kesimpulan : Membiasakan hidup yang sehat dan melakukan Skrining adalah langkah
awal mencegah penyakit diabetes melitus.

Kata Kunci : Diabetes melitus, autoimun, skrining, obesitas, faktor genetik, insulin.

ABSTRACT

Background: Diabetes mellitus or what people generally call it diabetes is a chronic disease that can be
suffered for a lifetime. Diabetes has 2 types, namely diabetes mellitus type 1 which is the result of an
autoimmune reaction to pancreatic islet cell proteins, then type 2 diabetes which is caused by a
combination of genetic factors associated with impaired insulin secretion, insulin resistance and
environmental factors such as obesity, overeating, lack of eating, exercise and stress, and aging.
Objective: To determine the factors to prevent Diabetes Mellitus. Method : The data base used in making
this literature review is Google Scholar. There were 10 articles related to the prevention of diabetes
mellitus which were identified and published from 2018-2022. Of the 24 journals, 10 journals were
selected for review. Results: From 10 journals, it was found that the diabetes prevention factors were
several factors including: general public education, dietary regulation, diligent exercise and many more.
Conclusion : Getting used to a healthy life and doing screening is the first step to prevent diabetes
mellitus.

Keywords: Diabetes mellitus, autoimmune, screening, obesity, genetic factors, insulin.


PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kondisi yang semakin meningkat kadar gula disertai
dengan berbagai gangguan metabolisme karena gangguan hormonal menyebabkan berbagai komplikasi
kronis di berbagai organ sasaran (Punthakee et al., 2018). Diabetes berhubungan dengan metabolisme
kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes melitus meluas pada suatu kumpulan
aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah
(hiperglikemia) akibat kekurangan insulin. Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme
pengaturan gula normal. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh
kelenjar pankreas.

Menurut WHO penyakit Diabetes Melitus merupakan ranking keenam penyebab kematian di
Dunia. Data yang didapatkan bahwa kematian yang disebabkan karena diabetes ada sekitar 1,3 juta dan
yang meninggal sebelum usia 70 tahun sebanyak 4 persen. Mayoritas kematian diabetes pada usia 45-54
tahun terjadi pada penduduk kota dibandingkan pada penduduk yang tinggal di pedesaan (Kistianita,
Yunus, & Gayatri, 2018). IDF memprediksikan DM akan menepati urutan ketujuh kematian dunia pada
tahun 2030. Sejak Tahun 1980 terjadi peningkatan dua kali lipat penderita diabetes di dunia yatu dari
4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa, hal ini juga merupakan indikator peningkatan obesitas
pada beberapa dekade ini (Ogurtsova et al., 2017).

WHO juga menyebutkan bahwa sekitar 150 juta orang di dunia telah menderita diabetes mellitus
(Saputri, Setiani, & Dewanti, 2018). Penderita yang semakin meningkat jumlahnya setiap tahun sebagian
besar berasal dari negara berkembang. Penduduk Amerika yang menderita diabetes sebanyak 29,1 juta
jiwa dimana sebanyak 21 juta jiwa katagori diabetes yang terdiagnosis, sedangkan sebanyak 8,1 juta jiwa
termasuk katagori diabetes tidak terdiagnosis (Andreas Pradipta et al., 2020). Prevalensi diabetes di
Indonesia menepati uruatan ketujuh tertinggi di dunia setelah China, India, USA, Brazil, Rusia dan
Mexico (Megawati, Agustini, & Krismayanti, 2020).

Berdasarkan data IDF tahun 2015 tentang penderita DM, penduduk Indonesia yang sudah mengalami
penyakit ini sebanyak 10 juta orang. Saat ini DM tipe II yang banyak terjadi tidak hanya pada orang
dewasa saja tetapi pada usia anak dan remaja juga semakin meningkat (Fauziah & Anggraeni, 2018). Di
Indonesia Prevalensi DM sekitar 4.8% dan lebih dari setengah kasus DM (58.8%) (Lathifah, 2017).
METODE

Metode penulisan yang dilakukan adalah metode literature review berupa narrative review.
Literature review merupakan sebuah bahan penelitian yang terdiri dari temuan teori dan hasil
penelitian yang digunakan sebagai bahan atau landasan untuk kegiatan penelitian. Database yang
digunakan dalam pencarian artikel yaitu google scholar dan Berdasarkan hasil pencarian literatur
melalui Google Scholar, kami menemukan 24 jurnal. Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining,
sebanyak 15 jurnal, dikeluarkan lagi 10 jurnal.

TABEL 1. STUDI KARAKTERISTIK

No Penulis (Judul) Tahun Tujuan Desain Hasil Penelitian


Penelitian
1. Lestari, R. A., Sari, C. W. Untuk mengetahui Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan
M., & Kurniawan, T. (2018). persepsi deskriptif bahwa seluruh responden (100%)
Gambaran Persepsi mahasiswa kuantitatif ini memiliki persepsi positif terhadap
Mahasiswa Terhadap terhadap perilaku melibatkan 242 perilaku pencegahan Diabetes
Perilaku Pencegahan pencegahan sampel yang Mellitus. Adapun persepsi
Diabetes Mellitus di Diabetes Mellitus. ditentukan berdasarkan 5 domain didapatkan
Fakultas Keperawatan menggunakan seluruh responden (100%) memiliki
Universitas stratified random persepsi positif terhadap manfaat
Padjadjaran. Jurnal sampling. pencegahan Diabetes Mellitus,
Pendidikan Keperawatan hampir seluruh responden memiliki
Indonesia, 4(1), 60. persepsi positif terhadap kerentanan
dan keseriusan (92,6%), isyarat
melakukan pencegahan (98,3%),
self-efficacy dalam melakukan
pencegahan Diabetes Mellitus
(92,6%), dan lebih dari setengah
responden memiliki persepsi positif
terhadap hambatan melakukan
pencegahan Diabetes Mellitus
(59,5%).
2. Herdiana, Y., Wardana, Y. Untuk Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan
W., & Runadi, D. (2019). meningkatkan kuantitatif tingkat pengetahuan responden 74,8
Ppemeliharaan Pola Hidup pengetahuan dengan % masuk kategori baik, sisanya
Sehat dan Pemanfaatan Obat masyarakat Desa menggunakan 25,2% masuk kategori cukup. Pola
Untuk Pencegahan Diabetes Cinunuk mengenai instrumen makan masuk kategori baik 69,5%,
Melitus. penanganan kuesioner katagori cukup 20,5 %. Aktivitas
penyakit diabetes. fisik 80,5 % temasuk kategori baik
dan 19,5 % masuk kategori cukup.
3. Machmud, Y., Ahmad, A. K., Untuk mengetahui Penelitian Hasil presentase pengetahuan pada
& Putri, H. P. P. P. (2019). pengaruh kuantitatif kelompok intervensi dari kurang
Pengaruh Pendidikan pendidikan dengan (57,1%) menjadi baik (89,3%),
Kesehatan terhadap kesehatan terhadap pendekatan True sedangkan pada kelompok kontrol
Pengetahuan dan Sikap pengetahuan dan Eksperiment. dari kurang (70,4%) menjadi cukup
Pencegahan Diabetes Melitus sikap pencegahan (85,2%). Hasil presentase sikap
pada Siswa Kelas X di Smk diabetes melitus pada kelompok intervensi dari
Negeri 10 Makassar. pada siswa kelas X kurang (82,1%) menjadi cukup
di SMK Negeri 10 (67,9%), sedangkan pada kelompok
Makassar. kontrol tidak mengalami perubahan
yang signifikan dari kurang (88,9%)
menjadi kurang (74,1%).
4. Rosyid, F. N., Hudiawati, D., Kegiatan ini Metode yang Hasil kegiatan pendidikan kesehatan
& Kristinawati, B. (2019). bertujuan untuk digunakan dalam dengan model ceramah dan
Peningkatan Pengetahuan menambah kegiatan demonstrasi memiliki dampak
dan Upaya Pencegahan pengetahuan, pendidikan positif pada pengetahuan, upaya
Diabetes Melitus Melalui upaya kesehatan adalah pencegahan dan sikap peserta
Pendidikan Kesehatan. pencegahan dan metode ceramah tentang DM. Hal ini ditunjukkan
membentuk dan demonstrasi. bahwa hasil nilai postest jauh lebih
sikap positif baik, jika dibandingkan nilai pretest.
tentang DM
5. Firdaus, N., & Kurniawan, T. Untuk Penelitian Hasil penelitian menunjukan bahwa
(2020). Gambaran Self mengidentifikasi deskriptif secara umum, Self efficacy keluarga
Efficacy Pada Keluarga Self efficacy kuantitatif dalam dalam menjalankan upaya
Penderita Diabetes Melitus keluarga penderita dengan pencegahan DM ada pada kategori
Dalam Menjalankan Upaya diabetes melitus pendekatan cross Self efficacy tinggi (54,3%).
Pencegahan Diabetes dalam sectional Domain merokok dan aktifitas fisik
Melitus. menjalankan merupakan domain dengan skor
upaya pencegahan rata-rata tertinggi. Namun pada
diabetes mellitus. domain cek kesehatan dan olahraga
teridentifikasi sebagai domain
dengan rata-rata terrendah.
6. Hansur, L., Ugi, D., & Tujuan dilakukan Menggunakan Hasil kegiatan penyuluhan dan
Febriza, A. penyuluhan metode pemeriksaan darah ini memberi
(2020). Pencegahan pencegahan dan presentasi informasi dan pengetahuan
Penyakit Diabetes Melitus Di penanganan (penyampaian mengenai pencegahan dan
Kelurahan Tamarunang Kec penyakit diabetes materi) dan tanya penanganan penyakit diabetes
Sombaopu Kabupaten Gowa melitus ini dapat jawab melalui pengaturan pola makan.
Sulawesi Selatan. memberi informasi Selain itu Bagi masyarakat yang
dan pengetahuan belum pernah melakukan
mengenai pemeriksaan kesehatan sebelumnya,
pencegahan dan pemeriksaan kesehatan tersebut
penanganan dapat berfungsi sebagai skrining
penyakit diabetes kesehatan untuk mengetahui status
melalui kesehatannya saat ini sehingga dapat
pengaturan pola diambil tindakan lebih lanjut.
makan termasuk Kegiatan penyuluhan berlangsung
pemeriksaan kadar dengan lancar dan masyarakat
gula darah agar mendengarkan dengan antusias,
warga di kelurahan Dari 27 orang yang diperiksa kadar
tamarunang gula darahnya ditemukan 4 orang
kecamatan somba dengan kadar gula darah melebihi
opu kabupaten batas normal (< 200 mg/dl).
gowa agar bisa
melakukan
pencegahan sejak
dini.
7. Imam, C. W., Ariyanti, R., & Tujuan Metode pada
Hasilnya yaitu dapat diketahui
Putri, V. D. P. (2021). dilakukannya agar kegiatan ini ada 3
bahwa telah terjadi peningkatan
Edukasi Kesehatan dalam pemahaman warga tahap yaitu tahap
pemahaman terkait upaya
Upaya Pencegahan Penyakit terkait penyakit persiapan, Tahappencegahan penyakit diabetes.
Diabetes di Era Pandemi tidak menular ini pelaksanaan dan Peningkatan pemahaman telah
COVID-19. JPKMI (Jurnal dan agar tahap evalusai. dibuktikan dengan nilai pretest dan
Pengabdian Kepada optimalnya upaya Dan posttest peserta. Rata-rata nilai
Masyarakat pencegahan menggunakan sebelum dilakukan penyuluhan
Indonesia), 2(3), 238-242. penyakit diabetes. media yaitu 65, sedangkan rata-rata nilai
pembelajaran setelah dilakukan dilakukan
berupa video. penyuluhan adalah 78. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi
peningkatan pemahaman peserta
antara sebelum dan sesudah
dilakukannya penyuluhan.
8. Solikhah, S., Lestari, Y. D., Tujuan Metode yang Terdapat 12,5% teridentifikasi
Aini, L. N., Nurunnisa, A., dilakukannya yaitu digunakan gejala diabetes mellitus dan
Istiqomah, N., & Borneo, M. merubah perilaku diantaranya (1) mayoritas penderita hipertensi.
I. (2021). Pencegahan masyarakat Survei skrining Peningkatan pengetahuan dan
Diabetes Melitus Dengan melalui kesehatan (2) pemahaman masyarakat melalui
Metode Komunikasi, pemberdayaan Penyuluhan penyuluhan pencegahan DM sangat
Informasi dan Edukasi pada masyarakat untuk pencegahan DM penting supaya penyakit tersebut
Masyarakat mencegah dilakukan tidak semakin parah. Kesepakatan
penyakit DM. dengan metode bersama antara masyarakat dan
komunikasi, tokoh yang disegani menghasilakan
informasi, dan kesepakatan untuk mengubah pola
(3) focus group makan diawali dengan penyediaan
discussion kudapan saat pertemuan warga
(FGD) dilakukan.
9. Wulandari, D. D., Salim, H. Kegiatan ini Metode seminar Hasil menunjukkan bahwa terjadi
M., Santoso, A. P. R., & dilakukan tentang wawasan peningkatan pemahaman
Putri, E. B. P. (2021). bertujuan untuk peran herbal masyarakat mengenai bahaya
Pencegahan Penyakit memberikan dalam penyakit diabetes mellitus dengan
Diabetes Mellitus melalui pengetahuan dan pengobatan peningkatan nilai rerata dari 45%
Pelatihan Pembuatan Jamu keterampilan penyakit diabetes menjadi 90% dan peningkatan
Saintifik bagi Warga
melalui pelatihan mellitus dan keterampilan dalam membuat jamu
Kecamatan Wonokromo
Surabaya. Jurnal Surya pembuatan jamu pelatihan saintifik dari 40% menjadi 95%.
Masyarakat, 4(1), 104- santifik dalam pembuatan jamu Maka dapat disimpulkan bahwa
111. rangka saintifik untuk kegiatan ini membawa manfaat yang
pencegahan mencegah sangat baik bagi warga Wonokromo
penyakit diabetes penyakit diabetes Surabaya.
mellitus pada mellitus.
warga
Wonokromo
Surabaya.
10. Muchtar, R. S. U., Murniasih, Tujuan dalam Metode Hasil dalam pengabdian masyarakat
E., & Purba, M. K. (2022). pengabdian menggunakan ini yaitu adanya perubahan tingkat
Edukasi Diabetes Mellitus masyarakat ini penyebaran pengetahuan masyrakat tentang
Dan Senam Diabetes Dalam adalah instrument diabetes mellitus dimana
Upaya Pencegahan Penyakit meningkatkan kuesioner pre sebelumnya tingkat pengetahuan
Diabetes Mellitus Di pengetahuan test dan post test. masyarakat berada pada tingkat
Wilayah Kerja Puskesmas masyrakat tentang pengetahuan kurang baik yaitu
Tanjung Uncang Kota Batam diabetes mellitus sebanyak (52%) dan setelah
Tahun 2021. dan dilakukan edukasi meningkat
penatalaksanaan menjadi sangat baik dengan
diabetes mellitus presentase 56%. Diharapkan bagi
dengan terapi non tenaga Kesehatan dan pemberi
farmakologi yaitu layanan Kesehatan pengabdian
senam diabetes. masyarakat ini dapat dijadikan
rekomendasi dalam pemberian
asuhan keperawatan terapi non
farmakolgi bagi penderita diabetes
melitus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pencarian literatur dari 24 jurnal didapatkan, terdapat 10 jurnal yang memenuhi
kriteria inklusi. Penelitian-penelitian tersebut mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat mencegah
penyakit diabetes melitus.

1. Pentingnya peran tenaga kesehatan dalam pemberian layanan kesehatan


Bagi tenaga pelayanan Kesehatan dan tenaga Kesehatan diharapkan pengabdian masyarakat
ini dapat digunakan sebagai rekomendasi agenda kegiatan untuk masyarakat penderita
diabetes mellitus guna menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Bagi penderita
diabetes mellitus, senam diabetes dapat dijadikan alternatif terapi non farmakologi untuk
menurunkan kadar gula darah.

2. Edukasi kepada masyarakat


Edukasi dengan mengajak kader kesehatan berperan sangat penting di masyarakat,
mengingat penyakit diabetes ini sangat beresiko bagi masyarakat. Selain itu, diabetes Melitus
merupakan penyakit kronis yang menurunkan kemampuan dari pasien, sehingga jika kader
dilibatkan dalam system edukasi ini, masyarakat dapat membantu melakukan penatalaksanaan
dm dan meningkatkan perilaku perawatan diri pada pasien saat kondisi pasien mulai
memburuk (R et al., 2019). Diabetes umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku
sudah modern dan mapan. Partisipasi keluarga, pasien dan masyarakat sangat dibutuhkan, dan
di dampingi oleh tim kesehatan untuk menuju perilaku yang sehat. Untuk mencapai
keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif dan upaya
peningkatan motivasi (Sari dan Yamin, 2018). Edukasi merupakan salah satu proses
berlangsung secara terus menerus,

Didapatkan bahwa tingkat pengetahuan responden mengalami kenaikan setelah


dilakukannya edukasi tentang diabetes mellitus. Hal ini berarti terdapat perubahan tingkat
pengetahuan responden dimana sebelum dilakukannya edukasi diabetes mellitus mayoritas
tingkat pengetahun responden tentang diabetes mellitus berada pada tingkat kurang baik yaitu
sebanyak 52% dan setelah dilakukannya edukasi diabetes mellitus terjadi peningkatan
pengetahuan dimana lebih dari separuh responden berada pada tingkat pengetahuan sangat
baik atau sebanyak (56%).

3. Dukungan keluarga
Adapun pengetahuan dan dukungan yang diberikan oleh keluarga dan orang-orang terdekat
dapat mendorong seseorang untuk melakukan pencegahan Diabetes Mellitus (Tafti,
Mahmoodabad, Morowatisharifabad, Ardakani, Rezaeipandari, & Lofti, 2015).

4. Self Efficacy
Self efficacy dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan dan informasi. Dari hasil deskritif Self efficacy berdasarkan karakteristik responden
faktor usia, Self efficacy rendah lebih ditemukan pada responden usia tua (>45) tahun,
sebaliknya yang usia 45 tahun sudah mendekati lansia yang menyebabkan banyak keluhan
penyakit atau penurunan fungsi fisik yang menjadikan kurang yakin dalam melakukan
pencegahan DM seperti olahraga. Berdasarkan jenis kelamin, prempuan Self efficacy nya
lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

Dalam penelitian ini Self efficacy keluarga dalam menjalankan upaya pencegahan DM
dalam kategori tinggi. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Aamond et.all (2013)
menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan memiliki Self efficacy lebih rendah dari pada
pria. Namun Bandura (1997) menyatakan lain, perempuan memiliki Self efficacy lebih tinggi
dalam mengelola suatu perannya. Perempuan cenderung memiliki ketertarikan yang lebih
besar terhadap suatu hal dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini mungkin karena dalam
penelitian ini perempuan hampir seluruhnya tidak merokok oleh karena dalam domain
merokok perempuan kebanyakan menjawab yakin dan sangat yakin. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Arifa, (2015) menyatakan perilaku merokok lebih banyak dilakukan oleh
laki-laki dibandingkan perempuan.

5. Pengaturan pola makan


Pencegahan diabetes dapat dilakukan melalui pola hidup terutama pada penderita diabetes
tipe 2(Restyana Noor Fatimah, 2015), pemilihan nutrisi serta pola makan harus sesuai dengan
kebutuhan kalori tubuh, jika berlebihan dalam jangka panjang akan menyebabkan penyakit
diabetes(Wang et al., 2013). Prevalensi diabetes semakin meningkat disebabkan perubahan
pola konsumsi masyarakat yang sering menkonsumsi makanan tak sehat seperti makanan
cepat saji (fast food) selain itu juga karena kurang aktifitas sehingga olahraga dapat menjadi
salah satu jalan pencegahan(Pereira et al., 2005). Pada kegiatan ini juga di sarankan kepada
peserta untuk memulai hidup sehat, yaitu diet sehat, olahraga, menghindari stress.
Mewaspadai penyakit diabetes jua sempat disampaikan pemateri, sehingga dianjurkan untuk
berhati hati karena Penyakit ini menyerang perlahanlahan dan kadang-kadang tidak disadari.

6. Meminum obat herbal


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2017 tentang Formularium Ramuan Obat
Tradisional Indonesia, pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan salah satunya
dengan cara mengkonsumsi ramuan obat herbal antidiabetes seperti kayu manis, daun salam,
sambiloto, dan temulawak. Telah dilaporkan bahwa kulit kayu manis (cinnamon) memiliki
khasiat sebagai antidiabetes melalui proses aktivasi reseptor insulin dan merangsang sel beta
pancreas untuk memproduksi insulin sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah (Kumar
& Mukkadan, 2013). Senyawa aktif metilhidroksikalkon yang terkandung didalam kayu manis
merangsang autofosforilasi reseptor insulin, meningkatkan konsumsi glukosa, sintesis
glikogen dan glikogen sintase sehingga terjadi peningkatan sensitivitas insulin (Sangal, 2011).

Selain itu, pada kulit kayu manis terdapat kandungan minyak essensial yaitu trans-
sinamaldehida, eugenol, dan linalool dimana zat tersebut memiliki khasiat sebagai
antiinfalamasi, antioksidan, berpotensi hipoglikemik dan hipolipidemik. Khasiat senyawa
polifenol yang terkandung dalam kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah secara
efektif pada dosis 8-10 gram (Lintang Prinkaniswari Putri, 2016)

7. Hindari merokok
Dari pembuktian penelitian tersebut, pola hidup yang kurang sehat seperti pola makan yang
tidak teratur, konsumsi alkohol, merokok dan kurangnya melakukan aktivitas fisik dapat
menyebabkan terjadinya penyakit diabetes melitus, dimana pankreas tidak dapat memproduksi
cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah atau hiperglikemia.
Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai
sistem tubuh terutama saraf dan pembuluh darah (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Pola hidup yang sehat dapat dijadikan sebagai upaya untuk pencegahan timbulkan penyakit
Diabetes Melitus. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan tersebut, yaitu :
memperbaiki dan mempertahankan gaya hidup yang sehat seperti selalu aktif, mengatur diet
sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan, latihan jasmani yang sesuai dan teratur, serta
menurunkan berat badan yang berlebih (Rudijanto, 2014).

8. Rajin berolahraga
Olahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengontrol kadar glukosa darah,
memperbaiki profil lemak dan tekanan darah, menurunkan berat badan, mengurangi risiko
penyakit kardiovaskular, dan mengurangi depresi (Marin-Penalver et al. 2016). Penurunan
berat badan terstruktur, aktivitas fisik, dan diet sangat penting untuk mereka yang berisiko
tinggi dengan memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Pola makan bermanfaat bagi
penderita pradiabetes meliputi pola makan rendah kalori dan rendah lemak.

Diet yang tepat dapat mengontrol kadar glukosa darah dengan mengurangi hemoglobin
terglikasi 1,0-2,0% dan jika dikombinasi dengan manajemen diabetes akan mengurangi rawat
inap penderita diabetes (Sievenpiper et al. 2018). Jenis dan jumlah kalori yang terkandung
dalam makanan merupakan hal penting untuk memelihara kesehatan tubuh. Diet tinggi lemak
jenuh menginduksi adaptasi metabolisme dengan mengubah sensitivitas insulin perifer,
mengurangi sirkulasi lemak, dan menurunkan lipogenesis dan glikogenesis hati (Zierath
2019).

Olahraga secara rutin membantu mencegah dan mengontrol diabetes. Manfaat dari
olahraga antara lain membantu menurunkan berat badan, mengurangi kadar glukosa darah,
mengurangi kolesterol dan tekanan darah, mengurangi stres, meningkatkan sensitivitas
insulin, dan meningkatkan biogenesis mitokondria (Harikumar et al. 2015, Zierath 2019).

9. Melakukan skrining agar mengetahui lebih dini.


Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu cek kesehtaan secara rutin. Edukasi
dengan mengajak kader kesehatan berperan sangat penting di masyarakat, mengingat penyakit
diabetes ini sangat beresiko bagi masyarakat. Selain itu, diabetes Melitus merupakan penyakit
kronis yang menurunkan kemampuan dari pasien, sehingga jika kader dilibatkan dalam system
edukasi ini, masyarakat dapat membantu melakukan penatalaksanaan dm dan meningkatkan
perilaku perawatan diri pada pasien saat kondisi pasien mulai memburuk (R et al., 2019)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari penelitian jurnal-jurnal maka ada beberapa faktor yang bisa mencegah kita dari
penyakit diabetes beberapa diantaranya yaitu : Membiasakan pola hidup yang sehat, pentingnya kita
mengetahui tentang penyakit diabetes melitus dan melakukan skrining mendeteksi lebih awal penyakit
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Pradipta, A. P., Anggi Widiaswati, A. W., Cornelia Indah Y, C. I. Y., Friska Apriliyanti, F. A.,
Lakukua, M. F., Lakukua, M. F., … Ruth Maya S, R. M. S. (2020). Efek Olive Oil Topical Terhadap
Perawatan Luka Diabetes Melitus. DISS, Universitas Kusuma Husada Surakarta.

Fauziah, I., & Anggraeni, D. N. (2018). Prevelensi Penderita Diabetes Melitus Tipe II pada Pasien di
Puskesmas Kota Blangkejeren, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues Tahun 2015-2017.
JOUR.

Firdaus, N., & Kurniawan, T. (2020). Gambaran Self Efficacy Pada Keluarga Penderita Diabetes Melitus
Dalam Menjalankan Upaya Pencegahan Diabetes Melitus. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia, 1(2).

Hansur, L., Ugi, D., & Febriza, A. (2020). Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus Di Kelurahan
Tamarunang Kec Sombaopu Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. SELAPARANG Jurnal Pengabdian
Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 417-422.

Hardianto, D. (2020). Telaah Komprehensif Diabetes Melitus: Klasifikasi, Gejala, Diagnosis,


Pencegahan, Dan Pengobatan: A Comprehensive Review of Diabetes Mellitus: Classification,
Symptoms, Diagnosis, Prevention, and Treatment. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia
(JBBI), 7(2), 304-317.

Herdiana, Y., Wardana, Y. W., & Runadi, D. (2019). Pemeliharaan Pola Hidup Sehat dan Pemanfaatan
Obat Untuk Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus. Dharmakarya, 8(2), 98-100.

Imam, C. W., Ariyanti, R., & Putri, V. D. P. (2021). Edukasi Kesehatan dalam Upaya Pencegahan
Penyakit Diabetes di Era Pandemi COVID-19. JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Indonesia), 2(3), 238-242.

Kistianita, A. N., Yunus, M., & Gayatri, R. W. (2018). Analisis faktor risiko diabetes mellitus tipe 2
pada usia produktif dengan pendekatan WHO stepwise step 1 (core/inti) di Puskesmas Kendalkerep
Kota Malang. Preventia: The Indonesian Journal of Public Health, 3(1), 85–108. JOUR.

Lathifah, N. L. (2017). Hubungan durasi penyakit dan kadar gula darah dengan keluhan subyektif
penderita diabetes melitus. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2), 231–239. JOUR.

Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021, November). Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi, gejala,
penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. In Prosiding Seminar Nasional
Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 237-241).

Lestari, R. A., Sari, C. W. M., & Kurniawan, T. (2018). Gambaran Persepsi Mahasiswa Terhadap
Perilaku Pencegahan Diabetes Mellitus di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia, 4(1), 60.

Machmud, Y., Ahmad, A. K., & Putri, H. P. P. P. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap
Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Diabetes Melitus pada Siswa Kelas X di Smk Negeri 10
Makassar. Media Keperawatan, 10(2), 109-114.

Megawati, F., Agustini, N. P. D., & Krismayanti, N. L. P. D. (2020). Studi Respropektif Terapi
Antidiabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Ari Canti Periode
2018. Jurnal Ilmiah Medicamento, 6(1), 28–32. JOUR.

Muchtar, R. S. U., Murniasih, E., & Purba, M. K. (2022). Edukasi Diabetes Mellitus Dan Senam Diabetes
Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Uncang
Kota Batam Tahun 2021. Initium Community Journal, 2(1), 1-9.

Ogurtsova, K., da Rocha Fernandes, J. D., Huang, Y., Linnenkamp, U., Guariguata, L., Cho, N. H., …
Makaroff, L. E. (2017). IDF Diabetes Atlas: Global estimates for the prevalence of diabetes for 2015
and 2040. Diabetes Research and Clinical Practice, 128, 40–50. JOUR.

Pereira, M. A., Kartashov, A. I., Ebbeling, C. B., Van Horn, L., Slattery, M. L., Jacobs, D. R., &
Ludwig, D. S. (2005). Fast-food habits, weight gain, and insulin resistance (the CARDIA study): 15-
year prospective analysis. The Lancet, 365(9453), 36–42.

Punthakee, Z., Goldenberg, R., & Katz, P. (2018). Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes,
Prediabetes and Metabolic Syndrome. Canadian Journal of Diabetes, 42, S10–S15.

Rosyid, F. N., Hudiawati, D., & Kristinawati, B. (2019). Peningkatan Pengetahuan dan Upaya
Pencegahan Diabetes Melitus Melalui Pendidikan Kesehatan. J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat), 7(2), 91-94.

Saputri, E. G., Setiani, O., & Dewanti, N. A. Y. (2018). Hubungan Riwayat Pajanan Pestisida Dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Petani Penyemprot Di Kecamatan Ngablak Kabupaten
Magelang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 645–653. JOUR

Solikhah, S., Lestari, Y. D., Aini, L. N., Nurunnisa, A., Istiqomah, N., & Borneo, M. I. (2021).
Pencegahan Diabetes Melitus Dengan Metode Komunikasi, Informasi dan Edukasi pada
Masyarakat. JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat), 5(2).

Wulandari, D. D., Salim, H. M., Santoso, A. P. R., & Putri, E. B. P. (2021). Pencegahan Penyakit
Diabetes Mellitus melalui Pelatihan Pembuatan Jamu Saintifik bagi Warga Kecamatan Wonokromo
Surabaya. Jurnal Surya Masyarakat, 4(1), 104-111.

Anda mungkin juga menyukai