Andi Fitri Tenri Zeno R1, Farah Jilan Nasywa2, Firdha Darmayanti3
Mukhtarul Ahadits4, Nurfaiqah Firda Muftaga5, Zaskia Maharani6
1,2,3,4,5,6
Program Studi Kesehatan Masyarat
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Email : firdhadarmayanti181@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang : Diabetes melitus atau yang biasa masyarakat pada umumnya menyebutnya dengan
penyakit kencing manis merupakan penyakit menahun yang dapat diderita seumur hidup. Diabetes
memiliki 2 tipe yakni diabetes melitus tipe 1 yang merupakan hasil dari reaksi autoimun terhadap protein
sel pulau pankreas, kemudian diabetes tipe 2 yangmana disebabkan oleh kombinasi faktor genetik yang
berhubungan dengan gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan faktor lingkungan seperti obesitas,
makan berlebihan, kurang makan, olahraga dan stres, serta penuaan. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-
faktor untuk mencegah penyakit Diabetes Melitus. Metode : Data base yang digunakan dalam pembuatan
literatur review ini adalah Google Scholar. Didapatkan 10 artikel terkait pencegahan penyakit diabetes
mellitus yang diidentifikasi dan dipublikasikan dari tahun 2018-2022. Dari 24 jurnal 10 jurnal yang
dipilih untuk review. Hasil : Dari 10 jurnal di dapatkan bahwa faktor- faktor pencegahan diabetes ada
bebrapa faktor diantaranya: edukasi masyarakat umum, pengaturan pola makan, rajin berolahraga dan
masih banyak lagi. Kesimpulan : Membiasakan hidup yang sehat dan melakukan Skrining adalah langkah
awal mencegah penyakit diabetes melitus.
Kata Kunci : Diabetes melitus, autoimun, skrining, obesitas, faktor genetik, insulin.
ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus or what people generally call it diabetes is a chronic disease that can be
suffered for a lifetime. Diabetes has 2 types, namely diabetes mellitus type 1 which is the result of an
autoimmune reaction to pancreatic islet cell proteins, then type 2 diabetes which is caused by a
combination of genetic factors associated with impaired insulin secretion, insulin resistance and
environmental factors such as obesity, overeating, lack of eating, exercise and stress, and aging.
Objective: To determine the factors to prevent Diabetes Mellitus. Method : The data base used in making
this literature review is Google Scholar. There were 10 articles related to the prevention of diabetes
mellitus which were identified and published from 2018-2022. Of the 24 journals, 10 journals were
selected for review. Results: From 10 journals, it was found that the diabetes prevention factors were
several factors including: general public education, dietary regulation, diligent exercise and many more.
Conclusion : Getting used to a healthy life and doing screening is the first step to prevent diabetes
mellitus.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kondisi yang semakin meningkat kadar gula disertai
dengan berbagai gangguan metabolisme karena gangguan hormonal menyebabkan berbagai komplikasi
kronis di berbagai organ sasaran (Punthakee et al., 2018). Diabetes berhubungan dengan metabolisme
kadar glukosa dalam darah. Secara medis, pengertian diabetes melitus meluas pada suatu kumpulan
aspek gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah
(hiperglikemia) akibat kekurangan insulin. Diabetes melitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme
pengaturan gula normal. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh
kelenjar pankreas.
Menurut WHO penyakit Diabetes Melitus merupakan ranking keenam penyebab kematian di
Dunia. Data yang didapatkan bahwa kematian yang disebabkan karena diabetes ada sekitar 1,3 juta dan
yang meninggal sebelum usia 70 tahun sebanyak 4 persen. Mayoritas kematian diabetes pada usia 45-54
tahun terjadi pada penduduk kota dibandingkan pada penduduk yang tinggal di pedesaan (Kistianita,
Yunus, & Gayatri, 2018). IDF memprediksikan DM akan menepati urutan ketujuh kematian dunia pada
tahun 2030. Sejak Tahun 1980 terjadi peningkatan dua kali lipat penderita diabetes di dunia yatu dari
4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa, hal ini juga merupakan indikator peningkatan obesitas
pada beberapa dekade ini (Ogurtsova et al., 2017).
WHO juga menyebutkan bahwa sekitar 150 juta orang di dunia telah menderita diabetes mellitus
(Saputri, Setiani, & Dewanti, 2018). Penderita yang semakin meningkat jumlahnya setiap tahun sebagian
besar berasal dari negara berkembang. Penduduk Amerika yang menderita diabetes sebanyak 29,1 juta
jiwa dimana sebanyak 21 juta jiwa katagori diabetes yang terdiagnosis, sedangkan sebanyak 8,1 juta jiwa
termasuk katagori diabetes tidak terdiagnosis (Andreas Pradipta et al., 2020). Prevalensi diabetes di
Indonesia menepati uruatan ketujuh tertinggi di dunia setelah China, India, USA, Brazil, Rusia dan
Mexico (Megawati, Agustini, & Krismayanti, 2020).
Berdasarkan data IDF tahun 2015 tentang penderita DM, penduduk Indonesia yang sudah mengalami
penyakit ini sebanyak 10 juta orang. Saat ini DM tipe II yang banyak terjadi tidak hanya pada orang
dewasa saja tetapi pada usia anak dan remaja juga semakin meningkat (Fauziah & Anggraeni, 2018). Di
Indonesia Prevalensi DM sekitar 4.8% dan lebih dari setengah kasus DM (58.8%) (Lathifah, 2017).
METODE
Metode penulisan yang dilakukan adalah metode literature review berupa narrative review.
Literature review merupakan sebuah bahan penelitian yang terdiri dari temuan teori dan hasil
penelitian yang digunakan sebagai bahan atau landasan untuk kegiatan penelitian. Database yang
digunakan dalam pencarian artikel yaitu google scholar dan Berdasarkan hasil pencarian literatur
melalui Google Scholar, kami menemukan 24 jurnal. Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining,
sebanyak 15 jurnal, dikeluarkan lagi 10 jurnal.
Berdasarkan hasil pencarian literatur dari 24 jurnal didapatkan, terdapat 10 jurnal yang memenuhi
kriteria inklusi. Penelitian-penelitian tersebut mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat mencegah
penyakit diabetes melitus.
3. Dukungan keluarga
Adapun pengetahuan dan dukungan yang diberikan oleh keluarga dan orang-orang terdekat
dapat mendorong seseorang untuk melakukan pencegahan Diabetes Mellitus (Tafti,
Mahmoodabad, Morowatisharifabad, Ardakani, Rezaeipandari, & Lofti, 2015).
4. Self Efficacy
Self efficacy dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan dan informasi. Dari hasil deskritif Self efficacy berdasarkan karakteristik responden
faktor usia, Self efficacy rendah lebih ditemukan pada responden usia tua (>45) tahun,
sebaliknya yang usia 45 tahun sudah mendekati lansia yang menyebabkan banyak keluhan
penyakit atau penurunan fungsi fisik yang menjadikan kurang yakin dalam melakukan
pencegahan DM seperti olahraga. Berdasarkan jenis kelamin, prempuan Self efficacy nya
lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
Dalam penelitian ini Self efficacy keluarga dalam menjalankan upaya pencegahan DM
dalam kategori tinggi. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Aamond et.all (2013)
menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan memiliki Self efficacy lebih rendah dari pada
pria. Namun Bandura (1997) menyatakan lain, perempuan memiliki Self efficacy lebih tinggi
dalam mengelola suatu perannya. Perempuan cenderung memiliki ketertarikan yang lebih
besar terhadap suatu hal dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini mungkin karena dalam
penelitian ini perempuan hampir seluruhnya tidak merokok oleh karena dalam domain
merokok perempuan kebanyakan menjawab yakin dan sangat yakin. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Arifa, (2015) menyatakan perilaku merokok lebih banyak dilakukan oleh
laki-laki dibandingkan perempuan.
Selain itu, pada kulit kayu manis terdapat kandungan minyak essensial yaitu trans-
sinamaldehida, eugenol, dan linalool dimana zat tersebut memiliki khasiat sebagai
antiinfalamasi, antioksidan, berpotensi hipoglikemik dan hipolipidemik. Khasiat senyawa
polifenol yang terkandung dalam kayu manis dapat menurunkan kadar glukosa darah secara
efektif pada dosis 8-10 gram (Lintang Prinkaniswari Putri, 2016)
7. Hindari merokok
Dari pembuktian penelitian tersebut, pola hidup yang kurang sehat seperti pola makan yang
tidak teratur, konsumsi alkohol, merokok dan kurangnya melakukan aktivitas fisik dapat
menyebabkan terjadinya penyakit diabetes melitus, dimana pankreas tidak dapat memproduksi
cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah atau hiperglikemia.
Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai
sistem tubuh terutama saraf dan pembuluh darah (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Pola hidup yang sehat dapat dijadikan sebagai upaya untuk pencegahan timbulkan penyakit
Diabetes Melitus. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan tersebut, yaitu :
memperbaiki dan mempertahankan gaya hidup yang sehat seperti selalu aktif, mengatur diet
sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan, latihan jasmani yang sesuai dan teratur, serta
menurunkan berat badan yang berlebih (Rudijanto, 2014).
8. Rajin berolahraga
Olahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengontrol kadar glukosa darah,
memperbaiki profil lemak dan tekanan darah, menurunkan berat badan, mengurangi risiko
penyakit kardiovaskular, dan mengurangi depresi (Marin-Penalver et al. 2016). Penurunan
berat badan terstruktur, aktivitas fisik, dan diet sangat penting untuk mereka yang berisiko
tinggi dengan memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Pola makan bermanfaat bagi
penderita pradiabetes meliputi pola makan rendah kalori dan rendah lemak.
Diet yang tepat dapat mengontrol kadar glukosa darah dengan mengurangi hemoglobin
terglikasi 1,0-2,0% dan jika dikombinasi dengan manajemen diabetes akan mengurangi rawat
inap penderita diabetes (Sievenpiper et al. 2018). Jenis dan jumlah kalori yang terkandung
dalam makanan merupakan hal penting untuk memelihara kesehatan tubuh. Diet tinggi lemak
jenuh menginduksi adaptasi metabolisme dengan mengubah sensitivitas insulin perifer,
mengurangi sirkulasi lemak, dan menurunkan lipogenesis dan glikogenesis hati (Zierath
2019).
Olahraga secara rutin membantu mencegah dan mengontrol diabetes. Manfaat dari
olahraga antara lain membantu menurunkan berat badan, mengurangi kadar glukosa darah,
mengurangi kolesterol dan tekanan darah, mengurangi stres, meningkatkan sensitivitas
insulin, dan meningkatkan biogenesis mitokondria (Harikumar et al. 2015, Zierath 2019).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian jurnal-jurnal maka ada beberapa faktor yang bisa mencegah kita dari
penyakit diabetes beberapa diantaranya yaitu : Membiasakan pola hidup yang sehat, pentingnya kita
mengetahui tentang penyakit diabetes melitus dan melakukan skrining mendeteksi lebih awal penyakit
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas Pradipta, A. P., Anggi Widiaswati, A. W., Cornelia Indah Y, C. I. Y., Friska Apriliyanti, F. A.,
Lakukua, M. F., Lakukua, M. F., … Ruth Maya S, R. M. S. (2020). Efek Olive Oil Topical Terhadap
Perawatan Luka Diabetes Melitus. DISS, Universitas Kusuma Husada Surakarta.
Fauziah, I., & Anggraeni, D. N. (2018). Prevelensi Penderita Diabetes Melitus Tipe II pada Pasien di
Puskesmas Kota Blangkejeren, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues Tahun 2015-2017.
JOUR.
Firdaus, N., & Kurniawan, T. (2020). Gambaran Self Efficacy Pada Keluarga Penderita Diabetes Melitus
Dalam Menjalankan Upaya Pencegahan Diabetes Melitus. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia, 1(2).
Hansur, L., Ugi, D., & Febriza, A. (2020). Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus Di Kelurahan
Tamarunang Kec Sombaopu Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. SELAPARANG Jurnal Pengabdian
Masyarakat Berkemajuan, 4(1), 417-422.
Herdiana, Y., Wardana, Y. W., & Runadi, D. (2019). Pemeliharaan Pola Hidup Sehat dan Pemanfaatan
Obat Untuk Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus. Dharmakarya, 8(2), 98-100.
Imam, C. W., Ariyanti, R., & Putri, V. D. P. (2021). Edukasi Kesehatan dalam Upaya Pencegahan
Penyakit Diabetes di Era Pandemi COVID-19. JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Indonesia), 2(3), 238-242.
Kistianita, A. N., Yunus, M., & Gayatri, R. W. (2018). Analisis faktor risiko diabetes mellitus tipe 2
pada usia produktif dengan pendekatan WHO stepwise step 1 (core/inti) di Puskesmas Kendalkerep
Kota Malang. Preventia: The Indonesian Journal of Public Health, 3(1), 85–108. JOUR.
Lathifah, N. L. (2017). Hubungan durasi penyakit dan kadar gula darah dengan keluhan subyektif
penderita diabetes melitus. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2), 231–239. JOUR.
Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021, November). Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi, gejala,
penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. In Prosiding Seminar Nasional
Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 237-241).
Lestari, R. A., Sari, C. W. M., & Kurniawan, T. (2018). Gambaran Persepsi Mahasiswa Terhadap
Perilaku Pencegahan Diabetes Mellitus di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia, 4(1), 60.
Machmud, Y., Ahmad, A. K., & Putri, H. P. P. P. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap
Pengetahuan dan Sikap Pencegahan Diabetes Melitus pada Siswa Kelas X di Smk Negeri 10
Makassar. Media Keperawatan, 10(2), 109-114.
Megawati, F., Agustini, N. P. D., & Krismayanti, N. L. P. D. (2020). Studi Respropektif Terapi
Antidiabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Ari Canti Periode
2018. Jurnal Ilmiah Medicamento, 6(1), 28–32. JOUR.
Muchtar, R. S. U., Murniasih, E., & Purba, M. K. (2022). Edukasi Diabetes Mellitus Dan Senam Diabetes
Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Uncang
Kota Batam Tahun 2021. Initium Community Journal, 2(1), 1-9.
Ogurtsova, K., da Rocha Fernandes, J. D., Huang, Y., Linnenkamp, U., Guariguata, L., Cho, N. H., …
Makaroff, L. E. (2017). IDF Diabetes Atlas: Global estimates for the prevalence of diabetes for 2015
and 2040. Diabetes Research and Clinical Practice, 128, 40–50. JOUR.
Pereira, M. A., Kartashov, A. I., Ebbeling, C. B., Van Horn, L., Slattery, M. L., Jacobs, D. R., &
Ludwig, D. S. (2005). Fast-food habits, weight gain, and insulin resistance (the CARDIA study): 15-
year prospective analysis. The Lancet, 365(9453), 36–42.
Punthakee, Z., Goldenberg, R., & Katz, P. (2018). Definition, Classification and Diagnosis of Diabetes,
Prediabetes and Metabolic Syndrome. Canadian Journal of Diabetes, 42, S10–S15.
Rosyid, F. N., Hudiawati, D., & Kristinawati, B. (2019). Peningkatan Pengetahuan dan Upaya
Pencegahan Diabetes Melitus Melalui Pendidikan Kesehatan. J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat), 7(2), 91-94.
Saputri, E. G., Setiani, O., & Dewanti, N. A. Y. (2018). Hubungan Riwayat Pajanan Pestisida Dengan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Petani Penyemprot Di Kecamatan Ngablak Kabupaten
Magelang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1), 645–653. JOUR
Solikhah, S., Lestari, Y. D., Aini, L. N., Nurunnisa, A., Istiqomah, N., & Borneo, M. I. (2021).
Pencegahan Diabetes Melitus Dengan Metode Komunikasi, Informasi dan Edukasi pada
Masyarakat. JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat), 5(2).
Wulandari, D. D., Salim, H. M., Santoso, A. P. R., & Putri, E. B. P. (2021). Pencegahan Penyakit
Diabetes Mellitus melalui Pelatihan Pembuatan Jamu Saintifik bagi Warga Kecamatan Wonokromo
Surabaya. Jurnal Surya Masyarakat, 4(1), 104-111.