Anda di halaman 1dari 5

TUGAS I

MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah


Dengue Di Kota Cimahi

OLEH :

KELOMPOK 3

UMRAH 70200121032

NUR HASANAH ARFAH 70200121006

FIRDHA DARMAYANTI 70200121071

SRI AYUNI PUTRI 70200121100


 Urgensi pelaksanaan surveilans DBD
DBD merupakan penyakit endemis yang dapat terjadi di
berbagai wilayah dan sepanjang tahun. Program pencegahan dan
pengendalian DBD sangat penting untuk dilakukan sebagai bentuk
penanganan kasus DBD dan pengendalian vektor serta program
tersebut harus dievaluasi untuk mengetahui bagaimana program
tersebut dapat berjalan. Pengabdian masyarakat ini bertujuan
mengetahui gambaran program pencegahan dan pengendalian
penyakit DBD di Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
Surveilans DBD adalah proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke
penyelenggara program, instansi dan pihak terkait secara sistematis
dan terus menerus mengenai kondisi DBD dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit
tersebut. Surveilans DBD merupakan salah satu kegiatan pokok
dalam pengendalian DBD (Dirjen PP dan PL, 2011:26).
Peran surveilans dalam pengendalian DBD adalah memantau
kecenderungan penyakit DBD, mendeteksi dan memprediksi
terjadinya KLB DBD serta penaggulangannya, menindaklanjuti
laporan kasus DBD melalui PE, memantau kemajuan program
pengendalian DBD, menyediakan informasi untuk perencanaan dan
pengendalian DBD, dan pembuatan kebijakan pengendalian DBD.
Sehingga apabila surveilans Demam Berdarah Dengue berjalan
dengan baik maka akan berdampak pada penurunan CFR dan IR
Demam Berdarah Dengue (Dirjen PP dan PL, 2011).

 Tujuan Pelaksanaan survailans DBD


Tujuan surveilans DBD secara umum adalah menyediakan data
dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen kesehatan
untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan
kewaspadaan serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat
Sedangkan tujuan khusus surveilans DBD adalah sebagai berikut:
1. Memantau kecenderungan penyakit DBD dan kemajuan program
pengendalian DBD
2. Mendeteksi dan memprediksi serta penanggulangan terjadinya
KLB DBD
3. Menindaklanjuti laporan kasus DBD dengan penyelidikan
Epidemiologi (PE) serta melakukan penanggulangan seperlunya;
dan4. Menyediakan informasi untuk perencanaan kebijakan
pengendalian DBD
 Manfaat Pelaksanaan Surveilans DBD

Manfaat dari pelaksanaan surveilans DBD yaitu untuk


memperoleh informasi epidemiologi DBD berdasarkan analisis data
di Dinas Kesehatan sehingga data yang sudah terkumpul di dinas
kesehatan dianalisis agar menghasilkan informasi epidemiologi.

Informasi tersebut dimanfaatkan oleh dinas sebagai bahan


evaluasi program pencegahan dan penanggulangan. Dinas
kesehatan telah melakukan pencatatan data DBD secara rutin per
bulan atau pun sesuai jadwal pengumpulan data dari puskesmas.

Selain itu untuk melihat, adanya penurunan jumlah kasus dan


IR DBD.

 Tipe surveilans DBD


Pada kasus DBD termasuk kedalam survailans penyakit yakni
Melakukan pengawasan terus-menerus terhadap distribusi dan
kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan sistematis,
konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-laporan penyakit dan
kematian, serta data relevan lainnya. Penyakit demam berdarah
dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehata
n di kabupaten Cimahi yang memerlukan perhatian serius dari
semua pihak, mengingat penyakit ini sangat potensial untuk terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan merupakan ancaman bagi
masyarakat luas.
Upaya pencegahan dan pengendalian DBD diarahkan pada
upaya pemutusan mata rantai penularan antara manusia-nyamuk-
manusia dengan pemberantasan sarang nyamuk, membunuh
nyamuk dewasa, mengetahui faktor-faktor yang memungkinkan
timbulnya penyakit, serta intervensi yang dilakukan. Upaya
pencegahan DBD saat ini masih menggunakan metode
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3M Plus
dengan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui
pendekatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dan juga di
lingkungan sekolah.
Walaupun demikian, kasus DBD dapat terus meningkat
seiring dengan kurang aktifnya masyarakat dalam pelaksanaan 3M
Plus, sehingga dilakukan pengendalian vektor sebagai langkah
terakhir, yaitu dengan melakukan pencegahan secara kimiawi
menggunakan Fogging (Dinkes Kota Cimahi, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, B., & Oetami, H. (2020). Surveilan Kesehatan Masyarakat:


Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Demam
Berdarah Dengue Di Kota Cimahi. Dimasejati: Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 2(2), 214-233.

Fuadzy, H., Prasetyowati, H., & Astuti, E. P. (2020). Kepatuhan jumantik


rumah dalam mengisi kartu jentik sebagai upaya surveilans vektor
DBD di Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang
Selatan. BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN
PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA, 159-168

Mahfudhoh, B. (2015). Kompenen sistem survailans damam berdarah


dengue (DBD) di dinas kesehatan kota kediri. 3.

Sutriyawan, A., Yusuff, A. A., Fardhoni, F., & Cakranegara, P. A. (2022).


Analisis Sistem Surveilans Epidemiologi Demam Berdarah Dengue
(DBD): Studi Mixed Method. Jurnal Manajemen Kesehatan
Yayasan RS. Dr. Soetomo, 8(1), 137-150.

Anda mungkin juga menyukai