ABSTRAK
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tubercolusis. Penemuan kasus tuberkulosis di Kabupaten
Indramayu dari tahun 2019 sampai 2021 menunjukan trend menurun selama tiga
tahun pengamatan, tetapi angka kesembuhan TB tahun 2019 sebanyak 91,9%
menurun bila dibandingkan dengan tahun 2020 yang terlaporkan tercatat sebanyak
70,8%. Pada tahun 2021 jumlah kasus TB di Kabupaten Indramayu ditemukan
sebanyak 1.647 kasus. Pelaksanaan program P2TB terdapat beberapa kendala
diantaranya yaitu pemegang program TB yang merangkap tugas, pelaporan dari
Puskesmas ke Dinas Kesehatan yang belum optimal, penyuluhan dari pihak
Puskesmas terkait program TB kurang maksimal dilakukan, dan Pengawas Minum
Obat (PMO) yang belum berfungsi secara optimal. Metode penelitian
inimenggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Informan penelitian ini berjumlah 8 informan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kegiatan Promosi kesehatan masih belum optimal. Sumber daya manusia
sudah sesuai standar, ketersedian logistik dan dana sudah mencukupi. Pencatatan
dan pelaporan masih terhambat oleh jaringan dan penguasaan petugas kesehatan
terhadap sistem informasi. Peran serta masyarakat belum dilakukan secara optimal.
Pada proses pelaksanaan program P2TB menunjukan bahwa Perencanaan program
di Puskesmas sudah baik. Pelaksanaan Program P2TB dilakukan dengan kunjungan
kontak serumah penderita TB dan Kunjungan praktik mandiri, dan Pengawasan
yang dilakukan sudah optimal. Hasil capaian menunjukan bahwa penemuan
penderita belum mencapai target yang ditetapkan. Pada tahun 2021 target yang
ditentukan sebanyak 175 adapun capaiannya hanya 51 Kasus yang ditemukan.
Simpulan dalam penelitian ini dilihat dari pelaksanaan program P2TB di puskesmas
masih kurang maksimal dan disarankan agar dapat meningkatkan kualitas
pelaksanaan program untuk mendapatkan hasil yang sesuai target.