Anda di halaman 1dari 12

STUDI KUALITATIF EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN TB (P2TB)

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN JOHOR KOTA MEDAN


Dwi Vira Azzahra Tanjung, Delfriana Ayu Astuty
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat , Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
E-mail : @dwiviraazzahra2002@gmail.com

Abstrak
Tuberkulosis (TB) hingga kini masih tergolong dalam salah satu masalah kesehatan masyarakat di setiap
sudut dunia. berdasarkan data WHO, pada 2018 lalu terdapat sekitar 10 juta orang meninggal dunia yang
disebabkan oleh penyakit ini, yang selaras dengan 132 kasus per 100.000 penduduk. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mencari tahu bagaimana proses evaluasi program pengendalian TB di
Puskesmas Medan Johor. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif, yang dimana data yang dihasilkan
berasal dari wawancara yang telah dilakukan pada 5 informan di Puskesmas Medan Johor pada Desember
2022 lalu. Hasil penelitian didapatkan pada komponen input: kebijakan dari puskesmas sudah berjalan
baik namun sebagian masyarakat tidak berkenan. Sudah memeriksakan diri lebih lanjut ke puskesmas
walaupun sudah dinyatakan positif TB, dan banyak juga penderita yang memutuskan untuk minum obat
secara teratur akibatnya pengobatan terhambat, komponen proses: perencanaan pengobatan tahunan rutin
dilakukan dengan baik namun terkait dengan tantangan internal koordinasi lintas program masing-masing
belum mendukung TB banyak berharap bantuan misalnya dari program kesehatan masyarakat dan
promosi kesehatan agar program dapat dilaksanakan dengan baik. Komponen Output : total perhitungan
CNR tahun 2019, 2020, 2021 sudah mencapai target yang baik dan untuk angka keberhasilan pengobatan
TB tahun 2019 hingga 2020 mengalami penurunan dan pada tahun 2021 mengalami peningkatan
keberhasilan dan dinyatakan telah mencapai target keberhasilan pengobatan pada tahun 2021.

Kata kunci : evaluasi, penanggulangan, P2TB, program

Abstract
Tuberculosis (TB) until now remains a public health problem in the world. According to WHO globally
in 2018 an estimated 10 million people died with Tuberculosis (TB). equivalent to 132 cases per 100,000
population. The purpose of this study was to find out how to evaluate the TB control program at the
Medan Johor Health Center. This research method uses qualitative research that is phenomenological in
nature. Data obtained from the results of interviews conducted on 5 informants. The research location was
carried out at the Medan Johor Health Center, Medan City in December 2022. The results of the study
found that in the input component: the policy from the puskesmas had gone well but there were still many
people who did not wish to have themselves checked further at the puskesmas even though they had been
declared positive for TB, and many sufferers also decide to take medication regularly as a result of which
treatment is hampered, the process component: annual treatment planning is routinely carried out properly
but related to internal challenges of cross-program coordination each does not yet support TB much
hoping for assistance for example from the public health and health promotion program so that the
program can be implemented properly. Output component: the total CNR calculations for 2019, 2020,

1
2021 have reached a good target and for the number of TB treatment successes in 2019 to 2020 it has
decreased and for 2021 it has experienced an increase in success and it is stated that it has reached the
target of successful treatment in 2021.

Keywords: evaluation, prevention, P2TB, program

Pendahuluan TBC nomor 4 dengan nilai N terbobot


Tuberkulosis (TB) masih merupakan 55.352 (Riskesdas, 2018).
penyakit umum di dunia, meskipun upaya Gejala klinis dibagi menjadi 2 kelompok,
pengendalian TB telah dilakukan di berbagai yaitu gejala pernafasan dan gejala sistemik.
negara mulai sekitar tahun 1995. Secara Gejala pernafasan yaitu batuk kurang lebih 3
global pada tahun 2018 diperkirakan 10,0 minggu, batuk darah, sesak nafas dan
juta orang meninggal karena TB atau setara kadang nyeri dada. Gejala sistemik meliputi
dengan 132 kasus (kisaran 118- 146 ) per. demam, menggigil, keringat malam,
100.000 penduduk. Sebagian besar jumlah anoreksia, dan penurunan berat badan.
kasus yang dinilai pada tahun 2018 terjadi di Pemeriksaan bakteriologis untuk
wilayah WHO Asia. Tenggara (44%), menemukan kuman tuberkulosis mempunyai
Wilayah Afrika. (24%) dan Distrik Pasifik. arti yang sangat penting untuk menegakkan
Barat (18%) (WHO, 2018). Perluasan diagnosis. Pengobatan tuberkulosis atau obat
tanggung jawab pembuat strategi dalam anti tuberkulosis (OAT) dibagi menjadi 2
Pedoman Pokok Kemakmuran Nomor 67 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
Tahun 2016 tersebut dibantu melalui latihan lanjutan 4 atau 7 bulan. Pada tahun 1995
dukungan bagi pembuat strategi baik di program pengendalian TB mulai
tingkat fokal maupun teritorial. Penjelasan menerapkan strategi pengobatan jangka
perluasan perluasan program dibantu pendek dengan pengawasan langsung
melalui kerjasama dengan unit proyek dan. (DOTS), sejak tahun 2000 strategi DOTS
bidang terkait dan koordinasi administrasi telah diterapkan secara nasional di seluruh
publik dan swasta (Public Private Blend). fasilitas pelayanan kesehatan dasar
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan khususnya puskesmas. Jumlah tersangka
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 yang ditangkap
Promosi kesehatan adalah berbagai upaya pada tahun 2021 akan ada 270 orang, dan
yang dilakukan kepada masyarakat agar mau 247 orang dengan konfirmasi TB dengan 9
dan mampu meningkatkan dan memelihara anak (0-14 tahun). Jumlah penderita TB
kesehatannya sendiri. (Kemenkes RI, 2015). yang terdaftar dan berobat sebanyak 247
Prevalensi TB Paru menurut orang dengan angka kesembuhan tahun 2021
karakteristiknya jumlah laki-laki yang sebesar 51,5%, angka penyelesaian
terdiagnosis TB Paru bobot N sebanyak pengobatan sebesar 32,8% sehingga angka
510.716 dan pada wanita sebanyak 506.576. keberhasilan pengobatan dapat dicapai
Berdasarkan riwayat diagnosis dokter sebesar 89,1% untuk angka kematian. karena
menurut provinsi Sumatera Utara TB paru dan pada UPT Puskesmas Medan
merupakan penyumbang terbanyak penyakit Johor yaitu 3 orang (1,2%) yang terdiri dari

2
2 orang dari Desa Gedung Johor dan 1 orang
dari Desa Kwala Bekala. Hal tersebut
menjadi salah satu hal yang harus Output
diperhatikan oleh pihak yang berkaitan 1. Angka case notification rate
dengan program tersebut guna menghindari (CNR) Jumlah kasus yang di
penyebaran kasus TB serta memaksimalkan Metode Penelitian
obati dan dilaporkan
penyembuhannya. Penderita TB tahun 2018 Penelitian kualitatif yang mempunyai sifat
dan 2019 sebanyak 145 orang dengan angka 2. Angkamenjadi
fenomenologis keberhasilan
pilihan metode yang
kesembuhan 120 orang (82,8%), tahun 2020 tepat digunakan untuk penelitian ini, karena
pengobatan
jumlah penderita TB sebanyak 322 orang mempunyai fokus pada aspek yang subjektif
dengan angka kesembuhan 163 orang pada perilaku masyarakat, melakukan
(50,6%) sedangkan tahun 2021 jumlah pemahaman makna peritiwa serta kaitannya
penderita TB adalah 247 orang dengan dengan situasi dan kondisi tersebut (Galang,
tingkat kesembuhan 139 orang (51,5%). 2016). Fenomenologi tersebut berupaya
Tujuan dirancangnya kerangka kerja adalah untuk mengungkapkan, mengkaji, serta
untuk melakukan pemahaman terhadap memberikan pemahaman terhadap suatu
program pengendalian TB serta fenomena serta konteks yang khas pada
memudahkan dalam proses evaluasinya. individu terkait. Maka, pemahaman serta
Pada penelitian ini, beberapa literatur pembelajaran yang dilakukan juga harus
dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan didasari dengan cara pandang, paradigma,
beberapa konteks yang menjadi bagian jnput serta keyakinan terhadap pihak yang
yang selanjutnya dimodifikasi dengan faktor mempunyai kaitan (Herdianssyah, 2012).
situasional. Berikut adalah kerangka Pada penelitian kualitatif, sampel disebut
penelitian: sebagai informan. Informan dipilih dengan
didasari prinsip kecukupan yang
memberikan gambaran atas fenomena yang
selaras dengan topik penelitian. Pada
penelitian, beberapa informan yang dipilih
adalah:
Input
A. 1 orang Penanggung Jawab Program TB
1. Kebijkan Dinas Kesehatan Kota Medan
2. Tenaga kesehatan B.1 Kepala Puskesmas Johor Medan
C. 1 orang penanggung jawab program TB
3. Pendanaan
di Puskesmas Medan Johor
4. Sarana,prasarana,dan D. 2 Orang dengan TBC
peralatan
Proses Pada proses pengumpulan data memiliki
beberapa jenis serta sumber data yang
1. Perencanaan
diterapkan, diantaranya:
2. Perorganisasian 1. Data Primer
3. Pelaksanaan Yang menjadi alat dalam mengumpulkan
3
data penelitian serta panduan yang 3 Infoman 45 Pasien TB SMA IT-3
E
mendalam dengan beberapa pertanyaan yang
diajukan oleh peneliti, yang mampu Maka, dengan dilakukannya observasi,
menjawab pertanyaan tersebut sekaligus wawancara mendalam, serta menelaah
memecahkan masalah penelitian. dokumen yang berkaitan, hasil penelitian
yang telah dilakukan yaitu:
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterima Input
dari Dinas Kesehatan Kota Medan, data a. Kebijakan
demografi dan geografis wilayah penelitian, Berdasarkan hasil wawancara yang
data profil Puskesmas Johor Medan, jurnal dilakukan, diperoleh informasi berikut ini
kesehatan dan buku-buku yang berhubungan
dengan penelitian ini. “kami dari pihak puskesmas bertuju
Jenis data yang digunakan meliputi hasil kepada pihak dinas kesehatan karena
observasi, wawancara dan lain-lain. Pada kami sendiri mengikuti kebijakan dari
pengumpulan data, langsung pada obyek pihak dinas kesehatan sendiri” (IU-2)
penelitian untuk mendapatkan data yang
valid. Dalam teknik pengumpulan data, “program khususnya setiap pasien indeks
peneliti melakukan wawancara mendalam di IK(Investigasi kontak ) melalui kader
dengan informan dan dokumentasi atau tenaga kesehatan dari pusekemas
sendiri” (IU-1)
Hasil Penelitian
Karakteristik Informan “Kebijakan khusus nya untuk semua
Karakteristik Informan utama puskesmas dari dinkes yaitu dengan
No Nama Usia Jabatan Pendidikan
informan membagikan SPM (standar pelayanan
1 Informan 58 Penangg S1 minimal) untuk mecapai target kita yang
A ung Keperawata mau kita capai masing-masing puskesmas
jawab n-ners
TB di
harus menjalankan tugas mereka dengan
Puskes sesuai target sesuai jumlah penduduk di
mas tiap puskesmas itulah menjadi acuan
2 Informan 48 Kepala S1
mereka bagaimana trik mereka nanti di
B puskem kedokteran
as lapangan sesuai arahan dari dinkes
sesuai rujukan dari kemenkes “ (IT-1)
Karakteristik Informan Triangulasi
No Nama Usia Jabatan Pendidikan b. Tenaga Kesehatan
informan
Beberapa pernyataan yang disampaikan
1 Informan 45 Penanggung S1
C jawab TB di Kesehatan oleh informan, yaitu:
Dinas masyarakat
Kesehatan “yang terlibat semua disini dari mulai
2 Informan 37 Pasien TB SMA
D
pihak pendaftaran,pihak

4
promkes,perawat,dokter dan lainnya” Informan memberikan beberapa
(IU-2) pernyataan pada wawancara yang telah
dilakukan, diantaranya:
“yang terlibat kepala puskesmas, Petugas
penanggulangan TB , kader-kader khusus “sarana, prasarana, dan peralatan
yang membantu kami dalam program ini” pelaksanaan pada pasien TB sama seperti
(IU-1) pada pasien-pasien yang lainnya dimana
ruangan sudah di sediakan, dan obat-obat
“ibu-ibu puskesmas yang ada di sini yang sudah di lengkapi semua” (IU-1)
sering aku jumpai kalo ada penyuluhan
kerumah-rumah” (IT-2) “sarana, prasarana, peralatan disini
semua lengkap Cuma ada sedikit kendala
“ibu-ibu inila yang sering Nampak kalo nya ada pada jaringan pada saat
ada di lapangan “ (IT-3) mengapload data TB ke pusat karena
sistem aplikasi nya terlalu banyak
c. Pendanaan mengapload jadi mau pending” (IU-2)
Sesuai dengan hasil wawancara yang telah
dilakakukan, berikut beberapa pernyataan “semua puskemas kita fasilitasi dengan
terkait pendanaan, diantaranya: lengkap diberikan mikroscopis untuk
pemeriksaan nya, kalo untuk obat-obat
“sistem biaya kesehatan disini khususnya sendiri diberikan dari kementrian
pasien TB semua gratis mau pasien BPJS langsung sampai ke puskesmas nya di beri
ataupun non BPJS karena itu sudah gratis dan untuk pemeriksaan nya
menjadi program dari pemerintah “ dilaksanakan puskesmas gratis bagi
(IU-2) penderita yang ingin memeriksakan
dirinya “ (IT-1)
“biaya pasien nya gratis karena sumber
dana penanggulangannya ditanggung Proses
oleh pihak P2P yang ada di dinas a. Perencanaan
kesehatan” (IU-1) Beberapa pernyataan informan terkait
perencanaan ini, yaitu:
“pembiayaan untuk setiap puskemas
berasal dari dana BOK sedangkan biaya “perencanaan program di puskesmas
yang dilakukan APBD itu untuk ke dinas medan johor ini yaitu mencari sebanyak-
yang mengelola nya dan disalurkan banyaknya penderita TB yang belum
kepada faskes-faskes yang ada di terungkap atau yang masih di
puskesmas atau klinik dan unutk obat TB sembunyikan oleh pihak pribadi sendiri”
sendiri diberi Gratis dari pemerintah (IU-2)
kepada pasien-pasien nya” (IT-1)
“program yang ingin kami rencanakan
d. Sarana, Prasarana, dan Peralatan yaitu lagi gencar-gencar menggerakan
5
para tenaga kesehatan yang Beberapa pernyataan informan terkait
menanggulangi kausus TB di bantu pihak pelaksanaan program TB, yaitu:
kader-kader yang ada di 3 keluarahan ini
untuk mencari sebanyak-banyaknya “program pelaksanaan TB di puskesmas
penderita TB yang belum mau ini sudah berjalan dengan baik dan kami
memperiksakan diri nya ke puskesmas juga lagi berkolaborasi dengan pihak
atau klinik-klinik” (IU-1) klinik-klinik di sekitaran wilayah kerja
puskesmas medan johor dalam
Program TB telah diterapkan, namun menanggulangi kasus TB ini” (IU-2)
berdasarkan situasi dan kondisi di
lapangan, terlihat bahwa beberapa “program nya berjalan dengan lanar
program tidak berjalan dengan maksimal, Alhamdulillah” (IU-1)
dibuktikan dengan sebagian besar
masyarakat tidak mengetahui adanya “program pelaksanaan nya denngan cara
program TB di Puskesmas Medan Johor, pihak dinas kesehatan kota medan
yang dimana informan berikut memberikan target kepada puskemas yang
menyampaikan: dari kebijakan kemenkes sendiri dan
pihak puskesmas sendiri yang
“tidak mengetahui program nya” (IT-2) menjalankan SPM mereka ke lapangan
dibantu pihak-pihak kader juga (IT-1)
“saya pribadi tidak mengetahui program
nya tapi orang ibu-ibu ini sering “tidak mengetahui program nya” (IT-2)
penyuluhan gitu ke tempat kami” (IT-3)
“saya pribadi tidak mengetahui program
b. perorganisasian nya tapi orang ibu-ibu ini sering
Beberapa pernyataan informan terkait penyuluhan gitu ke tempat kami” (IT-3)
pengorganisasian, yaitu:
Berdasarkan Aturan Menkes Nomor 67
“kami pihak puskemas dibantu oleh tahun 2016 mengenai Tuberkulosis,
organisasi yang seperti kader-kader trus beberapa kegiatan yang telah diterapkan
ada organisasi seperti yayasan KNCV dan oleh Puskesmas Medan Johor, yaitu:
yayasan penabulu ikut andil dalam
program ini” (IU-1) a. Promosi kesehatan
Berdasarkan data hasil wawancara,
“organisasi seperti kader-kader , yayasan diketahui bahwa Puskesmas Medan Johor
KNCV , dan yayasan penabulu juga ikut telah melakukan promosi kesehatan di 3
serta membantu kami dalam program kelurahan yang membahas tentang
penanggulangan TB ini “ (IU-2) tuberkulosis.

c. Pelaksanaan “kami dan klinik-klinik yang ada di


1. Pelaksanaan Program wilayah kerja puskesmas ini bekerjasama
6
dalam memberikan obat gratis kepada
pasien penderita nya” (IU-2) Puskesmas Medan Johor telah
menerapkan indikator tersebut dan sudah
b. Surveilans TB berjalan dengan baik dan lancar namun
Puskesmas Medan Johor juga telah untuk penemuan kasus TB sendiri sampai
melakukan Surveilans TB pada 3 sekarang pihak puskesmas masih
kelurahan, dengan tujuan untuk mendata menjalankan program mencari sebanyak-
masyarakat yang mungkin akan tertular banyaknya kasus TB dibantu oleh pihak
penyakit TB yang diketahui dengan gejala kader-kader TB sendiri.
yang dialami oleh masyarakat tersebut.
e. Pemberian Kekebalan Pelaksanaan
“kami pihak puskesmas sendiri dibantu Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
pihak kader-kader bekerjasama menacari Nomor 67 Tahun 2016, pemberian
warga yang sudh terdeteksi kasus TB tapi kekebalan dilakukan dengan memberikan
tidak mau datang berobat untuk di imunisasi BCG bagi bayi untuk
berikan obat dan dibantu juga menunjang kekebalab tubuh bayi terhadap
pengawasan minum obat nya oleh pihak bakteri Tuberkulosis serta memnimalisid
keluarga yang ada dirumah itu” (IU-1) resiko keparahan Tuberkulosis. Informan
juga menyebutkan bahwa dengan
c. Pengendalian Faktor Risiko TB diberikannya obat kekebalan tersebut
Pihak Puskesmas Medan Johor juga telah menjadi salah satu upaya penanggulangan
melakukan pengawasan minum obat kasus penyakit tuberkulosis, terutama
secara teratur guna mengendalikan kasus pada bayi yang terlahir dari ibu pasien TB
penyakit Tuberkulosi ini. BTA Positif.

“kami pihak puskesmas sendiri f. Pemberian Obat Pencegahan Target


mengawasi dengan ketat pengobatan TB pemberian obat pencegahan ini adalah
ini dengan cara apabila penderita sendiri pada anak yang berusia dibawah lima
melanggar kepatuhan minum obat nya tahun dan mempunyai kontak erat pada
kami sendiri dibantu para kader ibarat pasian TB aktif, HIV AIDS yang tidak
menjemput bola yang datang langsung mempunyai diagnosa TB, serta beberapa
kerumah pasien untuk mengingatkannya” kelompok lainnya (Permenkes, 2016).
(IU-2)
Pihak Puskesmas Medan Johor
d. Penemuan dan Penanganan Kasus memberikan obat kepada keluarga pasien
TB TB yang ada dirumah tersebut agar
Indikator yang menjadi dasar keberhasilan penularan penyakit TB dapat di cegah
penanggulangan Tuberkulosis yaitu Case lebih cepat.
Notification Rate (CNR), Case Detection
Rate (CDR), dan Succes Rate (Zarwita Hambatan yang kerap kali terjadi pada
dkk, 2019). saat pelaksanaan beberapa program TB
7
yang dilakukan oleh Puskesmas Medan masih kurangnya dukungan dari CSR
Johor, yaitu: seperti makanan tambahan untuk
a. Sebagian besar masyarakat tidak penderita TB dan belum ada donator rutin
memeriksakan penyakit tuberkulosis pada dalam program TB ini palingan bantuan
dirinya yang menghambat proses sesekali dari bantuan bank sumut” (IT-1)
penjaringan suspek.
2. Respon Masyarakat terhadap Program
b. Beberapa pasien melakukan pemutusan Beberapa respon yang diberikan oleh
pengobatan yang menyebabkan tidak masyarakat, yaitu:
relevannya angka kesembuhan.
“respon masyarakat baik dan mau
1. Tantangan Eksternal dan Internal mendengrkan kalo kami penyuluhan”
Beberapa tantangan internal maupun (IU-1)
eksternal yang dinyatakan oleh
informan, yaitu: “masyarakat sendiri menerima baik kami
dan mau datang berobat jika sudah di
“Tantangan itu pasti ada contohnya ingatkan” (IU-2)
apabila ada psien TB ini yang memutus
untuk meminum obat nya kami sendiri Output
yang turun ke rumah-rumah pasien untuk a. Case Notification Rate (CNR)
memantau pengawasan minum obat 1. CNR Tahun 2019 : 105,55
dibantu kader TB juga” (IU-2) 2. CNR Tahun 2020 : 212,18
3. CNR Tahun 2021 : 252,88
“tantangan yang paling sering kami
temukan ya itu pasien TB ini kadang b. Angka keberhasilan Pengobatan
memutus peminuman obat tidak rutin 1. Angka keberhasilan Pengobatan 2019 :
selama 6 bulan kami juga menggunakan 82,7%
PMO (pengwasan minum obat) dari pihak 2. Angka keberhasilan Pengobatan 2020 :
keluarga yang ada dirumah itu dan jika 50,6%
masih putus minum ibat kami langsung 3. Angka keberhasilan Pengobatan 2021 :
mendatangi rumah pasien itu” (IU-1) 89,1%

“kalo kita tantangan internal koordinasi Pembahasan


di lintas program masih masing-masing Input
belum banyak mendukung TB kita masih Kebijakan
berharap adanya dukungan bantuan Kebijakan yang diterima berdasarkan hasil
contohnya dari pihak kesmas dan promkes penelitian, yaitu dijelaskan sangat spesifik
agar terlaksana dengan baik program nya yaitu kebijakan khusus Dinas kesehatan dan
dan kita banyak mengusulkan dan yang puskesmas sejalan yaitu dalam penentuan
terlaksana hanya sedikit dan untuk kebijakan pelaksanaan program nya yaitu
tantangan eksternal nya sendiri yaitu tertuju pada kementrian kesehatan sendiri
8
yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu perorganisasian yaitu dibantu organisasi
kebijakan suatu program penanggulangan seperti kader-kader, yayasan KNCV, dan
TB yayasan penabulu juga ikut serta membantu
kami dalam program penanggulangan TB
Tenaga Kesehatan ini.
Pihak-pihak yang ikut serta dalam proses
penyelenggaran program tuberkulosis ini, Pelaksanaan
yaitu: Puskemas Medan Johor belum
1. Kepala Puskemas melakukanpenanggulangan tuberkulosis
2. Perawat dengan maksimal, yang disebabkan oleh
3. Analis Laboratorium pasien yang tidak mengetahui akan adanya
4. Dokter program tersebut dan beberapa pasien yang
5. Dan Petugas Kader tergolong positif terkena penyakit
tuberkulosis masih takut untuk melakukan
Pendanaan tindakan pengobatan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) serta Dana Bantuan Operasional Output
Kesehatan (BOK) menjadi sumber dana Case Notification Rate (CNR)
dalam pelaksanaan program-program yang - Pada tahun 2019 Jumlah kasus
dilakukan oleh Puskesmas Medan Johor tuberkulosis yang diobati dan
serta melakukan kegiatan promotif dan dilaporkan sebanyak 145 jiwa di
preventif upaya kesehatan masyarakat. antara jumlah penduduk 137.367 dan
di jumlahkan hasil CNR nya 105,55
Sarana, prasarana, dan peralatan - Pada tahun 2020 Jumlah kasus
Sarana, prasarana dan peralatan yang tuberkulosis yang diobati dan
terdapat pada Puskesmas Medan Johor dilaporkan sebanyak 322 jiwa di
tergolong memadai dan juga mempunyai antara jumlah penduduk 151.756 dan
ruangan khusus TB dan menerapkan konsep di jumlahkan hasil CNR nya 212,18
pemeriksaan mikroskopik. - Pada tahun 2021 Jumlah kasus
tuberkulosis yang diobati dan
Proses dilaporkan sebanyak 247 jiwa di
Perencanaan antara jumlah penduduk 97.672 jiwa
Pihak Puskemas Medan Johor telah dan di jumlahkan hasil CNR nya
melakukan perencanaan kegiatan dalam 252,88
program pengendalian TB, dengan cara
melakukan penyusunan setiap kegiatan per Angka Keberhasilan Pengobatan
tahunnya. - Pada tahun 2019 jumlah kasus TB
yang sembuh ada sebanyak 120
Perorganisasian kasus diantara jumlah jumlah TB
Dari hasil penelitian bahwa di dapatkan yang dilaporkan sebanyak 145 kasus
puskesmas medan johor terkait sehingga jumlah keberhasilan
9
pengobatan 82,7% PUSKESMAS Medan Johor juga dibantu
- Pada tahun 2020 jumlah kasus TB oleh pihak eksternali seperti kader-kader,
yang sembuh ada sebanyak 163 yayasan KNCV, dan yayasan Penabulu.
kasus diantara jumlah jumlah TB
yang dilaporkan sebanyak 322 kasus Puskesmas Medan Johor belum
sehingga jumlah keberhasilan melakukanpenanggulangan tuberkulosis
pengobatan 50,6% dengan maksimal, yang disebabkan oleh
- Pada tahun 2021 jumlah kasus TB pasien yang tidak mengetahui akan adanya
yang sembuh ada sebanyak 139 program tersebut dan beberapa pasien yang
kasus diantara jumlah jumlah TB tergolong positif terkena penyakit
yang dilaporkan sebanyak 247 kasus tuberkulosis masih takut untuk melakukan
sehingga jumlah keberhasilan tindakan pengobatan. Namun, pihak tenaga
pengobatan 89,1% kesehatan Puskesmas menyatakan bahwa
program ini telah berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Input Output
Kebijakan khusus Dinas kesehatan dan CNR(Case Notification Rate) nya dapat
Puskesmas mempunyai tujuan yang selaras, disimpulakan bahwa dari Tahun 2019
yaitu untuk melakukan pengendalian tingkat sampai Tahun 2021 dinyatakan bahwa angka
kasus penyakit tuberkulosis, dengan keberhasilan pengobatan dari jumlah
beberapa pihan terkait yaitu Kepala penduduk tiap tahun nya sudah mencapai
PUSKESMAS, Perawat, Analisis target yang baik, Untuk keberhasilan
Laboratorium, Dokter, dan Petugas Kader. pengobatan dari Tahun 2019 ke 2020
mengalami penurunan dan mengalami
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara penaikan di tahun 2021 dapat dinyatakan
(APBN) serta Dana Bantuan Operasional keberhasilan pengobatan nya menjadi stabil
Kesehatan (BOK) menjadi sumber dana lagi.
dalam pelaksanaan program-program yang
dilakukan oleh PUSKESMAS Medan Johor Saran
serta melakukan kegiatan promotif dan 1.Dinas Kesehatan Kota Medan agar
preventif upaya kesehatan masyarakat. meningkatkan sosialisasi langsung dan tidak
Sarana, prasarana dan peralatan yang langsung kepada masyarakat sehingga dapat
terdapat pada PUSKESMAS Medan Johor meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
tergolong memadai dan juga mempunyai masyarakat secara umum tentang TBC dan
ruangan khusus TB dan menerapkan konsep bahaya TBC.
pemeriksaan mikroskopik.
2.Puskesmas Medan Johor agar dapat
Proses meningkatkan Program Pengendalian TB
Puskesmas telah menyusun perencanaan khususnya pada penyuluhan kesehatan
kegiatan tahunan, salah satunya adalah tentang TB, menambah jumlah SDM
program pengendalian tuberkulosis. khususnya TB sehingga adekuat dan fokus
10
pada pengobatan TB. Puskesmas di Indonesia.
Marhamah, M., Zakiyuddin, Z., Maisyaroh,
3. Masyarakat harus selalu mendukung S., & Yarmaliza, Y. (2022). Evaluasi
berjalannya program pengendalian TB dan Pelaksanaan Program
ikut menjaga kesehatan agar terhindar dari Penanggulangan Tuberkulosis Paru
penyakit menular (Tuberkulosis). (P2TB) di Puskesmas Ie Mirah
Kecamatan Babahrot Kabupaten
Daftar Pustaka Aceh Barat Daya Tahun
Kumalasari, F. M., & Prabawati, I. (2021). 2020. Jurnal Mahasiswa Kesehatan
Implementasi Kebijakan Masyarakat (Jurmakemas) , 2 (1),
Penanggulangan Tuberkulosis 11-35.
Dengan Strategi Directly Observed Jepapu, MYI, Tira, DS, & Dodo, DO
Treatment Short-Course (Dots) Di (2023). Pelaksanaan Program
Puskesmas Kecamatan Bangsal Pengendalian TB Paru di Puskesmas
Kabupaten Mojokerto. Publika, 201- Noebeba Kecamatan Noebeba
214. Kabupaten Timor Tengah
Putri, M. A. (2021). Evaluasi Program Selatan. Jurnal Pancasakti Ilmu Dan
Pengendalian TB Di Puskesmas Penelitian Kesehatan
Sigambal Kecamatan Rantau Selatan Masyarakat , 3 (1), 7-15.
Kabupaten Labuhanbatu (Doctoral Angelia, A., Doda, D. V., & Manampiring,
dissertation, Universitas Islam A. E. (2020). Prevalensi
Negeri Sumatera Utara Medan). Tuberkulosis Laten Dan Evaluasi
Marahmah, M. (2020). Implementasi Kebijakan Rumah Sakit Berdasarkan
Program Penanggulangan TB Paru Persepsi Tenaga Kesehatan Terhadap
dengan Strategi Directly Observed Pencegahan Tuberkulosis. Jurnal
Treatment Shortcourse di Puskesmas Biomedik: JBM, 12(3), 192-199.
Panyabungan Jae Kabupaten Inayah, S., & Wahyono, B. (2019).
Mandailing Natal(Doctoral Penanggulangan Tuberkulosis Paru
dissertation, Universitas Islam dengan Strategi DOTS. HIGEIA
Negeri Sumatera Utara). (Journal of Public Health Research
Putri, FA, Suryawati, C., & Kusumastuti, W. and Development), 3(2), 223-233.
(2020). Evaluasi Pelaksanaan Zarwita, D., Rasyid, R., & Abdiana, A.
Program Penanggulangan (2019). Analisis Implementasi
Tuberkulosis Paru (P2TB) di Penemuan Pasien TB Paru dalam
Puskesmas Bandarharjo Kota Program Penanggulangan TB Paru di
Semarang. Jurnal Kesehatan Puskesmas Balai Selasa. Jurnal
Masyarakat , 8 (3), 311-322. Kesehatan Andalas, 8(3), 689-699.
Kusumadewi, FV, Muyassar, I., & Badan Pusat Statistik Kota Medan 2021
Ayudiasari, R. Evaluasi Pelaksanaan Adyaningrum, N., Suryawati, C., &
Program Penanggulangan Budiyanti, R. T. (2019). Analisis
Tuberkulosis Paru (P2TB) di Pengawasan Menelan Obat Pasien
11
Tuberkulosis (TB) dalam Program
Penanggulangan TB di Puskesmas
Sempor II Kabupaten Kebumen.
Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 7(4), 542-555.
Pratama, M. Y., Gurning, F. P., & Suharto,
S. (2019). Implementasi
Penanggulangan Tuberkulosis di
Puskesmas Glugur Darat Kota
Medan. Jurnal Kesmas Asclepius,
1(2), 196-205.
Andri, J., Febriawati, H., Randi, Y.,
Harsismanto, J., & Setyawati, A. D.
(2020). Penatalaksanaan Pengobatan
Tuberculosis Paru. Jurnal Kesmas
Asclepius, 2(2), 73-80.
Panggayuh, P. L., Winarno, M. E., & Tama,
T. D. (2019). Faktor yang
berhubungan dengan keberhasilan
pengobatan tuberkulosis paru di
Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu. Sport Science and Health, 1(1),
28-38.

12

Anda mungkin juga menyukai