Anda di halaman 1dari 9

Managemen Asuhan Keperawatan Tn G Dengan Diagnosa

Prioritas Gangguan Kebutuhan Oksigenasi Dan Nutrisi


Pada Pasien Tuberculosis Di Ruangan Baji Ati RSUD
Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan
Nening Florantina Dailangi 1,
Ns. Suryani., S.Kep.,M.Kep 2
1
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar
2
Program Studi Profesi Ners STIKES Panakkukang Makassar
Email: neningflorantina@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Tuberculosis Paru (TB paru) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam
alveolus terdapat bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus dan akan mengecil (Nugroho,
2017).
Metode: Metode yang digunakan yaitu pengambilan data primer yang dimana peneliti untuk
mengumpulkan data secara langsung, bukan tergantung pada data yang dikumpulkan dari
penelitian yang dilakukan sebelumnya. Secara teknis semata-mata dilakukan untuk menjawab
suatu masalah tertentu, yang memerlukan analisis mendalam.
Hasil: Hasil penyusunan karya ilmiah akhir ini terdiri dari pengkajian keperawatan tidak
ditemukan adanya kesengjangan antara teori dengan fakta, diagnosa keperawatan ditemukan
adanya beberapa kesenjangan sedangkan untuk intervensi, implementasi dan evaluasi tidak
ditemukan ada kesenjangan
Kesimpulan dan saran: Kesimpulan dalam penelitian ini pada pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi dan evaluasi keperawatan telah sesuai dengan teori yang ada. Penanganan paling
utama pada pasien dengan vulnus laceratum lebih mengacu pada pencegahan pedarahan dan
memanajemen nyeri. Saran untuk peneliti selanjutnya yakni penyusunan diagnosa keperawatan
lebih lengkap dan penyusunan intervensi secara efektif dan terstruktur agar memudahkan
penanganan awal pada pasien

Kata Kunci: Tuberculosis Paru (TB Paru), Keperawatan Dasar Profesi

ABSTRACT

Introduction: Pulmonary Tuberculosis (pulmonary TB) is a disease caused by the bacterium


Mycobacterium tuberculosis that attacks the lungs so that on the inside of the alveolus there
are nodules or inflammation on the alveolus wall and will shrink (Nugroho, 2017).
Method: The method used is primary data collection in which researchers collect data
directly, not depending on data collected from previous research. Technically it is solely done
to answer a certain problem, which requires in-depth analysis.
Results: The results of the preparation of this final scientific paper consisting of a nursing
assessment did not find any gaps between theory and facts, nursing diagnoses found some
gaps while for intervention, implementation and evaluation there were no gaps found.
Conclusions and suggestions: The conclusions in this study on the assessment, diagnosis,
intervention, implementation and evaluation of nursing are in accordance with the existing
theory. The main treatment for patients with vulnus laceratum is more about preventing
bleeding and managing pain. Suggestions for further researchers are the preparation of
more complete nursing diagnoses and the preparation of effective and structured
interventions to facilitate initial treatment of patients
Keywords: Pulmonary Tuberculosis (pulmonary TB), Basic Nursing Profession

PENDAHULUAN peningkatan pada tahun 2017


Tuberculosis Paru (TB menjadi 420.994 kasus. Dari
paru) merupakan suatu keseluruhan kasus, jumlah
penyakit yang disebabkan oleh kasus dengan BTA positif
bakteri Mycobacterium adalah sebanyak 156.723
tuberkulosis yang menyerang kasus dengan hasil pengobatan
paru-paru sehingga pada gagal sebanyak 0,4%, loss to
bagian dalam alveolus follow up (hilang dari
terdapat bintil-bintil atau pengamatan) 5,4%,
peradangan pada dinding pengobatan lengkap 43,1%
alveolus dan akan mengecil dan sembuh 42%. Angka
(Nugroho, 2017). kejadian TB Paru jika dilihat
Berdasarkan data World dari segi usia, paling banyak
Health Organization (WHO) yaitu berada pada rentang usia
memperkirakan bakteri 45-54 tahun sebanyak
penyebab TB paru dapat 19,82%. Menurut Riskesdas
membunuh sekitar 2 juta jiwa (2018), insidensi TB Paru di
setiap tahunnya. Pada tahun Indonesia tahun 2018 yaitu
2002 sampai 2020 sebanyak 321 per 100.000
diperkirakan sekitar 1 milyar penduduk. Banyaknya jumlah
manusia akan terinfeksi penderita TB dikarenakan
tuberkulosis paru. Dengan rendahnya angka keberhasilan
kata lain, perubahan jumlah pengobatan, dimana angka
infeksi lebih dari 56 juta tiap keberhasilan pengobatan TB
tahunnya. Berdasarkan data pada tahun 2016 yaitu 75,4%
WHO tahun 2018, TB Paru dan pada tahun 2017
merupakan salah satu dari 10 meningkat menjadi 85,1%.
penyakit penyebab kematian Sedangkan Kemenkes
terbesar di dunia. Pada tahun menetapkan target minimal
2017, sebanyak 10 juta orang 88%. Dengan demikian,
menderita TB Paru. Indonesia Indonesia belum mencapai
menduduki peringkat ketiga standar angka keberhasilan
dengan beban tertinggi di pengobatan TB paru yang
dunia untuk kasus TB dan sudah
sekaligus penyebab kematian ditetapkan(Kemenkes,RI
nomor empat setelah penyakit 2018).
kardiovaskuler (WHO,2018) Tujuan penulisan:
Kementrian Kesehatan RI Mendapatkan gambaran
(2018), memaparkan insidensi secara jelas tentang
kejadian TB paru di Indonesia pelaksaan asuhan
pada tahun 2016 berada pada keperawatan yang berkaitan
angka 298.128 kasus per dengan tindakan pemberian
tahun dan mengalami oksigenasi dan Nutrisi pada
Tn G di ruang Baji Ati a. Pada bab sebelumnya, penulis
RSUD. Labuang Baji telah membahas tentang
Provinsi Selawesi Selatan. Tuberkulosis (TB) yang
dimana membahas tentang
teori-teori yang termuat dalam
METODE PENELITIAN tinjauan kepustakaan yang
Metode yang digunakan yakni didapatkan dari literatul-
data primer sebuah data yang literatul dan langsung
langsung didapatkan dari sumber dan berorientasi langsung dengan
diberi kepada pengumpul data atau pasien. Pada bab ini penulis
peneliti. Sumber data primer ini akan menguraikan
meliputi wawancara dengan subjek kesenjangan secara teoritis
penelitian baik secara langsung dengan kasus nyata yang
ataupun pengamatan langsung. ditemukan pada pasien Tn
HASIL “G” dengan gangguan
Pelaksanaan proses keperawatan kebutuhan oksigansi dan
pada masalah Tuberculosis dapat nutrisi pada pasien
ditemukan berbagai macam masalah Tuberkulosis (TB) di ruangan
keperawatan. Beberapa masalah Baji Ati RSUD.Labuang Baji
tersebut dapat ditemukan dengan Provinsi Sulawesi Selatan
dilakukannya pengkajian secara Secara garis besar ada
komprehensif. Pada pengkajian beberapa persamaan antara
didapatkan hasil yakni pasien tinjauan teori dengan kasus
berinisial Tn G usia 61 tahun dengan yang didapakan baik dari
diagnosa medis Tuberculosis (TB pengkajian maupun masalah-
Paru). masalah yang muncul. Hal ini
disebabkan oleh adanya
perbedaan respon dari masing-
PEMBAHASAN masing individu. Berikut ini
akan diuraikan pembahasan
Keperawatan dasar profesi adalah yang meliputi kesenjangan dari
penilaian dan evaluasi secara cermat persamaan antara asuhan
dan hati-hati terhadap suatu kondisi keperawatan kebutuhan
krusial dalam rangka mencari oksigenasi dan nutrisi pada
penyelesaian atau jalan keluar. pasien tuberkulosis (TB)
Keperawatan dasar profesi merupakan secara teori dan asuhan
salah satu spesialisasi dibidang keperawatan yang diberikan
keperawatan yang membahas tentang kepada Tn. “G”
kebutuhan hidup. Seorang perawat Ada beberapa kesenjangan
adalah perawat professional yang antara teori dan kasus terkait
bertanggung jawab untuk menjamin pemenuhan kebutuhan
pasien yang memerlukan bantuan Oksigenasi dan kebutuhan
dasar beserta keluarganya Nutrisi yang ditemukan
mendapatkan pelayanan keperawatan penulis dalam pelaksanaan
optimal. asuhan keperawatan pada Tn.
G dengan diagnosa
keperawatanTuberkulosis, serta pembiakan hanya
berikut ini akan dibahas berlaku apabila terdapat
beberapa kesenjangan yang banyak oksigen. Oksigen juga
terjadi untuk memudahkan merupakan sumber tenaga
dalam pembahasan yang dibutuhkan untuk
selanjutnya penulis metabolisme tubuh (Atoilah &
menggunakan proses asuhan Kusnadi, 2017). Tuberculosis
keperawatan yang meliputi adalah penyakit infeksi
pengkajian, diagnosa, menular yang disebabkan oleh
intervensi, implementasi dan Mycobacterium tuberculosis.
evaluasi. Kuman batang tahan aerobic
dan tahapan asam ini dapat
Pengkajian merupakan organisme patogen
1. Pengkajian Oksigenasi maupun saprofit. Tuberculosis
Pada teori pengkajian adalah penyakit yang
kebutuhan Oksigenasi untuk disebabkan Mycobaterium
pasien Tuberkulosis biasanya tuberculosis yang sebagian
akan terjadi besar menyerang paru-paru,
Demam,Malaise,Batuk,sesak dapat dan dapat juga
nafa dan nyeri dada. hal ini menyerang organ tubuh lain
berbanding lurus dengan (Depkes,2017).
kasus Tn. G saat dilakukan 2. Pengkajian kebutuhan
pengkajian secara langsung Nutrisi
kepada pasien yaitu Pada konsep teori
didapatkan data bahwa Tn. G pengkajian kebutuhan
masuk rumah sakit dengan Nutrisi kurang dari
keluhan utama Sesak Nas di kebutuhan tubuh untuk
sertai batuk berdahak selama 3 pasien dengan
hari dari pengkajian di atas Tuberkulosis
didapakan data pada Tn. G mengalami Penurunan
adanya sumbatan pada jalan Berat Badan sedangkan
nafas, ada peningkatan pada kasus Tn. G
pernafasan tidak simestris, terdapat Penurunan
frekuensi nafas meningkat 28 Berat Badan yaitu 10-
kali/menit sehingga dapat 20% dibawah batas
dianalisa ada kesenjangan normal berat badan Tn.
antara teori dan kasus nyata G sebelum sakit 57kg
(Atoilah & Kusnadi, 2017). dan Tn. G mengalami
Oksigen merupakan unsur penurunan Berat Badan
yang diperlukan oleh tubuh selama sakit menjadi
dalam setiap menit ke semua 47kg dimana IMT
proses penting tubuh seperti yaitu 17,27
pernapasan, peredaran, fungsi (Underweight) di
otak, membuang zat yang bawah batas normal
tidak dibutuhkan oleh tubuh, Hal ini menadakan
pertumbuhan sel dan jaringan,
adanya kesenjangan c. Implementasi Keperawatan
antara teori dan kasus. Implementasi merupakan
Nutrisi kurang dari komponen dari proses
kebutuhan tubuh keperawatan adalah kategori
adalah keadaaan dalam perilaku keperawatan
dimana individu yang dimana tindakan yang
mengalami kekurangan diperlukan untuk mencapai
asupan nutrisi untuk tujuan dan hasil yang
memenuhi kebutuhan diperkiran dari asuhan
metabolic (Hidayat, keperawatan yang dilakukan
2017) dan diselesaikan.
Kekurangan Dalam melakukan
nutrisi merupakan tindakan keperawatan 3 x 24
keadaan yang dialami jam dari dua diagnosa
seseorang dalam keperawatan untuk gangguan
keadaan tidak berpuasa pemenuhan Oksigenasi (sesak
(normal) atau resiko nafas) dan gangguan
penurunan berat badan pemenuhan kebutuhan Defisit
akibat ketidakcukupan Nutrisi yang dirumuskan
asupan nutrisi Berat penulis pada tahap
badan 10-20% perencanaan, tidak semua
dibawah normal intervensi dapat dilaksanakan
sedangkan pada pasien pada kasus hal ini tetap
TB dapat disesuaikan dengan kondisi
menyebabkan pasien. Adapun tindakan yang
kekurangan nutrisi di dilaksanakan oleh penulis
karenakan perubahan selama pelaksanaan praktik
atau penurunan Berat keperawatan adalah sebagai
Badan (Hidayat, 2017). berikut :
1. Bersihan jalannafas tidak
b. Diagnosa Keperawatan efektif berhubungan
1. Bersihan Jalan Nafas dengan proses infeksi
Berhubungan Dengan sekresi a. Melakukan
yang tertahan pengkajian pada
2. Pola Nafas Tidak Efektif Tn. G didapatkan
berhubungan dengan Sesak nafas
penurunan ekspansi bertambah parah
3. Gangguan pertukaran gas apabila pasien
berhubungan dengan beraktivtas
berkurangnya keefektifan berlebihan.
permukaan paru. b. Memberikan
4. Devisit Nutrisi Berhubungan analgesik dan
Dengan Faktor Psikologis antibotik (
5. Hipovolemia Berhubungan Nebulezer ).
Dengan Kehilangan Cairan Hasil : sesak
Aktif, berkurang dari
menurun menjadi Hasil : kekuatan
sedang 3 menelan menjadi
c. Memberikan cukup meningkat 4
teknik batuk efektif c. Perasaan cepat
untuk mengurangi kenyang dari
sesak pasien meningkat menjadi
dengan cara menurun
mengajarkan Hasil : perasaan
pasien melakukan cepat kenyang dari
inspirasi dengan menurun menjadi
menghirup udara cukup meningkat
melalui hidung 4...
secara perlahan 3. Evaluasi Keperawatan
dan melakukan Dalam mengevaluasi
ekspirasi dengan setiap masalah penulis
menghembuskan melakukan melalui
udara melalui observasi langsung
hidung secara kepada klien dan dari
perlahan, menarik catatan keperawatan yang
napas selama 4 ada. Evaluasi adalah
detik, langkah terakhir dalam
Demonstrasikan proses keperawatan.
batuk dengan kuat Evaluasi merupakan hasil
langsung setelah proses pada kasus ini
tarik nafas yang yang menunjang adanya
ke-3. kemajuan dan
Hasil : Batuk keberhasilan dari
pasien berkurang masalah yang dihadapi.
dari skala 3 Adapun evaluasi dari dua
menjadi skala 5 diagnose keperawatan
2. Defisit Nutrisi untuk gangguan
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
Faktor Psikologis Oksigenasi dan gangguan
a. Memantau porsi pemenuhan Nutrisii yang
makanan yang di ditegakkan yaitu :
habiskan 1. Bersihan jalan nafas
Hasil : porsi tidak efektif
makan pasien dari berhubungan dengan
menurun menjadi proses infeksi sudah
sedang 4 teratasi karena pada
b. Kekuatan otot saat evaluasi pasien
menelan membaik mengatakan sudah
dari menurun tidak merasakan sesak
menjadi meningkat lagi, pola tidur pasien
juga sudah membaik.
2. Defisit Nutrisi
berhubungan dengan pengkajian
faktor psikologis sudah keperawatan maka
teratasi karena saat ditegakkan 2 Diagnosa
evaluasi pasien Keperawatan yaitu,
didapatkan hasil porsi Bersihan jalan nafas
makan sudah membaik tidak efektif
dimana berat badan berhubungan dengan
pasien mulai membaik Sekresi yang tertahan
. dan Defisit Nutrisi
KESIMPULAN DAN SARAN berhubungan dengan
Kesimpulan faktor psikologis
Setelah penulis b) Perencanaan dalam
membahas tentang “ proses keperawatan
Asuhan Keperawatan pada dimulai setelah tahap
pasien Tn “G” dengan pengumpulan data,
Diagnosa Tuberkulosis pengkajian, dan
(TB) Diruangan Baji Ati menentukan diagnosa
Rsud.Labuang Baji yang sesuai dengan
Provinsi Sulawesi Selatan tanda dan gejala yang
Maka pada bab ini penulis muncul. Perencanaan
mencoba menarik atau intervensi
kesimpulan dan merupakan kumpulan
mengajukan saran-saran rencana-rencana
Berdasarkan pembahasan keperawatan yang akan
yang telah di temukan diberikan kepada
penulis dapat menarik pasien. Perencanaan
kesimpulan sebagai disusun berdasarkan
berikut prioritas masalah yang
1. Setelah dilakukan disesuaikan dengan
asuhan keperawatan, manifestasi
pengkajian diawali klinis.Setelah masalah
dengan pasien secara ditetapkan, maka
keseluruhan pada ditentukan tujuan
keluhan Tn.G dengan keperawatan.Tujuan
TB Paru dilakukan bisa ditetapkan dalam
Asuhan Keperawatan jangka panjang
selama 3 hari pada maupun pendek, harus
tanggal 27 -30 April jelas, dapat diukur, dan
2021 pukul 11.00 WIB realitas.
di dapatkan adanya c) Implementasi
persamaan antara keperawatan dilakukan
konsep teoritis dan selama 3x24 jam
kenyataan kasus yang dimulai dari pertama
ditemukan dilapangan. masuk Ruangan Baji
a) Setelah didapatkan Ati RSUD. Labuang
data melalui Baji Provinsi Sulawesi
Selatan, implementasi dengan kasus TB dengan
dapat dilakukan tindakan Oksigenasi dan
dengan baik dimana menjadikan karya ilmiah
hal ini didukung oleh ini sebagai bahan evaluasi
kondisi pasien, peran untuk lebih meningkatkan
serta keluarga pasien potensi diri sehingga
selama dilakukan tercapai pelayanan
implementasi optimal kepada pasien.
keperawatan. 3. Untuk Institusi
d) Evaluasi selama Pendidikan
kurang lebih 3x24 jam Diharapkan kepada
implementasi yang institusi pendidikan agar
dilakukan dan lebih meningkatkan ilmu
diberikan kepada pengetahuan yang
pasien, maka masalah bersumber pada textbook,
keperawatan belum penelitian-penelitian
teratasi meliputi , terbaru (jurnal) mengenai
Bersihan jalan nafas asuhan keperawatan
tidak efektif dengan diagnosa
berhubungan dengan Tuberkulosis paru (TB)
proses infeksi dan dengan tindakan
Defisit utrisi Oksigenasi untuk menjadi
berhubungan dengan bahan evaluasi
faktor psikologis. selanjutnya.

Saran
Berdasarkan kesimpulan UCAPAN TERIMA KASIH
diatas, maka penulis Terima kasih tak terhingga
memberikan saran sebagai kepada bapak Ns. Suryani., S.Kep.,
berikut: M.Kep sebagai pembimbing yang
telah membantu dan mengarahkan
1. Untuk Rumah Sakit
Untuk meningkatkan dan penulis demi penyempurnaan karya
memelihara mutu dari ilmiah ini.
rumah sakit iharapkan DAFTAR PUSTAKA
agar selalu memberikan Depkes, R. I. (2017). Laporan
pelayanan yang terbaik hasil riset kesehatan
terlebih pada kecepatan dasar (Riskesdas)
dalam penangan Indonesia Tahun
masalahyang ada 2017. Departemen
2. Untuk Perawat Kesehatan Indonesia.
Diharapkan kepada
perawat agar lebih Darwis D, Moenajat Y, Nur
meningkatkan mutu B.M, Madjid A.S,
pelayanan dalam Siregar P,
memberikan asuhan Aniwidyaningsih W,
keperawatan khusunya dkk. 2015. Fisiologi
Keseimbangan Air Dan Tindakan
dan Elektrolit. ed. ke- Keperawatan, Edisi 1.
2, FK-UI, Jakarta. Jakarta : DPP PPNI

Emilia, Ova, dkk, 2010. Bebas


Ancaman Kanker
Serviks. Yogyakarta:
MedPress.

Kementerian Kesehatan RI
Pusat. (2018). Data
dan Informasi
Tuberkulosis. Jakarta

Kementerian Kesehatan RI
Pusat. (2018). Data
dan Informasi
insiden angka
kejadian
Tuberkulosis. Jakarta

Nugroho,(2017). Faktor
Modifikasi (Teori
Health Belief Model)
dalam Pengertian
Tuberkulosis
Kecamatan
Masyarakat-Fakultas
Ilmu Keolahragaan
UM.

PPNI (2016). Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1.Jakarta
:DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran


Keperawatan
Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil
Keperawatan,Edisi
1.Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi


Keperawatan
Indonesia: Definisi

Anda mungkin juga menyukai