A. LEMBAR UTAMA
1. Judul penelitian
2. Nama peneliti
Nama : Arsen Sandiki Krey NIM : 201870005
3. Pembimbing penelitian
Fakultas :
4. Kata kunci
Tingkat pengetahuan, tuberkulosis.
6. Dana penelitian
Dana yang dibutuhkan dalam penelitian sebesar Rp. 3.000.000.- (tiga juta ribu rupiah).
1
B. LEMBAR PERNYATAAN DAN PENGESAHAN
1. Pernyataan peneliti
Arsen S Krey
Angel D Bontong
Barbizu Tanamal
Fransiskus Liku
Kristofol Surune
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
2.3 Pengetahuan
2.3.1 pengertian pengetahuan
2.3.2 tingkat pengetahuan
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun
2017 tentang SDGs menetapkan target prevalensi TBC pada tahun 2019 menjadi
245per 100.000 penduduk. Berdasarkan data yang masuk dari Kab/Kota provinsi
papua barat pada tahun pada tahun 2017 bahwa kasus baru BTA + di tahun
2017 adalah sebesar 672 (73,41 per 100.000 penduduk.4
5
Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk membuktikan
apakah tingkat pengetahuan berkaitan dengan kepatuhan minum obat pasien
TB. Maka dari itu, peneliti mengangkat judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien TB Di RSUD Kota
Sorong.”
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
3. Umur : Penyakit TB paru paling sering ditemukan pada usia muda atau
usia Produktif 15-50 tahun. Dengan terjadinya transisi demografi saat ini
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia
lanjut lebih dari 55 tahun system imunolosis seseorang menurun,
sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit
TB-paru.13
8
2.2.2 Diagnostik
Tanda dan gejala klinis Gejala klinis berupa gejala sistemik/umum atau sesuai
organ terkait. Gejala klinis TB pada anak tidak khas, karena gejala serupa juga
dapat disebabkan oleh berbagai penyakit selain TB. Gejala khas TB sebagai
berikut:
Batuk ≥ 2 minggu
Demam ≥ 2 minggu
BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
Lesu atau malaise ≥ 2 minggu Gejala-gejala tersebut menetap walau
sudah diberikan terapi yang adekuat.14
9
Diagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis baik
overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak-anak batuk bukan merupakan
gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, maka diagnosis TB
anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistem skor IDAI telah membuat
Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak dengan menggunakan sistem skor
(scoring system), yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis yang
dijumpai. Pedoman tersebut secara resmi digunakan oleh program nasional
pengendalian tuberkulosis untuk diagnosis TB anak.15
10
2.2.3.3 Pemeriksaan Serologi
11
2.2.3.4 Pemeriksaan BTA Positif
Pada pemeriksaan ini tiga spesimen dahak dikumpulkan dalam dua hari
kunjungan yang berurutan.
12
dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB BTA positif
menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan. Pada tahap lanjutan
pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu
yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman
persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.15
13
2.2 Kepatuhan minum obat
14
Kepatuhan adalah salah satu faktor potensial untuk meningkatkan kesembuhan
penderita TB dan ketidak patuhan disamping menurunkan tingkat kesembuhan
penderta.19 Menurut (Depkes RI, 2007) mengenai ketidakpatuhan berobat pada
pasien tuberkulosis adalah apabila pasien tidak berobat selama 2 bulan berturut-
turut atau lebih sebelum masa pengobatan selesai. Menurut sarifono bentuk-
bentuk ketidakpatuhan antar lain: gagal minum obat sesuai anjuran, tidak
mengikuti perjanjian, berhenti melakukan latihan rehabilitasi terhadap diet dan
perubahan pola hidup yang dianjurkan praktisi kesehatan, menghilangkan
beberapa dosis, mengunakan obat untuk alasan yang salah, minum obat dengan
jumlah yang salah dan waktu yang salah, tidak melanjutkan minum obat sampai
batas waktu yang ditentukan.20
Akibat dari ketidakpatuhan pasien ini menyebabkan pasien harus mengulangi
pengobatan dari awal lagi..21 Ketidakpatuhan terhadap pengobatan akan
mengakibatkan tingginya angka kegagalan pengobatan penderita TB paru,
sehingga akan meningkatkan resiko kesakitan, kematian, dan menyebabkan
semakin banyak ditemukan penderita TB paru dengan Basil Tahan Asam (BTA)
yang resisten dengan pengobatan standar.18
2.3 Pengetahuan
15
yang tidak berpendidikan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
program peningkatan pengetahuan secara langsung dan secara tidak langsung
terhadap perilaku.5
16
KERANGKA TEORI
Kepatuhan minum
obat OAT
patuh Sembuh
Faktor yang mempengaruhi :
Pengetahuan
Pendidikan Kambuh
Pengobatan
bertambah
lama
Sumber
penularan
Kematian
KERANGKA KONSEP
17
BAB III
METODOLOGI
Populasi yang dijadikan sampel adalah pasien TB yang berobat di RSUD sorong.
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik random sampling.
Total sampel yang diambil berdasarkan rumus besar hitung sampel sebesar 80
1. Kriteria Inklusi:
2. Kriteria Eksklusi:
18
3.6 Alat dan Bahan
- Kuisioner
a. FK Universitas Papua
e. Melakukan kuisioner
f. Analisis data
g. Kesimpulan
3. Mengambil data rekam medik yang sesuai dengan syarat penelitian dan
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
5. Melakukan kuisioner
7. Membuat kesimpulan
Variabel Terikat
Variabel Bebas
Pengetahuan
19
Kepatuhan
Dukungan Keluarga
Pendidikan
Penelitian ini menggunakan metode variabel bivariat yang terdiri dari faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan minum obat sebagai variabel (bebas) dan
kepatuhan minum obat anti TB sebagai (variabel terikat).
Pengolahan Data
Analisis Data
20
n terhad n 2. baik jika 60 l
3. Kepatuh ap e responden 2. o
an pengo r puas dengan r
4. Dukunga nsumsi 2. k pelayanan d
n an u kesehatan i
keluarga obat i 3. baik jika 60 n
5. Pendidik 2. layana s responden a
an n i patuh dalam l
petuga o meminum 3. o
s n obat r
keseha e 4. baik jika 60 d
tan r responden i
merup 3. k merasa n
akan u mendapat a
hal i dukungan l
utama s keluarga 4. o
dalam i 5. baik jika r
proses o tingkat d
pelaya n pendidikan i
nan e responden n
keseha r minimal SMA a
tan 4. k l
terhad u 5. o
ap i r
pasien s d
3. kepatu i i
han o n
merup n a
akan e l
hal r
utama 5. k
dalam u
proses i
penye s
mbuha i
n o
pasien n
4. dukun e
gan r
keluar
ga
sangat
pentin
g
dalam
memot
ivasi
kesem
buhan
pasien
21
5. tingkat
pendidi
kan
sangat
berpen
garuh
terhad
ap
kepatu
han
pasien
dalam
menjal
ani
proses
penye
mbuha
n
Time Table
22
DAFTAR PUSTAKA
1
Mansojoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W I, Setiowulan W. Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius; 2000
2
WHO guidelines on tuberculosis infection prevention and control. World Health
Organization; 2019 [INTERNET] diambil dari :
https://www.who.int/tb/publications/2019/guidelines-tuberculosis-infection-
prevention-2019/en/
3
GLOBAL TUBERCULOSIS REPORT. World Health Organization; 2018
[INTERNET] diambil dari : https://www.who.int/tb/publications/global_report/en/
4
Infodatin. Kementrian kesehatan RI pusat data dan informasi
5
Malaseme E. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Pada Penderita Suspek
Tuberkulosis Paru Terhadap Hasil Pemeriksaan Sputum Basil Tahan Asam
(BTA) Di Rsud. Sele Be Solu Kota Sorong Provinsi Papua Barat.
6
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional
penangggulangan tuberkulosis. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. Jakarta; 2011.hlm.2-30.
7
Wulandari D H. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Pasien Tuberkulosis Paru Tahap Lanjutan Untuk Minum Obat di RS Rumah
Sehat Terpadu. Jurnal Administrasi Rumah Sakit . 2015; 2(1)
8
Pasek M S, Satyawan I M. Hubungan Persepsi Dan Tingkat Pengetahuan
Penderita Tb Dengan Kepatuhan Pengobatan Di Kecamatan Buleleng.
Jurnal Pendidikan Indonesi. April 2013;2( 1)
9
Rahmi N, Medison I, Suryadi I. Hubungan Tingkat Kepatuhan Penderita
Tuberkulosis Paru dengan Perilaku Kesehatan, Efek Samping OAT dan Peran
PMO pada Pengobatan Fase Intensif di Puskesmas Seberang Padang
September 2012 - Januari 2013. Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(2)
10
Mansojoer A, Suprohaita, Wardhani W I, Setiowulan W. Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius; 2000
11
Soedarto. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta. CV. Agung Seto; 2009.Hal
170
12
Panduan Pelayanan Medis Departemen Penyakit Dalam. RSUP Nasional DR.
Cipto Mangkusumo;2007. Hal 130-3
23
13
Hiswani. Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi
Masalah Kesehatan Masyarakat; 2009.
14
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
Tentang Penanggulangan Tuberkulosis
15
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Dorektorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan2011
16
. Dusing, Rainer, Katja Lottermoser & Thomas Mengden. Compliance To Drug
Therapy – New Answer To Old Question. Nephrol dial transpl. 2001;16:1317-21.
17
. Sabate E. WHO Adherence Meeting Report. Geneva. World Health
Organization;2001.
18
Pameswari p, Halim a, Yustika l. Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat pada
Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Mayjen H. A. Thalib Kabupaten Kerinci.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 2016; 2(2), 116-121
19
Bagiada I M, Primasari NLP.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Ketidakpatuhan Penderita Tuberkulosis Dalam Berobat Di Poliklinik Dots Rsup
Sanglah Denpasar. Jurnal Penyakit Dalam, September 2010;11(3)
20
Sarafino, Edward P. 2008. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions.
United States Of Ameriea.Jhon Wiley & Sons, Inc
21
Pohan JA, Budiningsih TE. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan
Minum Obat Pasien Tuberkulosis Di Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan
Salatiga. Junita Agnes Pohan Dan Tri Esti Budiningsih / Intuisi. 2012 ;4(3)
22
Notoatmodjo, 2007.Ilmu dan SeniKesehatan Masyarakat.Jakarta: Rhineka
Cipta
23
Choirul Mahfud. (2006). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
24
Lembaga Pengelolaaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementrian Keuangan
Republik Indonesia. (2015). Daftar Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar
(Perbatasan) Tahun 2015. Diakses dari: http: //www.lpdp.kemenkeu.go.id/wp-
content/uploads/2015/07/Daftar-Daerah-3T-2015.pdf.
24
25
Loihala M. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tbc Paru Pada
Pasien Rawat Jalan Di Poli Rsud Schoolo Keyen Kabupaten Sorong Selatan
Tahun 2015 . Jurnal Kesehatan Prima. Agustus 2016;10(2).
25