Anda di halaman 1dari 11

“MAKALAH PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN

PENYEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN PADA PENYAKIT TBC”

UntukMemenuhiTugas Mata KuliahKeperawatan Komunitas

Dosen Pembimbing:

Bagus Sholeh A. S.Kep.,Ns

Oleh Kelompok 2 :

1. Delina Kartika MurtiR. (10217010)


2. EtikDwiRohmita (10217022)
3. FanesaKusumastiniDea S (10217024)
4. FirmanTeguh W. (10217027)
5. Maria Ines Azi Goo (10217040)
6. NadyaDwiSiswanti (10217042)
7. OdyaHafidzPangestu (10217047)
8. SindyMaulanisa V. (10217054)
9. YonaOktavia I. (10217065)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha
penyanyang, Kami panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “Makalah Pemberantasan Penyakit Menular
Dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Pada Penyakit TBC”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaharui makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kediri, Desember 2019


DAFTAR ISI

TULONG BENAKNO, SEPURANE GAISO.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakitmenular yang diakibatkan oleh


Mycobacterium Tuberculosis. Gejala utama TBC adalah batuk berdahak
selama 2-3 minggu atau lebih yang tidak jelas penyebabnya. Gejala tambahan
yang sering dijumpai pada penderita TBC adalah batuk berdahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, rasa nyeri dada, badan lemah, malaise,
berkeringat di malam hari walaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih
dari sebulan (Kemenkes & IDI, 2012). Penyakit TBC biasanya mengenai
paru, namun juga dapat mengenai organ lain. Penularannya melalui udara
yaitu dari droplet yang dihasilkan oleh penderita TBC paru aktif (Depkes,
2006).(Dukungan et al., 2019).

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri


Mycobacterium tuberculosis, yang paling umum mempengaruhi paru-paru.
Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui cairan dari tenggorokan
dan paru- paru seseorang dengan penyakit pernapasan aktif (World Health
Organitation, 2012; Denila, & Samingan, 2017).

Indonesia dimata dunia sudah menduduki peringkat kedua dibawah


India diatas Cina karena sejak 2015 hasil surveilens menyatakan prevalens
TB mencapai 647 per 100.000 dan insiden 399, serta diprediksi akan
mencapai 1 juta kasus pertahun. Kasus TB MDR di Indonesia diestimasi
sekitar 6600 per tahun, kisaran 88% dari kelompok pengobatan ulang sudah
dilakukan diagnosis sehingga tercatat lebih dari 1800 kasus terdiagnosis
dengan 1200 mendapatkan pengobatan (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2012; Syarah & Rahmawati, 2017). Angka kematian dan kesakitan
akibat kuman Mycobacterium tuberculosis di Indonesia sangatlah tinggi.
Tahun 2010 Indonesia telah berhasil menurunkan insidens, prevalensi, dan
angka kematian (Departemen kesehatan Republik Indonesia, 2011; Astuti,
2013).

Indonesia berpeluang mencapai penurunan angka kesakitandan


kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun 2015 jika dibandingkan
dengan data tahun 1990. Angka prevelensi TB yang pada 1990 sebesar 443
per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 280 per 100.000
pendduduk. Berdasarkan hasil survei prevelensi TBtahun 2013 prevelensi TB
paru smear positif per 100.000 penduduk umur 15 tahun keatas sebesar 257
TBC masih merupakan masalah kesehatan penting di dunia dan di Indonesia.
TBC juga merupakan salah satu indikator keberhasilan MDGs yang harus
dicapai oleh Indonesia, yaitu menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian menjadi setengahnya di tahun 2015 (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2016).

Upaya pencegahan peningkatan kasus TBC di Indonesia dilakukan


dengan gambaran upaya penemuan kasus dapat diukur dengan mengetahui
banyaknya kasus TB yang ditemukan dan tercatat indikator Case Notification
Rate (CNR). CNR merupakan jumlah kasus TB baru yang ditemukan dan
dicatat diantara 100.000 penduduk diwilayah dan periode waktu tertentu
(Anggreny, 2018). (Kesehatan, 2019).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari penyakit Tuberkulosis?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit Tuberkulosis?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit Tuberkulosis?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjangdari penyakit Tuberkulosis?
5. Bagaimana pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dari penyakit Tuberkulosis?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit Tuberkulosis.
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit Tuberkulosis
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit Tuberkulosis
4. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit Tuberkulosis
5. Untuk mengetahui pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan dari penyakit Tuberkulosis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Penyakit infeksi menular yang yang disebabkan mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hamper seluruh organ tubuh
lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernafasan dan saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi
droplet yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut. (Sylvia
A,price)
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-
paru yang secara khas ditandai dengan pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat
menular dari penderita ke orang lain ( santa,dkk, 2009)
Tuberculosis adalah penyaki tmenular langsung yang disebabkan
langsung oleh kuman TB (mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar
kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya .
(Depkes RI, 2007)
2.2 Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah mycobacterium tuberculosis. Basil ini
tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar matahari,
dan sinar ultraviolet. Ada 2 macam mycobacteria tuberculosis yaitu type
human dan type bovin. Hasil tipe bovin berasal dari susu sapi yang menderita
mastitis tuberculosis usus. Basil type human bisaberada di bercak ludah
(droplet) dan di udara yang berasal dari penderita TBC, dan orang yang
terkena rentan terinfeksi bila menghirupnya. (Wim de Jong)
Setelah organism terinhalasi dan masuk paru-paru bakteri dapat
bertahan hidup dan menyebar ke noduslim fatikus local. Penyebaran melalui
aliran darah ini dapat menyebabkan TB pada orang lain, dimana infeksi laten
dapat bertahan sampai bertahun-tahun, (Patrick Davey)
2.3 Manifestasi Klinis
1. Demam 40-41 C, serta ada batuk/batuk berdarah
2. Sesak nafas dan nyeri dada
3. Malaise, keringat malam
4. Suara khas pada perkusi dada, bunyi dada
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
6. Pada anak:
- Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau
gagal tumbuh
- Demam tanpa sebab jelas, terutamajika berlanjut sampai 2 minggu
- Batuk kronik > 3 minggu, dengan atau tanpa wheeze
- Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa (Sylvia A.price 2006)

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang pada pasien


tuberkulosisadalah :

a. Sputum culture.
b. Ziehl neelsen : positif untuk BTA.
c. Skin test (PPD, mantoux, tine, and vollmer, patch).
d. Chest X-ray.
e. Histologi atau kultur jaringan : positif untuk Mycobacterium
tuberculosis.
f. Needle biopsi of lung tissue : positif untuk granuloma TB, adanya sel-
sel besar yang mengindikasikan nekrosis.
g. Elektrolit.
h. Bronkografi.
i. Test fungsi paru – paru dan pemeriksaan darah.
2.5 Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dapat dilakukan dengan 3
pendekatan atau cara yaitu :
1. Eliminasi reservoir (sumber penyakit) eliminasi reservoir manusia
sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan :
a. Mengisolasi penderita (pasien) yaitu menempatkan pasien di
tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang
lain.
b. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan
menempatknnya bersama-sama penderita lain yang sejenis
pada tempat yang khusus di desain untuk itu,biasanya dalam
waktu yang lama,misalnya karantina unuk penderita kusta.
2. Memutus mata rantai penularan meningkatkan sanitasi lingkungan
dan hygiene perorangan merupakan usaha yang penting untuk
memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.
3. Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan bayi an anaka balita
adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit menular. Kelompok
usia yang rentan ini perlu lingkungan khusus (spesifik protection)
dengan imunisasi,baik imunisasi aktiff maupun imunisasi pasif. Obat-
obat prophylacsis tertentu juga dapat mencegah peyakit
malaria,meningitis,dan disentri baksilus. Pada anak usia muda gzi
yang kurang akan meyebabkan kerentanan pada anak tersebut,oleh
karena iti meningkatkan gizi anak merupakan usaha pencegahan
penyakit infeksi pada anak.
Teguhdanodya
Ngeditdan ppt.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Dukungan, H., Dengan, K., Hidup, K., Of, R., Support, F., The, W., … Kota, K.
(2019). RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH THE QUALITY OF
LIFE OF TBC, 7(1), 46–51.

Kesehatan, H. J. (2019). 1 , 2 1, 13(2), 92–101.

Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6,


volume 1 & 2, EGC, Jakarta

Wim De Jong, et, al. 2005. Buku Ajar IlmuBedah. EGC: Jakarta

Nuranif, Amin Huda, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medisdan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta. Mediaction

Soekidjo Notoatmodjo,2003,Ilmu Kesehatan Masyarakat(Prinsip-Prinsip


Dasar),Cetakan Kedua,Rineka Cipta,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai