Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EPIDEOMOLOGI PENYAKIT MENULAR

TUBERKULOSIS (TB)

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

NURSIA R MAKMUR (202201160)

FARADIBBA (202201137)

Ni Nyoman Nick Tiadora (202201153)

Wulandari Saeng (202201169)

Yusti Aliyani (202201172)

Alicia Septiani Patiri (202201130)

Nabila (202201152)

Nurrisdayanti (202201159)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atan rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Epidemiologi
Penyakit Menular Tuberkulosis (TB)” Dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai penyakit menular
Tuberkulosis bagi para pembaca dan juga penulis. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Sri Marniati Irnawan.,S.Kep,Ns.,M.Kep selaku dosen
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 13 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

a. Latar Belakang ........................................................................................1


b. Tujuan .....................................................................................................2

BAB II TINJAU PUSTAKA.............................................................................3

a. Definisi (RBA) ........................................................................................3


b. Etiologi (TB). ..........................................................................................3
c. Menifetasi Klinis TB ...............................................................................4
d. Diagnosa Tuberkulosis.............................................................................4
e. Program Nasyonal TB .............................................................................4

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................5

a. Distribusi Penyakit...................................................................................5
b. Faktor Resiko (A-H-E)............................................................................5
c. Pencegahan (Primer, Sekunder, Dan Tersier)..........................................7

BAB IV KESIMPULAN....................................................................................8

a. Kesimpulan..............................................................................................8
b. Saran........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................9

ii
iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah infeksi yang di sebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculasis. Penyebab infeksi melalui udara yang
tercemar dengan bakteri Mycobacterium Tubercolosis di lepaskan
pada saat penderita batuk. TB merupakan penyakit dengan frekuensi
cukup tinggi dengan berkembang seperti indonesia dan sebagai besar
penduduk,terutama di daerah-daerah endemis.
TB menyerang sepertiga dari 1,9 miliar penduduk dunia
dewasa ini. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi TBC di dunia.
Setiap tahun terdapat 8 juta penderita TBC baru, dan akan ada 3 juta
meninggal setiap tahun. 1% dari penduduk dunia akan terinfeksi TB
setiap tahun. Satu orang memiliki potensi 10 sampai 15 orang dalam
1tahun. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab semakin
meningkatnya penyakit TB di dunia antara lain karna kemiskinan,
meningkatnya penduduk dunia, perlindungan kesehatan yang tidak
mencukupi, kurangnya biaya untuk berobat, serta adanya epidami HIV
terutama di Afrika dan Asia.
World Health Organization ( WHO) melaporkan bahwa pada
tahun 2012, mencatat peringkat indonesia menurun dari posisi tiga ke
posisi empat dengan jumlah penderita TBC sebesar 321.000 orang.
Lima negarah dengan jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2012
adalah india, cina, afrika selatan, indonesia dan pakistan masih
tingginya prevalensi penderita tuberculosis di indonesia
menunjukkan bahwa angka keberhasilan pengobatan di indonesia
masih rendah. Untuk mencapai kesembuhan di butuhkan keteraturan
berobat bagi setiap penderita. Pengobatan yang tidak benar akan
mengakibatkan terjadinya retensi kuman TB terhadap obat yang
diberikan. Hal ini akan menimbulkan kesulitan yang amat besar ,
penderita akan menularkan kumannya kepada orang lain dan biaya
pengobatan menjadi meningkat dan waktu yang lama untuk
pengobatan.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Epidemiologi penyakit
menular Tuberkolosis (TB) dengan metode study literatur.

1
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui apa definisi Tuberkulosis
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Etiologi Tuberkulosis
3. Mengetahui apa yang menisfestasi Tuberkulosis
4. Mengetahui diagnose Tuberkulosis
5. Mengetahui program Nasyonal Tuberkulosis
6. Mengetahui factor resiko Tuberkulosis
7. Mengetahui pencegahan Tuberkulosis secara primer, sekunder
dan tersier
8. Mengetahui pemberian asuhan keperawatan

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Tuberkulosis
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etiologi
Tuberkulosis
3. Untuk mengetahui apa yang menifestasi Tuberkulosis
4. Untuk mengetahui diagnose Tuberkulosis
5. Untuk mengetahui program Nasyonal Tubrkulosis
6. Untuk mengetahui factor resiko Tuberkulosis
7. Untuk mengetahui pencegahan Tuberkulosis secara primer,
sekunder, dan tersier
8. Untuk mengetahui pemberian asuhan keperawatan

2
BAB 11

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi TB
Tuberkulosis (TB) dalah satu penyakit infeksi menular yang di
sebabkan oleh bakteri myobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang
paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh lainnya
(mislnya tulang, kelenjar, kuli dll). Bakteri ini pertama kali di temukan
oleh robert koch pada tanggal 24 maret 1882. Mycobacterium
tubercolosis,berbentuk batang,berukuran panjang 5 dan lebar 3, tidak
membentuk spora dan termaksud materi aero. Mycobacterium Tb dapat di
beri pewara seperti bakteri lainnya misalnya dengan pewarna gram.
Namun sekali di beri warna oleh pewarna gram, maka warna tersebut
tidak dapat di hilangkan dalam asam. Oleh karna itu maka mycobacterium
tb di sebut sebagai basil tahan asam.(BTA)

B. Etiologi TB
Umumnya myobacterium tuberculosis menyerang paru dan
sebagian kecil organ tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni
tahan terhadap asam (BTA)myobacterium tuberculosis cepat mati degan
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh,kuman dapat dormant (tertidur sampai
berapa tahun). TB ini timbul berdasarkan kemampuannya untuk
memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit.
Penyebab utama meningkatnya masalah TB antara lain adalah
kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat,seperti pada negara yang
sedang berkembang, tidak memandainya komitmen politik dan pendanaan,
tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh
masyarakat, penemuan kasus/diagnosis yang tidak standar,obat tidak
terjamin penyediaannya,tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan
pelaporan yang terstandar, dan sebagainya.) tidak memadainya tatalaksana
kasus (diagnosis dan panduan obat yang tidak standar,gagal
menyembuhkan kasus yang didiagnosis) salah persepsi terhadap manfaat
dan efektifitas BCG, infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-
negara yang mengalami krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat,dan
perubahan demografi karena meningkatnya penduduk dunia serta
perubahan struktur umur kependudukan dan dampak pandemik HIV.

3
C. Manifestasi klinis TB
Umumnya,TB di tandai oleh gejala berikut :
 Batuk berdahak,yang berlanjut selama tiga minggu atau lebih
 Kehilangan berat badan
 Demam terutama pada sore hari
 Keringat bahasa kuyup di malam hari
 Kelenjar bengkak,terutama di leher.

D. Diagnosa Tuberkulosis
Apa bila di curigai seseorang tertular penyakit TBC maka beberapa hal
yang perlu di lakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
 Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan laboratorium (dara,dahak,cairan otak)
 Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
 Rontgen dada (thorax photo)

E. Program Nasional Tb
Pemerintah melalui program nasyonal pengendalian TB telah
melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi TB, yakni dengan
strategi DOTS (Directly Observed Treatment Strategi). World Health
Organization (WHO) merekomendasikan 5 komponen strategi DOTS
yakni:
1. Tanggung jawab politis dari para pengabdi keputusan (Termaksud
Dukungan Dana )
2. Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis
3. Pengobatan dengan paduan obat anti tuberkolosis (OAT) jangka
pendek dengan pengawasan langsung pengawas menelan obat (PMO)
4. Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan motu terjamin
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan
dan evaluasi program penanggulanganTB.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Distribusi Penyakit
Tuberkulosis sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan
strategi DOTS telah diterapkan dibanyak Negara sejak tahun 1995.
Kejadian tuberkulosis tertinggi adalah di Asia dan Afrika. India dan Cina
merupakan penyambung terbesar kasus tuberkulosis di dunia yaitu sebesar
40%. Sebesar 60 %kasus tuberkulosis terbesa di Asia Tenggara, dan
daerah Barat Pasifik.
Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga [SKRT] taun 1995
menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 3
di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasa
pada kelompok usia dan nomor 1 dari golongan penyakit infeksi.
Penyerang TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif,
kelompok ekonomi lemah dan pendidikan rendah.
Menurut laporan WHO tahun 2013, Indonesia menduduki
peringkat ketiga di dunia setelah India dan Cina dalam hal jumlah
prevalensi kasus tuberkulosis secara keseluruhan. Apabila melihat target
yang di tetapkan pada Millenium Development Goals [MDGs] bahwa
pada tahun 2015 ditetapkan angka kematian yag disebabkan oleh
tuberkulosis menurun 50% sejak tahun 2011 sudah tercapai penurunan
sebesar 41% diseluruh dunia.

B. Faktor Resiko [A-H-E]


1. Agent
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman yang hidup sebagai
parasit intraseluler dan berkembang biak di dalam tubuh. Penularannya
dapat terjadi dari penderita ke orang lain melalui percikan renik.
M.tuberculosis berbetuk batang, berukuran pajang 5 dan lebar 3, tidak
membentu spora dan termasuk bakteri aerob. Bakteri ini mempunyai
sifat istimewa yaitu dapat bertahan terhadap penghilangan warna
dengan asam dan alcohol, sehingga disebut basil tahan asam [BTA].
Sebagian besar menyerang paru tetapi juga mengenai organ tubuh lain.

5
Dalam jaringan tubuh, kuman ini bersifat dormant [tertidur lama]
selama beberapa tahun.
2. Host [Pejamu]
 Faktor Sosial Ekonomi: Disini sangat erat dengan keadaan
rumah, kepadatan dunia, lingkungan perumahan, lingkungan
dan sanitasi tempat kerja yang buruk dapat memudahkan
penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan
penularan TBC.pendapatan keluarga sangat erat juga dengan
penularan TBC,karna pendapatan yang kecil membuat orang
tidak dapat layak dengan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
 Status gizi:keadaan malnutrisi atau kekurangan
kalori,protein,vitamin,zat besi dan lain-lain,akan
mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan
terhadap penyakit termasuk TB paru. Keadaan ini merupakan
faktor penting yang mempengaruhi di negara miskin,baik pada
orang dewasa maupun anak-anak.
 Umur: penyakit TB baru paling sering di temukan pada usia
muda atau usia produktif 15-50 tahun. Dengan terjadinya
transisi demografi saat ini menyebabkan usia pada hurup lansia
menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem
imunolois seseorang menuru, sehingga sangat rentan terhadap
berbagai penyakit,termakuk penyakit TB-paru.
 Jenis kelamin:penderita TB baru cenderung lebih tinggi pada
laki-laki di bandingkan perenpuan.menorut hiswani yang di
kutip dari WHO, sedikitnya dalam periode setahun ada sekitar
1 juta perempuan yang meninggal akibat TB paru,dapat di
simpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi
kematian yang di sebabkan TB paru di bandingkan dengan
akibat proses kehamilan dan persalinan.pada jenis kelamin laki-
laki penyakit ini lebih tinggi karna merokok tembakau dan
menuman alkohol sehingga dapat meurunkan sistem
pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah terpapar dengan agent
penyebab TB paru.
3. Environment (Lingkungan)
Menurut Tjandra yoga (2007),TB juga mudah menular pada
mereka yang tinggal di perumahan padat,kurang sinar matahari dan
sirkulasi udara yang buruk/pengap,namun jika ada cukup cahaya dan
sirkulasi, maka kuman TB hanya bisa bertahan selama 1-2 jam.
Bagai mana masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
perubahan masihsangat menonjol terutama yang berkaitan dengan
masalah air bersih, pembuangan kotoran manusia, pengelolaan

6
sampah, kualitas udara da pencahayaan dalam rumah.Salah satu
penyakit yang terkait dengan masalah perumahan adalah TB
Keadaan lingkungan,ventilasi udara di ruangan, lama
pajanan,jumlah percik renik,ukuran dan konsentrasi kuman
mempengaruhi proses infeksi tuberkulosis. Luas ventilasi rumah dan
pencahayaan memegang peranan penting dalam penyebaran bibit
penyakit, baik kuman yang sudah ada di dalam rumah maupun di
bawah oleh angin bersama debu-debu halus.mycobacterium
tuberculosis sangat peka terhadap udara dalam ruangan kuman ini
mampu bertahan bila suhu dan kelembapan udara memungkinkan dan
tidak bisa bertahan hidup bila terkena sinar matahari langsung maupun
udara yang panas.

C. Pencegahan (Primer,Sekunder Dan Tersier)


1. Pencegahan Primer
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara
 Makan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna
 Usahakan setiap hari tidur cukup dan teratur
 Lakukanlah olahraga di tempat-tempat yang mempunyai udara
segar
 Meningkatkan kekebalan tubuh dengan vaksinasi yang cukup
 Memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara
penularan
 Pemberantasan serta manfaat menegakkan diagnosa diri
 Mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial yang
meningkatkan resiko terjadinya infeksi, misalnya kepadatan
hunian.
2. Pencegahan Sekunder
 Case finding : x-foto toraks yang di kerjakan secara massal uji
tuberkolosis secara mountoux, dan bagian yang datang dari
negara-negara dengan prevalensi TB paru yang tinggi di
lakukan skrining dengan foto toraks,tes PPD, pemeriksaan
BTA dan kultur, bekerjasama dengan WHO.
 Perawatan khusus penderita dan mengobati penderita.
Penderita tuberkulosis yang baru didiagnosis,di berikan obat
anti tuberkulosis (OAT)yang mempunyai efek sterilisasi
sekaligus mempunyai efek yang dapat mencegah pertumbuhan
kuman-kuman resisten seperti isoniazid(H), rifampisis ( R) dan
pirazinamid (Z).
3. Pencegahan Tersier

7
 Membuat stategi menyembuhkan penderita TB paru yaitu
pemberian paduan obat efektif dengan konsep Directly
Observed Treatment Short-Course (DOTS).
 Penderita dengan initial druk resitance yang tinggi terhadap
INH di beri obat etambutol karna jarang initial resitance
terhadap INH.streptomisin dapat di pakai pada populasi
tertentu untuk meningkatkan complance pengobatan.
 Memberi pengobatan secara teratur dan supervisi yang ketat
dalam jangka waktu 9-12 bulan pada acquired (penderita
kambuh setelah pengobatn).

D. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
a. Identitas Pasien
1. Nama: Ibu FN
2. Tempat, tanggal lahir: Palu, 12 Oktober 1980/ 42 T ahun
3. Jenis Kelamin: Perempuan
4. Agama: Islam
5. Bangsa/Suku: Indonesia/Kaili
6. Pekerjaan: Penjual Nasi Kuning
7. Status Perkawinan: Sudah Menikah
8. Pendidikan Terakhir: SMA
9. Alamat: JL Untad 1
10. Tanggal Masuk Rs: Sabtu, 12 Agustus 2022
11. Tanggal Pengkajian: Sabtu, 12 Agustus 2022
12. Diagnosa Medis: Tuberkulosis

b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dialami pasien saat pengkajian bahwa
pasien mengatakan batuk berdahak secara berlebihan, kehilangan
berat badan, demam terutama pada sore hati, dan keringat basah
kuyup dimalam hari

c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan saat dikaji psien mengatakan bantuk secara berlebihan
dan cemas terhadap penyakitnya
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya penyakit Tuberkulosis
merupakan penyakit turunan
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

8
Pasien mengatakan pernah mengalami batuk disertai dengan
darah

d. Riwayat Spiritual
Pasien mengatakan rajin melakukan salat 5 waktu dan berdoa
agar terus diberikan kesehatan dan kesembuhan atas
penyakitnya.

e. Klasivikasi Data

Data Subjektif Data Obyektif


- Pasein mengatakan batuk (+) -Pasien terlihat lemah
berdahak dan kental -Dahak berwarna putih dan
-Pasien mengatakan badan terasa kental
lemas -Terdengar suara ronchi
-Pasien mengatakan pada malam pada kedua paru
hari banyak keluar keringat -BB sebelum sekitar 50 kg,
-Pasien mengatakan cemas terhadap BB saat ini 45 kg
penyakit -Mukosa bibir terlihat
-Pasien mengatakan demam naik kering
turun
-Pasien mengatakan kepala terasa
pusing
-Pasien mengatakan napsu makan
berkurang

f. Analisis Data

No Data Fokus Etiologo Masalah


Keperawatan
1 DS
- Pasein mengatakan batuk (+) -Batuk -Gangguan pola tidur
berdahak dan kental berdahak
-Pasien mengatakan badan -Kecemasan
lemas
-Pasien mengatakan pada
malam hari banyak keluar
keringat
-Pasien mengatakan cemas
terhadap penyakit
-Pasien mengatakan demam
naik turun
-Pasien mengatakan kepala
terasa pusing
-Pasien mengatakan napsu
makan berkurang

9
Pasien terlihat lemah
-Dahak berwarna putih dan
kental
-Terdengar suara ronchi pada
kedua paru
-BB sebelum sekitar 50 kg,
BB saat ini 45 kg
-Mukosa bibir terlihat kering

g. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan tidur berhubungan batuk
2. Gangguan tidur berhubungan dengan kecemasan

h. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan keiteria hasil
1 -Gangguan pola -Setelah 1.Observasi 1.Observasi
tidur berhubungan dilakukan penyakit yang tepat
dengan batuk tindakan pasien dan nyaman
keperawatan 2.Ajarkan dapat
3x24jam di strategi dan mengurangi
harapkan batuk relaksi resiko
berkurang atau tuberculosis
berhenti pada pasien
2.Dapat
membuat
pasien jadi
lebih baik dan
melupakan
batuk tersebut
3.Dengan
2
1.Observasi memberikan
-Gangguan pola -Setelah dilakukan edukasi
penyakit
tidur berhubungan tindakan pasien
dengan kecemasan
pasien
keperawatan merasakan
2.Ajarkan
3x24jam di
strategi dan ketenangan
harapkan rasa terhadap apa
relaksi
cemas dapat yang pasien
3.Berikan
menghilang
edukasi cara alami
mengatasi 4.Tidur dan
masalah istrahat yang
kesehatan cukup dapat
pasien meningkatkan
4.Jelaskan daya tahan

10
pentingnya tubuh dengan
tidur selama imunitas yang
sakit kuat dan
tubuh mampu
melawan
penyakit

i. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


1 Gangguan pola 12-08-2022 - -S:Pasien
tidur Mengajarkan mengatakan
berhubungan teknik relasi nyeri yang di
dengan batuk rasakan hilang
-O:Pasien
nampak lebih
bersemangat dari
sebelumnya
-Masalah 1 dan 2
sudah teratasi
-P:Interpensi di
hentikan pasien
pulang
13-08-2022 -Memberikan
2 Gangguan pola -S:Pasien
edukasi cara
tidur mengatakan
mengatasi
berhubungan kecemasan
masalah
dengan terhadap
kesehatan
kecemasan penyakitnya
pasien
-Menjelaskan hilang
pentingnya -O:Pasien
tidur selama mampu sudah
sakit bersemangat
-Masalah 1dan 2
teratasi
P:Intervensi
dihentikan
pasien pulang

11
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuberkulosis [TB] adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian
tubuh lainnya [misalnya tulang, kelenjr, kulit dan lain-lain]. Penularan
tubrkulosis terjai karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjdi
droplet liclei dalam udara sekitar kita. Pencegahan yang paling utama
adalah dengan melakukan imunisasi aktif, melalui vaksinasi Basil
Calmette Guerin [BCG]. Dan melakukan promosi ksehatan untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Pemerintah melalui program Nasional Pengendalian TB telah
melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi TB, yakni dengn strategi
DOTS [Directly Observed Treatment Shortcourse]. World Health
Organization [WHO] merekomendasikan 5 komponen stratege DOTS

B. Saran
Tuberculosis menjadi penyakit infeksi yang banyak terjadi di
Negara Berkembang Indonesia. Bangsa ini harus siap dengan berbagai
program nasional pengendalian TB yang pelaksanaannya dibutuhkan
partisipasi dari semua elemen baik pemerintah atau pemangku kebijakan
maupun masyarakat khususnya mahasiswa sebagai agent of change da
social contral. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Cegahlah
penyakit TB dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga sanitasi
lingkunga sehat serta berobat teratur dan minum OAT bagi penderita TB.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Adistha Eka Noveyani, Santi Martini.Evaluasi Program Pegendalian


Tuberkulosis Paru Dengan Strategi DOTS Di Puskesmas Tanah
Kelikadinding Surabaya.Jurnal Berkala Epidemiologi,Vol 2,No 2 Mei
2014 :251-262
2. Retno asti wadhani, patofisiologi,dignosis dan klasifikasi
tuberkulosis.dipertemen ilmu kedokteran komunits,okupasi dan
keluarga FKUI
3. Dirjen pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.2014.
pedoman nasyonal pengendalian tuberkulosis.jakarta :kementrian
kesehatan RI
4. Pedoman nasyonal pengendalian TB kementrian kesehatan 2009
5. Strategi nasyonal pengendalian TB (2010-2014) kementrian kesehatan
dirjen P2PL RI 2011
6. Deokes RI faktor budaya malu hambat pencegahan penyakit
tuberkolosis,jakarta:media indonesia;2001
7. Departemen kesehatan republikindonesia.pedoman nasyonal :
penanggulangan tuberkulosis.cetakan ke 2 jakarta : depkes
RI;2008.hal.8-14
8. Prof. DR.dr.hj.myrnawati.2004.buku ajar epidiomologi.jakarta : bagian
ilmu kesehatan FK YARSI

13

Anda mungkin juga menyukai