Desi indrieswari
Ike juleha
Nadia nurda
Nursyamsiyah
Santi Kholipah
Teguh wijayanti
TINGKAT II KELAS B SEMESTER 4
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Makalah........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Penyebab Penyakit.................................................................................. 3
2. Riwayat penyakit..................................................................................... 4
3. Upaya Pencegahan Penyakit TBC.......................................................... 7
4. Transisi Epidemiologi Penyakit TBC..................................................... 9
5. Etika Epidemiologi Terhadap Penyakit TBC.......................................... 10
6. Segitiga Epidemiologi Penyakit TBC..................................................... 10
7. Aplikasi Epidemiologi Terhadap Penyakit TBC..................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah
penderita semakin bertambah.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana penyebab penyakit TBC ?
b. Jelaskan riwayat alamiah penyakit TBC ?
c. Bagaimana upaya pencegahan penyaki tTBC ?
d. Bagaimana transisi epidemiologi penyakit TBC ?
e. Bagaimana etika epidemiologi dari penyakit TBC ?
f. Bagaimana segitiga epidemiologi penyakit TBC ?
g. Bagiamana aplikasi epidemiologi terhadap penyakit TBC?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui penyebab penyakit TBC
b. Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit TBC
c. Untuk mengetahui upaya pencegahan penyaki t TBC
d. Untuk mengetahui transisi epidemiologi penyakit TBC
e. Untuk mengetahui etika epidemiologi dari penyakit TBC
f. Untuk mengetahui segitiga epidemiologi penyakit TBC
g. Untuk mengetahui aplikasi epidemiologi terhadap penyakit TBC
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYEBAB PENYAKIT
1. TEORI TERJADINYA PENYAKIT TBC
6
2. HUBUNGAN PENYEBAB DAN PENYAKIT
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar
dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat
penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya
berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan
terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak
(terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab
itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti:
paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening,
dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru.
2. TAHAP PATOGENESIS
a. Tahap inkubasi
Tahap inkubasi merupakan tenggang diwaktu antara masuknya
bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab penyakit,
sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara
satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuan tentang
lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagai
7
pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi
diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan
pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis
penyakitnya.Masa inkubasi dari penyakit TBC yaitu mulai terinfeksi
samapi menjadi sakit diperkirakan 4-12 minggu
8
ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada. Bila mengenai tulang, maka
akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dan disebut sebagai meningitis(radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang.
3. TAHAP PASCAPATOGENESIS
Tahap pasca patogenesis/ tahap akhir yaitu berakhirnya perjalanan
penyakit TBC yang diderita oleh sesorang dimana seseorang berada dalam
pilihan keadaan, yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier,
penyakit berlangsung secara kronik, atau berakhir dengan kematian setelah
melalui berbagai macam tahap pencegahan dan pengobatan yang rutin
9
C. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TBC
1. Primordial prevention ( pencegahan tingkat awal )
Pada tahap awal penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi
langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT.
Sedangkan ditahap selanjutnya penderita mendapat jenis obat lebih sedikit
namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan ini penting
untuk membunuh kuman persistent sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan.
10
dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat,
sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang
resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk
yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai
infeksi TBC, dengan imunisasi TBC negatif danChemoprophylaxis pada
TBC positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit,
disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga
ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap
epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk
membatasi kasus b`aru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan
menghindari tekanan psikis.
11
7) Perencanaan yang baik dan investigasi epidemiologi TBC yang
terkontrol.
12
(51 per 100.000 penduduk) hal tersebut membuktikan bahwa program
pengendalian TB berhasil menurunkan insidens prevalensi dan mortalitas
akibat TB.
13
perkembangannya, infeksi pertama semakin tertunda, walau tetap tidak
berlaku pada golongan dewasa, terutama pria dikarenakan penumpukan
grup sampel usia ini atau tidak terlindung dari resiko infeksi.
Pria lebih umum terkena, kecuali pada wanita dewasa muda yang
diakibatkan tekanan psikologis dan kehamilan yang menurunkan
resistensi. Penduduk pribumi memiliki laju lebih tinggi daripada populasi
yang mengenal TBC sejak lama, yang disebabkan rendahnya kondisi
sosio-ekonomi. Aspek keturunan dan distribusi secara familial sulit
terinterprestasikan dalam TBC, tetapi mungkin mengacu pada kondisi
keluarga secara umum dan sugesti tentang pewarisan sifat resesif dalam
keluarga. Kebiasaan sosial dan pribadi turut memainkan peranan dalam
infeksi TBC, sejak timbulnya ketidakpedulian dan kelalaian. Status gizi,
kondisi keseatan secara umum, tekanan fisik-mental dan tingkah laku
sebagai mekanisme pertahanan umum juga berkepentingan besar. Imunitas
spesifik dengan pengobatan infeksi primer memberikan beberapa
resistensi, namun sulit untuk dievaluasi.
2. Agent
TB disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis,baktri gram
positif berbentuk batang halus mempunyai sifat tahan asam dan aerobic.
Karakteristik alami dari agen TBC hampir bersifat resisten terhadap
disifektan kimia atau antibiotika dan mampu bertahan hidup pada dahak
yang kering untuk jangka waktu yang lama.
Pada Host, daya infeksi dan kemampuan tinggal
sementara Mycobacterium Tuberculosis sangat tinggi. Patogenesis hampir
rendah dan daya virulensinya tergantung dosis infeksi dan kondisi Host.
Sifat resistensinya merupakan problem serius yang sering muncul setelah
penggunaan kemoterapi moderen, sehingga menyebabkan keharusan
mengembangkan obat baru.
14
Umumnya sumber infeksinya berasal dari manusia dan ternak
(susu) yang terinfeksi. Untuk transmisinya bisa melalui kontak langsung
dan tidak langsung, serta transmisi kongenital yang jarang terjadi.
3. Lingkungan
Distribusi geografis TBC mencakup seluruh dunia dengan variasi
kejadian yang besar dan prevalensi menurut tingkat perkembangannya.
Penularannya pun berpola sekuler tanpa dipengaruhi musim dan letak
geografis.Keadaan sosial-ekonomi merupakan hal penting pada kasus
TBC. Pembelajaran sosiobiologis menyebutkan adanya korelasi positif
antara TBC dengan kelas sosial yang mencakup pendapatan, perumahan,
pelayanan kesehatan, lapangan pekerjaan dan tekanan ekonomi. Terdapat
pula aspek dinamis berupa kemajuan industrialisasi dan urbanisasi
komunitas perdesaan. Selain itu, gaji rendah, eksploitasi tenaga fisik,
penggangguran dan tidak adanya pengalaman sebelumnya tentang TBC
dapat juga menjadi pertimbangan pencetus peningkatan epidemi penyakit
ini.Pada lingkungan biologis dapat berwujud kontak langsung dan
berulang-ulang dengan hewan ternak yang terinfeksi adalah berbahaya.
15
b. Saluran pencernaan
c. Perkemihan
d. Melalui kulit
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil telaah pustaka dan kajian yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. TBC adalah suatu infeksi bakteri menular yang disebabkan
olehMycobacterium tuberculosis yang utama menyerang organ paru
manusia.
2. TBC merupakan salah satu problem utama epidemiologi kesehatan
didunia.
3. Agent, Host dan Lingkungan merupakan faktor penentu yang saling
berinteraksi, terutama dalam perjalanan alamiah epidemi TBC baik
periode Prepatogenesis maupun Patogenesis. Interaksi tersebut dapat
digambarkan dalam Bagan “Segitiga Epidemiologi TBC”.
4. Pencegahan terhadap infeksi TBC sebaiknya dilakukan sedini mungkin,
yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier (rehabilitasi).
17
DAFTAR PUSTAKA
18