Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BAKU MUTU LINKUNGAN

Di susun oleh :

Nama :

Rianur Adelia 2211010019

Jariatul husna (2211010031)

yosi susanti (2211010039)

Jurusan : Pendidikan Biologi

Dosen pembimbing : Erdi Surya s.pd M.pd

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar belakang........................................................................................................... 4
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................... 5
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................
2.1 Pengertian baku mutu lingkungan.......................................................................... 6
2.2 Jenis baku mutu lingkungan.................................................................................... 9
2.3 Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas................................15
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 18
3.2 Saran......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 19

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat
waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Baku mutu
lingkungan” yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk
mempelajarinya.

Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Banda Aceh, 09 Juni 2023

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanya menjadi acuan

bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian

fungsi sumber daya alam serta lingkungan hidup, sehingga keberlanjutan pembangunan

tetap terjamin. Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam dan

lingkungan hidup dewasa ini, maka kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya alam

dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya mengelola sumber daya alam, baik yang

dapat diperbaharui maupaun yang tidak dapat diperbaharui melalui penerapan teknologi

ramah lingkungan, serta menerapkan secara efektif penggunaan indikator-indikator

hidup. Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya pengelolaan sumber daya alam

yang berkelanjutan seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat serta meningkatnya

kualitas lingkungan hidup sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan.

Dewasa ini, ada banyak pendapat yang sering terjadi di masyarakat, misalnya

seseorang mengatakan bahwa sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang mengatakan

bahwa sungai tersebut masih baik. Untuk mengatasi perbedaan pendapat yang sering

terjadi, dan supaya seseorang tidak memandang sesuatu dari sudut kepentingannya

sendiri, maka perlu adanya tolok ukur yang dapat digunakan bersama. Di antaranya

yaitu untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar,

dipakai baku mutu lingkungan. Penetapan baku mutu lingkungan diperlukan untuk

mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri

dan aktivitas manusia.

4
1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah yang di maksud dengan baku mutu lingkungan?

b. Apakah jenis-jenis baku mutu lingkungan?

c. Apakah perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas?

1.3 Tujuan

a. Pengertian baku mutu lingkungan.

b. Jenis-jenis baku mutu lingkungan.

c. Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Baku Mutu Lingkungan

Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan

pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap

makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Menurut pengertian secara pokok, baku

mutu adalah peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari

jumlah bahan pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada

dalam media ambien.

Secara objektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu pengelolaan

lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil dari suatu

pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu kualitas

air atau udara yang ada dapat digunakan sesuai objektif penggunaan tertentu. Contoh

kriteria: Kriteria bahan pencemar dalam media air untuk kehidupan ikan:

Konsentrasi Pencemar (mg/l) Pengaruh terhadap Ikan


0,01 Tidak ada pengaruh
0,05 Ikan menderita dalam taraf rendah
0,1 Kematian telah terjadi masih dalam

tingkat rendah
0,5 Tidak ada yang dapat hidup

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai

aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap

pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pada saat ini,

pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat

cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan

6
masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Pencemaran

lingkungan dapat dikategorikan menjadi

1. Pencemaran air

2. Pencemaran udara

3. Pencemaran tanah

Baku mutu untuk mencegah berlimpahnya limbah sehingga mengakibatkan baku


mutu

baku mutu lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia. Kemampuan

lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya toleransi dan daya

tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity.Sehubungan dengan batu mutu

lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang merupakan batas-batas daya dukung,

daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas

tertinggi atau terendah dari kandungan zat-zat, makhluk hidup atau komponen-

komponen lain dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan lingkungan khususnya

yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang telah

melebihi nilai ambang batas (batas maksimum dan minimum) yang telah ditetapkan

berdasarkan baku mutu lingkungan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut

telah tercemar. Adanya peraturan perundangan (nasional maupun daerah) yang

mengatur baku mutu serta peruntukan lingkungan memungkinkan pengendalian

pencemaran lebih efektif karena toleransi dan atau keberadaan unsur pencemar dalam

media (maupun limbah) dapat ditentukan apakah masih dalam batas toleransi di bawah

nilai ambang batas (NAB) atau telah melampaui.

Dasar hukum baku mutu lingkungan terdapat dalam Undang-undang No. 4 Tahun

1982 Pasal 15 yang berbunyi sebagai berikut: “Perlindungan lingkungan hidup

dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan yang diatur dengan peraturan perundang-

7
undangan.” Adapun penjelasannya sebagai berikut: “Agar dapat ditentukan telah terjadi

kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan baku mutu lingkungan, baik penetapan

kriteria kualitas lingkungan hidup maupun kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan

pembakuan ini dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktu mengingat

akan perbedaan tata gunanya. Perubahan keadaan lingkungan setempat serta

perkembangan teknologi akan mempengaruhi kriteria dan pembakuan yang telah

ditetapkan.”

Apabila pada suatu saat ada industri yang membuang limbahnya ke lingkungan dan

telah memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi kualitas lingkungan tersebut mengganggu

kehidupan manusia, maka yang

dipersalahkan bukan industrinya. Apabila hal tersebut terjadi, maka baku mutu

lingkungannya yang perlu dilihat kembali, hal ini mengingat penjelasan dari Undang-

undang No. 4 Tahun 1984 Pasal 15, seperti tersebut di atas.

Adapun langkah-langkah penyusunan baku mutu lingkungan:

1. Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang harus

dilindungi (objektif sumber daya tersebut tercapai).

2. Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan

pengolahan dari berbagai informasi ilmiah.

3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.

4. Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkungan yang

akan menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telah ditetapkan.

5. Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan untuk menilai

apakah objektif yang telah ditetapkan tercapai.

8
2.2 Jenis-Jenis Baku Mutu Lingkungan

Sehubungan dengan fungsi baku mutu lingkungan maka dalam hal menentukan

apakah telah terjadi pencemaran dari kegiatan industri atau pabrik dipergunakan dua

buah sistem baku mutu lingkungan yaitu:

1. Effluent Standard

Effluent Standard merupakan kadar maksimum limbah yang diperbolehkan untuk


dibuang ke lingkungan.

2. Stream Standard

Stream Standard merupakan batas kadar untuk sumberdaya tertentu, seperti

sungai, waduk, dan danau. Kadar yang diterapkan ini didasarkan pada

kemampuan sumberdaya beserta sifat peruntukannya. Misalnya batas kadar badan

air untuk air minum akan berlainan dengan batas kadar bagi badan air untuk

pertanian.

Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam keputusannya No.

KEP-03/MENKLH/II/1991 telah menetapkan baku mutu air pada sumber air, baku

mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi dan baku mutu air

laut. Dalam keputusan tersebut yang dimaksud dengan:

a. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah batas kadar yang

diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air, namun air tetap

berfungsi sesuai dengan peruntukannya;

b. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan

pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada sumber air,

sehingga tidak menyebabkan dilampauinya baku mutu air;

9
c. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau

bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan gangguan

terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan benda;

d. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau

bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga

tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien;

e. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau

komponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan pencemar yang

ditenggang adanya dalam air laut.

2.2.1 Baku Mutu Air dan Limbah Cair

Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan kebijaksanaan perlindungan

sumberdaya air dalam jangka panjang, sedangkan baku mutu air limbah (effluent

standard) dipergunakan untuk perencanaan, perizinan, dan pengawasan mutu air limbah

dan pelbagai sektor seperti pertambangan dan lain-lain. Kriteria kualitas sumber air di

Indonesia ditetapkan berdasarkan pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan mutu

yang ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air penampungan tersebut dan

pemanfaatannya. Badan air dapat digolongkan menjadi 5, yaitu:

a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung

tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B, yaitu air baku yang baik untuk air minum dan rumah tangga dan

dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk golongan A.

10
c. Golongan C, yaitu air yang baik untuk keperluan perikanan dan peternakan, dan

dapat dipergunakan untuk keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk keperluan

tersebut pada golongan A dan B.

d. Golongan D, yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat

dipergunakan untuk perkantoran, industri, listrik tenaga air, dan untuk keperluan

lainnya, tetapi tidak sesuai untuk keperluan A, B, dan C.

e. Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut dalam golongan

A, B, C, dan D.

Untuk melindungi sumber air sesuai dengan kegunaannya, maka perlu ditetapkan

baku mutu limbah cair dengan berpedoman kepada alternatif baku mutu limbah cair

yang telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan

Hidup No. KEP03/MENKLH/II/1991. Baku mutu limbah cair tersebut ditetapkan oleh

gubernur dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat

diterima air pada sumber air. Baku mutu air dan baku mutu limbah cair yang telah

ditetapkan oleh gubernur dimaksudkan untuk melindungi peruntukan air di daerahnya.

Dengan demikian harus diperhatikan dalam setiap kegiatan yang menghasilkan limbah

cair dan yang membuang limbah cair tersebut ke dalam air pada sumber air. Limbah cair

harus memenuhi persyaratan:

a. Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak boleh

melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.

b. Tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air penerima limbah.

Hal tersebut mengharuskan agar setiap pembuangan limbah cair ke dalam air pada

sumber air, mencantumkan kuantitas dan kualitas limbah.

11
2.2.2 Baku mutu air laut

Berdasarkan Intisari Kepmen LH No.02 thn 1988 ttg Pedoman Penentuan Baku

Mutu Lingkungan dosebutkan bahwa pemanfaatan perairan pesisir menurut

peruntukannya antara lain adalah :

a. Kawasan pariwisata dan rekreasi untuk mandi dan renang;


b. Kawasan pariwsata dan rekreasi untuk umum dan estetika,
c. Kawasan budidaya biota laut;
d. Kawasan taman laut dan konservasi;
e. Kawasan untuk bahan baku dan proses kegiatan pertambangan

dan industry.
f. Kawasan sumber air pendingin untuk kegiatan pertambangan dan industry.

2.2.3 Baku mutu udara

Baku mutu udara ambien dan emisi ditetapkan dengan maksud untuk melindungi

kualitas udara di suatu daerah. Baku mutu udara ambien dan emisi limbah gas yang

dibuang ke udara harus mencantumkan secara jelas dalam izin pembuangan gas. Semua

kegiatan yang membuang limbah gas ke udara ditetapkan mutu emisinya dalam

pengertian:

a. Mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku mutu

udara emisi yang telah ditetapkan.

b. Tidak menyebabkan turunnya kualitas udara.

Baku mutu udara ambien terdiri dari 9 jenis:

1. Sulfur dioksida;

2. Karbon monoksida;

12
3. Oksida nitrogen;

4. Oksida;

5. Hidrogen sulfida;

6. Hidrokarbon;

7. Amoniak;

8. Timah hitam/timbal;

9. Debu.

Baku mutu udara ambien

Parameter Baku mutu Waktu


SO2, ug/M3 (ppm) 260 (0.1) 24 jam
CO ug/M3 (ppm) 2.260 (20) 8 jam
NOx ug/M3 (ppm) 92.5 (0.05) 24 jam
O3 ug/M3 (ppm) 200 (1.0) 1 jam
Debu ug/M3 (ppm) 260 24 jam
Pb ug/M3 (ppm) 60 24 jam
H2S ug/M3 (ppm) 42 (0.03) 30 menit
NH3 ug/M3 (ppm) 1.360 (2) 24 jam HC ug/M3 (ppm)
160 (0.24) 3 jam

(KepMen KLH. No. 02/MENKLH/1988): 9

2.3 Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas

2.3.1Definisi nilai ambang batas

Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam

lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai ambangbatas

13
juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan. Kedua pengertian ini

mempunyai tujuan sama.

2.3.2Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas

Baku mutu dan nilai ambang batas sebenaranya berbeda perbedaan itu antara lain:

1. Baku mutu untuk lingkungan ambien, sedangkan nilai ambang batas untuk

lingkungan kerja.

2. Waktu pemaparan pada baku mutu adalh 24jam, sedangkan pada nilai ambang

batas adalah 8jam per hari.

3. Pada baku buku yang menjadi target terpapar adalah semua kelompok umur,

sedangkan pada nilai ambang batas adalah

pekerja.

4. Baku mutu memiliki kadar yang lebih kecil sedangkan nilai ambang batas

memiliki kadar yang lebih besar.

5. Baku Mutu Lingkungan (BML) dan Nilai Ambang Batas (NAB) berbeda. BML

mempunyai karakter ”diwajibkan” dan selalu merupakan NAB.

6. Tetapi tidak semua NAB merupakan BML selama tidak

diwajibkan berdasarkan peraturan (penetapan BML).

Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya

toleransi dan daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity.

Sehubungan dengan batu mutu lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang

14
merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau kemampuan

lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi atau terendah dari kandungan zat-zat, makhluk

hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang berkenaan dengan

lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika terjadi kondisi

lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas (batas maksimum dan minimum)

yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan maka dapat dikatakan bahwa

lingkungan tersebut telah tercemar.

Adanya peraturan perundangan (nasional maupun daerah) yang mengatur baku mutu

serta peruntukan lingkungan memungkinkan pengendalian pencemaran lebih efektif

karena toleransi dan atau keberadaan unsur pencemar dalam media (maupun limbah)

dapat ditentukan apakah masih dalam batas toleransi di bawah nilai ambang batas

(NAB) atau telah melampaui. Dasar hukum baku mutu lingkungan terdapat dalam

Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 15 yang berbunyi sebagai berikut:

“Perlindungan lingkungan hidup dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan yang

diatur dengan peraturan perundang-undangan.”

Adapun penjelasannya sebagai berikut:“Agar dapat ditentukan telah terjadi

kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan baku mutu lingkungan, baik penetapan

kriteria kualitas lingkungan hidup maupun kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan

pembakuan ini dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktu mengingat

akan perbedaan tata gunanya. Perubahan keadaan lingkungan setempat serta

perkembangan teknologi akan mempengaruhi kriteria dan pembakuan yang telah

ditetapkan.” Apabila pada suatu saat ada industri yang membuang limbahnya ke

lingkungan dan telah memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi kualitas lingkungan

tersebut mengganggu kehidupan manusia, maka yang dipersalahkan bukan industrinya.

15
Apabila hal tersebut terjadi, maka baku mutu lingkungannya yang perlu dilihat kembali,

hal ini mengingat penjelasan dari Undang-undang No. 4 Tahun 1984 Pasal 15, seperti

tersebut di atas.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau

bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan

terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.

b. Jenis-jenis baku mutu lingkungan, baku mutu air, baku mutu air laut dan baku

mutu udara.

16
c. Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam

lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai

ambangbatas juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang telah saya susun mengenai pencemaran air akibat

industri tekstil yang meliputi berbagai macam klasifikasinya. Demi kesempurnaan

makalah ini saya harapkan kritikan serta saran yang membangun. Saran dari

pembaca saya harapkan agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Semoga dapat

bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Baku mutu lingkungan. http://docs.google.com/gview?


url=agus_dh.staff.gunadarma.ac.id
baku+mutu+lingkungan+dan+Mekanisme+pemantauan+%28presentation
%29.pdf&chrome=true Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

Anonim. Hubungan limbah dengan baku mutu lingkungan .


http://www.pdfgemi.com/book/hubungan-limbah-dengan-baku-mutu lingkungan-
pdf.html . Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

17
Anonim.Baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas.
http://fahrimkoly.blogspot.co.id/2014/05/makalah-baku-mutu-lingkungan.html
Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

18

Anda mungkin juga menyukai