Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEKNIK PANGAN

ANTIOKSIDAN
Disusun Oleh:

SAFRIKA

NPM:

2013020005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH

2022

1
DAFTAR ISI

BAB I [ PENDAHULUAN ]..................................................................................2

1. LATAR BELAKANG..........................................................................................................2
2. PERUMUSAN MASALAH.................................................................................................3
3. TUJUAN..............................................................................................................................4
4. MANFAAT..........................................................................................................................4
BAB II [ TINJAUAN PUSTAKA ].......................................................................5

1. Pengertian Antioksidan........................................................................................................5
2. Jenis-jenis Antioksidan.........................................................................................................6
a. Jenis – Jenis Antioksidan Berdasarkan Sumbernya...........................................................6
b. Jenis-jenis Antioksidan Berdasarkan Fungsinya................................................................7
3. Mekanisme Kerja Antioksidan.............................................................................................8
4. Sumber Antioksidan Alami dalam Menangkal Radikal Bebas.............................................9
1. Vitamin E..............................................................................................................................9
2. Vitamin C............................................................................................................................10
3. Vitamin A............................................................................................................................11
4. Senyawa Fenolik.................................................................................................................12
5. Anthosianin........................................................................................................................12
6. Isoflavon.............................................................................................................................13
5. Manfaat Antioksidan Bagi Manusia...................................................................................13
BAB III [ KESIMPULAN ].................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

BAB I

2
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hal penting dan utama dalam kehidupan manusia. Sehat
dan bugar merupakan dambaan setiap orang. Studi epidemiologi menunjukkan ada
kaitan erat antara status kesehatan dan usia harapan hidup manusia dengan pola
konsumsi makanan. Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein, lemak, gula dan
garam, ternyata lebih banyak ditemukan sebagai penderita penyakit-penyakit
degeneratif dibandingkan masyarakat yang banyak mengkonsumsi karbohidrat, serat
dan vitamin.
Selain pola konsumsi masyarakat terhadap makanan, radikal bebas juga memiliki
peran penting sebagai faktor penyebab berbagai penyakit termasuk penyakit degeneratif
serta penyakit vaskuler. Radikal bebas merupakan molekul reaktif yang memiliki elektron
tak berpasangan. Berbagai jenis radikal bebas memiliki potensi untuk berinteraksi
terhadap molekul biologis dalam tubuh (protein, lipid, dan DNA ) yang dapat merusak
serta menyebabkan kematian sel. Itulah alasanya mengapa orang-orang yang lebih
banyak mengkonsumsi protein dan lemak akan mudah terserang penyakit degeneratif.
Havian (2012, 793) menyatakan bahwa Radikal bebas berasal dari dalam
(endogen) maupun luar tubuh (eksogen). Reactive Oxy-gen Species (ROS), radikal bebas
endogen, terbentuk saat proses metabolisme aerobik dan reaksi sekunder transisi logam
seperti copperdan besi, sedangkan radikal bebas eksogen dapat berasal dari asap rokok,
polusi, sinar ultraviolet, radiasi pengion, dll.
Kerusakan sel yang diakibatkan oleh paparan radikal bebas dapat diminimalisasi
dengan antioksidan. Namun bila keseimbangan antara produksi radikal bebas dengan
sistem pertahanan antioksidan di dalam tubuh tidak seimbang maka akan menimbulkan
stres oksidatif. Stres oksidatif berperan dalam timbulnya berbagai penyakit inflamasi atau
3
degeneratif seperti Alzheimer, Parkinson, aterosklerosis, artritis reumatoid, kanker, dan
proses penuaan dini(Havian, 2012). Dalam kondisi stres oksidatif tambahan asupan
antioksidan sangat diperlukan oleh tubuh untuk menghambat terjadinya reaksi berantai
dari pembentukan radikal bebas sehingga membantu mengurangi/mencegah kerusakan
oksidatif.
Asupan antioksidan dapat diperoleh dari luar tubuh, salah satunya adalah dengan
makanan yang kaya akan kacang-kacangan, sayur dan buah serta berkebiasaan minum
teh hijau.(Gusti, 2012)
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi,
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu
bentuk senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam
tubuh dan dipicu oleh bermacam-macam faktor (Winarsi, 2007). Sadikin (2001)
berpendapat bahwa serangan radikal bebas terhadap molekul sekelilingnya akan
menyebabkan terjadinya reaksi berantai, yang kemudian menghasilkan senyawa radikal
baru. Dampak reaktivitas senyawa radikal bebas mulai dari kerusakan sel atau jaringan,
penyakit autoimun, penyakit degeneratif, hingga kanker. Oleh karena itu tubuh
memerlukan substansi penting, yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi
tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa radikal
bebas tersebut (Karyadi, 1997).

2. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa Manfaat dari anti oksidan bagi sistem tubuh manusia ?
2. Bagaimana mekanisme antioksidan bekerja dalam tubuh ?
3. Apa efek radikal bebas dalam tubuh bila tidak dimanajemen dengan baik ?
4. Bagaimana Penggolongan Jenis antioksidan ?

4
3. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan,
sebagai pertimbangan dalam menggunakan suplemen kesehatan berupa antioksidan
dan begaimana cara memprosesnya

4. MANFAAT
a. Dapat mengetahui sifat dan kinerja antioksidan
b. Dapat membantu menentukan pilihan jenis yang akan digunakan sesuai dengan
latar belakang keadaan pengguna

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat
memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa
terganggu sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas
(Kumalaningsih, 2006). Antioksidan dapat melindungi sel-sel dari kerusakan yang
disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas. Antioksidan
dapat mendonorkan elektronnya kepada molekul radikal bebas, sehingga dapat
menstabilkan radikal bebas dan menghentikan reaksi berantai. Contoh antioksidan antara
lain β karoten, likopen, vitamin C, vitamin E (Sies, 1997).Antioksidan dikelompokkan
menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidanenzim meliputi superoksida
dismutase (SOD), katalase dan glutathion peroxidases (GSH.Prx). Antioksidan vitamin
meliputi alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin C).
Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan
yang termasuk ke dalam vitamin dan fitokimia disebut flavonoid. Flavonoid memiliki
kemampuan untuk meredam molekul tidak stabil yang disebut radikal bebas. Para peneliti
di the U.S. Department of Agriculture’s (USDA’s) Arkansas Children’s Nutrition Center
in Little Rock melakukan studi perbandingan antara buah kiwi, anggur merah dan stroberi,
hasil menunjukkan antioksidan dalam buah kiwi adalah yang paling mudah dimetabolisme
dan diserap ke dalam aliran darah.

6
2. Jenis-jenis Antioksidan
a. Jenis – Jenis Antioksidan Berdasarkan Sumbernya
Menurut Amarowicz (2000), Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil
sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami).
Menurut Kumalaningsih (2006), terdapat tiga jenis antioksidsan yaitu : 1.)
Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim-enzim. 2.)
Antioksidan alami yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan. 3.) Antioksidan sintetik yang
dibuat dari bahan-bahan kimia.
Antioksidan sintetik adalah antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi
kimia. Senyawa fenol sintetis seperti Butil hidroksianisol (BHA) dan Butil hidroksitoluen
(BHT) bukan antioksidan yang baik, sebab pada pemaparan yang lama dapat
menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan serta meningkatkan terjadinya
karsinogenesis (Rohman dan Riyanto, 2004). Antioksidan alami adalah antioksidan hasil
ekstraksi bahan alam. Antioksidan alami seperti α-tokoferol dan asam askorbat, memiliki
efek samping merugikan yang lebih kecil, tetapi aktivitasnya lebih tinggi daripada
antioksidan sintetik (Miranda, 2005).
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan penggunaanya untuk makanan
dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil
hidroksi toluen (BHT), propil galat (PG), tert-butil hidoksi quinon (TBHQ), NDGA dan
tokoferol. Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang telah
diproduksi secara sintetis untuk tujuan komersial.
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari (a) senyawa antioksidan yang
sudah ada dari satu atau dua komponen makanan, (b) senyawa antioksidan yang terbentuk
dari reaksi-reaksi selama proses pengolahan, (c) senyawa antioksidan yang diisolasi dari
sumber alami dan ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan pangan (Pratt, 1992).
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal dari
tumbuhan yaitu tokoferol, vitamin C, betakaroten, flavonoid, dan senyawa fenolik. Isolasi
antioksidan alami telah dilakukan dari tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu
7
dari bagian yang dapat dimakan. Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian tanaman,
seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji dan serbuk sari (Pratt, 1992).
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik
yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan
asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas
antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan kalkon. Sementara
turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain
(Nakatani,1992).

b. Jenis-jenis Antioksidan Berdasarkan Fungsinya


Berkaitan dengan fungsinya, senyawa antioksidan di klasifikasikan dalam
lima tipe antioksidan, yaitu:
1. Primary antioxidants, yaitu senyawa - senyawa fenol yang mampu memutus rantai
reaksi pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan atom
hidrogen yang berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga terbentuk
senyawa yang stabil. Senyawa antioksidan yang termasuk kelompok ini, misalnya
BHA, BHT, PG, TBHQ, dan tokoferol.
2. Oxygen scavengers, yaitu senyawa - senyawa yang berfungsi sebagai pengikat
oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa tersebut
akan mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah
oksigen akan berkurang. Contoh dari senyawa – senyawa kelompok ini adalah
vitamin C (asam askorbat), askorbilpalminat, asam eritorbat, dan sulfit.
3. Secondary antioxidants, yaitu senyawa-senyawa yang mempunyai kemampuan
untuk berdekomposisi hidroperoksida menjadi prodak akhir yang stabil. Tipe
antioksidan ini pada umumnya digun akan untuk menstabilkan poliolefin resin.
Contohnya, asam tiodipropionat dan dilauriltiopropionat.
4. Antioxidative Enzime, yaitu enzim yang berfungsi mencegah terbantuknya radikal
bebas. Contohnya glukose oksidase, superoksidase dismutase(SOD), glutation
peroksidase, dan kalalase.
8
5. Chelators sequestrants, yaitu senyawa - senyawa yang mampu mengikat logam
seperti besidan tembaga yang mampu mengkatalis reaksi oksidasi lemak. Senyawa
yang termasuk didalamnya adalah asam sitrat, asam amino, ethylenediaminetetra
acetid acid(EDTA), dan fosfolipid.

3. Mekanisme Kerja Antioksidan


Antioksidan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk melindungi komponen-
komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama
lemak dan minyak. Meskipun demikian antioksidan dapat pula digunakan untuk
melindungi komponen lain seperti vitamin dan pigmen, yang banyak mengandung ikatan
rangkap di dalam strukturnya (Kelly, 2002).
Mekanisme kerja antioksidan secara umum adalah menghambat oksidasi lemak.
Untuk mempermudah pemahaman tentang mekanisme kerja antioksidan perlu dijelaskan
lebih dahulu mekanisme oksidasi lemak. Menurut Sitorus (2008), Oksidasi lemak terdiri
dari tiga tahap utama, yaitu inisisasi, propagasi, dan terminasi. Pada tahap inisisasi terjadi
pembentukan radikal asam lemak, yaitu senyawa turunan asam lemak yang bersifat tidak
stabil dan sangat reaktif akibat dari hilangnya satu atom hidrogen (reaksi 1). Pada tahap
selanjutnya, yaitu propagasi, radikal asam lemak akan bereaksi dengan oksigen
membentuk radikal peroksi (reaksi 2). Radikal peroksi lebih lanjut akan menyerang asam
lemak menghasilkan hidroperoksida dan radikal asam lemak baru (reaksi 3).
Inisisasi : RH – – R* + H* (1)
Propagasi : R* + O2 – – ROO* (2)
ROO* + RH – – ROOH + R* (3)

Hidroperoksida yang terbentuk bersifat tidak stabil dan akan terdegradasi lebih
lanjut menghasilkan senyawa-senyawa karbonil rantai pendek seperti aldehida dan keton
yang bertanggung jawab atas flavor makanan berlemak.
Antioksidan yang baik akan bereaksi dengan radikal asam lemak segera setelah
senyawa tersebut terbentuk. Dari berbagai antioksidan yang ada, mekanisme kerja serta
9
kemampuannya sebagai antioksidan sangat bervariasi. Seringkali, kombinasi beberapa
jenis antioksidan memberikan perlindungan yang lebih baik (sinergisme) terhadap
oksidasi dibanding dengan satu jenis antioksidan saja. Sebagai contoh asam askorbat
seringkali dicampur dengan antioksidan yang merupakan senyawa fenolik untuk
mencegah reaksi oksidasi lemak. Dalam proses melumpuhkan radikal bebas, vitamin E
menjadi pelopor diikuti oleh vitamin C dan dengan bantuan senyawa glutathion,
betakaroten, seng, mangan, dan selenium akan memudahkan pelumpuhan radikal bebas.
(Pratt, 1990).

4. Sumber Antioksidan Alami dalam Menangkal Radikal Bebas


Menurut Shahidi (1991) dalam Kumalaningsih (2006), ada banyak bahan pangan yang
dapat menjadi sumber antioksidan alami seperti rempah-rempah, dedaunan, teh, kokoa, biji-
bijian, serelia, buah-buahan, sayur-sayuran, dan tumbuhan/alga laut. Dari semua sumber-
sumber tersebut, beberapa macam antioksidan yang penting terkandung didalamnya yaitu
sebagai berikut.

1. Vitamin E

Vitamin E atau Tokoferol tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak atau minyak.
Terdapat 8 (delapan) bentuk vitamin E yaitu 4 (empat) tokoferol alfa, beta, gamma, dan delta
serta 4 (empat) tokotrienol. Dari delapan bentuk tersebut yang bermanfaat bagi aktivitas
biologis dalam tubuh adalah alfa yang ditemukan dalam darah dan jaringan tubuh yang
berfungsi sebagai antioksidan primer yang dapat mengakhiri rentetan reaksi radikal bebas.
Tabel 2.1 Sumber Vitamin E Berdasarkan Ukuran Saji :
NO. Bahan pangan Ukuran saji Kandungan Manfaat
Vit.E / Tokoferol
(mg)
Telur, utuh , segar 1 butir besar 0,88 Mencegah kanker
1

2 Minyak jagung 1 sdm 1,9

3 Minyak zaitun 1 sdm 1,6 Mencegah

10
4 Minyak kacang tanah 1 sdm 1,6 serangan jantung

5 Minyak kedelai 1 sdm 1,5


Mencegah stroke
6 Jus tomat 6 ons larutan 0,4

7 Apel dengan kulit 1 buah sedang 0,81

8 Mangga 1 buah sedang 2,32 Mencegah


osteoporosis
9 Mentega 1 sdm 3

10 Kacang tanah, kering 1 ons 2,56 Membangkitkan


sisitem imunitas
11 Alpukat 1 buah sedang 2,32

12 Asparagus beku 4 potong 1,15

13 Bayam 1/2 cup 0,53 Meningkatkan


kesuburan
14 Kentang manis 1 buah sedang 5,93

15 Tomat merah 1 buah 0,42 Menjaga ph


lambung
16 Taoge 100 gr 117 – 662

2. Vitamin C

Vitamin C merupakan antioksidan yang tangguh. Ia membantu menjaga kesehatan sel,


meningkatan penyerapan zat besi, dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Bagi pria,
antioksidan ini memperbaiki mutu sperma, dengan cara mencegah radikal bebas merusak
lapisan pembungkus sperma. Asupan vitamin C terbatas menjadi salah satu faktor penentu
kesuburan. Di samping berfungsi sebagai antioksidan, vitamin C memiliki fungsi menjaga dan
memelihara kesehatan pembuluh-pembuluh kapiler, kesehatan gigi dan gusi. Vitamin C
membantu penyerapan zat besi dan dapat menghambat nitrosamin, zat pemicu kanker.
Vitamin C juga membantu penyembuhan luka. Vitamin C sudah mengalami perkembangan,
sampai sekarang ada 3 generasi vitamin C. Generasi pertama adalah asam askorbat, generasi
kedua adalah vitamin C penyangga atau buffer, dan generasi ketiga adalah Ester-C ®.
Kebutuhan vitamin C yang dianjurkan adalah sebesar 30 – 60 mg per hari. Sedangkan rata-
rata kecukupan vitamin C untuk keluarga adalah sebesar 53,7 ± 2,2 mg. Sumber utama

11
vitamin C adalah dari buah-buahan dan sayur-sayuran, sedangkan bahan makanan yang
berasal dari hewani pada umunya tidak merupakan sumber yang kaya akan vitamin C.

Tabel 2.2 Buah-buahan Sumber Vitamin C

Tabel 2.3 Sumber Vitamin C dari Sayuran

3. Vitamin A

Vitamin A adalah istilah umum untuk suatu kelompok senyawa yang memiliki
aktivitas biologi dari retinol dan merupakan zat gizi esensial untuk penglihatan, reproduksi,
pertumbuhan, diferensiasi epitelium, dan sekresi lendir/getah. Sumber utama vitamin A adalah
pigmen karotenoid (umumnya α-karoten) dan retinil ester dari hewan. Senyawa ini diubah
menjadi retinol dan diesterifikasi dengan asam lemak rantai panjang. Hasil dari retinil ester
diabsorpsi bersama lamak dan ditransportasikan
12
ke hati untuk disimpan. Kata “karoten” berasal dari kata Latin yang berarti wortel (carrot),
yaitu pigmen warna kuning dan oranye pada buah dan sayuran. Salah satu anggota senyawa
karoten yang banyak dikenal adalah β-karoten, yaitu senyawa yang akan dikonversikan jadi
vitamin A (retinol) oleh tubuh. Itu sebabnya, β-karoten sering disebut pro-vitamin A
(sumber vitamin A).
Tabel 2.4 Sumber Vitamin A

4. Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik adalah senyawa antioksidan alami yang berupa flavonoid, turunan
asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organik. Komponen senyawa fenolik
bersifat polar dn memiliki fungsi antara lain sebagai penangkap radikal bebas dan
peredam terbentuknya oksingen singlet. Senyawa fenolik dapat larut dalam air. Tumbuh-
tumbuhan yang termasuk senyawa fenolik dan sangat bagus sebagai antioksidan karena
memiliki aroma dan rasa yang menyegarkan, antara lain: Jahe ( Zingiber Officinale ),
Bawang Putih ( Allium Sativum ), Kunyit ( Curcuma Sp ), dan Teh ( Camellia Sp ).

5. Anthosianin

Anthosianin adalah senyawa flavonoid yang merupakan sekelompok zat warna


berwarna kemerahan yang larut dalam air dan tersebar sangat luas di dunia tumbuh-
tumbuhan. Oleh karena itu, dapat juga digunakan sebagai pewarna alami yang tersebar
luas dalam tumbuhan (bunga, buah-buahan, dan sayuran). Pigmen yang berwarna kuat
dan larut dalam air adalah penyebab hampir semua warna merah, oranye, ungu, dan biru.
Aplikasi anthosianin sebagai pewarna makanan dan minuman dapat dilakukan pada pH

13
rendah seperti untuk minuman ringan, minuman beralkohol, manisan, saos, pikel,
makanan beku atau kalengan serta yoghurt. Jenis tumbuhan dan buah yang banyak
mengandung zat anthosianin adalah Ubi Jalar Ungu ( Ipomea Batatas Var Ayamurasaki )
dan Stroberi.

6. Isoflavon

Isoflavon dapat ditemukan pada kacang-kacangan terutama kedelai yang diyakini


memiliki sifat estrogenik, antikarsinogenik, antiosteoporoisitik, antioksidan, dan dapat
juga memperbaiki sindroma menopouse. Pada olahan kedelai yaitu tempe memiliki
kandungan senyawa isoflavon dengan aktivitas antioksidan dan anti hemolitik, senyawa
tersebut ialah yang disebut dengan faktor 2, genisten, dan daidzein.

5. Manfaat Antioksidan Bagi Manusia

1. Menunda Penuaan
Banyak penelitian menunjukkan bahwa antioksidan sangat efektif untuk menghambat
munculnya tanda-tanda penuaan dini, seperti keriput dan garis-garis halus di wajah.
Antioksidan mampu menjaga tekstur kulit, dan melindunginya dari kerusakan akibat
paparan sinar UV.
2. Menguatkan Imunitas Tubuh
Antioksidan dibutuhkan untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih
kebal dari infeksi virus dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.
3. Melawan Stres Oksidatif
Diet kaya antioksidan akan menekan efek buruk yang ditimbulkan oleh radikal bebas,
sehingga berada pada tingkatan yang tidak berbahaya.
4. Melawan Sel Kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan menambah asupan antioksidan, akan
menurunkan risiko kanker pada pria.

14
5. Mencegah Gangguan pada Mata
Tidak hanya melindungi jantung, antioksidan ternyata juga efektif untuk mencegah
gangguan mata seperti katarak, glukoma, dan degenerasi makula. Perbanyak makanan
yang mengandung antioksidan tinggi, untuk mencegah risiko kebutaan dan penyakit
mata lainnya.
6. Mencegah Penyakit Jantung dan Kolesterol Tinggi
Antioksidan dapat menekan proses oksidasi kolesterol. Women’s Health Study
menemukan bahwa wanita yang mengkonsumsi vitamin E dengan rutin, memiliki
risiko rendah terhadap serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya.
7. Mencegah Peradangan
Antioksidan dapat bertindak sebagai anti inflamasi. Asam alpha lipoic adalah jenis
antioksidan yang memiliki sifat anti peradangan. Makanan yang kaya antioksidan
berguna untuk melancarkan sirkulasi darah dan metabolisme sel.
8. Mencegah Penyakit Degeneratif
Antioksidan juga bermanfaat untuk mencegah beberapa penyakit degeneratif yang
sering dikaitkan dengan usia, seperti alzheimer, dan gangguan kognitif

15
BAB III

KESIMPULAN

1. Antioksidan dapat memperlambat terjadinya kerusakan sel yang disebabkan oleh


aktifitas radikal bebas dengan cara memberikan elektronnya dengan cuma-cuma
untuk memutus rantai reaksi radikal bebas kepada molekul radikal bebas tanpa
terganggu sama sekali fungsinya.
2. Jenis antioksidan dibedakan berdasarkan sumber dan fungsi antioksidan. Jenis
antioksidan berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua yaitu antioksidan
sintetik dan antioksidan alami. Jenis antioksidan berdasarkan fungsinya dibedakan
menjadi lima yaitu, antioksidan pimer, antioksidan sekunder, scavengers
antioksidan, antioksidan enzim, dan chelators sequestrants.
3. Sumber antioksidan alami bisa didapatkan dari rempah-rempah, dedaunan, teh,
kokoa, biji-bijian, serelia, buah-buahan, sayur-sayuran, dan tumbuhan/alga laut.
4. Antioksidan memiliki banyak manfaat bagi manusia, beberapa diantaranya adalah
menunda penuaan, menguatkan imun tubuh, mencegah peradangan, melawan sel
kanker dan mengurangi resiko penyakit jantung serta Alzaimer.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, G.E.H. 2012. Makalah Gizi " Zat Antioksidan Dan Peranannya, (online),
(http://gustiayuendanghartanti.blogspot.co.id), diakses pada 19 July 2017.
Satya, Harvian.D. 2012. Peranan Antioksidan Endogen dan Eksogen
terhadap Kesehatan. PT Kalbe Farma: Jakarta vol. 39 no. 10, th. 2012
Siagian, albiner. 2002. Bahan Tambahan Makanan. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.


Sofia, D. 2006. Antioksidan dan Radikal Bebas. Situs Web Kimia Indonesia
(online), (http: www.chemistry.org, diaksess 26 November 2015.
Tuminah, S.1999. “ Pencegahan Kanker Dengan Antioksidan”, Cermin Dunia
Kedokteran, Pasta Penelitian Penyakit Tidak Menular,Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI,Jakarta, 122, 21–23
Waji RA, Sugrani A. Flavonoid. Unhas. Makasar. 2009 : 1-24

17

Anda mungkin juga menyukai