Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP

Kelompok 1.
Kelas: X OTKP 6
1. Adrian dwi hartanto
2. Amelia Juliana Putri
3. Amelia Safitri
4. Asep Sunandar
5. Aulia Rahma Wati
6. Dewi Kartika

SMK NURUL HIKMAH


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat

danlimpahan rahmat-Nyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat

waktu.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Baku

mutulingkungan” yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk

mempelajarinya. Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon

permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat

kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasihdan

semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Cileungsi, 30 Januari 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang

Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanyamenjadi acuan

bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar terciptakeseimbangan dan kelestarian

fungsi sumber daya alam serta lingkunganhidup, sehingga keberlanjutan pembangunan

tetap terjamin.Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam

danlingkungan hidup dewasa ini, maka kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya mengelola sumber daya alam, baik

yang dapat diperbaharui maupaun yang tidak dapatdiperbaharui melalui penerapan

teknologi ramah lingkungan, sertamenerapkan secara efektif penggunaan indikator-

indikator hidup. Sasaranyang ingin dicapai adalah terwujudnya pengelolaan sumber daya

alam yang berkelanjutan seiring meningkatnya kesejahteraan masyarakat

sertameningkatnya kualitas lingkungan hidup sesuai dengan baku mutulingkungan yang

ditetapkan.Dewasa ini, ada banyak pendapat yang sering terjadi di masyarakat,misalnya

seseorang mengatakan bahwa sungai telah tercemar, tetapi ada jugayang mengatakan

bahwa sungai tersebut masih baik. Untuk mengatasi perbedaan pendapat yang sering

terjadi, dan supaya seseorang tidak memandang sesuatu dari sudut kepentingannya

sendiri, maka perlu adanyatolok ukur yang dapat digunakan bersama. Di antaranya yaitu

untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar, dipakai.
B. Rumusan Masalah

a. Apakah yang di maksud dengan baku mutu lingkungan?

b. Apakah jenis-jenis baku mutu lingkungan?

c. Apakah perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas?

C. Tujuan

a. Pengertian baku mutu lingkungan.

b. Jenis-jenis baku mutu lingkungan.

c. Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Baku Mutu Lingkungan.

Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zatatau bahan

pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkangangguan terhadap makhluk

hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Menurut pengertian secara pokok, baku mutu

adalah peraturan pemerintah yang harusdilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlah

bahan pencemar yang bolehdibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada dalam

media ambien.Secara objektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu

pengelolaan lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atauhasil dari

suatu pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah suatu

kualitas air atau udara yang ada dapat digunakansesuai objektif penggunaan tertentu.

Contoh kriteria: Kriteria bahan pencemar dalam media air untuk kehidupan

ikan:Konsentrasi Pencemar (mg/l)Pengaruh terhadap Ikan0,01Tidak ada

pengaruh0,05Ikan menderita dalam taraf rendah0,1Kematian telah terjadi masih

dalamtingkat rendah0,5Tidak ada yang dapat hidupUntuk mencegah terjadinya

pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia,

maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan

baku mutu lingkungan. Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsungdi

mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemarandalam

lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan

kimia termasuk logam berat.

Pencemaran lingkungan dapatdikategorikan menjadi tiga yaitu :

1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara

3. Pencemaran tanah

Baku mutu untuk mencegah berlimpahnya limbah sehingga mengakibatkan baku

mutu lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia. Kemampuan

lingkungan sering diistilahkan dengan dayadukung lingkungan, daya toleransi dan daya

tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity.

Sehubungan dengan batu mutu lingkungan, adaistilah nilai ambang batas yang

merupakan batas-batas daya dukung, dayatenggang dan daya toleransi atau kemampuan

lingkungan. Nilai ambang batastertinggi atau terendah dari kandungan zat-zat, makhluk

hidup ataukomponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang berkenaan

denganlingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan. Jadi jika

terjadikondisi lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas (batas maksimumdan

minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkunganmaka dapat

dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar.Adanya peraturan perundangan

(nasional maupun daerah) yang mengatur baku mutu serta peruntukan lingkungan

memungkinkan pengendalian pencemaran lebih efektif karena toleransi dan atau

keberadaan unsur.

Pencemar dalam media (maupun limbah) dapat ditentukan apakah masihdalam batas

toleransi di bawah nilai ambang batas (NAB) atau telahmelampaui.Dasar hukum baku

mutu lingkungan terdapat dalam Undang-undang No. 4Tahun 1982 Pasal 15 yang

berbunyi sebagai berikut: “Perlindunganlingkungan hidup dilakukan berdasarkan baku

mutu lingkungan yang diatur dengan peraturan perundang-undangan.” Adapun

penjelasannya sebagai berikut: “Agar dapat ditentukan telah terjadi kerusakan

lingkungan hidup perlu ditetapkan baku mutu lingkungan, baik penetapan kriteria

kualitaslingkungan hidup maupun kualitas buangan atau limbah. Kriteria dan pembakuan
ini dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktumengingat akan perbedaan

tata gunanya. Perubahan keadaan lingkungansetempat serta perkembangan teknologi

akan mempengaruhi kriteria dan pembakuan yang telah ditetapkan.”Apabila pada suatu

saat ada industri yang membuang limbahnya kelingkungan dan telah memenuhi baku

mutu lingkungan, tetapi kualitaslingkungan tersebut mengganggu kehidupan manusia,

maka yangdipersalahkan bukan industrinya. Apabila hal tersebut terjadi, maka bakumutu

lingkungannya yang perlu dilihat kembali, hal ini mengingat penjelasandari Undang-

undang No. 4 Tahun 1984 Pasal 15, seperti tersebut di atas.

Adapun langkah-langkah penyusunan baku mutu lingkungan:

1. Identifikasi dari penggunaan sumber daya atau media ambien yang harusdilindungi

(objektif sumber daya tersebut tercapai).

2. Merumuskan formulasi dari kriteria dengan menggunakan kumpulan dan pengolahan

dari berbagai informasi ilmiah.

3. Merumuskan baku mutu ambien dari hasil penyusunan kriteria.

4. Merumuskan baku mutu limbah yang boleh dilepas ke dalam lingkunganyang akan

menghasilkan keadaan kualitas baku mutu ambien yang telahditetapkan.

5. Membentuk program pemantauan dan penyempurnaan untuk menilaiapakah objektif

yang telah ditetapkan tercapai.

B. Jenis-Jenis Baku Mutu

Sehubungan dengan fungsi baku mutu lingkungan maka dalam halmenentukan

apakah telah terjadi pencemaran dari kegiatan industri atau pabrik dipergunakan dua

buah sistem baku mutu lingkungan yaitu:

1. Effluent Standard
Effluent Standard merupakan kadar maksimum limbah yangdiperbolehkan untuk

dibuang ke lingkungan.

2. Stream Standard

Stream Standard merupakan batas kadar untuk sumberdaya tertentu,seperti

sungai, waduk, dan danau. Kadar yang diterapkan inididasarkan pada kemampuan

sumberdaya beserta sifat peruntukannya.Misalnya batas kadar badan air untuk air

minum akan berlainandengan batas kadar bagi badan air untuk pertanian.Menteri

Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam keputusannya No.

KEP-03/MENKLH/II/1991 telah menetapkan baku mutu air pada sumber air, baku

mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisidan baku mutu air

laut. Dalam keputusan tersebut yang dimaksud dengan:

a) Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah bataskadar yang

diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air,namun air tetap

berfungsi sesuai dengan peruntukannya;

b) Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan

pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air padasumber air,

sehingga tidak menyebabkan dilampauinya baku mutu air;

c) Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zatatau

bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkangangguan terhadap

makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan benda

d) Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zatatau bahan

pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara,sehingga tidak

mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien;


e) Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi,

ataukomponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan pencemar

yangditenggang adanya dalam air laut.


C. Baku Mutu Air dan Limbah Cair

Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan kebijaksanaan perlindungan

sumberdaya air dalam jangka panjang, sedangkan baku mutu air limbah (effluent

standard) dipergunakan untuk perencanaan, perizinan, dan pengawasan mutu air limbah

dan pelbagai sektor seperti pertambangan dan lain-lain. Kriteria kualitas sumber air di

Indonesia ditetapkan berdasarkan pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan mutu

yang ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu sumber air penampungan tersebut dan

pemanfaatannya. Badan air dapat digolongkan menjadi 5, yaitu:

a. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa

pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B, yaitu air baku yang baik untuk air minum dan rumah tangga dan dapat

dimanfaatkan untuk keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk golongan A.

c. Golongan C, yaitu air yang baik untuk keperluan perikanan dan peternakan, dan dapat

dipergunakan untuk keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk keperluan tersebut

pada golongan A dan B.

d. Golongan D, yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat dipergunakan

untuk perkantoran, industri, listrik tenaga air, dan untuk keperluan lainnya, tetapi

tidak sesuai untuk keperluan A, B, dan C.

e. Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut dalam golongan A,

B, C, dan D.

Untuk melindungi sumber air sesuai dengan kegunaannya, maka perlu ditetapkan

baku mutu limbah cair dengan berpedoman kepada alternatif baku mutu limbah cair yang

telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan

Hidup No. KEP03/MENKLH/II/1991. Baku mutu limbah cair tersebut ditetapkan oleh

gubernur dengan memperhitungkan beban maksimum yang dapat diterima air pada
sumber air. Baku mutu air dan baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan oleh

gubernur dimaksudkan untuk melindungi peruntukan air di daerahnya. Dengan demikian

harus diperhatikan dalam setiap kegiatan yang menghasilkan limbah cair dan yang

membuang limbah cair tersebut ke dalam air pada sumber air. Limbah cair harus

memenuhi persyaratan:

a. Mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak boleh melampaui

baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.

b. Tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air penerima limbah.

Hal tersebut mengharuskan agar setiap pembuangan limbah cair ke dalam air pada

sumber air, mencantumkan kuantitas dan kualitas limbah.

D. Baku mutu air laut

Berdasarkan Intisari Kepmen LH No.02 thn 1988 ttg Pedoman Penentuan Baku

Mutu Lingkungan dosebutkan bahwa pemanfaatan perairan pesisir menurut

peruntukannya antara lain adalah :

a. Kawasan pariwisata dan rekreasi untuk mandi dan renang;

b. Kawasan pariwsata dan rekreasi untuk umum dan estetika,

c. Kawasan budidaya biota laut;

d. Kawasan taman laut dan konservasi;

e. Kawasan untuk bahan baku dan proses kegiatan pertambangan dan industry.

f. Kawasan sumber air pendingin untuk kegiatan pertambangan dan industry.

E. Baku mutu udara

Baku mutu udara ambien dan emisi ditetapkan dengan maksud untuk melindungi

kualitas udara di suatu daerah. Baku mutu udara ambien dan emisi limbah gas yang
dibuang ke udara harus mencantumkan secara jelas dalam izin pembuangan gas. Semua

kegiatan yang membuang limbah gas ke udara ditetapkan mutu emisinya dalam

pengertian:

1. Mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku mutu udara

emisi yang telah ditetapkan.

2. Tidak menyebabkan turunnya kualitas udara.

Baku mutu udara ambien terdiri dari 9 jenis:

1. Sulfur dioksida;

2. Karbon monoksida;

3. Oksida nitrogen;

4. Oksida;

5. Hidrogen sulfida;

6. Hidrokarbon;

7. Amoniak;

8. Timah hitam/timbal;

9. Debu.

F. Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas

1. Definisi nilai ambang batas

Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapat dalam

lingkungan kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain, nilai

ambangbatas juga diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan.

Kedua pengertian ini mempunyai tujuan sama.

2. Perbedaan baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas

Baku mutu dan nilai ambang batas sebenrany berbeda perbedaan itu antara lain:
1. Baku mutu untuk lingkungan ambien, sedangkan nilai ambang batas untuk

lingkungan kerja.

2. Waktu pemaparan pada baku mutu adalh 24jam, sedangkan pada nilai ambang

batas adalah 8jam per hari.

3. Pada baku buku yang menjadi target terpapar adalah semua kelompok umur,

sedangkan pada nilai ambang batas adalah pekerja.

4. Baku mutu memiliki kadar yang lebih kecil sedangkan nilai ambang batas

memiliki kadar yang lebih besar.

5. Baku Mutu Lingkungan (BML) dan Nilai Ambang Batas (NAB) berbeda. BML

mempunyai karakter ”diwajibkan” dan selalu merupakan NAB.

6. Tetapi tidak semua NAB merupakan BML selama tidak diwajibkan berdasarkan

peraturan (penetapan BML).

Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan,

daya toleransi dan daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity.

Sehubungan dengan batu mutu lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang

merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau

kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi atau terendah dari kandungan

zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang

berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan.

Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas (batas

maksimum dan minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan

maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar.

Adanya peraturan perundangan (nasional maupun daerah) yang mengatur baku

mutu serta peruntukan lingkungan memungkinkan pengendalian pencemaran lebih

efektif karena toleransi dan atau keberadaan unsur pencemar dalam media (maupun
limbah) dapat ditentukan apakah masih dalam batas toleransi di bawah nilai ambang

batas (NAB) atau telah melampaui. Dasar hukum baku mutu lingkungan terdapat

dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 15 yang berbunyi sebagai berikut:

“Perlindungan lingkungan hidup dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan yang

diatur dengan peraturan perundang-undangan.”

Adapun penjelasannya sebagai berikut:“Agar dapat ditentukan telah terjadi

kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan baku mutu lingkungan, baik penetapan

kriteria kualitas lingkungan hidup maupun kualitas buangan atau limbah. Kriteria

dan pembakuan ini dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau waktu

mengingat akan perbedaan tata gunanya. Perubahan keadaan lingkungan setempat

serta perkembangan teknologi akan mempengaruhi kriteria dan pembakuan yang

telah ditetapkan.” Apabila pada suatu saat ada industri yang membuang limbahnya

ke lingkungan dan telah memenuhi baku mutu lingkungan, tetapi kualitas

lingkungan tersebut mengganggu kehidupan manusia, maka yang dipersalahkan

bukan industrinya. Apabila hal tersebut terjadi, maka baku mutu lingkungannya

yang perlu dilihat kembali, hal ini mengingat penjelasan dari Undang-undang No. 4

Tahun 1984 Pasal 15, seperti tersebut di atas.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

a. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zatatau bahan

pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkangangguan terhadap makhluk

hidup, tumbuhan atau benda lainnya.

b. Jenis-jenis baku mutu lingkungan, baku mutu air, baku mutu air laut dan baku mutu udara.

c. Nilai ambang batas adalah alternatif bahwa walau apapun yang terdapatdalam lingkungan

kerjanya, manusia merasa aman. Dalam perkataan lain,nilai ambangbatas juga

diidentikkan dengan kadar maksimum yang diperkenankan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.
Baku mutu lingkungan http://docs.google.com/gview?
url=agus_dh.staff.gunadarma.ac.id.baku+mutu+lingkungan+dan+Mekanisme+pemantauan+
%28presentation %29.pdf&chrome=true
Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

Anonim.
Hubungan limbah dengan baku mutu lingkungan
http://www.pdfgemi.com/book/hubungan-limbah-dengan-baku-mutu-lingkungan-pdf.html
Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

Anonim.
Baku mutu lingkungan dan nilai ambang batas
http://fahrimkoly.blogspot.co.id/2014/05/makalah-baku-mutu-lingkungan.html
Artikel (Online) diakses tanggal 22 November 2015

https://www.scribd.com/document/346863990/Makalah-Baku-Mutu-Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai