MAKALAH
Hukum Lingkungan
Oleh
M. Dimas Andriyan Sheva 185010100111122 / (17)
Faiz Azhanzi Yazid 185010100111130 / (18)
Mohammad Rizqi 185010101111085 / (34)
Rafael Yehezkiel Aritonang 185010101111086 / (35)
Angelia Ashyira Sinaga 185010101111088 / (36)
Elsa Darma Pratiwi 185010101111089 / (37)
Winda Glea Cynthari 185010107111071 / (64)
Rania Pramesti Jaya 185010107111074 / (65)
Nisa Qonita 185010109111018 / (75)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
rahmat- Nya maka dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan semampu kami.
Makalah “Baku Mutu Lingkungan Hidup”. Penyelesaian makalah ini juga
bersumberkan dari beberapa referensi dari pengetahuan yang kami miliki seputar
hal ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang untuk
menambah wawasan umum. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
sebagai penyempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
BAB III 12
PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, ada banyak pendapat yang sering terjadi di masyarakat, misalnya
seseorang mengatakan bahwa sungai telah tercemar, tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa sungai tersebut masih baik. Untuk mengatasi perbedaan
pendapat yang sering terjadi, dan supaya seseorang tidak memandang sesuatu dari
sudut kepentingannya sendiri, maka perlu adanya tolak ukur yang dapat
digunakan bersama. Di antaranya yaitu untuk mengatakan atau menilai bahwa
lingkungan telah rusak atau tercemar, dipakai baku mutu lingkungan. Penetapan
baku mutu lingkungan diperlukan untuk mencegah terjadinya pencemaran
terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia.
1
sumber daya alam sejalan dengan meningkatnya tingkat sosial ekonomi
masyarakat. Peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi
masyarakat akan mempengaruhi daya dukung lingkungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Untuk menentukan terjadinya kerusakan lingkungan hidup, ditetapkan kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup:
4
1. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air, adalah batas
kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air,
namun air tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya;
2. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau
bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada
sumber air, sehingga tidak menyebabkan dilampauinya baku mutu air;
3. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat
atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan benda;
4. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi zat
atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara,
sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien;
5. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi,
atau komponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan pencemar
yang ditenggang adanya dalam air laut.
5
Suatu kawasan industri mempunyai luas lahan kawasan terpakai 1500
hektar. Parameter dari tabel di atas yang akan dijadikan contoh perhitungan adalah
parameter (j) BOD.
6
1. Untuk menginformasikan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau
tercemar ataukah tidak.
2. Untuk mengetahui terjadinya pencemaran atau perusakan pada suatu
lingkungan.
3. Memberikan ketetapan batas tercemarnya suatu lingkungan
4. Untuk mencegah dan mengendalikan pencemaran lingkungan.
Itulah beberapa fungsi dari baku mutu lingkungan. Memang baku mutu
lingkungan ini mempunyai fungsi utama untuk menetapkan tingkat atau batas
pencemaran yang ada di ligkungan.
1
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
7
Jumlah organisme atau spesies khusus secara maksimum dan seimbang
yang dapat
didukung oleh suatu lingkungan
Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh suatu lingkungan
tanpa merusak
lingkungan tersebut
Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada suatu lingkungan dalam
periode jangka
panjang tampa membahayakan lingkungan tersebut
Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus yang dapat didukung
oleh suatu
lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut
Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran populasi dari suatu
kelompok manusia
dibawah angka yang diperkirakan akan meningkat, dan diatas angka yang
diperkirakan untuk menurun disebabkan oleh kekurangan sumber daya.
Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok manusia dalam
sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh jenis makanan, tempat
tinggal, dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal
tersebut.
Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu
kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah
(assimilative capacity). Dalam pedoman ini, telaahan daya dukung lingkungan
hidup terbatas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan
dengan kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air
dalam suatu ruang/wilayah. Oleh karena kapasitas sumber daya alam tergantung
pada kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan air, penentuan
daya dukung lingkungan hidup dalam pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga)
pendekatan, yaitu:
a) Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.
b) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.
c) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.
Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas
lingkungan hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus
mengindahkan kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan
kebutuhan akan lahan dan air di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau
defisit dari lahan dan air untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil
penentuan daya dukung lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan
8
rencana tata ruang wilayah. Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat
dibatasi berdasarkan batas wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang
harus memperhatikan aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan ruang, serta dalam pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar
daerah.
Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara
ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL).Penentuan daya dukung lahan
dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan.
i. Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus.
ii. Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.2
Hal lain yang menjadi tantangan dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup adalah mempertahankan keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan manusia dalam jangka pendek dengan keberlanjutan pemanfaatannya
untuk menunjang kehidupan yang keberlanjutan dalam pembangunan serta
memperhatikan kesejahteraan sosial, ekonomi dan kelestarian fungsi lingkungan
hidup hingga masa yang akan datang. Oleh karena itu kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lainnya dan
keseimbangan antar keduanya (daya dukung lingkungan hidup) serta kemampuan
lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya (daya tampung lingkungan hidup) penting
untuk diketahui, dipahami dan dijadikan dasar dalam perencanaan pemanfaatan
sumber daya alam, perencanaan pembangunan dan perencanaan pemanfaatan
ruang.
Penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai dasar
pertimbangan dalam pembangunan dan pengembangan suatu wilayah telah
diamanatkan sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian
disempurnakan menjadi Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan kini Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Undang-
undang nomor 32 Tahun 2009, amanat daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup tertuang dalam sejumlah pasal, diantaranya Pasal 12 yang
menyebutkan bahwa apabila Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RPPLH) belum tersusun, maka pemanfaatan sumber daya alam
dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Selain itu, dalam Pasal 15, 16 dan 17 dijelaskan bahwa daya dukung dan daya
2
Wikimedia “Daya Dukung Lingkungan Hidup”
https://id.wikibooks.org/wiki/Daya_Dukung_Lingkungan_Hidup diakses pada kamis,27 Februari
2020
9
tampung lingkungan hidup merupakan salah satu muatan kajian yang mendasari
penyusunan atau evaluasi rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana
pembangunan jangka panjang dan jangka menengah (RPJP dan RPJM) serta
kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup, melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS).
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tertuang pula pada
Pasal 19, yang menyatakan bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan
hidup dan keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib
didasarkan pada KLHS dan ditetapkan dengan memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup. Keterkaitan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup dengan KLHS, RPPLH dan pemanfaatan sumber daya alam
sebagaimana digambarkan pada diagram keterkaitan DDTLH.3
3
Mohammad Dony Yunus. “Daya Tampung dan Daya Dukung Lingkungan Hidup” diakses pada
Kamis, 27 Februari 2020
10
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-
58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Rumah Sakit.
5. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-
42/MENLH/10/1996 tentang Baku Mutu Limbang Cair Bagi Kegiatan
Minyak dan Gas serta Panas Bumi.
6. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor: 413
Tahun 1987 Tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air di Jawa Timur.
7. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor: 187
Tahun 1988 Tentang Peruntukan Air Sungai di Jawa Timur.
8. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor: 129
Tahun 1997 tentang Baku Cara Uji Udara Ambien di Propinsi
DaerahTingkat 1 Jawa Timur.
9. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor: 60
Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Usaha Kegiatan Hotel
di Propinsi Daerah Tingka I Jawa Timur.
10. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor: 61
Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Usaha Kegiatan
Rumah Sakit di Propinsi Daerah Tingka I Jawa Timur.4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat
atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya, yang berfungsi adalah
4
Siti Sundari Rangkut.2005.”Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan
Nasional”.Surabaya.Airlangga University Press.
11
untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar dan
untuk mengetahui telah terjadi perusakan atau pencemaran lingkungan digunakan.
Untuk menentukan terjadinya kerusakan lingkungan hidup, ditetapkan kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup:
12
1. Baku mutu air pada sumber air, disingkat baku mutu air,
2. Baku mutu limbah cair
3. Baku mutu udara ambien
4. Baku mutu udara emisi
5. Baku mutu air laut
Secara umum Baku Mutu Lingkungan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Untuk menginformasikan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak
atau tercemar ataukah tidak.
2. Untuk mengetahui terjadinya pencemaran atau perusakan pada suatu
lingkungan.
3. Memberikan ketetapan batas tercemarnya suatu lingkungan
4. Untuk mencegah dan mengendalikan pencemaran lingkungan.
Itulah beberapa fungsi dari baku mutu lingkungan. Memang baku mutu
lingkungan ini mempunyai fungsi utama untuk menetapkan tingkat atau batas
pencemaran yang ada di ligkungan.
13
Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan
hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan
kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan
dan air di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan
air untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang.
DAFTAR PUSTAKA
14
Wikimedia “Daya Dukung Lingkungan Hidup”
https://id.wikibooks.org/wiki/Daya_Dukung_Lingkungan_Hidup diakses pada
kamis,27 Februari 2020
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
15