Anda di halaman 1dari 2

Nama : Angelia Ashyira Sinaga

NIM : 185010101111088

“Ketentuan Jam Kerja Saat Melaksanakan Work From Home”

Bencana wabah penyakit akibat Virus Corona memaksa pemerintah


untuk mengambil langkah social distancing untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap resiko penularan, dengan cara menerapkan
kebijakan Work From Home (WFH). Kebijakan terebut melibatkan
para pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh di
perusahaan. Lalu bagaimana jam kerja yang sesuai saat
melaksanakan Work From Home?.

Berdasarkan Pasal 77 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 tahun


2003 tentang Ketenagakerjaan, ada 2 ketentuan mengenai waktu
kerja yaitu:
a.    7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b.    8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Ketentuan tersebut juga berlaku saat melaksanakan Work From


Home (WFH). Tetapi banyak karyawan yang mengeluh dengan
mengatakan bahwa jam kerja mereka meningkat. Hal ini harus diteliti
lebih dalam lagi, dengan membandingkan dengan jam kerja saat
keaadaan normal. Salah satu narasumber, mengatakan bahwa dia
mendapat telepon kerja lewat dari batas jam kerja yang biasanya
saat keadaan normal. Apakah ini termasuk pelanggaran jam kerja?
Hal ini yang masih banyak menimbulkan kesalahpahaman di
masyarakat. Harus ditekankan, bahwa jam kerja yang dimaksud
dalam UU tentang Ketenagakerjaan bukan lah saat kapan pekerjaan
itu dimulai atau sampai kapan pekerjaan itu selesai, tetapi mengatur
batas berapa lama buruh/pekerja harus bekerja.

Jadi untuk menentukan apakah terjadi pelanggaran jam kerja, harus


dilihat apakah saat melakukan Work From Home (WFH) si
pekerja/buruh bekerja terus menerus selama 7 jam atau 8 jam
perhari di luar istirahat, lalu masih diminta untuk bekerja setelah
setelah memenuhi batas maksimal bekerja? Jika memang itu yang
terjadi, maka sanksi sesuai dalam UU Ketenegakerjaan bisa
diterapkan.

Sebenarnya tidak memungkiri bahwa ketentuan Work From Home ini


lebih merugikan ke perusahaan, karena tidak bisa melakukan
control, apakah pekerjanya sedang bekerja atau istirahat.
Sedangkan untuk pekerja/buruh mempunyai kesempatan yang lebih
besar untuk beristirahat. Memang benar Work From Home (WFH) ini
memiliki kekurangannya sendiri, tetapi hal tersebut tetap harus
dilakukan untuk menjadi langkah kita menghadapi bencana wabah
corona ini. Tetaplah dirumah dan selalu jaga kesehatan. (a/s)

Anda mungkin juga menyukai