“Ketentuan Jam Kerja Saat Melaksanakan Work From Home”
Bencana wabah penyakit akibat Virus Corona memaksa pemerintah
untuk mengambil langkah social distancing untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko penularan, dengan cara menerapkan kebijakan Work From Home (WFH). Kebijakan terebut melibatkan para pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh di perusahaan. Lalu bagaimana jam kerja yang sesuai saat melaksanakan Work From Home?.
Berdasarkan Pasal 77 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, ada 2 ketentuan mengenai waktu kerja yaitu: a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Ketentuan tersebut juga berlaku saat melaksanakan Work From
Home (WFH). Tetapi banyak karyawan yang mengeluh dengan mengatakan bahwa jam kerja mereka meningkat. Hal ini harus diteliti lebih dalam lagi, dengan membandingkan dengan jam kerja saat keaadaan normal. Salah satu narasumber, mengatakan bahwa dia mendapat telepon kerja lewat dari batas jam kerja yang biasanya saat keadaan normal. Apakah ini termasuk pelanggaran jam kerja? Hal ini yang masih banyak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Harus ditekankan, bahwa jam kerja yang dimaksud dalam UU tentang Ketenagakerjaan bukan lah saat kapan pekerjaan itu dimulai atau sampai kapan pekerjaan itu selesai, tetapi mengatur batas berapa lama buruh/pekerja harus bekerja.
Jadi untuk menentukan apakah terjadi pelanggaran jam kerja, harus
dilihat apakah saat melakukan Work From Home (WFH) si pekerja/buruh bekerja terus menerus selama 7 jam atau 8 jam perhari di luar istirahat, lalu masih diminta untuk bekerja setelah setelah memenuhi batas maksimal bekerja? Jika memang itu yang terjadi, maka sanksi sesuai dalam UU Ketenegakerjaan bisa diterapkan.
Sebenarnya tidak memungkiri bahwa ketentuan Work From Home ini
lebih merugikan ke perusahaan, karena tidak bisa melakukan control, apakah pekerjanya sedang bekerja atau istirahat. Sedangkan untuk pekerja/buruh mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk beristirahat. Memang benar Work From Home (WFH) ini memiliki kekurangannya sendiri, tetapi hal tersebut tetap harus dilakukan untuk menjadi langkah kita menghadapi bencana wabah corona ini. Tetaplah dirumah dan selalu jaga kesehatan. (a/s)