Anda di halaman 1dari 8

Nama : Royyan Qadhafi

Nim : 11000120140356

1. Dalam Hubungan Kerja ada kemungkinan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan


Kerja). Sebutkan Dan Jelaskan Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
yang bisa terjadi antara Pekerja / Buruh dengan Pengusaha menurut Prof. Iman
Soepomo, DAN apa syarat yang harus dipenuhi dalam hal PHK Perseorangan
terhadap Pekerja/Buruh? Bandingkan juga dengan ketentuan Omnibus Law
Cipta Kerja (UU Nomor 11 Tahun 2020).
Jawab: Jenis PKH menurut Prof Iman Soepomo ada 4 jenis, yaitu:
 Pemutusan Hubungan Kerja Demi Hukum
PHK yang terjadi dengan sendirinya sehubungan dengan berakhirnya jangka waktu
perjanjian yang dibuat oleh majikan dan buruh.
 Pemutusan Hubungan Kerja Oleh Pihak Buruh
PHK ini terjadi ketika buruh yang meminta berhenti kerja pada perusahaan atau
majikan.
 Pemutusan Hubungan Kerja Oleh Pihak Majikan
PHK ini terjadi ketika buruh diberhentikan sendiri oleh majikannya.
 Pemutusan Hubungan Kerja Oleh Pengadilan
PHK ini terjadi ketika buruh melakukan hal yang melanggar hukum sehingga harus
diselesaikan di pengadilan.

Syarat yang harus di penuhi:


 Menyiapkan Data Pendukung yang Lengkap.
 Pemberitahuan kepada Karyawan yang Bersangkutan.
 Musyawarah.
 Bantuan Pihak Ketiga Seperti dari Dinas Tenaga Kerja.
 Melakukan Mediasi Hukum.
 Persiapan Uang Kompensasi.
Sedangkan dalam omnibus law mengatur syarat buruh bisa di-PHK dengan alasan
perusahaan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan
perusahaan; melakukan efisiensi; tutup yang disebabkan karena perusahaan mengalami
kerugian; dan tutup karena force majeur.

2. Seorang Pekerja /buruh bernama BAIM yang bekerja pada perusahaan bernama
PT. GRAHA ANTI RUNTUH, dengan masa kerja 25 tahun , mengalami
Pemutusan Hubungan Kerja(PHK) Karena BAIM mengalami Sakit karena
kecelakaan kerja dan sudah lebih dari 12 bulan . Hitunglah , semua Hak yang
seharusnya diterima BAIM, jika diketahui Upah pokok terakhir sebelum Sakit
adalah sebesar Rp 3.000.000,-, ditambah Tunjangan Jabatan Rp 700.000,-dan
Uang Transport Bulanan sebesar Rp 800.000,- dan Tunjangan Hari Raya tahun
ini sebesar Rp 4.500.000,- .Selain itu BAIM juga masih mempunyai Uang Cuti
Tahunan yang belum diambil , Uang jatah Sewa Perumahaan dan pengobatan
yang JUGA belum diambil (sebesar 15 % dari uang Pesangon sesuai PKB )!
Jawab: Pekerja atau buruh yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat
akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui
batas 12 (dua belas) bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan diberikan
uang pesangon 2 kali, uang penghargaan masa kerja 2 kali dan uang pengganti hak 1
kali ketentuan. sehingga totalnya 18+13.5+9+4.5 = 45 Jt
Uang Pesangon = upah x 10 ( masa jabatan 25 th)
= 4.500.000 x 10 = 45.000.000
= 2 x uang pesangon
= 90.000.000
Uang penghargaan masa kerja = upah x 10 = 45.000.000
= 90.000.000
Uang pengganti hak = 38.250.000
Total = 218.250.000
3. Apa yang dimaksud dengan prinsip no work no pay, Sebutkan dan Jelaskan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Pengusaha apabila mempekerjakan
seorang Pekerja Anak dan Pekerja buruh perempuan dimalam hari. Bandingkan
dengan ketentuan baru dalam Omnibus Law Cipta Kerja (UU Nomor 11 Tahun
2020).
Jawab: Hukum Ketenagakerjaan Indonesia mengenal sebuah asas no work, no pay yang
bermakna jika peker ja tidak bekerja, maka tidak akan mendapatkan upah. Hal ini juga
sebagaimana yang termuat dalam Per aturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang
Pengupahan, pada Pasal 40 ayat (1). Syarat untuk memperkerjakan anak di bawah umur
yaitu sebagai berikut:
 izin tertulis dari orang tua atau wali;
 perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;
 waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
 dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;
 menjamin keselamatan dan kesehatan kerja;
 adanya hubungan kerja yang jelas; dan
 menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Syarat memperkerjana buruh perempuan di malam hari:


 Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh
perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul 05.00.
 Penjemputan dilakukan dari tempat penjemputan ke tempat kerja dan sebaliknya
antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00
 Pengusaha harus menetapkan tempat penjemputan dan pengantaran pada lokasi
yang mudah dijangkau dan aman bagi pekerja/buruh perempuan
 Kendaraan antar jemput harus dalam kondisi yang layak dan harus terdaftar di
perusahaan.
4. Seorang Pekerja / Buruh bernama AMING, bekerja pada Sebuah Perusahaan PT.
MAJU MAPAN yang menerapkan sistem 5 hari kerja, Dengan Upah pokok Rp
3.000.000,-/bulan ,Tunjangan Jabatan Rp 700,000 dan Tunjangan transport
sebesar Rp 625,000 ,-/per bulan . Hitunglah Upah Lembur AMING pada bulan
Juli 2021, jika AMING pada bulan Juli 2021 diminta bekerja Lembur pada hari
kerja biasa selama 3 Minggu dan setiap hari kerja lembur selama 2 jam , serta
pada dua hari libur Mingguan diminta tetap masuk kerja masing-masing selama
10 jam.
Jawab:
Upah sejam : 1/173 x upah sebulan
: 1/173 x 4.325.000
: 25.000
Lembur hari kerja biasa
Jam pertama : 1,5 x 25.000
: 37.500.
Jam berikutnya : 2 x 25.000
: 50.000
Total : 87.500
Lembur 3 minggu : 15 Hari x 87.500
: 1.312.500
Lembur hari Mingguan
8 jam pertama : 2 x upah sejam
: 2 x 25.000
: 50.000
Jam ke-9 : 3 x upah sejam
: 3 x 25.000
: 75.000
Jam ke-10 : 4 x upah sejam
: 4 x 25.000
: 100.000
Total : 225.000
Lembur 3 Minggu : 6 x Hari 225.000
: 1.350.000
Sehingga total uang lembur Aming: 2.662.550

5. Sebutkan dan jelaskan mengenai WAKTU ISTIRAHAT , yang diatur UU No. 13


tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51
Tahun 2004. Bandingkan dengan ketentuan baru dalam Omnibus Law Cipta
Kerja (UU Nomor 11 Tahun 2020).
Jawab: UU No. 13/2003
 Istirahat Antara Jam Kerja
Setelah pekerja/buruh bekerja secara terus menerus secara 4 (empat) Jam diberikan
istirahat antara jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam, Waktu istirahat ini
bukan merupakan jam kerja. Diberikan waktu istirahat ini karena tubuh manusia
tidak dapt dipaksakan secara terus menerus selama 4 (empat) jam. Tidak adanya
waktu istirahat ini disamping tidak produktif juga akan membahayakan
pekerja/buruh itu sendiri karena ada faktor kelelahan, kejenuhan yang dapat
berakibat terjadinya kecelakaan kerja (Pasal 79 ayat (2) huruf a UU No.13 tahun
2003), Karena itu pemberian istirahat antara jam kerja sangat penting. Tidak hanya
bagi pekerja tetapi juga bagi perusahaan itu sendiri.
 Istirahat Mingguan
Diberikan kepada pekerja selama 2 (dua) hari bagi yang bekerja 5 (lima) hari dalam
seminggu dan 1 (satu) hari bagi yang bekerja 6 (enam) hari dalam seminggu.
Istirahat mingguan tidak harus diberikan pada hari sabtu dan minggu tetapi dapat
diberikan pada hari hari sesuai kebutuhan perusahaan (pasal 79 ayat (2) huruf b UU
No.13 Tahun 2003) yang diatur dalam PP atau PKB.

Sedangkan dalam UU Cipta kerja, pemerintah menetapkan pengusaha wajib


memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja. Waktu istirahat wajib diberikan
kepada pekerja/buruh paling sedikit setengah jam setelah bekerja selama empat jam
terus menerus. Selain itu, waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja

6. Jelaskan pendapat saudara Bagaimanakah DEFINISI dan TUJUAN Keselamatan


Kerja menurut UU No.1/ 1970. Menurut anda Apakah UU No.1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja Masih Layak untuk mengatur hal –hal yang berkaitan
dengan Keselamatan kerja dewasa ini.
Jawab: dalam UU 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah Undang-Undang
yang mengatur tentang keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. 3 (tiga) tujuan utama penerapan K3
berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tersebut antara lain :
 Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.
 Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
 Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional

UU No. 1/1970 ini sangat lemah untuk menjamin secara tegas Kesehatan dan
Keselamatan para pekerja. Undang-undang ini beserta peraturan pelaksananya sudah
tidak sesuai dengan dinamika hari ini dan harus segera direvisi.

7. Jelasakan perbedaan menurut saudara bagaimana persyaratan suatu perusahaan


melakukan perekrutan pekerja dengan menggunakan PKWT dan atau PKWTT.
Apakah bisa PKWT menjadi PWTT atau sebaliknya? Lalu bagaimana
prosedurnya? Bandingkan dengan ketentuan baru dalam PP yang menajdi
turunan dari Omnibus Law Cipta Kerja (UU Nomor 11 Tahun 2020).
Jawab: Persyaratan menggunakan PKWT dan PKWTT:
 Kesepakatan kedua belah pihak
Inti dari perjanjian adalah kesepakatan, berarti harus dilakukan atas persetujuan
pengusaha dan pekerja secara sukarela. Kontrak kerja tidak dapat dibuat dengan
paksaan atau ancaman oleh satu pihak kepada pihak yang lain.
 Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
Untuk mengadakan perjanjian kerja, kedua pihak haruslah orang-orang yang
merupakan subjek hukum, yakni telah dewasa atau berumur minimal 18 tahun atau
sudah pernah menikah, waras, dan tidak mengalami gangguan jiwa atau hilang
ingatan.
 Adanya pekerjaan yang diperjanjikan
Perjanjian kerja juga wajib memiliki objek sebagai pokok persoalan, yaitu pekerjaan
itu sendiri. Pekerjaan digambarkan dalam job description yang mencakup tugas dan
tanggung jawab karyawan.
 Pekerjaan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Jenis pekerjaan yang diatur dalam kontrak kerja adalah jenis kegiatan yang halal,
tidak termasuk kejahatan, dan tidak melanggar norma susila.

Perbedaannya yaitu untuk perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), kontrak wajib
dibuat tertulis dalam bahasa Indonesia dan huruf latin. Jika PKWT dibuat secara lisan,
maka demi hukum berubah menjadi PKWTT. Sedangkan untuk perjanjian kerja waktu
tidak tertentu (PKWTT), kontrak dapat dibuat secara lisan maupun tertulis. Sedangkan
untuk prosedurnya yaitu Jika PKWT yang dibuat tidak sesuai dengan aturan, maka
status pegawai berubah menjadi PKWTT.

Dalam PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya,
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja diatur ketentuan
mengenai PKWT.  Perlu diketahui bahwa PP tersebut merupakan aturan turunan dari
UU Cipta Kerja.  Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) adalah perjanjian kerja
antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam
waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.
8. Diketahui seorang pekerja mempunyai masa kerja 20 tahun dengan Upah Pokok
Rp 1.500.000, tunjangan Jabatan Rp750.000 dan tunjangan Beras Rp 750.000,-.
Dan Uang cuti dan Tunjangan Perumahan & kesehatan yang telah dibayar.
HITUNGLAH Hak-hak buruh tersebut apabila dia Di PHK? Hitung berdasarkan
ketentuan Omnibus Law Cipta Kerja (UU Nomor 11 Tahun 2020).
Jawab: Dalam UU Cipta kerja, aturan pesangon bagi karyawan yang terkena PHK
diatur dalam Pasal 156 ayat (1) yang berbunyi: "Dalam hal terjadi pemutusan hubungan
kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan
masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima."
Menurut pasal 40 ayat (3) , “Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun
menerima 7 bulan upah”. Karena pekerja tersebut mempunya jabatan selama 20 tahun.
Maka ia akan mendapat pesangon 7 x Upah, yaitu 7.500.000.

Anda mungkin juga menyukai