Nim : 11000120140356
2. Seorang Pekerja /buruh bernama BAIM yang bekerja pada perusahaan bernama
PT. GRAHA ANTI RUNTUH, dengan masa kerja 25 tahun , mengalami
Pemutusan Hubungan Kerja(PHK) Karena BAIM mengalami Sakit karena
kecelakaan kerja dan sudah lebih dari 12 bulan . Hitunglah , semua Hak yang
seharusnya diterima BAIM, jika diketahui Upah pokok terakhir sebelum Sakit
adalah sebesar Rp 3.000.000,-, ditambah Tunjangan Jabatan Rp 700.000,-dan
Uang Transport Bulanan sebesar Rp 800.000,- dan Tunjangan Hari Raya tahun
ini sebesar Rp 4.500.000,- .Selain itu BAIM juga masih mempunyai Uang Cuti
Tahunan yang belum diambil , Uang jatah Sewa Perumahaan dan pengobatan
yang JUGA belum diambil (sebesar 15 % dari uang Pesangon sesuai PKB )!
Jawab: Pekerja atau buruh yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat
akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui
batas 12 (dua belas) bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan diberikan
uang pesangon 2 kali, uang penghargaan masa kerja 2 kali dan uang pengganti hak 1
kali ketentuan. sehingga totalnya 18+13.5+9+4.5 = 45 Jt
Uang Pesangon = upah x 10 ( masa jabatan 25 th)
= 4.500.000 x 10 = 45.000.000
= 2 x uang pesangon
= 90.000.000
Uang penghargaan masa kerja = upah x 10 = 45.000.000
= 90.000.000
Uang pengganti hak = 38.250.000
Total = 218.250.000
3. Apa yang dimaksud dengan prinsip no work no pay, Sebutkan dan Jelaskan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Pengusaha apabila mempekerjakan
seorang Pekerja Anak dan Pekerja buruh perempuan dimalam hari. Bandingkan
dengan ketentuan baru dalam Omnibus Law Cipta Kerja (UU Nomor 11 Tahun
2020).
Jawab: Hukum Ketenagakerjaan Indonesia mengenal sebuah asas no work, no pay yang
bermakna jika peker ja tidak bekerja, maka tidak akan mendapatkan upah. Hal ini juga
sebagaimana yang termuat dalam Per aturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang
Pengupahan, pada Pasal 40 ayat (1). Syarat untuk memperkerjakan anak di bawah umur
yaitu sebagai berikut:
izin tertulis dari orang tua atau wali;
perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;
waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja;
adanya hubungan kerja yang jelas; dan
menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
UU No. 1/1970 ini sangat lemah untuk menjamin secara tegas Kesehatan dan
Keselamatan para pekerja. Undang-undang ini beserta peraturan pelaksananya sudah
tidak sesuai dengan dinamika hari ini dan harus segera direvisi.
Perbedaannya yaitu untuk perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), kontrak wajib
dibuat tertulis dalam bahasa Indonesia dan huruf latin. Jika PKWT dibuat secara lisan,
maka demi hukum berubah menjadi PKWTT. Sedangkan untuk perjanjian kerja waktu
tidak tertentu (PKWTT), kontrak dapat dibuat secara lisan maupun tertulis. Sedangkan
untuk prosedurnya yaitu Jika PKWT yang dibuat tidak sesuai dengan aturan, maka
status pegawai berubah menjadi PKWTT.
Dalam PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya,
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja diatur ketentuan
mengenai PKWT. Perlu diketahui bahwa PP tersebut merupakan aturan turunan dari
UU Cipta Kerja. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) adalah perjanjian kerja
antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam
waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.
8. Diketahui seorang pekerja mempunyai masa kerja 20 tahun dengan Upah Pokok
Rp 1.500.000, tunjangan Jabatan Rp750.000 dan tunjangan Beras Rp 750.000,-.
Dan Uang cuti dan Tunjangan Perumahan & kesehatan yang telah dibayar.
HITUNGLAH Hak-hak buruh tersebut apabila dia Di PHK? Hitung berdasarkan
ketentuan Omnibus Law Cipta Kerja (UU Nomor 11 Tahun 2020).
Jawab: Dalam UU Cipta kerja, aturan pesangon bagi karyawan yang terkena PHK
diatur dalam Pasal 156 ayat (1) yang berbunyi: "Dalam hal terjadi pemutusan hubungan
kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan
masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima."
Menurut pasal 40 ayat (3) , “Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun
menerima 7 bulan upah”. Karena pekerja tersebut mempunya jabatan selama 20 tahun.
Maka ia akan mendapat pesangon 7 x Upah, yaitu 7.500.000.