Anda di halaman 1dari 8

Tugas 2 HUKUM KETENAGAKERJAAN

1. Uraikan Dasar Hukum Upah dalam UU Ketenagakerjaan yang berlaku di


Indonesia!
a. Pengertian Upah dan Komponen Upah
Menurut Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 tahun 2013 tentang ketenagakerjaan
(UU 13/2003), Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-
undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau
jasa yang telah atau akan dilakukan.

b. Kebijakan Pengupahan yang ditetapkan Pemerintah


Berdasarkan pasal 88 ayat (3) UU 13/2003 jo. Undang-undang Nomor 11 tahun 2020
tentang Cipta Kerja (UU 11/2020) dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2021 (PP
36/2021), Kebijakan Pengupahan meliputi:
1. upah minimum;
2. struktur dan skala upah;
3. upah kerja lembur;
4. upah tidak masuk kerja dan/atau tidak melakukan pekerjaan karena alasan tertentu;
5. bentuk dan cara pembayaran upah;
6. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; dan
7. upah sebagai dasar perhitungan atau pembayaran hak dan kewajiban lainnya.

c. Kebijakan Upah yang di atur dalam Peraturan Perundang-Undangan


Adapun prinsip kebijakan pengupahan sebagaimana termuat dalam peraturan perundang-
undangan UU 13/2003 jo. UU 11/2020 dan PP 36/2021 adalah sebagai berikut:
Pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan sebagai salah satu upaya mewujudkan hak
pekerja untuk memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan (Pasal 88 ayat (1) dan (2) UU 13/2003 jo. UU 11/2020 dan pasal 2 ayat (1)
PP 36/2021)
Setiap pekerja berhak memperoleh perlakuan yang sama dalam penerapan sistem
pengupahan tanpa diskriminasi.

1|Ghufron Edi Wibowo - 04 3104104


Tugas 2 HUKUM KETENAGAKERJAAN

Setiap pekerja berhak memperoleh Upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya
(Pasal 88A ayat (1) dan (2) UU 13/2003 jo. UU 11/2020 dan pasal 2 ayat (2) dan (3) PP
36/2021)

d. Kapan Hak Pekerja/Buruh Atas Upah Timbul?


Hak pekerja atas upah, timbul pada saat terjadi hubungan kerja antara pekerja dengan
pengusaha dan berakhir pada saat putusnya hubungan kerja (Pasal 3 PP 36/2021).

e. Dasar Penetapan Upah


Berdasarkan pasal 88B ayat (1) UU 13/2003 jo. UU 11/2020 dan pasal 14 PP 36/2021, upah
ditetapkan berdasarkan satuan waktu dan satuan hasil. Adapun penjelasannya sebagai
berikut:
1. Berdasarkan satuan waktu:
a. Upah per jam (pasal 16 PP 36/2021):

1) Penetapan Upah per jam hanya dapat diperuntukkan bagi Pekerja/Buruh yang
bekerja secara paruh waktu. Yang dimaksud dengan "bekerja secara paruh
waktu" adalah bekerja kurang dari 7 jam 1 hari dan kurang dari 35 jam 1 minggu.
2) Upah per jam dibayarkan berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dan
Pekerja/Buruh.
3) Kesepakatan tersebut tidak boleh lebih rendah dari hasil perhitungan formula
Upah per jam sebagai berikut: Upah per jam = Upah sebulan : 126
Catatan: Angka 126 merupakan angka penyebut yang diperoleh dari hasil
perkalian antara 29 jam (median jam kerja pekerja paruh waktu tertinggi dari
seluruh Provinsi dalam 1 minggu) dengan 52 minggu (jumlah minggu dalam 1
tahun) kemudian dibagi 12 bulan
b. Upah harian (pasal 17 PP 36/2021), dalam hal Upah ditetapkan secara harian,
perhitungan upah sehari sebagai berikut:
1) Bagi Perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 hari dalam seminggu, upah
sebulan dibagi 25, atau

2|Ghufron Edi Wibowo - 04 3104104


Tugas 2 HUKUM KETENAGAKERJAAN

2) Bagi Perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 hari dalam seminggu, upah
sebulan dibagi 21.
c. Upah bulanan
2. Berdasarkan satuan hasil (pasal 18 dan 19 PP 36/2021):
a. Ditetapkan sesuai dengan hasil pekerjaan yang telah disepakati.
b. Penetapan besarnya upah dilakukan oleh pengusaha berdasarkan hasil kesepakatan
antara pekerja dengan pengusaha.
c. Penetapan Upah sebulan berdasarkan satuan hasil ditetapkan berdasarkan upah rata-
rata 12 bulan terakhir yang diterima oleh pekerja.

f. Komponen Upah
Pasal 7 ayat (1) PP 36/2021 menyebut, upah terdiri atas komponen:
1. Upah tanpa tunjangan/upah pokok;
2. Upah pokok dan tunjangan tetap;
3. Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap; dan
4. Upah pokok dan tunjangan tidak tetap.

Dalam hal komponen upah terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap, maupun tunjangan
tidak tetap seperti tersebut dalam poin 2, 3, dan 4 diatas, besarnya upah pokok paling sedikit
75% dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap tersebut.

g. Upah Pokok
Upah Pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau
jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

h. Tunjangan
Tunjangan adalah tambahan pendapatan di luar gaji bagi pekerja/buruh dan keluarganya
atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan oleh pekerja/buruh. Surat
Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor SE-07/MEN/1990 Tentang Pengelompokan Upah

3|Ghufron Edi Wibowo - 04 3104104


Tugas 2 HUKUM KETENAGAKERJAAN

(SE-07/MEN/1990) menyebut tunjangan dimaksudkan untuk perangsang, mendorong


pekerja lebih berdisiplin, rajin, dan produktif.

i. Pendapatan Non Upah


Selain komponen upah seperti tersebut di atas, dikenal pula Pendapatan non-Upah (pasal 8
ayat (1) PP 36/2021) berupa tunjangan hari raya keagamaan (THR), insentif, bonus, uang
pengganti fasilitas kerja, dan/atau uang servis pada usaha tertentu, berikut penjelasannya:

Tunjangan Hari Raya Keagamaan atau biasa disebut THR adalah hak pendapatan pekerja
berupa uang yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada pekerja menjelang Hari Raya
Keagamaan. Insentif dapat diberikan oleh Pengusaha kepada pekerja dalam jabatan atau
pekerjaan tertentu sesuai kebijakan perusahaan. Bonus dapat diberikan oleh pengusaha
kepada pekerja atas keuntungan perusahaan. Bonus untuk pekerja diatur dalam Perjanjian
Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Uang pengganti fasilitas
kerja: perusahaan dapat menyediakan fasilitas kerja dan/atau memberikan uang pengganti
fasilitas kerja bagi pekerja dalam jabatan atau pekerjaan tertentu atau seluruh pekerja,
dalam hal fasilitas kerja tidak tersedia atau tidak mencukupi. Penyediaan fasilitas kerja
dan/atau pemberian uang pengganti fasilitas kerja diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Uang servis pada usaha tertentu dikumpulkan
dan dikelola oleh perusahaan. Uang servis pada usaha tertentu wajib dibagikan kepada
pekerja, setelah dikurangi biaya cadangan terhadap risiko kehilangan atau kerusakan dan
pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ketentuan mengenai uang
servis pada usaha tertentu diatur dengan Peraturan Menteri

j. Upah tidak perlu dibayarkan bila pekerja tidak melakukan pekerjaan, kecuali dala situasi
tertentu. Dalam Situasi apa saja Pengusaha tetap wajib memberikan upah? Pasal 40 PP
36/2021 mengatur, pengusaha tetap wajib membayarkan upah kepada pekerja yang tidak
masuk bekerja dan/atau tidak melakukan pekerjaan, dalam hal:
1. Berhalangan, meliputi:
a. Pekerja sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan

4|Ghufron Edi Wibowo - 04 3104104


Tugas 2 HUKUM KETENAGAKERJAAN

b. Pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga
tidak dapat melakukan pekerjaan
c. Pekerja tidak masuk bekerja karena:
- Menikah
- Menikahkan anaknya
- Mengkhitankan anaknya
- Membaptiskan anaknya
- Istri melahirkan atau keguguran kandungan
- Suami, istri, orang tua, mertua, anak, dan/atau menantu meninggal dunia, atau
- Anggota keluarga selain sebagaimana dimaksud pada angka 6 yang tinggal
dalam 1 (satu) rumah meninggal dunia.
2. Melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya, meliputi:
a. Menjalankan kewajiban terhadap negara
b. Menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan agamanya
c. Melaksanakan tugas Serikat Pekerja/Serikat Buruh atas persetujuan pengusaha dan
dapat dibuktikan dengan adanya pemberitahuan tertulis, atau
d. Melaksanakan tugas pendidikan dan/atau pelatihan dari perusahaan.
3. Menjalankan hak waktu istirahat atau cutinya, apabila pekerja melaksanakan:
a. Hak istirahat mingguan
b. Cuti tahunan
c. Istirahat Panjang
d. Istirahat sebelum dan sesudah melahirkan, atau
e. stirahat karena mengalami keguguran kandungan
4. Bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi Pengusaha tidak
mempekerjakannya karena kesalahan Pengusaha sendiri atau kendala yang seharusnya
dapat dihindari Pengusaha.

Referensi
https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/pengupahan/pertanyaan-mengenai-gaji-atau-upah-kerja-
1

5|Ghufron Edi Wibowo - 04 3104104


Tugas 2 HUKUM KETENAGAKERJAAN

2. Uraikan Komponen Upah Minimun yang dipergunakan dalam sistem pengupahan


di Indonesia!
a. Pengertian Upah Minimum
Jika menilik dari acuan regulasi baku mengenai hal ini, Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum menyebutkan, upah
minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan
tetap yang ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman.
Nilai ini wajib menjadi acuan utama pengusaha dan pelaku industri sebagai standar
minimal dalam memberikan upah karyawan yang dimilikinya. Dalam regulasi lain, yakni
UU Pengupahan Nomor 78 Tahun 2015, menyebutkan bahwa ada beberapa jenis upah
minimum ini. Diantaranya adalah Upah Minimum Provinsi, Upah Minimum
Kabupaten/Kota, Upah Minimum Sektoral Provinsi dan Upah Minimum Sektoral
Kabupaten Kota. Penerapannya bergantung pada acuan lokasi yang bersangkutan.

b. Jenis Komponen Upah


Upah karyawan terdiri dari berbagai komponen yang akhirnya membentuk gaji bersih yang
akan diterima karyawan tiap kali mereka gajian. Berikut adalah berbagai komponen
penyusunnya.
1. Gaji Pokok
Gaji atau upah pokok adalah komponen yang bentuknya merupakan imbalan dasar
yang menjadi kesepakatan antara karyawan dan pemberi kerja sebelum ditambah
komponen pengurang atau penambah yang lain.
2. Tunjangan Tetap
Tunjangan Tetap adalah tunjangan teratur yang rutin dikeluarkan untuk karyawan dan
keluarganya yang juga dibayarkan bersamaan dengan gaji pokok, misalnya BPJS
Kesehatan dan Ketenagakerjaan, PPh 21, asuransi, dan lain sebagainya.
3. Tunjangan Tidak Tetap
Tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang tidak selalu diterima oleh karyawan,
misalnya bonus atau THR yang hanya diberikan pada periode tertentu saja setiap
tahunnya.

6|Ghufron Edi Wibowo - 04 3104104


Tugas 2 HUKUM KETENAGAKERJAAN

c. Komponen Penyusun Upah Minimum


Pengertian penghitungan besaran jumlah upah ini mempertimbangkan beberapa hal,
diantaranya adalah upah minimum tahun berjalan, inflasi yang dihitung dari bulan
September tahun sebelumnya, dan pertumbuhan produk domestik bruto pada periode
kuartal III dan kuartal IV tahun sebelumnya dan kuartal I dan kuartal II tahun berjalan.

Lalu komponen rumus upah minimum adalah sebagai berikut :

UMn = UMt + {UMt x (Inflasi + pertumbuhan PDB)

Jadi logikanya, setiap tahun upah akan terus bertambah karena biaya hidup terus
meningkat.
Mengapa bulan September menjadi acuan? Karena pada bulan ini juga bertepatan dengan
penentuan jumlah upah minimal tahun berikutnya.
Pemerintah Daerah bersama dinas dan lembaga terkait harus menyelesaikan perhitungan
upah untuk tahun berikutnya pada tanggal 1 September. Selanjutnya berbicara mengenai
pengertian komponen dari upah minimal ini sendiri. Secara garis besar, komponen
penyusun upah adalah gaji pokok dan tunjangan tetap. Porsi pembagiannya secara
keseluruhan gaji pokok minimal bernilai 75% dari seluruh upah yang diterima, dan
tunjangan tetap berjumlah 25%.
Misalnya saja, jika upah terendah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berjumlah
Rp4.000.000, maka gaji pokok minimal bernilai Rp3.000.000 dan tunjangan tetap sebesar
Rp1.000.000. Tentu jika ada tunjangan tidak tetap nilainya akan bertambah.
Namun secara umum, pengertian dari komponen penyusun dari nilai total upah minimum
adalah dua hal tersebut, yakni gaji pokok dan tunjangan tetap.

d. Penghitungan Kompensasi Karyawan


Dalam prakteknya tentu penghitungan kompensasi untuk karyawan tidak akan sesederhana
itu. Masih banyak variabel lain yang harus turut diperhitungkan dengan rinci dan cermat
agar setiap pihak mendapatkan haknya dengan tepat. Ini juga termasuk beberapa kewajiban
yang harus diselesaikan oleh perusahaan dan karyawan terkait asuransi ketenagakerjaan
seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan program lainnya. Sebenarnya jika

7|Ghufron Edi Wibowo - 04 3104104


Tugas 2 HUKUM KETENAGAKERJAAN

disimak dan diteliti lebih jauh, proses penghitungan upah untuk setiap karyawan di
perusahaan tentu sudah dilakukan dengan baik. Selain demi memenuhi hak karyawan
sebagai tenaga kerja, proses ini juga penting untuk menjaga kredibilitas perusahaan sebagai
satu entitas bisnis yang berhubungan dengan banyak pihak. Setidaknya, urusan ‘dapur
sendiri’ selesai dengan baik sehingga tidak ada masalah yang mencuat keluar. Variabel lain
yang akan masuk dalam perhitungan keseluruhan misalnya adalah iuran wajib BPJS, dana
pensiun, jaminan kecelakaan kerja, asuransi lain, tabungan pegawai, potongan gaji.
Sedangkan untuk tunjangan sendiri dibagi dalam beberapa jenis tunjangan seperti
tunjangan anak dan istri, tunjangan transportasi, tunjangan jabatan, tunjangan hari raya,
bonus akhir tahun, tunjangan prestasi, tunjangan kinerja dan lain sebagainya. Variabelnya
sangat beragam tergantung kebijakan perusahaan. Proses menghitung yang melibatkan
banyak variabel inilah yang terkadang membuat kinerja bagian terkait menjadi melambat.
Bukan karena ketidakmampuan bagian tersebut, melainkan karena workload yang memang
sangat banyak dan harus dipastikan setiap perhitungannya benar.

Referensi

https://www.talenta.co/blog/rumus-cara-menghitung-pengertian-komponen-upah-minimum/

8|Ghufron Edi Wibowo - 04 3104104

Anda mungkin juga menyukai