Anda di halaman 1dari 16

Mengetahui Struktur dan Skala Upah bagi

Perusahaan

Struktur dan skala upah merupakan hal yang wajib ada di perusahaan. Hal tersebut
sudah diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 1 Tahun
2017.
Adapun tujuan penyusunan struktur dan skala upah adalah untuk mendorong
produktivitas karyawan dan mewujudkan upah yang transparan. Nantinya, struktur dan
skala upah ini akan disusun secara transparan oleh perusahaan dan diinformasikan
kepada karyawan secara perorangan.

Dalam proses penyusunan struktur dan skala upah, pengusaha wajib memperhatikan
ketentuan diatur dalam Permenaker Nomor 1 Tahun 2017. Misalnya aspek golongan,
masa kerja, jabatan, pendidikan, dan kompetensi.

Kelola payroll dan absensi karyawan lebih mudah dengan Talenta. Coba Gratis
Sekarang!

Apabila pengusaha tidak menyusun struktur dan skala upah ini, maka nantinya akan
dikenakan sanksi administratif. Oleh karena itu, agar terhindar dari sanksi administratif
tersebut, perusahaan perlu melalui tahapan dalam menyusun struktur dan skala upah.

Berikut ini penjelasan lengkap struktur dan skala upah dari Talenta by Mekari.

Note : Baca artikel Panduan Lengkap Penghitungan Gaji Karyawan Sesuai


Regulasi Pemerintah

Table of Contents
1 Regulasi Pengupahan di Indonesia
2 Dasar Pengupahan Karyawan
2.1 Upah Berdasarkan Satuan Waktu
2.2 Upah Berdasarkan Satuan Hasil
3 Komponen Dasar Upah Karyawan
3.1 Upah Pokok
3.2 Tunjangan Tetap
3.3 Tunjangan Tidak Tetap
3.4 Jenis Pemotongan Upah yang Bisa Dilakukan Perusahaan
3.5 Sanksi Perusahaan Telat Berikan Upah Karyawan
4 Definisi Struktur dan Skala Upah
5 Fungsi Struktur dan Skala Upah
6 Penyusunan Struktur dan Skala Upah
7 Tahapan Penyusunan Struktur dan Skala Upah
7.1 Analisa Jabatan
7.2 Evaluasi Jabatan
7.3 Penentuan Struktur dan Skala Upah
8 Pemberitahuan Struktur dan Skala Upah
9 Peninjauan Struktur dan Skala Upah
10 Sanksi bagi Perusahaan
11 Praktik Penyusunan Struktur dan Skala Upah
11.1 Metode Rangking Sederhana
11.2 Metode Dua Titik
11.3 Metode Point Factor
12 Peran HRIS dalam Menentukan Struktur dan Skala Upah
13 Kelebihan Software HRIS Talenta
13.1 Manajemen Database Karyawan
13.2 Penghitungan Upah dengan Fitur Payroll
Regulasi Pengupahan di Indonesia
Sebelum membahas detail tentang struktur dan skala upah, mari kita ketahui terlebih
dahulu tentang regulasi pengupahan di Indonesia. Upah merupakan hak yang wajib
diterima karyawan di dalam sebuah perusahaan.

Pemberian upah kepada karyawan sudah diatur dalam Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kemudian diturunkan ke dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015.

Dalam PP 78 Tahun 2015 disebutkan kebijakan pengupahan


diarahkan untuk mencapai penghasilan yang memenuhi penghidupan
layak bagi para pekerja/buruh.
Penghasilan layak yang dimaksud dari peraturan ini adalah jumlah penerimaan atau
pendapatan karyawan dari hasil pekerjaannya mampu memenuhi kebutuhan hidup
mereka dan keluarganya secara wajar.

Kebijakan penghasilan layak yang dimaksud dari PP 78 Tahun 2015 ini diberikan dalam
bentuk Upah dan Pendapatan non Upah.

Adapun kebijakan pengupahan tersebut yang meliputi:

1. Upah minimum
2. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
3. Bentuk dan cara pembayaran Upah
4. Upah kerja lembur
5. Denda dan potongan Upah
6. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya
7. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
8. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
9. Struktur dan skala upah
10. Upah untuk pembayaran pesangon
11. Perhitungan pajak penghasilan

Menurut PP 78 tahun 2015, upah yang dimaksud terdiri atas komponen seperti upah
tanpa tunjangan, upah pokok dan tunjangan tetap, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak
tetap.

Dalam komponen tersebut, upah pokok dan tunjangan tetap memiliki besaran upah
pokok paling sedikit 75% dari jumlah uang pokok dan tunjangan tetap.

Jaga bisnis tetap produktif dengan software payroll & HRIS terautomasi! Pelajari
Fitur Talenta Selengkapnya Disini!

Sedangkan, untuk pendapatan non upah yang berupa tunjangan hari raya keagamaan,
menurut PP ini pengusaha dapat memberikan pendapatan non upah berupa bonus,
uang pengganti fasilitas kerja, dan atau uang servis pada usaha tertentu.

Dalam PP ini juga menegaskan bahwa tunjangan hari raya keagamaan wajib diberikan
oleh pengusaha kepada para pekerja/buruh, dan dibayarkan paling lambat 7 hari
sebelum hari raya keagamaan.

Note : Baca artikel Panduan Lengkap BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan


Dasar Pengupahan Karyawan
Menurut PP 78 tahun 2015, upah dapat ditetapkan berdasarkan satuan waktu dan/atau
satuan hasil. Upah berdasarkan satuan waktu yang dimaksud dalam peraturan ini
ditetapkan secara harian, mingguan, atau bulanan.

1. Upah Berdasarkan Satuan Waktu

Dalam upah yang ditetapkan secara harian, perhitungan upah sehari adalah sebagai
berikut:

1. Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 hari dalam seminggu, upah sebulan
dibagi 25 atau;
2. Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 hari dalam seminggu, upah sebulan
dibagi 21.

Penetapan besarnya upah berdasarkan waktu ini juga sudah disusun melalui Pasal 14
ayat (1, 2) PP nomor 78 Tahun 2015. Struktur dan skala upah yang dimaksud menurut
PP ini wajib diberitahukan kepada seluruh pekerja/buruh, dan harus dilampirkan oleh
perusahaan pada saat permohonan pengesahan dan pembaruan peraturan
perusahaan, atau pada saat pendaftaran, perpanjangan, dan pembaharuan perjanjian
kerja sama.

2. Upah Berdasarkan Satuan Hasil

Dalam PP nomor 78 tahun 2015, penetapan upah berdasarkan satuan hasil


disesuaikan dengan hasil pekerjaan yang telah disepakati antara pengusaha dan
karyawan. Penetapan upah sebulan berdasarkan satuan hasil sudah ditentukan ke
dalam ketentuan dengan upah rata-rata tiga bulan terakhir yang diterima oleh karyawan
berdasarkan Pasal 16 dari PP ini.

Menurut PP ini pula, pengusaha wajib membayar upah pada waktu yang telah
dijanjikan antara pengusaha dan karyawan sesuai kesepakatan.

Berhemat dengan fitur Payroll Talenta, transfer gaji ke semua rekening tanpa
biaya admin. Pelajari Fitur Talenta Selengkapnya Disini!

Komponen Dasar Upah Karyawan


Komponen upah diatur dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia
No. SE/07/MEN/1990 Tahun 1990 tentang Pengelompokkan Komponen Upah dan
Pendapatan Non Upah. Berikut adalah komponen-komponen upah tersebut:

1. Upah Pokok

Upah pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada karyawan menurut jenis
pekerjaan yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

2. Tunjangan Tetap

Pembayaran teratur yang berkaitan dengan pekerjaan, diberikan kepada karyawan dan
keluarganya, serta dibayarkan bersamaan dengan upah pokok. Contohnya seperti
tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kematian, dan lain-lain.

3. Tunjangan Tidak Tetap

Pembayaran yang secara langsung atau tidak berkaitan dengan karyawan dan
diberikan secara tidak tetap untuk karyawan dan keluarganya, dibayarkan pada waktu
yang berbeda dari upah pokok. Contohnya seperti tunjangan transport yang didasarkan
pada kehadiran.

4. Jenis Pemotongan Upah yang Bisa Dilakukan Perusahaan

Dalam pemberian upah karyawan, ada pemotongan yang harus dilakukan oleh
perusahaan. Jadi, nantinya karyawan akan mendapatkan upah kotor, yakni upah pokok
dan tunjangan tetap yang telah mengalami pemotongan.

Berikut adalah jenis-jenis pemotongan tersebut:

1. Pajak penghasilan
2. Pembayaran iuran jaminan sosial (asuransi kesehatan, jaminan pensiun, dan lain-lain)
3. Pemotongan lainnya (pemotongan upah karena karyawan absen tanpa alasan jelas,
pemotongan upah karena karyawan melakukan pelanggaran, pemotongan upan karena
karyawan harus membayar cicilan).
Note : Baca artikel Panduan Lengkap Penghitungan PPh 21 Karyawan dengan
Contoh Soal

Sanksi Perusahaan Telat Berikan Upah Karyawan


Pihak perusahaan wajib memberikan upah karyawan secara tepat waktu sesuai dengan
kesepakatan. Apabila upah telat dibayarkan, maka mulai dari hari keempat sampai hari
kedelapan terhitung dari pembayaran upah, perusahaan wajib membayar sanksi
keterlambatan.

Besaran sanksi yang diberikan yakni sebesar 5% dari gaji untuk tiap
hari keterlambatan. Setelah hari kedelapan, sanksi keterlambatan
menjadi 1% dari gaji untuk tiap hari keterlambatan.
Jika upah tetap tidak dibayar setelah satu bulan, perusahaan wajib membayar
tambahan upah dan bunga yang ditetapkan oleh bank untuk kredit perusahaan
bersangkutan.

Definisi Struktur dan Skala Upah


Salah satu hal yang diatur dalam regulasi pengupahan di Indonesia adalah struktur dan
skala upah. Perusahaan berkewajiban untuk menyampaikan informasi struktur dan
skala upah. Hal ini diatur dalam Pasal 8 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
(Permenaker) Nomor 1 Tahun 2017.

Lantas apa definisi dari struktur dan skala upah?

Struktur dan skala upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi atau sebaliknya yang memuat kisaran nilai nominal upah dari
yang terkecil sampai yang terbesar untuk setiap golongan jabatan.
Upah yang tercantum dalam struktur dan skala upah merupakan upah atau gaji pokok
yang merupakan imbalan dasar yang dibayarkan kepada karyawan menurut tingkat
atau jenis pekerjaan yang besarannya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

Menurut Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan


(Permenaker) Nomor 1 Tahun 2017, pengusaha wajib menyusun
struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja, pendidikan, dan kompetensi karyawan.
Hal itu ditetapkan oleh pimpinan perusahaan dalam bentuk surat keputusan, yang
otomatis akan berlaku bagi setiap pekerja yang mempunyai hubungan kerja dengan
perusahaan bersangkutan.

Bagi karyawan suatu perusahaan, perlu diingat bahwa karyawan berhak mengetahui
tingkatan gaji sesuai golongan jabatan yang berlaku pada perusahaan tempat bekerja.

Ini menjadi tugas penting bagi tim Human Resource Department (HRD) untuk
menyampaikan tingkatan gaji yang berlaku kepada karyawan secara perorangan.

Fungsi Struktur dan Skala Upah


Perlu diketahui bahwa penyusunan struktur dan skala upah berguna bagi perusahaan
maupun karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut.
Bagi perusahaan, struktur atau skala gaji berguna sebagai pedoman untuk penetapan
upah berdasarkan satuan waktu.

Sementara bagi karyawan, struktur dan skala upah bisa menjamin kepastian upah
setiap pekerja serta mengurangi kesenjangan antara upah terendah dan tertinggi di
perusahaan.

Penyusunan Struktur dan Skala Upah


Struktur dan skala upah wajib disusun oleh pengusaha dengan memperhatikan
golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. Adapun golongan yang
dimaksud merupakan golongan jabatan.

Sementara itu, jabatan adalah sekelompok tugas dan pekerjaan dalam organisasi
perusahaan. Sedangkan masa kerja merupakan lamanya pengalaman melaksanakan
pekerjaan tertentu yang dinyatakan dalam satuan tahun yang dipersyaratkan dalam
suatu jabatan.

Untuk pendidikan diukur lewat tingkat pengetahuan yang diperoleh dari jenjang
pendidikan formal sesuai dengan sistem pendidikan nasional yang dipersyaratkan
dalam suatu jabatan.
Terakhir adalah kompetensi adalah kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dengan standar yang diterapkan dan
dipersyaratkan dalam suatu jabatan.

Tahapan Penyusunan Struktur dan Skala Upah


Ada 3 tahapan penyusunan struktur dan skala upah yang diatur dalam Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 1 Tahun 2017, yaitu:

1. Analisa Jabatan

Analisa jabatan merupakan proses memperoleh dan mengolah data jabatan menjadi
informasi jabatan yang dituangkan dalam bentuk uraian jabatan.

2. Evaluasi Jabatan

Evaluasi jabatan merupakan proses menilai, membandingkan, dan memeringkat


jabatan.

3. Penentuan Struktur dan Skala Upah

Penentuan struktur dan skala upah dilakukan oleh pengusaha berdasarkan


kemampuan perusahaan dan harus memperhatikan upah minimum yang berlaku.

Pemberitahuan Struktur dan Skala Upah


Dalam menyusun struktur dan skala upah, pengusaha dapat menggunakan contoh
sebagai berikut:

1. Struktur dan skala upah berlaku bagi setiap karyawan yang mempunya hubungan kerja
dengan pengusaha di perusahaan yang bersangkutan.
2. Struktur dan skala upah digunakan sebagai pedoman untuk penetapan upah
berdasarkan satuan waktu.

Peninjauan Struktur dan Skala Upah


Struktur dan skala upah pada dasarnya wajib diberitahukan kepada seluruh karyawan
oleh pengusaha. Adapun pemberitahuan struktur dan skala upah kepada karyawan
dilakukan secara perorangan.

Selain itu, struktur dan skala upah dapat ditinjau oleh pengusaha.
Hasil peninjauan nantinya diberitahukan kepada karyawan yang
golongan jabatannya mengalami perubahan.
Sanksi bagi Perusahaan
Bagi perusahaan yang tidak menyusun struktur dan skala upah serta tidak
memberitahukan kepada karyawan bisa dikenai sanksi administratif. Sanksi tersebut
diatur Pasal 12 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 1 Tahun
2017.

Adapun sanksi yang diatur merujuk Permenaker Nomor 20 Tahun 2016 tentang Tata
Cara Pemberian Sanksi Administratif, adalah:

1. Teguran tertulis terkait pelanggaran aturan tentang pengupahan,


2. Pembatasan kegiatan usaha, baik pembatasan kapasitas produksi ataupun penundaan
izin,
3. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi baik berupa barang atau
jasa dalam waktu tertentu,
4. Pembekuan kegiatan usaha, menghentikan seluruh proses produksi barang atau jasa
dalam waktu tertentu

Note : Baca artikel Informasi Lengkap BPJS Ketenagakerjaan bagi Perusahaan


dan Karyawan

Praktik Penyusunan Struktur dan Skala Upah


Dalam penyusunan struktur dan skala upah, terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan pengusaha, antara lain metode rangking sederhana, metode dua titik, dan
metode point factor.

Metode Rangking Sederhana

1. Tentukan jabatan dan uraian tugas masing-masing jabatan. Contoh:

1.
a. Office Boy: bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian kantor, serta
melaksanakan tugas yang diberikan staf umum.
b. Junior Administrasi: melakukan pembayaran atau transaksi terkait kebutuhan
kantor; menjaga komunikasi melalui telepon, fax, maupun email; menyimpan dan
merekapitulasi berkas administrasi.
c. Senior Administrasi: menyiapkan administasi harian dan dokumen penting;
menyiapkan dan mengatur rapat, seminar, atau pelatihan; serta menyiapkan
laporan per semester.
d. Manajer: memimpin, mengendalikan, dan mengembangkan kualitas organisasi;
serta membangun kepercayaan antar karyawan.
e. Chief Executive Officer (CEO): menentukan arah strategis perusahaan,
menciptakan jaringan bisnis, dan melaporkan perkembangan kepada dewan
direksi.

2. Buat daftar jabatan dan urutkan jabatan tersebut berdasarkan uraian tugasnya dari yang
termudah sampai dengan yang tersulit.

3. Buat tabel struktur dan skala upah yang terdiri dari kolom jabatan, golongan jabatan,
upah terkecil, dan upah terbesar.

3. Tentukan upah terkecil untuk jabatan terendah.

4. Tentukan upah terbesar untuk jabatan terendah.

5. Tentukan upah terkecil dan upah terbesar untuk jabatan-jabatan selanjutnya, mengikuti
langkah D dan E.

6. Masukan upah terkecil dan upah terbesar masing-masing jabatan ke dalam tabel
struktur dan skala upah.

7. Tentukan golongan jabatan untuk masing-masing jabatan. Apabila ada jabatan yang
tugas dan tanggung jawabnya relatif sama, jabatan tersebut dapat dikelompokkan dalam
satu golongan jabatan.

Tabel Struktur dan Skala Upah Metode Rangking Sederhana

Jabatan Golongan Jabatan Upah Terkecil Upah Terbesar

Office Boy 1 Rp 2,9 juta Rp 3,2 juta

Junior Administrasi 2 Rp 3,7 juta Rp 4,5 juta

Senior Administrasi 3 Rp 5,5 juta Rp 6,5 juta

Manajer 4 Rp 10 juta Rp 15 juta

CEO 5 Rp 25 juta Rp 40 juta

2. Metode Dua Titik


Metode dua titik adalah metode yang menghubungkan dua titik dalam bidang koordinat
sumbu absis (x) yang merupakan golongan jabatan dan sumbu ordinat (Y) yang
merupakan upah. Sehingga keduanya membentuk sebuah garis lurus yang mempunyai
persamaan garis lurus Y= a+b(x).

Garis lurus yang terbentuk dari dua titik tersebut merupakan garis kebijakan upah.
Berikut langkah-langkah membuat jenjang gaji dengan metode dua titik:

1. Siapkan daftar jabatan dan upah yang terdiri dari kolom nomor urut, nama, jabatan, dan
upah.
2. Urutkan upah dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi.
3. Identifikasikan upah yang terendah dan upah yang tertinggi.
4. Tentukan jumlah golongan jabatan.
5. Buat format tabel struktur dan skala upah yang terdiri dari kolom rentang, golongan
jabatan, upah terkecil, upah tengah, dan upah terbesar.
6. Tentukan rentang untuk masing-masing golongan jabatan.
7. Gunakan upah terendah sama dengan upah tengah terendah, dan upah tertinggi sama
dengan upah tengah tertinggi.
8. Hitung upah tengah antara upah tengah terendah dan upah tengah tertinggi dengan
menggunakan garis lurus: Y= a+b(x).
9. Hitung upah terkecil dan upah terbesar masing-masing golongan jabatan dengan
menggunakan rumus:
– Upah terkecil = 2 x upah tengah : (rentang+2)
– Upah terbesar = (2 x upah tengah) x (rentang+1) : rentang+2

Tabel Struktur dan Skala Upah Metode Dua Titik

Golongan Klasifikasi Rentang Upah Upah


Jabatan
Jabatan Jabatan
Upah Terkecil Tengah
Office Boy 1 Staf 40% Rp 1,31 juta Rp 1,57 juta

Satpam 2 Staf 40% Rp 3,17 juta Rp 3,81 juta

Kasir 3 Staf 40% Rp 5,04 juta Rp 6,05 juta

Staf Akuntansi 4 Staf 40% Rp 6,90 juta Rp 8,28 juta

Supervisor
5 Supervisor 70% Rp 7,79 juta Rp 10,52 juta
Pembelian

Kepala Minimarket 6 Managerial 100% Rp 8,50 juta Rp 12,76 juta

General Manager 7 Managerial 100% Rp 10 juta Rp 15 juta

3. Metode Point Factor


1. Analisa jabatan yaitu proses pencarian dan pengolahan data jabatan menjadi
informasi jabatan yang dituangkan dalam bentuk uraian jabatan.
2. Evaluasi jabatan yang merupakan proses menilai, membandingkan, dan
memeringkat jabatan.
3. Penentuan Struktur dan Skala Upah yaitu setelah melakukan evaluasi jabatan
dan menentukan poin faktor, pengusaha baru bisa menentukan struktur dan
skala gaji. Tahap ini dilakukan oleh pengusaha berdasarkan kemampuan
perusahaan dengan memperhatikan upah minimum yang berlaku.

Golongan Klasifikasi Rentang Total Upah


Jabatan Jabatan Jabatan
Upah Poin Terkecil T
Office Boy 1 Staf 40% 150 Rp 1.312.500 Rp

Supervisor
5 Supervisor 70% 460 Rp 7.796.296 Rp 1
Pembelian

General Manager 7 Managerial 100% 870 Rp 10.000.000 Rp 1


Peran HRIS dalam Menentukan Struktur dan Skala Upah
Perkembangan struktur organisasi maupun sistem upah pada perusahaan
meningkatkan kebutuhan akan penggunaan software Human Resource Information
System (HRIS). Salah satu alasan menggunakan software
HRIS seperti Talenta mempermudah penentuan struktur dan skala upah.

Bagi perusahaan yang tidak memiliki banyak karyawan, mungkin tidak terlalu sulit untuk
menentukannya secara case by case.

Namun, jika perusahaan sudah semakin berkembang dan jumlah karyawan terus
meningkat maka cara menentukan case by case akan menimbulkan persepsi yang
kurang baik dari karyawan.

Bisa jadi mereka menganggap perusahaan berspekulasi atas nilai gaji yang diberikan.
Jika hal ini terus dilakukan maka akan menimbulkan banyak keluhan dari karyawan,
misalnya:

1. Karyawan merasa perusahaan menentukan nilai gaji dengan sewenang-wenang,


2. Karyawan merasa kinerja mereka cukup baik sehingga layak dihargai lebih,
3. Karyawan merasa bingung tentang hubungan antara kinerja dengan kenaikan gaji.

Kelebihan Software HRIS Talenta


Talenta merupakan salah satu penyedia aplikasi HR terbaik di Indonesia. Dibekali
berbagai fitur canggih yang mengakomodir penyusunan struktur dan skala upah yang
diatur oleh pemerintah seperti database karyawan dan perhitungan payroll.

Talenta dapat dijadikan solusi untuk membantu mengelola administrasi perusahaan


dengan lebih praktis.
1. Manajemen Database Karyawan

Aplikasi HRIS Talenta memiliki fitur database karyawan. Fitur database karyawan berisi
nama dan jabatan dari karyawan tersebut di perusahaan.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, data dan informasi karyawan akan disimpan pada
database Talenta yang berbasis cloud. Data-data itu terintegrasi dengan fitur-fitur
lainnya yang ada.

Saat dibutuhkan untuk proses administrasi, HR bisa mengaksesnya kapan pun dan di
mana pun, tanpa repot membuka tumpukan berkas yang menyita waktu.

2. Penghitungan Upah dengan Fitur Payroll

Proses pengelolaan upah karyawan merupakan hal yang cukup sensitif dan rumit
karena perlu memperhitungkan berbagai komponen seperti absensi, pajak, potongan
BPJS, dan lain sebagainya. Untuk itu HR memerlukan HR Online dengan fitur
payroll untuk meringankan tugas tersebut.

Talenta menyediakan fitur payroll yang dibuat secara khusus untuk membantu
menyelesaikan urusan penghitungan gaji karyawan karena terintegrasi dengan fitur-fitur
lainnya seperti absensi dan cuti, sehingga perhitungan gaji dapat diotomatisasi sesuai
dengan catatan kehadiran karyawan.

Talenta juga dirancang dengan mengikuti kebijakan sesuai peraturan dan hukum yang
berlaku di Indonesia.

Jadi sudah jelas, bagaimana aplikasi HRIS Talenta bisa mempermudah perusahaan
Anda untuk menyusun struktur dan skala upah. Tunggu apa lagi? Dapatkan demo
Talenta di sini dan konsultasikan masalah HR Anda kepada kami!

Anda mungkin juga menyukai