Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI GHRM MELALUI MANAJEMEN Human, Safety, and Environment

HSE (Studi Kasus PT. WIJAYA KARYA [Persero] Tbk.)

Ahmad Ali Yassar Ranti , Muh. Halik , Akbar Sulaeman , Ahmad Wahyu Pratama
1 2 3 4

Universitas Negeri Makassar 1234

ABSTRAK

Kerusakan lingkungan menjadi ancaman serius bagi ekosistem dan keberlanjutan organisme. Dampak
industri, terutama pelepasan 8 miliar ton karbon dioksida setiap tahunnya, secara signifikan berkontribusi
pada kerusakan lingkungan. Menangani permasalahan ini memerlukan tanggung jawab kolektif, dengan
perusahaan memainkan peran penting. Manajemen Sumber Daya Manusia Hijau (GHRM) menjadi semakin
penting, terutama dalam industri padat karya seperti konstruksi. Penelitian ini fokus pada evaluasi
komitmen PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia, terhadap
keberlanjutan lingkungan melalui penerapan GHRM. Integrasi temuan dari penelitian sebelumnya dan
analisis laporan keberlanjutan WIKA tahun 2022 dilakukan. Perusahaan menunjukkan komitmen nyata
terhadap tanggung jawab lingkungan melalui manajemen kualitas, kesehatan, keselamatan, dan fokus pada
aspek lingkungan. Upaya WIKA, termasuk pengurangan penggunaan kertas, bahan bakar, listrik, dan air,
mencerminkan pendekatan holistik dalam praktik berkelanjutan. Keberhasilan implementasi GHRM di
WIKA tercermin dari pencapaian yang melampaui target di berbagai indikator lingkungan. Komitmen
perusahaan untuk menghindari tumpahan minyak menunjukkan tekadnya dalam pelestarian lingkungan.
Penelitian ini menyoroti pencapaian positif WIKA dalam menerapkan GHRM, sambil menekankan
perlunya peningkatan berkelanjutan dan target yang lebih tinggi untuk konservasi sumber daya. Kesuksesan
WIKA dalam menyeimbangkan keselamatan manusia dengan kesadaran lingkungan memberikan contoh
positif bagi praktik berkelanjutan di sektor industri. Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti prestasi positif
WIKA dalam menerapkan GHRM, menegaskan kebutuhan akan peningkatan berkelanjutan dan penetapan
target yang lebih ambisius untuk pelestarian sumber daya.

Kata Kunci : Kerusakan Lingkungan, Manajemen Sumber Daya Manusia Hijau, Industri Konstruksi.

ABSTRACT

Environmental damage poses a serious threat to ecosystems and the sustainability of organisms. Industrial
impacts, particularly the release of 8 billion tons of carbon dioxide annually, significantly contribute to
environmental degradation. Addressing these issues requires collective responsibility, with companies
playing a crucial role. Green Human Resource Management (GHRM) is becoming increasingly important,
especially in labor-intensive industries such as construction. This research focuses on evaluating the
commitment of PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Indonesia's leading construction company, to environmental
sustainability through the implementation of GHRM. An integration of findings from previous research and
analysis of WIKA's 2022 sustainability report is conducted. The company shows a real commitment to
environmental responsibility through quality management, health, safety, and focus on environmental
aspects. WIKA's efforts, including reduced use of paper, fuel, electricity and water, reflect a holistic
approach to sustainable practices. The successful implementation of GHRM at WIKA is reflected in
achievements that exceed targets in various environmental indicators. The company's commitment to avoid
oil spills shows its determination in environmental preservation. This research highlights WIKA's positive
achievements in implementing GHRM, while emphasizing the need for continuous improvement and higher
targets for resource conservation. WIKA's success in balancing human safety with environmental
awareness provides a positive example for sustainable practices in the industrial sector. Therefore, this
research highlights WIKA's positive achievements in implementing the GHRM, emphasizing the need for
continuous improvement and the setting of more ambitious targets for resource conservation.

Keywords : Environmental Damage, Green Human Resources Management, Construction Industry.

PENDAHULUAN

Kerusakan lingkungan merupakan kondisi terganggunya suatu ekosistem yang menyebabkan tidak
berjalannya suatu fungsi alamiah sebagaimana mestinya. kerusakan lingkungan dapat terjadi di darat, laut,
maupun atmosfer dimana eksistensi organisme yang terkandung di dalamnya terancam untuk hilang atau
tidak mampu melaksanakan fungsi alaminya. kerusakan lingkungan dapat disebabkan oleh berbagai faktor
baik alami maupun oleh faktor kesengajaan. Isu kerusakan lingkungan dewasa ini menyudutkan
industrialisasi sebagai salah satu faktor yang berkontribusi besar terhadap kerusakan lingkungan utamanya
menyebabkan peningkatan karbondioksida di udara. Dalam setahun diestimasikan bahwa terdapat 8 miliar
ton karbondioksida yang dilepaskan di udara dan bumi hanya mampu menyerap 3 miliar ton per tahun
(Senge, 2008). Maka dari itu, sudah seyogyanya berbagai pihak mulai menganggap isu kerusakan
lingkungan dalam hal meningkatnya karbondioksida maupun hal lainnya yang tidak ramah bagi
keberlanjutan lingkungan sebagai isu yang berhak mendapatkan atensi penuh dan mengambil langkah tepat
dalam menyikapi persoalan tersebut.

Menyikapi isu kerusakan lingkungan bukan hanya tanggung jawab segelintir pihak tetapi sebaiknya
menjadi tanggung jawab bersama dikarenakan dampak yang disebabkan oleh rusaknya lingkungan tidak
memihak kepada siapapun. Perusahaan sebagai pihak yang memiliki berbagai sumber daya diharapkan
mampu mengalokasikan sumber daya yang dimiliki untuk menyikapi isu ini. Bentuk kontribusi perusahaan
tidak terbatas hanya pada kebijakan corporate social responsibility (CSR) tetapi sebaiknya menunjukkan
dukungannya terhadap keberlanjutan lingkungan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari salah
satunya adalah dalam praktik manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia yang
berorientasi pada keberlangsungan lingkungan yang umumnya disebut sebagai green human resources
management (GHRM) dapat menjadi sarana bagi perusahaan dalam pengelolaan sumber daya manusianya
sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan.

Perusahaan yang bergerak di industri padat karya dirasa cocok untuk menerapkan GHRM
dikarenakan dalam perusahaan tersebut, sumber daya manusia merupakan elemen utama dan akan menjadi
ideal apabila manajemen terhadap sumber daya manusia yang diterapkan berorientasi dengan
keberlangsungan lingkungan. perusahaan padat karya seperti jasa konstruksi dinilai penting dalam
pengimplementasian konsep ini dikarenakan dalam praktiknya tentu dirasa tidak mungkin apabila tidak ada
dampak buruk yang dihasilkan terhadap lingkungan. Sadar akan hal tersebut salah satu perusahaan jasa
konstruksi terbesar di Indonesia yakni PT. Wika menunjukkan komitmennya terhadap keberlangsungan
lingkungan melalui kebijakan manajemen sumber daya manusia yang turut memperhatikan lingkungan
hidup.

PT Wijaya Karya (persero) Tbk atau dikenal sebagai wika, didirikan pada tahun 1960. Wika
bergerak di bidang engineering, procurement, dan construction (EPC), dan merupakan badan usaha milik
negara. Pada tahun 2007 WIKA melakukan initial public offering (IPO) dan menjadi perusahaan publik.
WIKA dikelola oleh jajaran direksi yang diawasi oleh dewan komisaris. Melalui integrasi dari proses bisnis,
kinerja seluruh insan WIKA, teknologi, dan juga sistem manajemen, WIKA telah berhasil menjadi
perusahaan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) terbesar di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan zaman dan peluang bisnis, maka WIKA beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan cara
melakukan penyesuaian pada lini bisnisnya yang sebelumnya memiliki 5 lini usaha lalu bertransformasi
menjadi 7 lini bisnis yang telah dikembangkan. Dikarenakan adanya penyesuaian yang cukup signifikan
pada lini bisnis, WIKA harus bisa beradaptasi dan mengelola strategi demi kelancaran kinerjanya.

Pengetahuan Karyawan dan pekerja proyek dalam melakukan tugasnya pada lini bisnis baru WIKA
menjadi perhatian manajemen pada tahun 2018. Hal tersebut menjadi tantangan bagi WIKA dalam
pengembangan kompetensinya, mendukung sertifikasi profesi, serta memastikan karyawan dan pekerja
proyek mengerti dan paham tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3). WIKA mengikuti serta
mendukung beberapa prinsip dan inisiatif, diantaranya dari International Organization for Standardisation
(ISO) untuk standar sistem manajemen, Occupational health and safety assessment series (OHSAS) untuk
standar sistem manajemen K3, Internasional Financial Reporting Standard (IFRS) untuk standar pelaporan
keuangan dan POJK no.51/POJK.03/2017, serta Global Sustainability Standards Board (GSSB) dari Global
Reporting Initiative (GRI), untuk standar pelaporan keberlanjutan.

Saat ini, WIKA berhasil menjangkau pasar lokal dan internasional di 10 negara, termasuk
Indonesia. Sepanjang tahun 2018, selain pasar Indonesia, WIKA juga beroperasi di 9 negara lainnya yang
terdiri dari Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar, Aljazair, Nigeria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan
Taiwan. Di negara-negara tersebut WIKA menjual produk dan jasa sektor kontruksi kepada beberapa jenis
pelanggan, diantaranya pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat luas termasuk institusi pendidikan.

WIKA sebagai salah satu perusahaan konstruksi yang terkemuka di Indonesia, berusaha
menjalankan bisnis yang memberikan dampak positif bagi pemangku kepentingan dan lingkungan antara
lain pertumbuhan ekonomi sosial dan lingkungan kerja melalui pembangunan infrastruktur hasil karya
perusahaan serta terlaksananya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di Indonesia. Dalam
melakukan kegiatan operasi, WIKA sadar akan adanya dampak negatif yang ditimbulkan, khususnya bagi
masyarakat disekitar lokasi perusahaan atau proyek. Hal tersebut dapat berpotensi menghilangkan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat tertentu. WIKA mengelola dampak tersebut melalui berbagai kegiatan tanggung
jawab sosial, dan pendekatan kepada masyarakat.

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk
mengetahui sejauh mana PT WIKA telah menerapkan praktik GHRM dalam manajemen sumber daya
manusia mereka. (2) Untuk mengetahui sejauh mana implementasi GHRM melalui manajemen safety,
health, and environment pada PT WIKA.

Dasar penelitian ini menggunakan penelitian Nia Adonia Siburian dan Agus Sugiarto (2022),
Meskipun implementasi Green Human Resources Management (GHRM) di perusahaan belum optimal,
upaya konkret telah dilakukan untuk menerapkan GHRM di kalangan karyawan. Metode GHRM digunakan
dalam proses rekrutmen, pelatihan, pembentukan budaya organisasi, dan manajemen kinerja untuk
mendorong adopsi perilaku pro-lingkungan di lingkungan kerja. PT Ratu Intan Mining menghadapi
beberapa tantangan, termasuk kurangnya inisiatif karyawan, keterbatasan manajemen tingkat tinggi,
dinamika kondisi lapangan, fasilitas yang kurang memadai, dan kesadaran minim karyawan terhadap isu-
isu lingkungan.

Penelitian Gugus Wijonarko dan Amaliyah (2023), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Green
Human Resources Management (GHRM) berusaha mengubah perilaku karyawan agar lebih ramah
lingkungan, terlihat dari langkah-langkah seperti penanaman pohon, pemberdayaan masyarakat, danpraktik
seperti kebijakan tanpa kertas serta pengurangan plastik. Perusahaan juga memberikan penghargaankepada
karyawan yang aktif dalam upaya keberlanjutan. Meskipun penelitian ini terbatas data primer karena
pandemi COVID-19, tidak ada upaya untuk mengukur variabel GHRM yang mempengaruhi CSR.

Serta penelitian Safroni, dkk (2020), Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Praktik
Manajemen Sumber Daya Manusia Hijau (GHRM) dalam industri perhotelan, seperti rekrutmen dan seleksi
hijau, pelatihan dan pengembangan hijau, penilaian kinerja hijau, serta penghargaan dan kompensasi hijau,
dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja lingkungan. Pemilihan karyawan melalui rekrutmen
dan seleksi hijau bertujuan membangun tim dengan kesadaran terhadap pelestarian lingkungan. Program
pelatihan dan pengembangan hijau diperkenalkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
karyawan terhadap isu-isu lingkungan. Penilaian kinerja hijau memainkan peran kunci dalam menilai
pencapaian karyawan berdasarkan standar hijau, sementara sistem penghargaan dan kompensasi hijau
membantu memotivasi karyawan dan mengidentifikasi kinerja yang signifikan terhadap pengelolaan
lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan integrasi GHRM sebagai bagian integral dari
strategi perusahaan dalam meningkatkan kinerja lingkungan industri perhotelan.

LANDASAN TEORI

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Gary Dessler (2015) pada bukunya yang berjudul “Human Resource Management”
menyatakan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan proses
memperoleh,melatih,menilai,memberi kompensasi karyawan,memperhatikan hubungan kerja.
Kemudian mengurus kesehatan dan keselamatan kerja serta masalah keadilan tenaga kerja.

Kemudian Menurut Stephen P. Robbins (2017) menyatakan bahwa sumber daya manusia
merupakan bagian dari fungsi manajemen yang berfokus pada mendapat training, motivating, dan
mempertahankan karyawan yang kompeten kemudian manajemen sumber daya manusia sangat
berpengaruh terhadap staffing untuk memastikan organisasi mempekerjakan dan mempertahankan
orang yang tepat.

Maka dapat disimpulkan Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan proses pelatihan, penilaian
serta pemberian motivasi guna untuk memberikan edukasi kepada karyawan yang dapat meningkatkan
kinerja dan untuk memastikan organisasi mempekerjakan dan mempertahankan karyawan yang
berkompeten.

2. Green Human Resources Management

SDM yang menerapkan kebijakan lingkungan (hijau) ke dalam praktik sumber daya manusia,
memiliki istilah yaitu Green Human Resources Management (GHRM). Green Human Resources
Management (GHRM), didefinisikan sebagai kegiatan Human Resources Department (HRD) dalam
meningkatkan hasil lingkungan yang positif (Kramar, 2014 dan Shen et al., 2016). Dengan demikian,
tujuan praktek GHRM di tempat kerja (Renwick et al., 2013) dan staf organisasi yang memberlakukan
Perilaku Ramah Lingkungan Kerja dengan sukarela (Kim et al., 2017) adalah untuk membantu
organisasi mengurangi emisi pabrik dan kantor serta meningkatkan daur ulang, sehingga organisasi
dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim global melalui pengurangan polusi dan limbah
yang didorong oleh tempat kerja serta penggunaan energi yang lebih baik (Saifulina dan Carballo-
Penela, 2016).

Green Human Resources Management (GHRM) merupakan pendekatan yang baru dari sumber
daya manusia yang berorientasikan terhadap lingkungan. GHRM adalah sebuah konsep dari sumber
daya manusia yang melibatkan pengembangan, pelaksanaan dan pemeliharaan sistem kerja yang
mempunyai tujuan untuk membuat sumber daya manusia dari sebuah perusahaan atau organisasi yang
berorientasi pada perilaku yang ramah lingkungan. GHRM juga menjadi solusi terhadap isu yang
berkaitan dengan praktik kebijakan sumber daya manusia serta pelaksanaan hukum yang memiliki
kaitan terhadap perlindungan dan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dan memiliki tujuan untuk
mengoptimalkan efisiensi sumber daya manusia dari perusahaan atau organisasi itu sendiri.

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu upaya dari perusahaan/organisasi untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan nyaman sehingga dapat meminimalisir kecelakaan
kerja dan akibat dari aktivitas pekerjaan yang dilakukan yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga
kerja. Sedangkan kesehatan merujuk pada kebebasan dan kesehatan mental dari tenaga kerja
perusahaan atau organisasi itu sendiri.

Kecelakaan merupakan suatu insiden yang tidak terduga dan tidak diinginkan, bukanlah sebuah
kejadian kebetulan semata, melainkan memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi. Penting untuk
memahami penyebabnya dengan jelas agar tindakan keselamatan dan pencegahan yang tepat dapat
diambil, sehingga kecelakaan tidak terulang dan kerugian akibatnya dapat dihindari. Kecelakaan terjadi
karena kondisi yang tidak aman. Salah satu penyebab utama kecelakaan adalah kelalaian, yang
memiliki peran penting dalam domain keselamatan. Di antara kondisi yang tidak amaman, beberapa di
antaranya meliputi kurangnya pencahayaan, ventilasi yang mengizinkan debu dan gas berbahaya, tata
letak yang membahayakan pekerja, perlindungan mesin yang tidak memadai, peralatan yang rusak,
serta kelengkapan pelindung yang tidak memadai, seperti helm. Selain itu, kondisi gudang yang kurang
memadai juga dapat menjadi faktor risiko.

Kesehatan kerja merujuk pada kondisi yang bebas dari permasalahan fisik, mental, emosi atau
rasa sakit yang bisa disebabkan oleh aktivitas dan lingkungan pekerjaan. Risiko kesehatan kerja
merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang disebabkan oleh tuntutan kerja yang dapat
menyebabkan atau membuat stress, emosi dan gangguan fisik.

4. Corporate Sustainability

Keberlanjutan perusahaan (Corporate Sustainability) adalah sebuah konsep di mana organisasi


atau perusahaan berusaha untuk menciptakan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang positif
dalam jangka panjang. Artinya, perusahaan tidak hanya berfokus pada profit atau keuntungan tetapi
juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat yang terdampak. Bertanggung jawab
pada lingkungan mencakup upaya perusahaan untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan,
seperti emisi karbon, penggunaan sumber daya alam dan limbah, serta mempromosikan energi
terbarukan dan teknologi lainnya.. Keberlanjutan sosial mencakup keterlibatan dengan masyarakat
lokal yang dekat dengan perusahaan atau organisasi, pengembangan produk dan layanan yang
bermanfaat bagi masyarakat, serta peningkatan kondisi kerja dan perlindungan hak-hak pekerja. Selain
itu, keberlanjutan ekonomi mengacu pada pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, manajemen risiko
keuangan yang bijaksana, dan inovasi untuk menciptakan peluang baru.. Melalui pendekatan ini,
perusahaan dapat mencapai keselarasan antara tujuan ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial, dan
seringkali memperoleh manfaat jangka panjang seperti mengurangi biaya operasional, menarik
investor, mengambil sikap berkelanjutan, dan mempertahankan reputasi yang kokoh.

Konsep keberlanjutan ini mendorong dunia usaha untuk fokus tidak hanya pada keuntungan
tetapi juga dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.. Keberlanjutan bisnis mencakup upaya
khusus untuk mengurangi dampak lingkungan, mendukung komunitas lokal, dan menjaga kondisi kerja
yang adil. Hal ini menciptakan model bisnis yang lebih komprehensif di mana perusahaan
mengintegrasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai dari strategi mereka. Pada saat
keberlanjutan semakin menjadi prioritas utama konsumen dan investor, perusahaan yang mengadopsi
pendekatan ini tidak hanya dapat meningkatkan reputasi mereka tetapi juga menciptakan manfaat
jangka panjang, seperti peningkatan efisiensi operasional dan pertumbuhan berkelanjutan.. Dengan
demikian, keberlanjutan perusahaan bukan hanya sebuah slogan, tetapi juga fondasi penting untuk
bisnis yang sukses di masa depan.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman
terkait implementasi GHRM melalui manajemen human, safety and environment pada PT. Wijaya Karya
Tbk. yang dikombinasikan dengan metode deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang tepat sesuai
dengan gejala dan peristiwa yang terjadi. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
laporan keberlanjutan atau sustainability report periode 2022 dan kajian literatur atau literature review
yang berkaitan dengan konsep GHRM. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui seberapa besar
implementasi konsep GHRM melalui manajemen human, safety and environment.

Pendekatan kualitatif deskriptif adalah metode yang menjadikan peneliti sebagai alat untuk meneliti
kondisi yang alamiah (natural setting) yang dilandasi dari filsafat post-positivisme dengan teknik
pengumpulan data secara gabungan (triangulasi) yang bertujuan untuk menghasilkan gambaran dan
menjawab secara detail dari permasalahan dengan mengamati kondisi natural dari objek yang diteliti
(Sugiyono : 2019).

Hipotesis nol dari penelitian ini adalah bahwasanya kebijakan manajemen human, safety,
and environment PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. tidak terbukti mengimplementasikan praktik
green human resources management. Sedangkan hipotesis kerja dari penelitian ini ialah kebijakan
manajemen human, safety, and environment itu PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. terbukti
mengimplementasikan praktik green human resources management.

HASIL

PT. Wijaya Karya (persero) Tbk. diketahui memiliki kebijakan K3 (kesehatan dan keselamatan
kerja) yang terbilang unik dikarenakan tidak hanya terfokus pada aspek keselamatan dan kesehatan tetapi
turut mengkombinasikannya dengan aspek lingkungan. Hal tersebut tertuang dalam kebijakan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) nomor WIKA-HSE-PM-01.01
yang mengintegrasikan K3 dengan pengelolaan lingkungan perseroan. Wika menyebut kebijakan tersebut
dengan manajemen Human, Safety, and Environment (HSE) yang implementasinya mengacu pada OHS
Management System ISO 45001:2018 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 tentang
SMK3:2012, ISO 14001:2015.

Kebijakan manajemen HSE dapat dikatakan sebagai kebijakan yang menjiwai konsep Green
Human Resources Management dikarenakan kebijakan HSE sejatinya merupakan kebijakan yang ditujukan
kepada segenap sumber daya manusia yang tergabung dalam Wika untuk memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sekaligus mempertimbangkan aspek lingkungan. Wika sadar
bahwa praktik usaha yang dilakukan jauh dari kata ramah lingkungan dikarenakan dampak yang
ditimbulkan dari konstruksi memiliki berbagai konsekuensi baik bagi lingkungan di sekitar maupun
lingkungan yang tidak terdampak langsung dari kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Wika. Maka
dari itu, di samping menjalankan kewajiban perusahaan terhadap dampak lingkungan melalui kebijakan
CSR (corporate social responsibility), Wika memanfaatkan karakteristiknya sebagai usaha padat karya
untuk mempromosikan kesadaran lingkungan melalui sumber daya manusianya.
Mengkombinasikan kebijakan K3 dengan aspek lingkungan merupakan terobosan yang baik
dikarenakan disamping memperhatikan keselamatan dan kesehatan, karyawan juga dituntut untuk
memperhatikan aspek ramah lingkungan dalam bekerja. Implementasi dari kebijakan ini dilaporkan dalam
laporan keberlanjutan tahun 2022. Dalam laporan tersebut terdapat tabel pengukuran sistem manajemen
Wika yang menunjukkan tingkat sistem manajemen kualitas, K3, lingkungan, asesmen kualitas produk, dan
sistem manajemen keamanan. Kelima hal yang dicantumkan dalam tabel tersebut merupakan indikator dari
keberhasilan manajemen Wika utamanya pada kebijakan manajemen HSE di mana terdapat target-target
yang hendak dicapai oleh Wika pada tahun 2022 pada aspek manajemen kualitas, K3, lingkungan, kualitas
produk, dan sistem manajemen keamanan. Adapun laporan yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R) 860 873

Lingkungan

a. Penghematan Penggunaan Kertas


10% 37%

b. Tumpahan Minyak
0 22

c. Intensitas Konsumsi Energi Listrik (Kwh/m2/Bulan)


20 14
d. Pengurangan Penggunaan Bbm (% Dari Anggaran Penggunaan
BBM Di RKP) 5% 25%

e. Penggunaan Air Bersih Untuk Perkantoran (Liter/Orang/Bulan)


4.320 2.426

PENGUKURAN SISTEM MANAJEMEN WIKA TARGET REALISASI


Quality Management System Level (QMSL)
820 844
K3 OSH
a. HSE Level
820 852
b. Frequency Rate

Non-Lost Time Injury (NTLI) <5


1,17
Lost Time Injury
<3 0,12
c. Severy Rate
<2 0,49
d. Risk Containment Audit (RCA)
<2,4 2,12
e. Jumlah Penyakit Akibat Kerja
0 0
Quality Product Assessment (QPASS)

a. QPASS Pekerjaan Struktur 80% 93,9%

b. QPASS Pekerjaan Finishing


90% 94,3%

c. QPASS Pekerjaan Mep


90% 95,1%

Security Management System Level (SMSL) 800 813

Sumber: Laporan Keberlanjutan Pt. Wijaya Karya (Persero) Tbk. Tahun 2022
PEMBAHASAN

Dari data yang tertera dalam tabel di atas, terlihat bahwa PT Wika telah menunjukkan realisasi
sistem manajemen kualitas yang melebihi dari target yang telah ditentukan. Pada aspek K3 dapat dilihat
bahwa implementasi kebijakan Wika terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan dapat dikatakan baik
dikarenakan skor realisasi HSE lebih tinggi dari target yang hendak dicapai. Kecelakan kerja yang tidak
menyebabkan dan menyebabkan hilangnya waktu kerja atau Non-Lost Time Injury dan Lost Time Injury
turut menunjukkan skor realisasi yang jauh dibawah target maksimum yang telah ditetapkan.

Pada aspek lingkungan, realisasi yang dicapai terhadap penghematan penggunaan kertas mampu
melebihi target yang ditetapkan. Dapat disimpulkan dari angka-angka ini menyoroti kesuksesan perusahaan
dalam mengimplementasikan kebijakan dan praktik penghematan kertas. Peningkatan yang signifikan ini
tidak hanya mencerminkan kepatuhan terhadap target, tetapi juga menunjukkan komitmen PT Wika dalam
mengurangi dampak lingkungan melalui tindakan nyata.

Pada indikator tumpahan minyak, Wika telah berusaha untuk menghindari terjadinya tumpahan
minyak dengan menetapkan target tidak ada tumpahan minyak di sepanjang tahun 2022. Akan tetapi,
realisasi menunjukan bahwa perusahaan masih gagal dalam mencapai target tersebut. Hal tersebut
mengindikasikan adanya tantangan yang perlu segera diatasi. Salah satu faktor penyebabnya adalah
kelalaian tenaga kerja Wika yang mungkin mengalami kurang fokus selama proses pemindahan minyak
dari tangki truk ke dalam barrel.

Pada indikator intensitas konsumsi energi listrik, diketahui PT Wika telah berhasil untuk menekan
penggunaan listrik sehingga mampu untuk tidak mencapai target maksimal yang telah ditetapkan. Dari
perbandingan antara target dan realisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan berhasil melakukan
penghematan sebesar enam kilowatt/jam pada intensitas konsumsi energi listrik. Keberhasilan ini
mencerminkan upaya PT Wika dalam mengimplementasikan praktik-praktik efisiensi energi guna
mendukung keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan.

Pada indikator pengurangan anggaran bahan bakar minyak (BBM) pada PT Wika, dapat dilihat
bahwa perusahaan telah menetapkan target penghematan dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
Implementasi kebijakan ini ternyata berhasil melampaui harapan, dengan tingkat pengurangan mencapai
lima kali lipat dari target awal yang ditetapkan. Angka ini mencerminkan efisiensi yang luar biasa dalam
manajemen penggunaan BBM oleh PT Wika.

Pada indikator penggunaan air bersih untuk perkantoran PT Wika, tampak bahwa perusahaan juga
berhasil untuk melakukan penghematan penggunaan air bersih di mana tingkat penggunaan air bersih hanya
setengah dari target maksimal yang ditetapkan. Hasil ini mencerminkan pencapaian yang signifikan dalam
upaya penghematan sumber daya, khususnya dalam pengelolaan air bersih. Keberhasilan PT Wika dalam
mengurangi penggunaan air tidak hanya mencerminkan efisiensi operasional, tetapi juga mencirikan
komitmen perusahaan terhadap praktik berkelanjutan dengan menghimbau segenap karyawan untuk
menghemat penggunaan air bersih di lingkungan perusahaan..

Hasil positif pada empat dari lima indikator capaian pada aspek lingkungan tersebut dapat
membuktikan bahwa disamping realisasi Wika untuk mencapai target keselamatan dan kesehatan
karyawan, Wika juga turut memperhatikan kesadaran lingkungan dengan menekan penggunaan kertas,
mengurangi penggunaan bahan bakar, listrik, dan air. Meskipun terjadi tumpahan minyak, Wika telah
menunjukkan komitmennya untuk mencegah terjadinya hal tersebut dengan menetapkan target nihil pada
tumpahan minyak.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Wika telah berhasil melakukan praktik GHRM yang
mana perusahaan telah memberlakukan kebijakan sumber daya manusia dalam hal ini K3 yang
juga berusaha untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan melalui pengurangan
penggunaan kertas, pengurangan karbon dari kurangnya penggunaan listrik dan BBM,
penghematan air bersih, serta menghindari tumpahan minyak. GHRM membantu perusahaan
dalam mengurangi emisi kantor sehingga organisasi dapat membantu mengurangi dampak
perubahan iklim global melalui pengurangan polusi dan limbah serta penggunaan energi yang
lebih efisien (Saifulina dan Carballo-Penela, 2016). Dengan demikian, telah terbukti bahwa
kebijakan manajemen human, safety, and environment PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. terbukti
mengimplementasikan praktik green human resources management atau dengan kata lain hipotesis
kerja diterima.

Pada aspek manajemen kualitas, Wika berhasil melampaui target-target yang telah ditetapkan pada
pekerjaan struktur, finishing, dan mep. Realisasi pada sistem manajemen keamanan turut menunjukkan
hasil positif yang mana melebihi target yang ditetapkan. Hal ini berarti bahwa disamping menunjukkan
realisasi yang baik pada sistem manajemen kualitas, K3, dan lingkungan, Wika juga berhasil menorehkan
kinerja yang positif pada kualitas produk dan sistem manajemen keamanan.

KESIMPULAN

Manajemen Human, Safety, and Environment atau manajemen HSE yang merupakan kebijakan
manajemen PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dikombinasikan dengan aspek lingkungan merupakan kebijakan yang dimaksudkan untuk mewujudkan
lingkungan kerja yang tidak membahayakan bagi karyawan dalam hal keselamatan dan kesehatan serta
untuk mewujudkan praktik kerja yang ramah bagi keberlanjutan lingkungan. Objektif dari kebijakan ini
terbagi menjadi lima yakni tercapainya target pada tingkat sistem manajemen kualitas, K3, lingkungan,
kualitas produk, dan sistem manajemen keamanan. Manajemen HSE dinilai merupakan perwujudan dari
konsep GHRM di mana Wika membubuhkan aspek lingkungan pada kebijakan K3 nya sehingga didapatkan
kebijakan K3 yang tidak hanya memperhatikan aspek kemanusiaan tetapi juga aspek ekologis.

Berdasarkan tabel pengukuran sistem manajemen Wika tahun 2022, ditunjukkan bahwa hampir
seluruh target yang ditetapkan telah tercapai bahkan melampaui estimasi perusahaan. Pada aspek sistem
manajemen kualitas perusahaan berhasil menoreh realisasi yang melebihi target. Hal tersebut juga berlaku
pada aspek K3 di mana seluruh indikator pada aspek ini menunjukkan realisasi yang positif. Sebagaimana
fokus dari kebijakan manajemen HSE yang tidak hanya menyangkut aspek kesehatan dan keselamatan kerja
tetapi juga turut mempertimbangkan aspek lingkungan, terdapat beberapa indikator lingkungan dengan
target-target yang ditetapkan pada penggunaan kertas, bahan bakar, air, listrik, dan tumpahan minyak.
Berdasarkan laporan tersebut dapat ditunjukkan bahwa Wika telah berhasil mencapai bahkan melebihi
target yang ditetapkan kecuali pada tumpahan minyak. Meski demikian, target nol pada tumpahan minyak
telah menunjukkan komitmen Wika untuk menghindari hal tersebut.

Kombinasi antara K3 dan Lingkungan melalui manajemen HSE telah terbukti mampu berjalan
dengan baik. Disamping berusaha mewujudkan lingkungan kerja yang aman dalam hal keselamatan dan
kesehatan karyawan, Wika turut mempromosikan kesadaran lingkungan dalam praktik usahanya melalui
pengurangan penggunaan kertas, bahan bakar minyak, listrik, air bersih, dan menghindari tumpahan minyak
yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan terdampak dan membahayakan pekerja. Maka dari itu
kedepannya diharapkan Wika dapat meningkatkan targetnya untuk mengurangi penggunaan kertas, BBM,
air, dan listrik serta diharapkan mampu untuk merealisasikan targetnya untuk tidak menumpahkan minyak
pada periode selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, M., & Wahyuni, H. C. (2018, Agustus). Matrik : Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan. STRATEGI IMPLEMENTASI GREEN HUMAN RESOURCE MANAGEMENT
PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM), 12(02), 121-127.
https://doi.org/10.24843/MATRIK:JMBK.2018.v12.i02.p04

Darmawan, K. K., Komala Sari, I. G. A. M. K., & Sagitarini, L. L. (2022). JURNAL MANAJEMEN
PERHOTELAN DAN PARIWISATA. Penerapan Green Human Resources Management pada
New Sunari Lovina Beach Resort, 05(03).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JMPP/article/download/50837/23788

Imron, A., & Taswiyah. (2022, November). Jurnal Inovasi Penelitian. GREEN HUMAN RESOURCE
MANAGEMENT DALAM DUNIA INDUSTRI (KAJIAN EMPIRIS DAN TEORITIS DALAM
IMPLEMENTASI GREEN HRM), 03(06), 6799-6805. https://doi.org/10.1111/j.1468-
2370.2011.00328.x

Indonesia. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

Isrososiawan, S., Rahayu, A., Wibowo, L. A., & Dewatmoko, S. (2020, Desember). Co-Management.
Green Human Resources Management Mendukung Kinerja Lingkungan Industri Perhotelan,
03(02), 457-465. https://journal.ikopin.ac.id/index.php/co-
management/article/download/425/199/1237

K, T. P., & Warsindah, L. (2021, Oktober). METRIK SERIAL HUMANIORA DAN SAINS. PENGARUH
GREEN HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TERHADAP JOB SATISFACTION MELALUI
GREEN WORK ENGAGEMENT, DAN MEANINGFUL WORK PADA INDUSTRI MANUFAKTUR
DI JAKARTA, 02(02), 77-84. Retrieved November, 2023, from https://publikasi.kocenin.com/

Laporan Keberlanjutan 2022. (2022, October 2). Laporan Keberlanjutan. Retrieved November 17, 2023,
from https://cms.wika.co.id/storage/2379/20230412---SR-WIKA---LR.pdf

Nathania, & Sandroto, C. W. (2022, Oktober). Review of Management and Entrepreneurship. THE
EFFECT OF GREEN HUMAN RESOURCE MANAGEMENT ON PERFORMANCE WITH
GREEN LIFESTYLE MODERATION AND PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT, 06(02),
145-159. https://journal.uc.ac.id/index.php/rome/article/view/3104/2185

Priwidianti, Ayu Saras. (2022). Green Human Resource Management For Organizational Culture Towards
Green Environment. UNISULA. Semarang.

Purnama, N. D., & Nawangsari, L. C. (2019, November). Pengaruh Green Human Resource Management
Terhadap Sustainability Business: Pendekatan Konsep.
https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/snpmpt/article/view/7941/3215

Purnomo, A. K. (2021, Agustus). Journal Management, Business, and Accounting. Analisis Penerapan
Green Human Resource Management Pada Perusahaan Tekstil, 20(02).
https://doi.org/10.33557/mbia.v20i2.1416
Saptaria, L., Soejipto, B. E., & Wardoyo, C. (2022, April). Ilomata International Journal of Management.
Impact of the Implementation of Green Human Resources Management: A Study of Systematic
Literature, 03(02), 264-283. https://doi.org/10.52728/ijjm.v3i2.471

Siburian, N. A., & Sugiarto, A. (2022, Oktober). JURISMA: Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen.
IMPLEMENTASI PRAKTIK GREEN HUMAN RESOURCES MANAGEMENT (Studi Kasus pada
Perusahaan Pertambangan), 12(02). https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jurisma/article/view/5973

Sugiyono. (2013). METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF, DAN R&D (19th ed.).
ALFABETA, CV.

Wijonarko, G., & Amaliyah. (2023, Maret). Jurnal Manajemen dan Organisasi. Peran Green Human
Resource Management dalam Implementasi CSR Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan di
Masa Pandemi COVID-19, 14(01), 80-88.
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmo/article/view/45320/25257

Anda mungkin juga menyukai