Anda di halaman 1dari 60

INTEGRITAS

KEPEMIMPINAN

Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


1
Biodata
 Nama: Drs. Panani MA
 Tempat, tanggal lahir : Krui Lampung, 25 April 1957
 NIP : 19570425 19780301001
 Pangkat/Gol : Pembina Utama IV E
 Jabatan : Widyaiswara Utama
 Status Pernikahan : menikah, 3 anak
 E-mail : panani@hotmail.co.uk HP : 0811837311
 Pendidikan :
S2, Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah, University
of Philipine, Manila Philipina dan Dortmund University,
Germany
S1,Administrasi Negara
DIKLATPIM I
 Pengalaman Mengajar :
- Beberapa Perguruan Tinggi
- Diklat Kepemimpinan Dan Diklat Teknis 2
-Jabatan Terakhir : Sekretaris Utama LAN (selama 5 Tahun)
INTEGRITAS KEPEMIMPINAN
3

Deskripsi Singkat:
Mata diklat ini membekali peserta dengan pengetahuan
tentang konsep dan pemahaman pemerintahan yang
bersih dan akuntabel, tantangan dan risiko penegakkan
integritas, penguatan dan strategi organisasi dalam
penegakkan integritas, dan aktualisasi integritas dalam
mengelola organisasi.

Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu
menyusun strategi organisasi dalam penegakkan integritas
(Internalisasi dan Aktualisasi Integritas).
Indikator Hasil Belajar:
3
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
a. Menjelaskan kerangka kebijakan pemerintahan
yang bersih dan akuntabel
b. Memetakan tantangan dan resiko penegakkan
integritas dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan akuntabel
c. Menjelaskan penguatan strategi organisasi dalam
penegakkan integritas
d. Menyusun strategi organisasi dalam penegakan
integritas
3
Materi Pokok
a.Kerangka kebijakan pemerintah yang
bersih dan akuntabel
b.Pemetaan tantangan dan resiko
penegakkan integritas dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan akuntabel
c. Penguatan strategi organisasi dalam
penegakan integritas
Self Mastery Brings True Happiness
Self mastery is a challenge for every individual

In its simplest terms

SELF MASTERY IS DOING THOSE


THINGS WE SHOULD DO AND NOT
DOING THOSE THINGS WE
SHOULD NOT DO
It requires strength, willpower, and honesty

(James E. Faust /1920 – 2007)


7
8
Self Mastery mengajak anda untuk belajar
tentang :
 bagaimana memahami diri sendiri,
 Bagaimana menjadi tuan bagi diri sendiri,
 Bagaimana membedakan keinginan
sendiri dan pengaruh keinginan dari orang
lain
 juga bagaimana cara memotivasi diri
sendiri

Self Mastery menuntun seseorang yg penuh


dengan kesadaran dan mencegah diri menjadi
KORBAN eksternal, karena selalu mampu
mengatasi segala tantangan yg muncul.
Sesi 1
ASN SBG INDIVIDU DAN ANGGOTA
KELOMPOK/ORGANISASI

• Pegawai ASN
berkedudukan sebagai
unsur aparatur negara
(pasal 8 UU 5/2014)
harus tunduk kepada
peraturan
perundangan, nilai
nilai dan kode etik
profesi.
TUJUAN UTAMA UU ASN

a. Independensi dan e. Kesejahteraan


Netralitas f. Kualitas Pelayanan
b. Kompetensi Publik
c. Kinerja/ Produktivitas g. Pengawasan dan
Kerja Akuntabilitas
d. Integritas
TUNTUTAN TUGAS ASN
• PELAKSANA KEBIJAKAN
• PELAYAN PUBLIK
• PEREKAT / PEMERSATU BANGSA

ETIKA DAN MORALITAS


MODALITAS : AKUNTABEL, TRANSPARANSI & NETRALITAS
TINDAKAN : INTEGRITAS
Permenpan 38 tahun 2017 tentang
Standard Kompetensi
Kompetensi Deskripsi

Integritas Konsisten berperilaku selaras


dengan nilai, norma dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam
hubungan dengan manajemen,
rekan kerja, bawahan langsung, dan
pemangku kepentingan,
menciptakan budaya etika tinggi,
bertanggungjawab atas tindakan
atau keputusan beserta risiko yang
menyertainya.
Standard Integritas JPT Pratama
Lev Deskripsi
el
1 Mampu bertindak sesuai nilai, norma etika organisasi dalam
kapasitas pribadi
2 Mampu mengingatkan, mengajak rekan kerja untuk bertindak sesuai
nilai, norma, dan etika organisasi
3 Mampu memastikan, menanamkan keyakinan bersama agar anggota
yang dipimpin bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi,
dalam lingkup formal

4 Mampu menciptakan situasi kerja yang mendorong


kepatuhan pada nilai, norma, dan etika organisasi
5 Mampu menjadi role model dalam penerapan standar keadilan dan
etika di tingkat nasional
Indikator perilaku Integritas level 4

4.1. Menciptakan situasi kerja yang mendorong seluruh


pemangku kepentingan mematuhi nilai, norma, dan
etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi.

4.2. Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan


standar etika yang tinggi, serta berani menanggung
konsekuensinya.

4.3. Berani melakukan koreksi atau mengambil tindakan


atas penyimpangan kode etik/nilai-nilai yang
dilakukan oleh orang lain, pada tataran lingkup kerja
setingkat instansi meskipun ada resiko.
SESI 2
TANTANGAN & RESIKO PENEGAKAN
INTEGRITAS
 
Lembag Lingkungan
a
DPR/D Peradil Integritas
PRD an
Kepolisi
an

Masya-
rakat
Birokra
si
Media

Partai
Politik

Ombud Swasta
-sman
a. Mental barrier penerapan
integritas di birokrasi
• No. 1. "Kami tidak memiliki masalah integritas
yang signifikan dalam organisasi kami

• No 2. "Memperkenalkan manajemen
integritas hanya akan memperkuat kurangnya
kepercayaan pada organisasi kita dan di sektor
publik secara umum.”
• No 3 "Staf saya akan menganggap itu penghinaan
ketika saya akan memperkenalkan kerangka kerja
manajemen integritas. Mereka akan berpikir
bahwa saya tidak mempercayai mereka.”

• No. 4. "Pelanggaran integritas seperti korupsi


begitu dalam di budaya kita sehingga tidak
mungkin atau tidak diinginkan untuk mencoba
mengubah apa pun tentang ini."
b. Konflik kepentingan
• Konflik kepentingan adalah situasi dimana
seorang penyelenggara negara yang
mendapatkan kekuasaan dan kewenangan
berdasarkan peraturan perundang-
undangan memiliki atau diduga memiliki
kepentingan pribadi atas setiap penggunaan
wewenang yang dimilikinya sehingga dapat
mempengaruhi kualitas dan kinerja yang
seharusnya.
Pengaruh Buruk Konflik Kepentingan

Loyalitas Ganda Aji Mumpung

Pemanfaatan
Informasi Rahasia
DAMPAK Suap

Pemanfaatan Menyalahgunakan
Fasilitas Organisasi Pengaruh Pribadi
c. Dilemma etik
• Dilema etis adalah situasi di mana ada pilihan
untuk dibuat di antara dua opsi, yang keduanya
tidak menyelesaikan situasi dengan cara yang
memuaskan secara moral. Dalam keadaan seperti
itu, pedoman etika sosial dan pribadi tidak dapat
memberikan hasil yang memuaskan bagi pemilih.
• Dilema etis adalah situasi rumit yang sering
melibatkan pertentangan mental yang jelas
antara keharusan moral, di mana untuk menaati
seseorang akan menghasilkan ketidaktaatan
terhadap orang lain.
Dilema etik yang dihadapi ASN
1. Diskresi administrative
2. Korupsi
3. Nepotisme
4. Kerahasiaan administrasi
5. Kebocoran informasi
6. Akuntabilitas publik
7. Dilema kebijakan
d. Gratifikasi
• Penjelasan Pasal 12B Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001, yaitu pemberian dalam arti luas,
yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di
dalam negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik
CORRUPTION PERCEPTION INDEX
2018

Denmark:
88
US: 71

China:
39
Singapore: 85
Somalia: 10
Indonesia:
38
“Leaders are crucial
in setting the right
‘tone from the top’
to foster and develop
strong cultures of
integrity.”
PENGERTIAN INTEGRITAS

Integritas : Kesesuaian antara


hati, ucapan, pikiran dan
perbuatan.

Integritas : Kemampuan untuk


senantiasa memegang teguh
prinsip-prinsip moral secara
konsisten dalam berbagai situasi.

NRDW 27
INTEGRITAS KEPEMIMPINAN

INTEGRITAS KEPEMIMPINAN didefinisikan


sebagai suatu kepribadian yang jujur,
berani, bijaksana, dan bertanggung jawab
untuk membangun kepercayaan dalam
pengambilan keputusan yang andal.

Bila dikaitkan dengan kode etik,


INTEGRITAS KEPEMIMPINAN didefinisikan
sebagai tindakan yang konsisten, sesuai
dengan kebijakan dan kode etik
organisasi.
30
INTEGRITAS DALAM PERSPEKTIF
PENCEGAHAN KORUPSI

Dalam perspektif
pencegahan korupsi,
Integritas adalah keteguhan
diri seorang aparatur
birokrasi dan pejabat publik
untuk tidak meminta atau
menerima apapun dari
orang lain yang diduga
terkait dengan jabatan
publik yang dipegangnya
(Azyumardi Azra, 2012).
NRDW 32
PEMIMPIN YANG DIHARAP
Senantiasa memegang
teguh prinsip-prinsip moral
dan etika, dan menolak
untuk mengubahnya
walaupun kondisi dan
situasi yang dihadapi
sangat sulit, serta banyak
tantangan yang berupaya
untuk melemahkan prinsip-
prinsip moral dan etika
yang diyakini kebenarannya

38
Learning product setiap peserta PKN II

1. Mengapa seorang pemimpin birokrasi perlu memiliki


kemampuan mengelola diri?

2. Apa yang anda ketahui tentang integritas ?

3. Mengapa integritas dibutuhkan oleh penyelenggara


negara?

4.Apa yang anda ketahui tentang integritas pemimpin


birokrasi level-4?

5. Apa yang anda ketahui tentang dimensi


etika/moralitas, terkait dengan integritas organisasi?

6. Kemampuan apa saja yang diperlukan untuk


mengembangkan birokrasi yang bersih dan akuntabel?
SESI 3

Instrumen membangun integritas :
Rule Based Vs value based
Rule based :
• Pendekatan manajemen integritas menekankan pentingnya
kontrol eksternal terhadap perilaku pegawai negeri. Ini lebih
menekankan kepada aturan dan prosedur formal dan rinci
sebagai cara untuk mengurangi pelanggaran integritas dan
mencegah korupsi
Value based :
• Fokus pada bimbingan dan kontrol "internal", yaitu kontrol
yang dilakukan oleh pegawai negeri pada diri mereka sendiri.
Pendekatan ini bertujuan untuk merangsang pemahaman dan
penerapan nilai-nilai harian dan untuk meningkatkan
keterampilan pengambilan keputusan yang etis
Rule based vs Value based
Rule based Value based
a. Menghindari perilaku a. Mendorong perilaku
tidak etis etis
b. Memperkuat kontrol b. Memperkuat kontrol
eksternal internal
c. Jenis instrumen : c. Jenis instrumen :

•Legislasi •Training dan


•Pedoman Perilaku yang pengembangan
ketat •Coaching/mentoring
•Pengawasan yang ketat
Instrumen penegakan integritas dalam
birokrasi
Pedoman Monitoring
rumen utama Kode etik Kebijakan Whistle
blower
Kode perilaku Sistem Pengaduan
Kebijakan penanganan Survey
konflik kepentingan
Kebijakan penanganan Internal audit
gratifikasi
Analisa Risiko Transparansi
Analisa dilemma etika Partisipasi publik
Wilayah bebas korupsi
Pedoman Monitoring

Dukungan Survey
Management
Kepegawaian Recruitmen
Penilaian kinerja
Promosi
Kebijakan
pengembangan
pegawai
KASUS AKTUAL 1
TERKAIT INTEGRITAS
Handang Soekarno, yang menjabat
Kepala Subdirektorat Bukti
Permulaan, Direktorat Penegakan
Hukum di Direktorat Jenderal Pajak
mengakui menerima uang Rp 6
miliar dari Country Director PT EK
Prima Ekspor (EKP) Indonesia
Uang Rp 6 miliar tersebut
merupakan komitmen yang akan
diterima Handang dari
Ramapanicker Rajamohanan Nair
atas bantuan mengurus
pembatalan Surat Tagihan Pajak
Pajak Pertambahan Nilai tahun
2014 sebesar Rp 52,36 miliar.
Jumlah Rp 6 miliar itu merupakan
10 persen dari nilai pokok SPT PPN
ditambah sanksi sebesar 1 persen
dari pokok
Nilai Dasar Yang diabaikan Pasal 4
UU 5/2014
Kenapa pejabat tersebut melakukan
tindakan Koruptif ?

 Mengikuti perintah atasan walaupun


tidak sesuai dengan aturan
 Adanya pemufakatan jahat dari kedua
belah pihak untuk meraih keuntungan
 Memanfaatkan celah peraturan
 Adanya kebutuhan pribadi diluar
kemampuan
50
Dampak perilaku koruptif disektor
perpajakan

 Hilangnya potensi pendapatan negara dari


sektor pajak
 Menurunkan semangat masyarakat taat
pajak
 Hilangnya kepercayaan terhadap institusi
pajak
 Menurunkan semangat pegawai pajak yang
sudah taat aturan
51
APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK
MENGHINDARI KORUPSI?

 Perintah atasan harus tertulis dan didokumentasikan


secara terstruktur
 Optimalisasi Sistem informasi pelayanan pajak
sehingga dapat meminimalisir kontak antara wajib
pajak dengan petugas pajak
 Meningkatkan pengawasan internal dilingkungan
dirjen pajak
 Seleksi pejabat dilakukan52secara terbuka
KASUS AKTUAL 2 TERKAIT INTEGRITAS

DPRD Kota Malang


dalam kasus suap
pembahasan APBD-P
2015.
RINCIAN KASUS
SUAP PEMBAHASAN APBDP 2015 ANTARA WALIKOTA DENGAN
ANGGOTA DPRD

NILAI SUAP @RP. 5,8 M TERKAIT PENGELOLAAN SAMPAH

MELIBATKAN 41 DARI 45 ANGGOTA DPRD KOTA MALANG,


WALIKOTA DAN DINAS PU-PPB

ANGGARAN YANG DIGUNAKAN UNTUK KASUS SUAP TERSEBUT


BERASAL DARI DANA APBD

Sumber : Detiknews,9/4/2019
NILAI INTEGRITAS YANG DIABAIKAN DALAM
KASUS TERSEBUT
KASUS NILAI INTEGRITAS
PROSES SUAP DALAM PEMBAHASAN ANGGARAN JUJUR DAN DAPAT DIPERCAYA
PERUBAHAN TAHUN 2015 MELIBATKAN PIMPINAN
EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF
MENGGUNAKAN UANG RAKYAT UNTUK KEPENTINGAN BERTANGGUNGJAWAB DAN SETIA
PERIBADI/GOLONGAN
TIDAK MEMILIKI KOMITMEN DALAM MENJALANKAN KOMITMEN DAN MENEPATI
TUGAS SEBAGAI WAKIL RAKYAT UCAPAN
BEKERJA DENGAN PAMRIH DAN MENERIMA UANG MEMILIKI PRINSIP DAN NILAI-
YANG BUKAN HAK NYA SERTA BEKERJASAMA DALAM NILAI HIDUP
RENCANA JAHAT

NORMA. : Agama, Kemasyarakatan, Sosial,


NILAI, NORMA DAN Hukum
ETIKA ORGANISASI NILAI : Pancasila (Sila 4), Demokrasi
YANG DILANGGAR ETIK : Melanggar Hak Masyarakat, Bersikap
Tidak Adil
TUGAS PESERTA
• MASING2 KELOMPOK MENCARI DAN MEMBAHAS KASUS
AKTUAL YG DITENGGARAI TDK SESUAI DGN NILAI-2,
NORMA, DAN ETIKA ORGANISASI
• NILAI-2 INTEGRITAS APA SAJA YG DIABAIKAN DLM KASUS
TERSEBUT
• MENGAPA TERJADI PENGABAIAN NILAI-2 INTEGRITAS
DALAM KASUS TERSEBUT
• BAGAIMANA MENGINTERNALISASI DAN
MENGAKTUALISASIKAN PRINSIP-2 INTEGRITAS
KEPEMIMPINAN DLM LINGKUP ORGANISASI SHG MAMPU
MENCIPTAKAN SITUASI KERJA YANG MENDORONG
KEPATUHAN PADA NILAI, NORMA, DAN ETIKA ORGANISASI,
SESUAI DGN KOMPETENSI INTEGRITAS LEVEL-4
INTERNALISASI & AKTUALISASI
• PEMBUDAYAAN MELALUI PEMBIASAAN DAN PENGEMBANGAN NILAI-2 YG
DPT MENUMBUHKAN KEMAMPUAN KENDALI DIRI THD PENGARUH
BURUK LINGKUNGAN.
• PERBAIKAN NILAI, SISTEM, PRIBADI DAN BUDAYA
• DGN PRINSIP – MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN PUBLIK, MENCIPTAKAN
KETERBUKAAN PENANGANAN & WAS CoI, MENDORONG TGJWB PRIBADI
& SIKAP KETELADANAN, DAN MENCIPTAKAN & MEMBINA BUDAYA ORG YG
TDK TOLERAN THD CoI.
• TAHAPANNYA : PENYUSUNAN KERANGKA KEBIJAKAN, IDENTIFIKASI
SITUASI CoI; PENYIAPAN SERANGKAIAN TINDAKAN UNTUK MENANGANI
CoI;
• DIDUKUNG : KOMITMEN & TELADAN PEMIMPIN, PARTISIPASI DAN
KETERLIBATAN PENYELENGGARA NEGARA, PERHATIAN KHUSUS ATAS HAL
TERTENTU, LANGKAH PREVENTIF, PENEGAKAN JAK CoI, PANTAU DAN
EVALUASI
NILAI-2 INTEGRITAS
• VALUES INTEGRITAS
1.Dpt dipercaya/jujur
2.Memegang Teguh Nilai Kebenaran
3.Tanggungjawab
4.Komitmen & loyalitas
5.Berkualitas
6.Disiplin
• JUJUR, PEDULI, DISIPLIN, MANDIRI, TG JWB,
SEDERHANA, BERSIH (KERJA KERAS), ADIL,
BERANI (KPK)
MASIH ADAKAH PEMIMPIN KITA YANG
BERINTEGRITAS ???????

52
Bung HATTA

• Permintaan sang istri untuk dibelikan MESIN JAHIT


yang tak pernah kesampaian…
• Kisah SEPATU BALLY yang tak pernah terbeli…
63
“Polisi Jujur & Sederhana”
1. Menolak semua pemberian yang
terkait dengan Tugas dan jabatannya.
2. Mengembalikan pemberian berupa
perabotan rumah luks dan lalu
menaruhnya di pinggir jalan depan
rumah.
3. Baru punya rumah setelah pensiun
4. Uang pensiun sebesar Rp.10.000 per
bulan hingga tahun 2001.
5. Menjual lukisan selepas masa
pensiun.
Kapolri 1968 - 1971
64
Baharuddin Lopa Jaksa Agung 2001

“Jaksa yg bersih & tegas”


• Menolak permintaan anaknya untuk
menumpang mobil dinas ke sekolah
yang searah dengan kantor Lopa.
• Memisahkan antara keperluan dinas
dan Keperluan pribadi.
• Menabung di celengan untuk renovasi
rumah
• Mencicil mobil bekas seharga Rp25
juta.

“Janganlah takut menegakkan hukum, dan jangan


takut mati demi menegakkan hukum.”
65
Contoh Pejabat Yang Berintegritas
MASIH ADAKAH PEMIMPIN KITA YANG
BERINTEGRITAS ???????
BISAKAH SAUDARA MEMBERIKAN
CONTOHNYA YANG LAIN

52

Anda mungkin juga menyukai