Anda di halaman 1dari 80

MODUL

DP
NS.
01

PUSDI
KLATPE
GAWAI
KEMNAKE
RRI

KEDI
SIPLI
NAN
PEGAWAINEGERIS
IPI
L
PNS

pus
dikl
at.
kemna
ker
.go.
i
d
KATA PENGANTAR

Disiplin adalah sikap dan perilaku manusia yang menjadi modal dasar untuk mencapai
kemajuan setiap individu, kelompok masyarakat, bangsa dan negara. Sikap dan prilaku
disiplin ini teraktualisasi dalam bentuk kepatuhan terhadap komitmen pribadi dan komitmen
kelompok, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Belajar dari keberhasilan orang per orang, maupun berbagai negara maju (developed
country), tidak dapat terbantahkan bahwa mereka atau negara-negara tersebut berhasil
karena warga negaranya adalah para penegak disiplin yang tangguh. Dalam hal ini, setiap
warga negara berperan sebagai individu sekaligus sebagai warga masyarakat yang
menempatkan peraturan perundang-undangan sebagai komitmen pribadinya pula.

Menyadari pentingnya disiplin tersebut untuk mencapai kemajuan bangsa Indonesia, maka
pegawai negeri sipil sebagai salah satu komponen bangsa Indonesia dan sekaligus sebagai
pelopor pembangunan bangsa Indonesia tentunya harus memiliki disiplin yang tinggi. Untuk
itu, telah diterbitkan Peraturan Perundang-Undangan tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
yang mengatur tentang kewajiban dan larangan bagi pegawai negeri sipil dan tata cara
pelaksanaannya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Kementerian
Ketenagakerjaan menyusun modul pendidikan dan pelatihan disiplin pegawai negeri sipil
yang akan menjadi sarana internalisasi disiplin bagi pegawai negeri sipil di lingkungan
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Adapun metode pendidikan dan
pelatihannya akan dilaksanakan secara E-Learning, sehingga dapat menyasar lebih banyak
pegawai negeri sipil di manapun mereka berada.

Dengan tersusunnya modul pelatihan ini, diucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
para penyusun dan semua pihak terkait. Semoga amal baik Bapak / Ibu / Saudara (i)
sekalian menjadi amal ibadah dan mendapat ganjaran berlimpah dari Allah SWT.

Kepala Pusdiklat Pegawai

Elsie Armaita, SH. MH.


NIP. 19600520 198603 2 001

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------------------- i

Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------------------------------ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------------ 1


B. Deskripsi Singkat --------------------------------------------------------------------------------- 1
C. Tujuan Pembelajaran ---------------------------------------------------------------------------- 1
D. Materi ------------------------------------------------------------------------------------------------ 2
E. Peserta --------------------------------------------------------------------------------------------- 3

BAB II KONSEP DASAR DISIPLIN PNS

A. Pengertian Disiplin -------------------------------------------------------------------------------- 4


B. Kode Etik dan Kode Perilaku ------------------------------------------------------------------- 5
C. Kewaiban ------------------------------------------------------------------------------------------- 6
D. Larangan -------------------------------------------------------------------------------------------- 7
E. Rangkuman ---------------------------------------------------------------------------------------- 10
F. Latihan ----------------------------------------------------------------------------------------------- 11

BAB III HUKUMAN DISIPLIN

A. Hukuman Disiplin --------------------------------------------------------------------------------- 12


B. Pelanggaran Terhadap Disiplin ---------------------------------------------------------------- 13
C. Pelanggaran Terhadap Larangan ------------------------------------------------------------ 18
D. Rangkuman ---------------------------------------------------------------------------------------- 20
E. Latihan ----------------------------------------------------------------------------------------------- 21

BAB IV PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM

A. Pejabat Yang Berwenang Menghukum dan Kewenangannya ------------------------- 22


B. Rangkuman ---------------------------------------------------------------------------------------- 44
C. Latihan ---------------------------------------------------------------------------------------------- 45

ii
BAB V PROSES PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

A. Umum------------------------------------------------------------------------------------------------ 46
B. Pemanggilan --------------------------------------------------------------------------------------- 46
C. Pemeriksaan --------------------------------------------------------------------------------------- 47
D. Penjatuhan Hukuman Disiplin------------------------------------------------------------------ 50
E. Penyusunan dan Penilaian --------------------------------------------------------------------- 73
F. Latihan ----------------------------------------------------------------------------------------------- 74

DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------------------------- 75

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur negara, abdi Negara dan abdi masyrakat,
mempunyai posisi sangat strategis dan peranan yang menentukan dalam
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil diserahi
tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik dilakukan dengan memberikan
pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan Pegawai
ASN. Adapun tugas pemerintahan dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi
umum pemerintahan yang meliputi pendayagunaan kelembagaan, kepegawaian, dan
ketatalaksanaan. Sedangkan dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan tertentu
dilakukan melalui pembangunan bangsa (cultural and political development) serta melalui
pembangunan ekonomi dan sosial (economic and social development) yang diarahkan
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat.
Untuk dapat menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas
pembangunan tertentu, PNS harus memiliki kedisiplinan yang baik. Dengan adanya PNS
berdisiplin dapat menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas
serta dapat mendorong PNS untuk lebih produktif. Pembinaan disiplin bagi PNS harus
dilakukan secara menyeluruh dan harus dikedepankan, karena disiplin menyangkut
ketertiban, kepatuhan, kerapihan dan kinerja pegawai.

B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas pembinaan disiplin PNS, penegakan peraturan disiplin PNS
mencakup pengertian disiplin atau ketentuan umum sebagaimana yang dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, kewajiban dan larangan, tingkat dan jenis
hukuman disiplin, pelanggaran dan jenis hukuman, pelanggaran terhadap kewajiban dan
larangan, pejabat yang berwenang menghukum, tata cara pemanggilan, tata cara
pemeriksaan, penjatuhan dan penyampaian surat keputusan hukuman disiplin, upaya
administrasi, berlakunya hukuman disiplin dan pendokumentasian keputusan hukuman
disiplin, serta penilaian dan prestasi kerja PNS.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu memahami
tentang disiplin PNS, nilai-nilai kewajiban dan larangan, pelanggaran terhadap kewajiban
dan larangan, pejabat yang berwenang menghukum, upaya administrasi, berlakunya

1
hukuman disiplin, pendokumentasian keputusan hukuman disiplin, serta penilaian dan
prestasi kerja PNS.

D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok


Materi pokok dalam modul ini adalah:
1. Konsep Dasar Disiplin PNS
a. Pengertian disiplin
b. Kode etik dan kode perilaku
c. Kewajiban
d. Larangan
2. Hukuman Disiplin
a. Hukuman disiplin
b. Pelanggaran terhadap kewajiban
c. Pelanggaran terhadap larangan
3. Pejabat yang Berwenang Menghukum
a. Pejabat yang berwenang menghukum
4. Proses Penjatuhan Hukuman Disiplin
a. Umum
b. Pemanggilan
c. Pemeriksaan
d. Penjatuhan hukuman disiplin
e. Penyampaian hukuman disiplin
f. Upaya Administrasi
g. Berlakunya Hukuman Disiplin
5. Ketentuan dan Pendokumentasian
a. Ketentuan Lain-Lain
b. Ketentuan Peralihan
c. Pendokumentasian
6. Penilaian Prestasi Kerja PNS
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Manfaat
d. Unsur Penilaian Prestasi Kerja PNS
e. Penyusunan dan Penilaian

2
E. Peserta
Peserta diklat ini adalah pegawai negeri sipil di Kementerian Ketenagakerjaan yang
memiliki masa kerja di atas dua (2) tahun.

3
BAB II
KONSEP DASAR DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Pengertian Disiplin
Disiplin PNS akan membuat seorang pegawai dapat membedakan hal-hal apa saja
yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan dan yang tidak
seharusnya dilakukan.
Menurut Gunarsa (1987) disiplin sebagai sikap mental yang mengandung kerelaan
untuk mematuhi semua ketentuan peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan
tugas dan tanggung jawab. Prijodarminto (1993) mengartikan disiplin sebagai suatu
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
Gibson, Ivancevich, dan Donelly (1996) mendefinisikan disiplin sebagai penggunaan
beberapa bentuk hukuman atau sanksi jika karyawan menyimpang. Penggunaan
hukuman atau sanksi apabila pimpinan dihadapkan pada permasalahan perilaku
bawahan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Subraka Sugarda disiplin adalah suatu keadaan yang
menunjukan suasana tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada di
bawah naungan sebuah organisasi karena peraturan perundang-undangan yang berlaku
dihormati.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disiplin PNS adalah
kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin. Dalam pelaksanaannya dilakukan
secara bertahap sejak pengangkatan, penempatan, pendidikan dan latihan, pemindahan,
penghargaan, serta pemberhentian dengan selalu mengacu kepada kode etik dan
peraturan disiplin yang diberlakukan. Semua itu dilakukan dengan tujuan untuk
mengoptimalkan kinerja sumber daya aparatur.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin PNS adalah
ketaatan PNS dalam melaksanakan kewajiban serta menghindari larangan sesuai
peraturan yang berlaku. Seorang PNS yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya
tentu akan menjalankan kewajiban yang dibebankan kepadanya dan menjauhi larangan-
larangan yang akan menurunkan krediblitasnya sebagai PNS.
Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
menyebutkan bahwa:
a. Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaa tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS.

4
b. Instansi pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
c. PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin diatur dengan peraturan pemerintah.
Disiplin dapat dicapai melalui dua cara, yaitu melalui pengembangan disiplin yang
datang dari individu dan melalui penerapan tindakan disiplin yang ketat, artinya bagi
seorang PNS yang melakukan tindakan indisipliner akan dikenai hukuman atau sanksi
sesuai dengan tingkatan kesalahan.
Dari beberapa pengertian diatas setidaknya dapat ditarik beberapa hal yang terkait
dengan disiplin yaitu adanya kewajiban, larangan, sanksi, suasana tertib, teratur,
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dari seluruh perilaku.

B. Kode Etik dan Kode Perilaku


Kode etik dan kode perilaku PNS dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman
bagi PNS dalam bersikap, bertingkah laku, dan berbuat baik di dalam melaksanakan
tugas maupun pergaulan hidup sehari-hari.
Di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku
berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien;
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;

5
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.

C. Kewajiban
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 pada Bab II pasal 3 disebutkan
tentang kewajiban PNS yaitu:
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengatahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaikbaiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Sekalipun jumlah kewajiban di atas, apabila dibandingkan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS lebih sedikit (17 berbanding 26
butir), tetapi kewajiban di atas terlihat lebih kongkrit dan memberikan kepastian
sehubungan sudah ditentukannya jenis hukuman disiplin.
Di antara kewajiban di atas, ada beberapa butir kewajiban yang dirasa perlu
dijelaskan sehingga tidak menimbulkan multi tafsir dalam mengimplementasikan di

6
kemudian hari, yaitu : setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Pemerintah; Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab; Masuk kerja dan menaati ketentuan
jam kerja; dan Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; Memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier.
Butir kewajiban PNS “setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Pemerintah” adalah setiap PNS di samping taat juga berkewajiban melaksanakan
ketentuan Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945, kebijakan negara dan
pemerintah serta tidak mempermasalahkan dan/atau menentang Pancasila, dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Butir kewajiban PNS “Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab” adalah tugas yang
diberikan oleh atasan yang berwenang dan berhubungan dengan (1) perintah kedinasan,
(2) peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian atau peraturan yang
berkaitan dengan kepegawaian, (3) peraturan kedinasan, (4) tata tertib di lingkungan
kantor; dan (5) standar prosedur kerja (standard operating procedure).
Butir kewajiban PNS “Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja” adalah PNS
wajib datang, melaksanakan tugas dan pulang sesuai dengan ketentuan jam kerja serta
tidak berada di tempat umum bukan karena dinas. Ketentuan jam kerja yang berlaku
sehari adalah 7,5 (tujuh koma limah) jam perhari.
Butir kewajiban PNS “Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat”
adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau, teratur, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Butir kewajiban PNS “Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier” adalah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
meningkatkan kemampuan dalam rangka pengembangan karier, seperti memberikan
kesempatan mengikuti rapat, seminar, diklat dan pendidikan formal maupun nonformal
yang sifatnya berkelanjutan.

D. Larangan
Larangan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 adalah:
1. Menyalahgunakan wewenang;
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain;

7
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
lembaga atau organisasi internasional;
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat
asing;
5. Memiliki, menjual, membeli menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara
secara tidak sah;
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan Negara;
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan;
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang
berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaannya;
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden /wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah. Atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan
cara:
a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye.
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS.
c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain dan/atau.
d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara.
13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil presiden dengan cara:
a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikaan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau.
b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesuadah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon
Kepala daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan

8
disertai foto copy Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk
sesuai peraturan perundang-undangan, dan
15. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan
cara:
a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon selama masa kampanye, dan/atau
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi pesarta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

Di antara larangan di atas, ada beberapa butir larangan yang dirasa perlu dijelaskan
sehingga tidak menimbulkan multi tafsir dalam mengimplementasikan di kemudian hari,
yaitu: Menyalahgunakan wewenang; Memiliki, menjual, membeli menggadaikan,
menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tidak sah; Menerima hadiah atau suatu
pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
pekerjaannya; Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; Memberikan
dukungan kepada calon Presiden/ wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Kepala Daerah.
Butir larangan PNS “menyalahgunakan wewenang” adalah menggunakan
kewenangannya untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu untuk
kepentingan pribadi atau kepentingan pihak lain yang tidak sesuai dengan tujuan
pemberian kewenangan tersebut. Penyalahgunaan wewenang tersebut digolongkan
sebagai pelanggaran disiplin PNS. Apabila penyalahgunaan wewenang berakibat pada
salah satu unsur tindak pidana korupsi, maka penyelesaiannya adalah hukum pidana
tindak pidana korupsi.
Butir larangan PNS “Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat
berharga milik negara secara tidak sah” adalah perbuatan yang dilakukan tidak atas
dasar ketentuan termasuk tata cara maupun kualifikasi barang, dokumen, atau benda lain
yang dapat dipindahtangankan.
Butir larangan PNS “Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun
juga yang berhubungan dengan jabatan dan/ atau pekerjaannya” adalah PNS dilarang

9
menerima hadiah yang diketahui dan diduga hadiah tersebut diberikan sebagai akibat
atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya sebagai PNS.
Butir larangan PNS “Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya” adalah
setiap tindakan atasan kepada bawahan yang tidak sesuai dengan peraturan kedinasan
seperti tidak memberikan tugas atau pekerjaan kepada bawahan; memberikan nilai hasil
pekerjaan tidak berdasarkan norma, standar, dan prosedur yang ditetapkan. Di samping
itu atasan wajib merespon secara baik hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan
karier bawahan.
Butir larangan PNS “Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ wakil Presiden,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Kepala Daerah” adalah larangan
hadir untuk mendengar, menyimak, visi, misi dan program yang ditawarkan peserta
pemilu, larangan menggunakan atribut partai seperti pakaian, kendaraan, atau media lain
yang bergambar partai politik dan/atau calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan/atau calon Presiden/ Wakil
Presiden, dan larangan mengkampanyekan kontestan pemilu/ pilkada/ pilpres.
Di samping itu, PNS yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan hukum dan
perundang-undangan yang berlaku umum dapat juga dikenakan sanksi disiplin sesuai
tingkat dan jenis pelanggaran yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52
tahun 2010.

E. Rangkuman
Peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Indikator dari disiplin tersebut adalah adanya
kewajiban, larangan dan sanksi. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakan atau
dilaksanakan, apabila tidak dikerjakan maka dikatakan pelanggaran disiplin, demikian
halnya dengan pelanggaran yang sesuatu yang harus dihindari atau tidak dikerjakan,
apabila dikerjakan atau dilakukan maka terjadi pelanggaran. Dari pelanggaran terhadap
kewajiban maupun larangan maka akan muncul sanksi. Jadi sanksi ada akibat dari
adanya pelanggaran terhadap kewajiban dan pelanggaran terhadap larangan.
Pelanggaran tersebut dapat dalam bentuk ucapan, tulisan maupun perbuatan yang
dilakukan oleh PNS baik dalam jam dinas maupun di luar jam kedinasan. Kewajiban dan
larangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dan Peraturan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 21 Tahun 2010 tentang ketentuan

10
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomnor 53 Tahun 2010 terdiri dari kewajiban 17
(tujuh belas) butir dan larangan 15 (lima belas) butir

F. Latihan :
1. Jelaskan pengertian disiplin PNS!
2. Apakah yang dimaksud dengan kewajiban dan larangan!
3. Ada berapa butir tentang kewajiban dan larangan bagi PNS!
4. Jelaskan yang dimaksud dengan pelanggaran terhadap kewajiban tentang setia dan
taat sepenuhnya pada Pancasila dan UUD 1945!
5. Jelaskan yang dimaksud penyalahgunaan wewenang!

11
BAB III
HUKUMAN DISIPLIN

A. Hukuman Disiplin
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/ atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Adapun yang dimaksud dengan
pelanggaran disiplin berupa ucapan, tulisan, dan perbuatan yaitu:
1. Ucapan yaitu setiap kata-kata yang diucapkan di hadapan atau dapat didengar oleh
orang lain misalnya, rapat, ceramah, diskusi, telepon, televisi, rekaman atau alat
komunikasi lainnya.
2. Tulisan yaitu pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk
tulisan misalnya karikatur, coretan, gambar dan yang serupa dengan itu
3. Perbuatan yaitu perilaku yang dilakukan di dalam atau di luar jam kerja.
Dengan demikian pelanggaran disiplin adalah ketidaktaatan terhadap kewajiban dan
pelanggaran terhadap larangan. Pelanggaran tersebut dapat diberikan sanksi sesuai
tingkat dan jenis kesalahannya. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 53
tahun 2010, tingkat dan jenis hukuman disiplin terdiri atas:
1. Hukuman disiplin ringan
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Hukuman disiplin sedang
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
3. Hukuman disiplin berat
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
c. Pembebasan dari jabatan
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, dan
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

Dari tingkat dan jenis hukuman disiplin yang ada di atas terdapat beberapa
perbedaan yang dapat dilihat dari tabel berikut.

12
Tabel Perbedaan Tingkat dan Jenis Hukuman
No PP No 30 tahun 1980 PP No 53 tahun 2010
1. Hukuman disiplin sedang Hukuman disiplin sedang
a. Penundaan kenaikan gaji berkala a. Penundaan kenaikan gaji berkala
untuk paling lama 1 (satu) tahun; selama 1 (satu) tahun
b. Penurunan gaji sebesar satu kali b. Penundaan kenaikan pangkat
kenaikan gaji berkala untuk paling selama 1 (satu) tahun
lama 1 (satu) tahun; dan. c. Penurunan pangkat setingkat lebih
c. Penundaan kenaikan pangkat untuk rendah selama 1 (satu) tahun
paling lama 1 (satu) tahun.
2. Hukuman disiplin berat Hukuman disiplin berat
a. Penurunan pangkat pada pangkat a. Penurunan pangkat setingkat lebih
yang setingkat lebih rendah untuk rendah selama 3 (tiga) tahun
paling lama 1 (satu) tahun; b. Pemindahan dalam rangka
b. Pembebasan dari jabatan; penurunan jabatan setingkat lebih
c. Pemberhentian dengan hormat tidak rendah
atas permintaan sendiri sebagai c. Pembebasan dari jabatan
pegawai Negeri Sipil; dan d. Pemberhentian dengan hormat tidak
d. Pemberhentian tidak dengan hormat atas permintaan sendiri sebagai PNS,
sebagai Pegawai Negeri Sipil. dan
e. Pemberhentian tidak dengan hormat
sebagai PNS

Jika disimak dari perbedaan tersebut maka Jenis hukuman disiplin yang ada pada
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS jauh lebih berat.

B. Pelanggaran Terhadap Kewajiban


Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran karena tidak melaksanakan kewajiban.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 ini sudah secara tegas mengatur tentang
bagaimana bentuk pelanggaran terhadap kewajiban dan apa saja hukuman disiplin yang
dapat dijatuhkan terhadap pelanggaran kewajiban. Berikut ini disajikan hukuman disiplin
yang dijatuhkan terhadap pelanggaran kewajiban berdasarkan pasal 8 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 sebagai berikut:
1. Hukuman disiplin ringan dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban yaitu:
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah,
pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja

13
b. Menataati segala peraturan perundang-undangan, apabila berdampak negatif pada
unit kerja
c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada unit kerja
d. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan martabat PNS, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
e. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
h. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materill, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
unit kerja
i. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa:
1) Teguran lisan bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 5
(lima) hari kerja
2) Teguran tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama
6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja
3) Pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak masuk kerja tanpa
alasan yang sah selama 11 (sebelas) hari sampai dengan 15 (lima belas) hari
j. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaikbaiknya,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
k. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
l. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas, apabila pelanggaran dilakukan
dengan tidak sengaja
m. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
n. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja

2. Hukuman Disiplin Sedang


Hukuman disiplin sedang dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban:

14
a. Mengucapkan sumpah/janji, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan yang sah
b. Mengucapkan sumpah/janji jabatan, apabila pelanggaran dilakukan tanpa alasan
yang sah
c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undangan-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Pemerintah, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi
yang bersangkutan
d. Menaati segala perundang-undangan, apabila pelanggaran berdampak negatif bagi
instansi yang bersangkutan
e. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak
negatif bagi instansi yang bersangkutan
f. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS, apabila
pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan
g. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negative pada instansi yang
bersangkutan
h. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan
i. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara,
apabila pelanggaran berdampak negatif bagi instansi yang bersangkutan
j. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang
keamanan, dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negative pada instansi
yang bersangkutan
k. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, berupa:
1) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun bagi PNS yang tidak
masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 16 (enam belas) sampai dengan 20
(dua puluh) hari kerja
2) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang tidak masuk
kerja tanpa alasan yang sah selama 21 (dua puluh satu) sampai 25 (dua puluh
lima) hari kerja, dan
3) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun bagi PNS yang
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 26 (dua puluh enam) sampai
dengan 30 (tiga puluh) hari kerja

15
l. Mencapai sasaran kerja pegawai, apabila pencapaian sasaran kerja pada akhir
tahun hanya mencapai 25 % (dua puluh lima persen) sampai dengan 50 % (lima
puluh persen
m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan
n. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat,
o. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas, apabila pelanggaran dilakukan
dengan sengaja
p. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier, apabila
pelanggaran dilakukan dengan sengaja
q. Menaati peraturan kedinasan yang ditatapkan oleh pejabat yang berwenang,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang bersangkutan

3. Hukuman Disiplin Berat


Hukuman disiplin berat dijatuhkan bagi pelanggaran terhadap kewajiban:
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau
negara
b. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, apabila pelanggaran berdampak
negatif pada pemerintah dan/atau negara
d. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS, apabila
pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
e. Mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seseorang,
dan/atau golongan, apabila pelanggaran berdampak negative pada pemerintah
dan/atau negara
f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus
dirahasiakan, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau
negara
g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan semangat untuk kepentingan negara,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
h. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang
dapat membahayakan atau merugikan negara atau pemerintah terutama di bidang

16
keamanan, keuangan dan materiil, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
pemerintah dan/atau negara
i. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja berupa:
1) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun bagi PNS yang
tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 31 (tiga puluh satu) sampai
dengan 35 (tiga puluh lima) hari kerja
2) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah bagi PNS
yang menduduki jabatan struktural atau fungsional tertentu yang tidak masuk
kerja tanpa alasan yang sah selama 36 (tiga puluh enam) sampai 40 (empat
puluh) hari kerja
3) Pembebasan dari jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural atau
fungsional tertentu yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah selama 41
(empat puluh satu) hari kerja sampai dengan 45 (empat puluh lima) hari kerja,
dan
4) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS bagi PNS yang tidak masuk
kerja tanpa alasan yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja atau lebih
j. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan, apabila pencapaian sasaran
kerja pegawai pada akhir tahun kurang dari 25 % (dua puluh lima persen)
k. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara
l. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
m. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang,
apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah dan/atau negara

Dari pemaparan di atas tentang pelanggaran terhadap kewajiban, dengan tingkat


hukuman disiplin ringan, sedang maupun berat, maka yang membedakannya adalah
sejauh mana dampak yang ditimbulkan dari pelanggaran terhadap kewajiban, yaitu jika
berdampak pada unit kerja maka hukuman disiplinnya adalah ringan,jika dampak
pelanggaran tersebut pada institusi/lembaga maka hukuman disiplinnya adalah sedang
tetapi jika dampak perbuatan pelanggaran tersebut pada negara maka hukuman
disiplinnya adalah berat.

17
C. Pelanggaran Terhadap Larangan
Hukuman disiplin dapat diberikan bagi PNS yang melakukan pelanggaran terhadap
larangan sebagaimana yang diatur dalam pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 sebagai berikut:
1. Hukuman Disiplin Ringan
a. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
milik negara, secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit
kerja
b. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada unit kerja
c. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya, apabila pelanggaran
berdampak negatif pada unit kerja
d. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
e. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif
pada unit kerja

2. Hukuman Disiplin Sedang


a. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga
milik negara secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada
instansi yang bersangkutan
b. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang
lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada instansi yang
bersangkutan
c. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya, apabila pelanggaran
dilakukan dengan sengaja
d. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

18
e. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif
bagi instansi
f. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan
cara ikut serta sebagai pelaksana kampanye, menjadi peserta kampanye, dengan
menggunakan atribut partai atau atribut PNS, sebagai peserta kampanye dengan
mengerahkan PNS lain.
g. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden dengan cara
mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan
calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan kerjanya, anggota keluarga dan masyarakat
h. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau
calon kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat
dukungan disertai foto copy kartu penduduk sesuai peraturan perundang-
undaangan
i. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah dengan cara terlibat dalam
kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
serta mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarganya dan
masyarakat.

3. Hukuman Disiplin Berat


a. Menyalahgunakan wewenang
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan orang lain.
c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain dan/atau
organisasi internasional
d. Bekerja pada perusahaan asing, konsultaan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing
e. Memiliki, menjual, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan barang- barang
baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik negara
secara tidak sah, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah/atau
negara

19
f. Melakukan kegiatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di
dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung
merugikan negara, apabila pelanggaran berdampak negatif pada pemerintah
dan/atau negara
g. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam
jabatan
h. Menerima hadiah atau pemberian apa saja dari siapapun yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau pekerjaannya
i. Melakukan tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi
atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan suatu
kerugian bagi yang dilayani
j. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan, apabila pelanggaran berdampak negatif
pada pemerintah dan/atau negara
k. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden, DPR, DPD atau
DPRD dengan cara sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara
l. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/ Wakil Presiden dengan cara
membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah
satu pasangan calon selama masa kampanye
m. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dengan
cara menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye
dan/atau membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye.

Untuk pelangaran terhadap kewajiban masuk kerja dan menaati jam kerja akan
dikumulatifkan sampai akhir tahun dalam tahun berjalan, dan tidak diakumulatifkan lagi
untuk pelanggaran pada tahun depannya.

D. Rangkuman
Hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 terdiri dari 3 (tiga) tingkat yaitu Hukuman Disiplin Ringan, Hukuman Disiplin
Ringan, Sedang dan Hukuman Disiplin tingkat Berat yang masing-masing terdiri dari:
1. Hukuman Disiplin ringan terdiri dari teguran lisan, teguran tertulis, dan pernyataan
tidak puas secara tertulis

20
2. Hukuman disiplin sedang terdiri dari: penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
(satu), penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun dan penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun, dan
3. Hukuman Disiplin Berat terdiri dari penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama
3 (tiga) tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah,
pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat

Dalam penjatuhan hukuman disiplin, tidak selalu berdasarkan tingkatan hukuman


disiplin tetapi sangat tergantung pada pelanggaran yang dilakukan, jika pelanggaran
terhadap kewajiban dan larang termasuk pelanggaraan berat, maka sanksi disiplinnya
dapat saja langsung pada hukuman disiplin berat, tetapi jika pelanggaran terhadap
kewajiban dan larangan termasuk pelanggaran ringan, maka hukuman disiplinnya berupa
hukuman disiplin ringan. Akan tetapi pelanggaran yang ringan kemudian dilakukan
secara berulang maka hukuman disiplinnya dapat ditingkatkan menjadi sedang maupun
berat

E. Latihan
1. Sebutkan jenis hukuman disiplin!
2. Sebutkan pelanggaran terhadap kewajiban yang masuk pelanggaran tingkat sedang!
3. Sebutkan pelanggaran terhadap larangan yang masuk pelanggaran tingkat sedang!
4. Sebutkan pelanggaran terhadap kewajiban yang hukuman disiplinnya tingkat berat!
5. Sebutkan pelanggaran terhadap larangan yang hukuman disiplinnya tingkat ringan!

21
BAB IV
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM

Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang memiliki kewenangan dalam hal ini
adalah kewenangan menghukum. Ini tentu berbeda dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9
Tahun 2003 Tentang Kewenangan Pejabat Pembina Kepegawaian, yaitu kewenangannya
adalah tentang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian. Dengan demikian yang
dimaksud dengan pejabat yang berwenang menghukum menurut Peraturan Pemerintah
Nonor 53 Tahun 2010 adalah pejabat yang memiliki kewenangan menghukum dimana
kewenangan tersebut terkait dengan jabatan dalam artian bahwa jabatan tersebut melekat
dengan kewenangan. Pejabat yang berwenang yaitu; Presiden, Menteri, Eselon I sampai
dengan eselon V dan Gubernur, Bupati/ Walikota dan beberapa jabatan yang disetarakan.
Berikut pejabat yang berwenang menghukum dan kewenangannya sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 sebagai berikut:

A. Pejabat Yang Berwenang Menghukum dan Kewenangannya


1. Presiden
Presiden menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi PNS yang menduduki jabatan
struktural eselon I dan jabatan lain yang pengangkatan dan pemeberhentiannya
menjadi kewenaangan presiden, untuk jenis hukuman disiplin:
1) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
2) Pembebasan dari jabatan
3) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
4) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
Hukuman disiplin di atas berdasarkan usul dari Pejabat Pembina Kepegawaian dan
untuk jenis hukuman disiplin penurunan jabatan dari eselon I menjadi eselon II maka
pengangkatannya menjadi eselon II ditetapkan oleh PPK dan dilantik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Sedangkan yang dimaksud dengan jabatan lain yaitu
yang pengangkatannya dan pemberhentiannya menjadi kewenangan Presiden antara
lain Panitera Mahkamah Agung dan Panitera Mahkamah Konstitusi.

2. Instansi Pusat
a. PPK Pusat menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
1) PNS yang menduduki jabatan:
a) Struktural eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman:
i) Teguran lisan
ii) Teguran tertulis

22
iii) Pernyataan tidak puas secara tertulis
iv) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
v) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
vi) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
vii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b) Fungsional tertentu Jenjang Utama di lingkungannya untuk jenis hukuman


disiplin:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat

c) Fungsional umum Golongan ruang IV/d dan IV/e di lingkungannya:


i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
v) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

d) Struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan fungsional


Penyelia di lingkungannya:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Hukuman disiplin berat

e) Struktural eselon II di lingkungan instansi vertikal dan pejabat setara yang


berada di bawah dan bertanggung jawab kepada PPK, untuk jenis hukuman
disiplin:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat

f) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan IV/c di lingkungannya:


i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

23
g) Struktural eselon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia
ke bawah di lingkungannya:
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iv) Pembebasan dari jabatan
v) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
vi) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

h) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya:


i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

2) PNS yang Dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan


a) Struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin ringan
b) Fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iii) Pembebasan dari jabatan
c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan IV/e untuk jenis hukuman disiplin
ringan
d) Struktural eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan
Penyelia ke bawah untuk jenis hukuman disiplin:
i) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
ii) Pembebasan dari jabatan

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan:


a) Struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b) Fungsional tertentu jenjang Utama untuk jenis hukuman disiplin:


i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang

24
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
v) Pembebasan dari jabatan

c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan IV/e untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

d) Struktural eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya untuk jenis


hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iv) Pembebasan dari jabatan

e) Fungsional umum golongan ruang IV/a samapai dengan IV/c jenis hukuman
disiplin:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun

f) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia jenis
hukuman disiplin:
i) Penurunan pangkat setingkat lebig rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iv) Pembebasan dari jabatan

g) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah jenis hukuman disiplin:


i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

4) PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan:


a) Eselon I untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

25
b) Eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

c) Fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah


i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

5) PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki jabataan


struktural eselon II ke bawah, jabatan fungsional tertentu jenjang Utama ke
bawah dan jabatan fungsional umum gololongan IV/e ke bawah untuk jenis
hukuman disiplin :
a) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
b) Pemberhentian tidak dengan hormat

6) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia


di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin:
a) Hukuman disiplin sedang
b) Penurunan pangkaat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
d) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

7) Yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain, atau badan


internasional, atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman disiplin:
a) Hukuman disiplin ringan
b) Hukuman disiplin sedang
c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
d) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

b. Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan


hukuman disiplin bagi:

26
1) PNS yang menduduki jabatan:
a) Eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya, dan fungsional umum golongan
IV/a sampai dengan IV/c di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan
b) Struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia dan
fungsional umum golongan III/b sampai dengan III/d untuk jenis hukuman
disiplin:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

2) PN yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki


jabatan eselon II, jabatan fungsional tertentu jenjang Madya dan jabatan
fungsional umum golongan IV/a sampai dengan IV/c untuk jenis hukuman
disiplin ringan

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural


eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia dan jabatan
fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan III/b untuk jenis hukuman
disiplin:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

c. Pejabat struktural eselon II dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan


hukuman disiplin bagi:
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Struktural eslon III fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan
fungsional umum golongan ruang III/c sampai dengan III/ddi lingkungannya
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama, dan pelaksana
lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki
jabatan struktural eselon III jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c sampai dengan III/d
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural
eselon IV. Jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,

27
dan jabatan fungsional umum golongan II/c sampai dengan III/b untuk jenis
hukuman disiplin:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

d. Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya


1) Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya PPK dalam ketentuan ini
antara lain kepala kantor wilayah Kementerian Agama, Kepala Perwakilan BPKP
dan Kepala Kantor BKN
2) Pejabat Struktural eselon I yang bukan PPK
Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya pejabat struktural eselon I
yang bukan PPK dalam ketentuan ini antara lain Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Bea dan Cukai
Menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:
a) PNS yang menduduki jabatan:
i) Strukatural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan
fungsional umum golongan ruang III/c dan III/d di lingkungannya untuk
jenis hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Struktural eselon IV ke bawah, fungsional tertentu, jenjang Pertama dan
Pelaksana Lanjutan, dan fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah
di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat sedang
b) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang
Muda dan Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c, untuk
jenis hukuman disiplin tingkat ringan
c) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural
eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah, untuk
jenis hukuman disiplin tingkat sedang

3) PPK dan membawahi pejabat struktural eselon II.b


Pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya PPK dan membawahi
pejabat struktural eselon II.b dalam ketentuan ini antara lain kepala Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan HAM:
a) Pejabat struktural eselon II.a menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
PNS yang menduduki jabatan:

28
1) Struktural eselon II.b di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan
2) Struktural eselon III dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
3) Struktural eselon IV ke bawah, fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana lanjutan dan fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di
lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin sedang berupa penurunan
pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
4) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan structural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang
Muda dan Penyelia dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan
III/d untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
5) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan
struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana Lanjutaan dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/d ke
bawah untuk jenis hukuman disiplin:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
b) Pejabat struktural eselon II.b menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
PNS yang menduduki jabatan:
1) Struktural eselon III di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan
2) Struktural eselon IV dan fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana lanjutan dan fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah
untuk jenis hukuman disiplin:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

e. Pejabat struktural eselon III dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi:
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
Lanjutan, dan fungsional umum golongan II/c sampai dengan III/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana
pemula dan fungsional umum golongan ruang II/a sampai dengan III/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin:

29
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki
jabatan struktural eselon V jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan
Pelaksaana Pemula dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan II/b
untuk jenis hukuman disiplin ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural
eselon V jabatan fungsional tertentu jenjang pelaksana dan pelaksana Pemula,
dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a sampai dengan II/b untuk jenis
hukuman disiplin
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

f. Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan


hukuman disiplin bagi:
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Struktural eselon V fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana
Pemula dan fungsional umum golongan ruang II/a dn II/b di lingkungannya
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis hukuman
disiplin
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan struktural eselon V jabatan fungsional tertentu jenjang
Pelaksaana dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan II/b
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional
umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis hukuman disiplin:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

g. Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan


hukuman disiplin:
1) PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai
dengan I/d di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan

30
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d
untuk jenis hukuman disiplin ringan

3. Kepala Perwakilan Republik Indonesia


Kepala Perwakilan Republik Indonesia menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri, untuk jenis hukuman
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis
d) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah dan
e) Pembebasan dari jabatan

4. Instansi Daerah Provinsi


a. PPK daerah Provinsi menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:
1) PNS Daerah Provinsi yang menduduki jabatan
a) Struktural eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b) Fungsional tertentu jenjang utama di lingkungannya untuk jenis hukuman


untuk jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat

c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e di


lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun iv)
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat

31
d) Struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia di
lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Hukuman disiplin berat

e) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c
di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak aatas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat

f) Struktural eslon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia
ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin:
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iv) Pembebasan dari jabatan
v) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
vi) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

g) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah di lingkungannya, untuk


jenis hukuman disiplin:
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak hormat sebagai PNS

2) PNS yang dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan


a) Eselon I di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iii) Pembebabasan dari jabatan
c) Fungsional umum golongan IV/d dan golongan IV/e unttuk jenis hukuman
disiplin tingkat ringan

32
d) Eselon II ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia ke
bawah, untuk jenis hukuman disiplin:
i) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
ii) Pembebasan dari jabatan

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan


a) Eselon II di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b) Fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman disiplin


i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih reendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
v) Pembebasan dari jabatan

c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan IV/e untuk jenis
hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun.

d) Eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya, untuk jenis hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunaan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iv) Pembebasan dari jabatan

e) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan IV/c untuk jenis
hukuman disiplin:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

f) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke
bawah untuk jenis hukuman disiplin:

33
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iv) Pembebasan dari jabatan

g) Fungsional umum golongan ruang III/d ke bawah untuk jenis hukuman


disiplin:
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

4) PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan


a) Eselon I untuk jenis hukuman disiplin
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b) Eselon II ke bawah dan fungsional terrtentu jenjang Utama ke bawah untuk


jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

c) Fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah untuk jenis hukuman:


i) Hukuman disiplin ringan
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentiaan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

5) PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan


struktural eselon II ke bawah, jabatan fungsional tertentu jenjang Utama ke
bawah dan jabatan fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah

6) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia


di luar negeri

34
7) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain, atau badan
internasional, atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman:
a) Hukuman disiplin ringan
b) Hukuman disiplin sedang
c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
d) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
e) Pemberhentian dengan tidak hormat

b. Pejabat struktural eselon I menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi


1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan fungsional umum golongan
ruang IV/a sampai dengan IV/c di lingkungannya, untuk jenis hukuman tingkat
ringan
b) Eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia dan fungsional
umum golongan ruang III/b sampai dengan III/d di lingkungannya, untuk jenus
hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki
jabatan struktural eselon II, jabatan fungsional tertentu jenjang Madya, dan
jabatan fungsional umum golongan ruang IV/a untuk jenis hukuman tingkat
ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural
eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia serta jabatan
fungsional umum golongan ruang III/b sampai dengan III/d untuk jenis hukuman:
a) Penundaan kenaikaan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

c. Pejabat struktural eselon II menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi


1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia, dan fungsional
umum golongan ruang III/c sampai dengan III/d di lingkungannya untuk jenis
hukuman tingkat ringan
b) Eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana
Lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman:

35
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki


jaabatan eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan Peneyelia, dan
jabatan fungsional umum golongan ruang III/c sampai III/d untuk jenis hukuman
disiplin tingkat ringan

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan eselon IV,


jabatan fungsionalntertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan dan
jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b, untuk jenis
hukuman:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

d. Pejabat struktural eselon III menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi


1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan
fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang III/b
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b di
lingkungannya untuk jenis hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki


jabatan struktural eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana Lanjutan, jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai
dengan III/b, untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural


eselon V, jabataan fungsionaln tertentu jenjang Pelaksanan dan Pelaksana
Lanjutan, jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan ruang II/b
untuk jenis hukuman:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

36
e. Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan
hukuman disiplin bagi:
1) PNS yang menduduki jabatan:
a) Eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan II/b di lingkungannya,
untuk jenis hukuman disiplin ringan
b) Fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan golongan I/d untuk jenis
hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya, yang menduduki


jabatan struktural eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksanan dan
Pelaksana Pemula, jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan
ruang II/b, untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional


umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis hukuman
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

f. Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan


hukuman disiplin bagi:
1) PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai I/d di
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki
jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d, untuk jenis
hukuman disiplin tingkat ringan

5. Gubernur selaku wakil pemerintah menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:


a. PNS Daerah Kabupaten/Kota dan PNS Daerah Kabupaten/Kota yang dipekerjakan
atau diperbantukan pada Kabupaten/Kota lain dalam satu provinsi yang menduduki
jabatan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota untuk jenis hukuman :
1) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
2) Pembebasan dari jabatan

3) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri

37
4) Pemberhentian tidak dengan hormat

b. PNS Pusat, PNS Daerah Provinsi, dan PNS Daerah Kabupaten/Kota dari Propinsi
lain yang dipekerjakan atau diperbantukan pada kabupaten/Kota untuk jenis
hukuman :
1) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
2) Pembebasan dari jabatan

6. Instansi Daerah Kabupaten/Kota


a. PPK Daerah Kabupaten/Kota menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:
1) PNS Daerah Kabupaten/Kota di lingkungannya untuk jenis hukuman:
a) Sekretaris Daerah kabupaten/Kota di lingkungannya, untuk jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b) Fungsional tertentu jenjang Utama di lingkungannya untuk jenis hukuman


i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat

c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan IV/e untuk jenis
hukuman:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
v) Pemberhentian tidak dengan hormat

d) Eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia di


lingkungannya, untuk jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Hukuman disiplin berat

e) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/c
di lingkungannya, untuk jenis hukuman:

38
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Hukuman disiplin sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
v) Pemberhentian tidak dengan hormat

f) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke
bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Hukuman disiplin berat

g) Fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan III/d fungsional umum
golongan ruang III/b ke bawah di lingkungannya, untuk jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian dengan tidak hormat

h) Fungsional umum golongan ruang III/b kebawah di lingkungannya, untuk jenis


hukuman disiplin:
i) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iv) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

2) PNS yang dipekerjakan di lingkungannya yang menduduki jabatan:


a) Sekretaris daerah Kabupaten/kota, untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
iii) Pembebasan dari jabatan
c) c) Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan IV/e untuk jenis
hukuman disiplin ringan
d) d) Eselon II ke bawah dn fungsional tertentu jenjang Madya dan Penyelia ke
bawah, untuk jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin ringan
ii) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah

39
iii) Pembebasan dari jabatan

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan


a) Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, untuk jenis hukuman
i) Hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Hukuman disiplin tingkat sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

b) Fungsional tertentu jenjang Utama, untuk jenis hukuman


i) Hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Hukuman disiplin tingkat sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan etingkat lebih rendah
v) Pembebasan dari jabatan

c) Fungsional umum golongan ruang IV/a sampai dengan golongan ruang IV/e
untuk jenis hukuman
i) Hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Hukuman disiplin tingkat sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

d) Eselon II dan fungsional tertentu jenjang Madya, untuk jenis hukuman:


i) Hukuman disiplin tingkat ringan
ii) Hukuman disiplin tingkat sedang
iii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iv) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
v) Pembebasan dari jabatan

e) Eselon III ke bawah dan fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia ke
bawah, untuk jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin tingkat sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
iii) Pemindahan dalam rangka peneurunan jabatan setingkat lebih rendah.
iv) Pembebasan dari jabatan
f) Fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d, untuk jenis
hukuman
i) Hukuman disiplin sedang

40
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun

4) PNS yang dipekerjakan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan


a) Eselon II kebawah dan fungsional tertentu jenjang Utama ke bawah, untuk
jenis hukuman:
i) Hukuman disiplin tingkat sedang
ii) Penurunan pangkat setingkat lebih rendaah selama 3 (tiga) tahun iii)
Pemberhentiaan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iii) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

b) Fungsional umum golongan ruang IV/e ke bawah, untuk jenis hukuman:


i) Hukuman disiplin tingkat sedang
ii) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
iii) Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

5) PNS yang diperbantukan ke luar instansi induknya yang menduduki jabatan


struktural eselon II ke bawah dan jabatan fungsional tertentu jenjang Utama ke
bawah serta jabatan fungsional umum golongan ruang IV/e untuk jenis hukuman
a) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
b) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

6) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia


di luar negeri, untuk jenis hukuman:
a) Hukuman disiplin sedang
b) Penurunan pangkat setingkat lebih rendaah selama 3 (tiga) tahun
c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
d) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

7) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada negara lain, atau badan
internasional atau tugas di luar negeri, untuk jenis hukuman:
a) Hukuman disiplin tingkat ringan
b) Hukuman disiplin tingkat sedang
c) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
d) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
e) Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS

b. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:

41
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon II di lingkungannya, untuk jenis hukuman disiplin ringan
b) Eselon III, fungsional terrtentu jenjang Muda dan Penyelia, dan
fungsional umum golongan ruang III/c, dan golongan III/d di lingkungannya,
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
c) Eselon IV, fungsional tertentu jenjang pertama dan pelaksana Lanjutan, dan
fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b di lingkungannya,
untuk jenis hukuman:
i) Penundaan kenaikaan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki


jabatan struktural eselon III, jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan
peneyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan III/d, untuk
jenis hukuman disiplin tingkat ringan

3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan eselon IV,


jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan, dan
jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b, untuk jenis
hukuman:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

c. Pejabat struktural eselon II menatapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi:


1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan penyelia dan fungsional
umum golongan ruang III/c dan golongan III/d di lingkungannya untuk jenis
hukuman disiplin tingkat ringan
b) Eselon IV fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan dan
fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan III/b di lingkungannya
untuk jenis hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki
jabatan structural eselon III jabatan fungsional tertentu jenjang Muda dan
Penyelia, dan jabatan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan III/d
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan

42
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan struktural
eselon IV, jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana Lanjutan,
dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c sampai deengan III/b untuk
jenis hukuman:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

d. Pejabat struktural eselon III menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi


1) PNS yang menduduki jabatan:
a) Eselon IV jabatan fungsional tertentu jenjang Pertama dan Pelaksana lanjutan
dan fungsional umum golongan ruang II/c sampai dengan golongan ruang
III/b di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
b) Eselon V, jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana
Pemula dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan II/b
di lingkungannya untuk jenis hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki


jabatan struktural eselon IV, dan jabatan fungsional tertentu jenjang Pertaama
dan Pelaksana Lanjutan, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/c
sampai dengan golongan III/b untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan

3) PNS yang diperbantukan dilingkungannya yang menduduki jabatan struktural


eselon V. jabatan fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan II/b untuk jenis
hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

e. Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan


hukuman disiplin bagi:
1) PNS yang menduduki jabatan
a) Eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan Pelaksana Pemula,
fungsional umum golongan ruang II/a dan golongan II/b di lingkungannya
untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan

43
b) Fungsional umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis
hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki
jabatan struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan
Pelaksana Pemula, dan jabatan fungsional umum golongan ruang II/a dan
golongan II/b untuk jenis hukuman disiplin ringan
3) PNS yang diperbantukan di lingkungannya yang menduduki jabatan fungsional
umum golongan ruang I/a sampai dengan I/d untuk jenis hukuman:
i) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
ii) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

f. Pejabat struktural eselon V dan pejabat yang setara menetapkan penjatuhan


hukuman disiplin bagi:
1) PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a sampai
dengan I/d di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin tingkat ringan
2) PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang menduduki
jabatan fungsional umum I/a sampai dengan I/d untuk jenis hukuman disiplin
ringan
Pada butir e diatas untuk jabatan eselon IV dan V atau pejabat yang setara yaitu
PNS yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin satuan unit kerja tertentu misalnya:
1) Rektor, dan Dekan pada perguruan Tinggi Negeri , setara dengan eselon I
2) Ketua pengadilan Tinggi, setara dengan eselon II
3) Ketua Penegadilan negeri dan Direktur akademi, setara dengan eselon III
4) Kepala sekolah Menengah Atas dan Kepala sekolah Menengah Pertama. Setara
dengan eselon IV, dan
5) Kepala Sekolah Dasar dan Kepala Sekolah Taman Kanak-Kanak, setara dengan
eselon V

B. Rangkuman
Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang memiliki kewenangan menghukum sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomo 53 Tahun 2010 yakni Presiden, Pejabat Pembina
Kepegawaian yaitu para Menteri, Jaksa Agung, Kepala Pemerintahan Non Departemen
(LPND), Gubernur, Bupati/Walikota dan Eselon I sampai dengan eselon V. Kewenangan
tersebut melekat pada jabatan. Ketika kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh

44
pejabat yang berwenangan kemudian pejabat tersebut tidak mengambil tindakan maka
pejabat tersebut akan dijatuhi hukuman disiplin.
Hukuman yang dijatuhkan kepada pejabat yang berwenang adalah sama dengan
hukuman disiplin yang akan dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil yang melakukan
pelanggaran.

C. Latihan
1. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh Presiden!
2. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh Gubernur!
3. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh Menteri kepada pejabat
eselon I!
4. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh pejabat eselon I instansi
daerah provinsi!
5. Sebutkan kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin oleh pejabat eselon V !

45
BAB V
PROSES PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN

Proses penjatuhan hukuman disiplin kepada PNS berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 21 tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Adapun proses penjatuhan
hukuman disiplin sebagai berikut:

A. Umum
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, atasan langsung wajib memeriksa Iebih dahulu
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin. Untuk ancaman hukuman disiplin
sedang dan berat maka PPK atau pejabat lain yang ditunjuk dapat membentuk Tim
Pemeriksa. Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui apakah PNS yang
bersangkutan benar atau tidak melakukan pelanggaran disiplin, dan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan PNS yang bersangkutan melakukan
pelanggaran disiplin serta untuk mengetahui dampak atau akibat dari pelanggaran
disiplin tersebut. Pemeriksaan terhadap PNS yang melanggar disiplin harus dilakukan
dengan teliti dan obyektif, sehingga pejabat yang berwenang menghukum dapat
mempertimbangkan dengan seksama tentang jenis hukuman disiplin yang akan
dijatuhkan kepada PNS yang bersangkutan.

B. Pemanggilan
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dipanggil secara tertulis untuk
diperiksa oleh atasan langsung atau Tim Pemeriksa. Pemanggilan secara tertulis bagi
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja sebelum tanggal pemeriksaan. Apabila PNS yang diduga melakukan pelanggaran
disiplin pada tanggal yang seharusnya yang bersangkutan diperiksa tidak hadir, maka
dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal seharusnya
yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama. Dalam menentukan tanggal
pemeriksaan dalam surat pemanggilan pertama dan pemanggilan kedua hares
memperhatikan waktu yang diperlukan untuk menyampaikan dan diterimanya surat
panggilan. Apabila pada tanggal pemeriksaan yang ditentukan dalam surat pemanggilan
kedua PNS yang bersangkutan tidak hadir juga, maka pejabat yang berwenang
menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bukti dan keterangan yang
ada tanpa dilakukan pemeriksaan.
Contoh:

46
Sdr. Ariel Syahroni, S.Kom, jabatan fungsional Pranata Komputer Pertama, pangkat
Penata Muda golongan ruang Iil/b, diduga melakukan pelanggaran disiplin. Untuk
mengetahui atau membuktikan pelanggaran yang diduga dilakukan, Sdr. Ariel Syahroni
dipanggil oleh atasan langsungnya secara tertulis pada tanggal 6 Oktober 2017 untuk
hadir dalam pemeriksaan pads tanggal 14 Oktober 2017, tetapi Sdr. Ariel Syahroni tidak
hadir pada tanggal 14 Oktober 2017, maka pada tanggal 14 Oktober 2017 atasan
langsungnya melakukan pemanggilan kedua secara tertulis kepada Sdr. Ariel Syahroni
untuk hadir dalam pemeriksaan pada tanggal 22 Oktober 2010. Apabila pada tanggal 22
Oktober 2010 pemeriksaan pemanggilan kedua Sdr. Ariel Syahroni tidak juga hadir,
maka pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan
alat bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan.

C. Pemeriksaan
Sebelum melakukan pemeriksaan, atasan Iangsung atau Tim Pemeriksa mempelajari
Iebih dahulu dengan seksama laporan-laporan atau bahan-bahan mengenai pelanggaran
disiplin yang diduga dilakukan oleh PNS yang bersangkutan. Pemeriksaan diilakukan
secara tertutup, hanya diketahui dan dihadiri oleh PNS yang diperiksa dan pemeriksa.
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin yang kewenangan penjatuhan
hukuman disiplinnya menjadi wewenang Presiden dan PNS yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin yang pemeriksaannya menjadi kewenangan PPK atau Gubernur
sebagai atasan langsungnya, pemeriksaannya dilakukan oleh PPK atau Gubernur yang
bersangkutan.
Untuk mempercepat pemeriksaan, PPK atau Gubernur dapat memerintahkan
pejabat di bawahnya dalam lingkungan kekuasaannya untuk melakukan pemeriksaan
terhadap PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, dengan ketentuan bahwa
pejabat yang diperintahkan untuk melakukan pemeriksaan itu tidak boleh berpangkat
atau memangku jabatan yang Iebih rendah dari PNS yang diperiksa. PNS yang diperiksa
karena diduga melakukan pelanggaran disiplin, wajib menjawab segala pertanyaan yang
diajukan oleh atasan langsungnya. Apabila PNS yang diperiksa itu tidak mau menjawab
pertanyaan, maka yang bersangkutan dianggap mengakui pelanggaran disiplin yang
dituduhkan kepadanya.
Hasil pemeriksaan harus dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan.
Apabila PNS yang diperiksa mempersulit pemeriksaan, maka hal itu tidak menjadi
hambatan untuk menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Apabila menurut hasil pemeriksaan, ternyata kewenangan untuk menjatuh-kan hukuman
disiplin kepada PNS tersebut merupakan kewenangan:

47
1. Atasan langsung yang bersangkutan, maka atasan langsung tersebut wajib
menjatuhkan hukuman disiplin;
2. Pejabat yang lebih tinggi, maka atasan langsungnya wajib melaporkan secara
hierarki disertai berita acara pemeriksaan, laporan kewenangan penjatuhan hukuman
disiplin.

Contoh:
Sdr. Abdul Durahman, pangkat Pengatur golongan ruang II/c fungsional umum, diduga
telah melakukan pelanggaran disiplin. Setelah diperiksa oleh atasannya Kepala Seksi
(eselon IV.a), ternyata hukumannya berupa hukuman disiplin tingkat sedang.
Dalam hal demikian, karena kewenangan untuk menjatuhkan hukuman disiplin tingkat
sedang merupakan kewenangan Kepala Bidang (eselon Ill.a) atau pejabat yang lebih
tinggi, maka Kepala Seksi tersebut membuat laporan hasil pemeriksaan kepada Kepala
Bidang atau pejabat yang lebih tinggi disertai dengan berita acara pemeriksaannya.
Kepala Bidang atau pejabat yang lebih tinggi, sebelum menjatuhkan hukuman disiplin
berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan, dapat meminta keterangan dari orang lain.
Apabila terdapat pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya sedang dan berat
maka PPK atau pejabat yang ditunjuk dapat membentuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari
atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian atau pejabat lain yang
ditunjuk. Apabila atasan langsung dari PNS yang bersangkutan terlibat dalam
pelanggaran tersebut, maka yang menjadi anggota Tim Pemeriksa adalah atasan yang
lebih tinggi secara berjenjang. Susunan Tim Pemeriksa terdiri dari (1) 1 (satu) orang
Ketua merangkap anggota, (2) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan c.
paling kurang 1 (satu) orang anggota. Persyaratan untuk menjadi Tim Pemeriksa tidak
boleh berpangkat atau memangku jabatan yang lebih rendah dari PNS yang diperiksa.
Tim Pemeriksa bersifat temporer (Ad Hoc) yang bertugas sampai proses pemeriksaan
selesai terhadap suatu dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan seorang PNS.

Contoh :
Sdr. Jayusman, pangkat Penata Muda golongan ruang III/a, diduga telah melakukan
pelanggaran disiplin, yang ancaman hukumannya berupa hukuman disiplin berat. Dalam
hal demikian, PPK dapat membentuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari atasan
langsungnya, Inspektorat, Biro Kepegawaian/BKD, atau pejabat lain yang ditunjuk.
Apabila diperlukan, untuk mendapatkan keterangan yang lebih lengkap clan dalam
upaya menjamin obyektifitas dalam pemeriksaan, atasan langsung tim pemeriksa atau
pejabat yang berwenang menghukum dapat meminta keterangan dari orang lain. Untuk
memperlancar pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dan

48
kemungkinan akan dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dapat dibebaskan sementara
dari tugas jabatannya oleh atasan langsungnya sejak yang bersangkutan diperiksa
sampai dengan ditetapkannya keputusan hukuman disiplin. Keputusan pembebasan
sementara dari tugas jabatannya.
Agar pelaksanaan tugas organisasi tetap berjalan sebagaimana mestinya maka
selama PNS yang bersangkutan dibebaskan sementara dari tugas jabatannya, diangkat
Pejabat Pelaksana Harian (PLH). PNS yang dibebaskan sementara dari tugas
jabatannya, tetap masuk kerja dan diberikan hak-hak kepegawaiannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Contoh :
Sdr. Dedy Putra, S.E., pangkat Penata Muda Tk. I golongan ruang III/b Jabatan Kepala
Seksi (eselon IV.a). Yang bersangkutan diduga telah melakukan pelanggaran disiplin dan
ancaman hukumannya berupa hukuman disiplin berat. Dalam hal demikian, untuk
memperlancar pemeriksaan, atasan langsungnya yaitu pejabat struktural eselon Ill.a
dapat membebaskan sementara Sdr. Dedy Putra, S.E., dari tugas jabatan sebagai
Kepala Seksi sejak yang bersangkutan diperiksa sampai dengan ditetapkannya
keputusan hukuman disiplin. Selama dibebaskan sementara dari tugas jabatan sebagai
Kepala Seksi, yang bersangkutan masih tetap masuk kerja dan menerima penghasilan
serta tunjangan jabatan.
Apabila atasan langsung dari PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin tidak
ada ataupun terjadi kekosongan, maka untuk pembebasan sementara dari tugas
jabatannya dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi atau secara berjenjang.
Berita acara pemeriksaan harus ditandatangani oleh atasan Iangsung atau Tim
Pemeriksa dan PNS yang diperiksa. Apabila ada isi berita acara pemeriksaan itu yang
menurut pendapat PNS yang diperiksa tidak sesuai dengan apa yang diucapkan, maka
hal itu diberitahukan kepada pemeriksa dan pemeriksa wajib memperbaikinya. Apabila
PNS yang diperiksa tidak bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan, maka
berita acara pemeriksaan tersebut cukup ditandatangani oleh pemeriksa, dengan
memberikan catatan dalam berita acara pemeriksaan, bahwa PNS yang diperiksa tidak
bersedia menandatangani berita acara pemeriksaan. Walaupun PNS yang diperiksa tidak
bersedia untuk menandatangani berita acara pemeriksaan tersebut, tetap dijadikan
sebagai dasar untuk menjatuhkan hukuman disiplin. PNS yang telah diperiksa berhak
mendapat foto kopi berita acara pemeriksaan.
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan pada Perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, pemeriksaannya dilakukan oleh
atasan Iangsungnya. Sedangkan penjatuhan hukumannya tetap menjadi kewenangan

49
Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. Dalam hal diperlukan, Kepala
Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri dapat meminta kepada PPK Kementerian
Luar Negeri untuk membentuk Tim Pemeriksa.

D. Penjatuhan Hukuman Disiplin


1. Umum
Tujuan penjatuhan hukuman disiplin pada prinsipnya bersifat pembinaan yaitu untuk
memperbaiki dan mendidik PNS yang melakukan pelanggaran disiplin agar yang
bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan berusaha tidak mengulangi serta
memperbaiki diri pada masa yang akan datang. Juga dimaksudkan agar PNS lainnya
tidak melakukan pelanggaran disiplin. Pejabat yang berwenang menghukum
sebelum menjatuhkan hukuman disiplin wajib mempelajari dengan teliti hasil
pemeriksaan, dan memperhatikan dengan seksama faktor-faktor yang mendorong
atau menyebabkan PNS tersebut melakukan pelanggaran disiplin dan dampak atas
pelanggaran disiplin tersebut. Meskipun bentuk pelanggaran disiplin yang dilakukan
sama, tetapi faktor-faktor yang mendorong dan dampak yang ditimbulkan dari
pelanggaran disiplin itu berbeda, maka jenis hukuman disiplin yang akan dijatuhkan
berbeda.
PNS yang telah terbukti melakukan pelanggaran disiplin, harus dijatuhi
hukuman disiplin yang setimpal dengan pelanggaran yang dilakukan. Tingkat dan
jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan tidak harus secara berjenjang. Apabila tidak
terdapat pejabat yang berwenang menghukum misalnya jabatan yang lowong karena
pejabatnya berhalangan tetap, belum diangkat pejabat untuk jabatan tersebut, atau
tidak terdapat dalam struktur organisasi, maka kewenangan menjatuhkan hukuman
disiplin menjadi kewenangan pejabat yang lebih tinggi.
Dalam hal PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya
akan dijatuhi hukuman disiplin yang bukan menjadi kewenangannya, Pimpinan
Instansi atau Kepala Perwakilan mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin kepada
PPK instansi induknya disertai berita acara pemeriksaan. Penjatuhan hukuman
disiplin yang menjadi wewenang Presiden diusulkan oleh PPK dan tembusannya
disampaikan kepada BAPEK dengan melampirkan: (1) berita acara pemeriksaan; (2)
bukti-bukti pelanggaran disiplin; dan (3) bahan-bahan lain yang diperlukan.

2. Pertimbangan Dalam Menentukan Jenis Hukuman Disiplin


a. Dalam menentukan jenis hukuman disiplin haruslah dipertimbangkan dengan
seksama agar hukuman disiplin yang akan dijatuhkan itu setimpal dengan
pelanggaran disiplin yang dilakukan.

50
Contoh:
Seorang PNS telah melakukan penggelapan barang-barang milik Negara berupa
alat tulis kantor (ATK) untuk kepentingan pribadi dan terbukti melanggar Pasal 3
angka 13 yang pelanggarannya ber-dampak negatif pada instansi yang
bersangkutan. Sehingga oleh pejabat yang berwenang menghukum dapat
dijatuhkan hukuman disiplin sedang.
Dengan demikian, berdasarkan hasil pertimbangan pejabat yang berwenang
menghukum maka:
1) Apabila yang bersangkutan baru pertama kali melakukan perbuatan
tersebut dan terpaksa melakukannya karena kebutuhan ekonomi yang
mendesak, maka pejabat yang berw enang menghukum menjatuhkan
hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan kenaikan gaji berkala
selama 1 (satu) tahun.
2) Apabila yang bersangkutan melakukannya karena untuk mencari
keuntungan pribadi atau memperkaya diri, maka dapat diberikan hukuman
disiplin tingkat sedang berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)
tahun atau penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
b. PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa
pelanggaran disiplin, kepadanya hanya dapat dijatuhi 1 (satu) jenis hukuman
disiplin yang terberat setelah mempertimbangkan semua pelanggaran disiplin
yang dilakukan.

Contoh:
Sdr. Drs. Sugihjaya, Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b, jabatan Kepala
Subbagian (eselon IV.a). Yang bersangkutan tidak masuk kerja tanpa
keterangan yang sah selama 8 (delapan) hari kerja yang menurut ketentuan PP
Nomor 53 Tahun 2010 harus dijatuhi hukuman disiplin berupa teguran tertulis.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh atasan langsungnya ternyata di samping
tidak masuk kerja, juga terbukti melakukan pelanggaran disiplin berupa
melakukan perceraian dengan istri tanpa izin dari pejabat yang berwenang yang
menurut ketentuan PP Nomor 10 Tahun 1983 jo PP Nomor 45 Tahun 1990
harus dijatuhi salah satu hukuman disiplin tingkat berat.
Dalam hal demikian, PNS tersebut dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin
tingkat berat dengan tetap mempertimbangkan tidak masuk kerjanya.
c. PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakukan pelanggaran
disiplin yang sifatnya sama, kepadanya dijatuhi hukuman disiplin yang lebih
berat dari hukuman disiplin terakhir yang pernah dijatuhkan kepadanya.

51
Ketentuan ini tidak berlaku bagi pelanggaran disiplin tidak masuk kerja dan
menaati jam kerja yang dilakukan dalam tahun yang berbeda.

Contoh:
Sdri. Susiana, S.H., golongan ruang III/b pada tahun 2017 melakukan
pelanggaran disiplin tidak melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab yang berdampak
negatif terhadap unit kerja. Yang bersangkutan telah dijatuhi hukuman disiplin
ringan berupa teguran tertulis.
Kemudian pada tahun 2018 yang bersangkutan mengulangi perbuatan yang
sama. Dalam hal demikian, Sdri. Susiana, S.H., harus dijatuhi hukuman disiplin
yang lebih berat yaitu berupa pernyataan tidak puas secara tertulis oleh pejabat
yang berwenang menghukum.

3. Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin


a. Teguran Lisan
Jenis hukuman disiplin berupa teguran lisan ditetapkan dengan keputusan
pejabat yang berwenang menghukum. Dalam keputusan hukuman disiplin
berupa teguran lisan, harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
PNS yang bersangkutan.

b. Teguran Tertulis
Jenis hukuman disiplin berupa teguran tertulis ditetapkan dengan keputusan
pejabat yang berwenang menghukum. Dalam keputusan hukuman teguran
tertulis, harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang
bersangkutan.

c. Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis


Jenis hukuman disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis ditetapkan
dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum. Dalam keputusan
hukuman disiplin berupa pernyataan tidak puas secara tertulis, harus disebutkan
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan.

d. Penundaan Kenaikan Gaji Berkala selama I (satu) tahun


Jenis hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu)
tahun, ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum.
Jenis hukuman disiplin yang berupa penundaan kenaikan gaji berkala ditetapkan

52
untuk selama 1 (satu) tahun. Dalam keputusan hukuman disiplin berupa
penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, harus disebutkan
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan. Masa
penundaan kenaikan gaji berkala, dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala
berikutnya.

Contoh 1:
Sdr. Kurniawan, S.E., M.M., pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b,
Kepala Bagian Umum (eselon lll.a). Pada tanggal 1 Juli 2014 yang bersangkutan
baru memperoleh kenaikan gaji berkala (KGB) dengan masa kerja 18 tahun 00
bulan dengan gaji pokok sebesar Rp.2.667.900,00. Terhitung mulai tanggal 1
September 2014 dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang berupa penundaan
KGB selama 1 (satu) tahun. Dalam hal demikian, maka KGB yang seharusnya
diberikan mulai 1 Juli 2016, baru dapat dipertimbangkan terhitung mulai 1 Juli
2017.
Yang bersangkutan dari bulan Juli 2016 sampai dengan Juni 2017, masih
menerima gaji pokok lama.

Contoh 2:
Sdr. Kurniawan, S.E., M.M., pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b,
Kepala Bagian Umum (eselon llla). Seharusnya pada tanggal 1 November 2014
akan mendapatkan kenaikan gaji berkala dengan masa kerja 18 tahun 00 bulan
dengan gaji pokok sebesar Rp.2.667.900,00.
Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2014, dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang
berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun.
Dalam hal demikian, yang bersangkutan baru dapat dipertimbangkan kenaikan
gaji berkala berikutnya terhitung mulai tanggal 1 November 2015. Yang
bersangkutan dari bulan November 2014 sampai dengan Oktober 2015, masih
menerima gaji pokok lama.

e. Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1 (satu) tahun


Jenis hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat ditetapkan dengan
keputusan pejabat yang berwenang menghukum. Jenis hukuman disiplin yang
berupa penundaan kenaikan pangkat, ditetapkan berlaku untuk selama 1 (satu)
tahun, terhitung mulai tanggal kenaikan pangkat yang bersangkutan dapat
dipertimbangkan. Masa kerja selama penundaan kenaikan pangkat, tidak
dihitung untuk masa kerja kenaikan pangkat berikutnya.

53
Contoh:
Sdr. Drs. Badrun, jabatan fungsional umum, pangkat Penata Muda, golongan
ruang III/a, terhitung mulai tanggal 1 April 2007. Pada tanggal 12 Nopember
2010, yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan
pangkat selama 1 (satu) tahun. Berdasarkan peraturan perundang-undangan,
untuk kenaikan pangkat regulernya menjadi Penata Muda Tingkat I golongan
ruang ill/b seharusnya dapat dipertimbangkan terhitung mulai tanggal 1 April
2011, karena yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan
kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun, maka kenaikan pangkat menjadi
Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b baru dapat dipertimbangkan
terhitung mulai tanggal 1 April 2012 clan kenaikan pangkat berikutnya menjadi
Penata golongan ruang III/c baru dapat dipertimbangkan untuk periode 1 April
2016. Dalam keputusan hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat,
harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang
bersangkutan.

f. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.


Jenis hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
menghukum. Dalam keputusan hukuman disiplin berupa penurunan pangkat
selama 1 (satu) tahun harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
PNS yang bersangkutan. Setelah menjalani hukuman disiplin penurunan
pangkat selesai, maka pangkat PNS yang bersangkutan dengan sendirinya
kembali kepada pangkat yang semula. Masa kerja selama menjalani hukuman
disiplin penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama I (satu) tahun tidak
dihitung sebagai masa kerja kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat berikut- nya,
baru dapat dipertimbangkan setelah PNS yang bersangkutan paling singkat 1
(satu) tahun setelah kembali pada pangkat semula.

Contoh 1:
Sdr. Andri Subono, S.E., pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b
terhitung mulai tanggal 1 April 2012 dengan masa kerja 4 tahun 2 bulan dengan
gaji pokok Rp.1.907.500,00. Yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin
berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun TMT 10
September 2012 sampai dengan tanggal 9 September 2013. Dalam hal
demikian maka: a) TMT 1 Oktober 2012 Sdr. Andri Subono, S.E., pangkatnya
turun dari Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b menjadi Penata Muda

54
golongan ruang Ill/a dengan gaji pokoknya turun dari Rp.1.907.500,00 menjadi
Rp.1.830.100,00. b) TMT 1 Oktober 2013, pangkatnya kembali menjadi Penata
Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b dan gaji pokoknya kembali menjadi
Rp.1.907.500,00. c) TMT 1 April 2017 kenaikan pangkatnya baru dapat
dipertimbangkan dari Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b menjadi
Penata golongan ruang III/c apabila sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Contoh 2:
Sdr. Sulaeman, S.E., pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b
terhitung mulai tanggal I Oktober 2008 masa kerja 4 tahun 9 bulan dengan gaji
pokok Rp.1.907.500,00. yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun TMT 10
Agustus 2012 sampai dengan 9 Agustus 2013. Dalam hal demikian maka:
a) TMT 1 September 2012 pangkat Sdr. Sulaeman, S.E., turun dari Penata
Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b menjadi Penata Muda golongan ruang
III/a dengan gaji pokok turun dari Rp.1.907.500,00 menjadi Rp.1.830.100,00.
b) TMT 1 September 2013, pangkatnya kembali menjadi Penata Muda Tingkat I
golongan ruang Ill/b clan gaji pokoknya kembali menjadi Rp.1.907.500,00.
c) TMT 1 Oktober 2014 kenaikan pangkatnya baru dapat dipertimbangkan dari
Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b menjadi Penata golongan ruang
III/c apabila sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

g. Penurunan pangkat setingkat Iebih rendah selama 3 (tiga) tahun.


Jenis hukuman disiplin yang berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 3 (tiga) tahun ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
menghukum. Jenis hukuman disiplin yang berupa penurunan pangkat ditetapkan
setingkat Iebih rendah untuk selama 3 (tiga) tahun. Dalam keputusan hukuman
disiplin berupa penurunan pangkat setingkat Iebih rendah berlaku untuk selama
3 (tiga) tahun harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS
yang bersangkutan. Setelah menjalani hukuman disiplin penurunan pangkat
setingkat Iebih rendah selama 3 (tiga) tahun selesai, maka pangkat PNS yang
bersangkutan dengan sendirinya kembali kepada pangkat yang semula. Masa
kerja selama menjalani hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat Iebih
rendah selama 3 (tiga) tahun tidak dihitung sebagai masa kerja kenaikan
pangkat. Kenaikan pangkat berikutnya, baru dapat dipertimbangkan setelah PNS

55
yang bersangkutan paling singkat 1 (satu) tahun setelah kembali pada pangkat
semula.

Contoh 1:
Sdr. Jeffry Woworuntu, S.E., pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang
III/b terhitung mulai tanggal 1 April 2010 masa kerja 4 tahun 3 bulan dengan gaji
pokok Rp.1.907.500,00. Yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa
penurunan pangkat setingkat Iebih rendah selama 3 (tiga) tahun TMT 10
Agustus 2010 sampai dengan tanggal 9 Agustus 2013. Dalam hal demikian
maka:
a) TMT 1 September 2010 Sdr. Jeffry Woworuntu, S.E., pangkatnya turun dari
Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b menjadi Penata Muda golongan
ruang Ill/a dengan gaji pokoknya turun dari Rp.1.907.500,00 menjadi
Rp.1.830.100,00.
b) TMT 1 September 2013, pangkatnya kembali menjadi Penata Muda Tingkat I
golongan ruang Ill/b dan gaji pokoknya kembali menjadi Rp.1.907.500,00.
c) TMT 1 April 2017 kenaikan pangkatnya baru dapat diper- timbangkan dari
Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b menjadi Penata golongan ruang
Ill/c apabila memenuhi syaratsyarat yang ditentukan.

Contoh 2:
Sdr. Jeffry Woworuntu, S.E., pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b
terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2006 masa kerja 4 tahun 9 bulan dengan gaji
pokok Rp.1.907.500,00. Yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun TMT 10
Agustus 2010 sampai dengan 9 Agustus 2013. Dalam hal demikian maka:
a) TMT 1 September 2010 pangkat Sdr. Jeffry Woworuntu, S.E., turun dari
pangkat Penata Muda Tingkat I golongan ruang I11/b menjadi Penata Muda
golongan ruang III/a dengan gaji pokok turun dari Rp.1.907.500,00 menjadi
Rp.1.830.100,00.
b) TMT 1 September 2013, pangkatnya kembali menjadi Penata Muda Tingkat I
golongan ruang 111/b dan gaji pokoknya kembali menjadi Rp.1.907.500,00.
c) TMT 1 Oktober 2014 kenaikan pangkatnya baru dapat dipertimbangkan dari
Penata Muda Tingkat I golongan ruang Ill/b menjadi Penata golongan ruang
III/c apabila memenuhi syarat- syarat yang ditentukan.

56
h. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat Iebih rendah
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah dilakukan
dengan mempertimbangkan lowongan jabatan yang Iebih rendah dan
kompetensi yang bersangkutan sesuai dengan persyaratan jabatan yang
ditentukan. Jenis hukuman disiplin yang berupa pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat Iebih rendah ditetapkan dengan keputusan pejabat
yang berwenang menghukum. Dalam surat keputusan hukuman disiplin
tersebut, harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang
bersangkutan.PPK harus segera menetapkan keputusan tentang pengangkatan
dalam jabatan baru yang telah ditentukan sesuai dengan kompetensi dan
persyaratan jabatan serta harus segera dilantik dan diambil sumpahnya.
Tunjangan jabatan yang lama dihentikan mulai bulan berikutnya sejak
ditetapkannya keputusan hukuman disiplin berupa pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat Iebih rendah.
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan setingkat lebih rendah, diberikan tunjangan jabatan berdasarkan jabatan
baru yang didudukinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan struktural setingkat Iebih rendah, baru dapat dipertimbangkan
kembali dalam jabatan yang lebih tinggi paling singkat 1 (satu) tahun setelah
yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin. Dalam waktu 1 (satu) tahun,
dianggap sudah cukup untuk menilai apakah yang bersangkutan sudah dapat
dipercaya atau belum untuk menduduki sesuatu jabatan lain. Pengangkatan
kembali dalam jabatan satu tingkat Iebih tinggi dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Penurunan jabatan bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu. PNS
yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemindahan dalam rangka penurunan
jabatan fungsional tertentu setingkat Iebih rendah, tetap menduduki pangkat
sebelum diturunkan jabatannya. PPK harus segera menetapkan keputusan
tentang pengangkatan dalam jabatan baru yang telah ditentukan. PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
fungsional tertentu setingkat lebih rendah, diberikan tunjangan jabatan
berdasarkan jabatan baru yang didudukinya sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Jumlah angka kredit yang dimiliki sebelum diturunkan
jabatannya, tetap dimiliki oleh PNS yang bersangkutan. PNS tersebut dapat
dipertimbangkan diangkat kembali dalam jabatan semula paling singkat 1 (satu)
tahun sejak yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin sesuai peraturan

57
perundang-undangan dengan menggunakan angka kredit yang dimiliki sebelum
diturunkan dari jabatannya. Angka kredit yang diperoleh dari prestasi kerja
dalam jenjang jabatan yang diduduki setelah diturunkan jabatannya,
diperhitungkan untuk kenaikan pangkat atau jabatan setelah diangkat kembali
dalam jabatan yang semula. Kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi setelah
yang bersangkutan diangkat kembali dalam jabatan semula, baru dapat
dipertimbangkan apabila paling singkat 1 (satu) tahun.

Contoh:
Sdr. Dian Supardi, S.Sos., jabatan Analis Kepegawaian Muda pangkat Penata
Tingkat I golongan ruang HIM dengan angka kredit 300. Yang bersangkutan
dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan setingkat lebih rendah TMT 9 November 2010. Dalam hal
demikian, maka:
a) Sdr. Dian Supardi S.Sos., pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d
jabatannya diturunkan dari Analis Kepegawaian Muda menjadi Analis
Kepegawalan Pertama dengan angka kredit tetap 300.
b) Sdr. Dian Supardi S.Sos., diberikan tunjangan jabatan fungsional Analis
Kepegawaian Pertama.
c) Sdr. Dian Supardi S.Sos., dapat diangkat kembali ke jabatan Analis
Kepegawaian Muda dengan ketentuan sebagai berikut:
1) paling singkat telah 1 (satu) tahun terhitung sejak dijatuhi hukuman
disiplin;
2) menggunakan angka kredit terakhir sebelum dijatuhi hukuman disiplin
yaitu 300 angka kredit; dan
3) memenuhi syarat lain sesuai peraturan perundang- undangan.
d) Selama menduduki jabatan Analis Kepegawaian Pertama, Sdr. Dian Supardi
S.Sos., memperoleh angka kredit 50.
e) Setelah 2 (dua) tahun diangkat kembali ke dalam jabatan Analis
Kepegawaian Muda, Sdr. Dian Supardi S.Sos.,memperoleh angka kredit 55.
f) Dalam hal demikian, Sdr. Dian Supardi S.Sos., dapat dipertimbangkan untuk
naik jabatan menjadi Analis Kepegawaian Madya dengan angka kredit 405
yang berasal dari:
1) angka kredit terakhir yaitu 300;
2) angka kredit yang diperoleh selama menduduki jabatan fungsional Analis
Kepegawaian Pertama yaitu 50; dan

58
3) angka kredit yang diperoleh setelah diangkat kembali dalam jabatan
fungsional Analis Kepegawaian Muda yaitu 55.
i. Pembebasan Dari Jabatan
Jenis hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan ditetapkan dengan
keputusan pejabat yang berwenang menghukum. Dalam keputusan hukuman
disiplin berupa pembebasan dari jabatan, harus disebutkan pelanggaran disiplin
yang dilakukan oieh PNS yang bersangkutan. Selama dibebaskan dari jabatan,
PNS yang bersangkutan masih tetap menerima penghasilan sebagai PNS
kecuali tunjangan jabatan. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa
pembebasan dari jabatan, baru dapat diangkat kembali dalam suatu jabatan
setelah PNS yang bersangkutan paling singkat 1 (satu) tahun setelahdibebaskan
dari jabatannya. Dalam waktu 1 (satu) tahun, dianggap sudah cukup untuk
menilai apakah yang bersangkutan sudah dapat dipercaya atau belum untuk
menduduki sesuatu jabatan lain.
j. Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan Sendiri Sebagai PNS
Jenis hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS ditetapkan dengan keputusan pejabat yang
berwenang menghukum. Dalam keputusan hukuman disiplin pemberhentian
dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, harus disebutkan
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan. PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS, diberikan hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
k. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai PNS
Jenis hukuman disiplin berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
PNS ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum.
Dalam keputusan hukuman disiplin pemberhentian tidak dengan hormat sebagai
PNS harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh PNS yang
bersangkutan. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS, tidak diberikan hak pensi

E. Penyampaian Hukuman Disiplin


Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabat yang
berwenang menghukum. Pada prinsipnya penyampaian keputusan hukuman disiplin
dilakukan sendiri oleh pejabat yang berwenang menghukum. PNS yang bersangkutan
dipanggil secara tertulis untuk hadir menerima keputusan hukuman disiplin.
Penyampaian keputusan hukuman disiplin disampaikan secara tertutup oleh pejabat

59
yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk, kepada PNS yang
bersangkutan serta tembusannya disampaikan kepada pejabat instansi terkait. Yang
dimaksud secara tertutup adalah penyampaian surat keputusan hanya diketahui oleh
PNS yang bersangkutan dan pejabat yang menyampaikan serta pejabat lain yang terkait,
dengan ketentuan bahwa pejabat terkait dimaksud jabatan dan pangkatnya tidak boleh
Iebih rendah dari PNS yang bersangkutan.
Apabila tempat kedudukan pejabat yang berwenang menghukum dan tempat PNS
yang dijatuhi hukuman disiplin berjauhan, maka pejabat yang berwenang menghukum
dapat menunjuk pejabat lain untuk menyampaikan keputusan hukuman disiplin tersebut,
dengan ketentuan bahwa pangkat atau jabatannya tidak lebih rendah dari PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin. Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak keputusan ditetapkan. Apabila PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir pada saat penyampaian keputusan hukuman disiplin,
keputusan hukuman disiplin dikirim kepada yang bersangkutan melalui alamat terakhir
yang diketahui dan tercatat di instansinya. Hukuman disiplin yang ditetapkan dengan
keputusan Presiden disampaikan kepada PNS yang dijatuhi hukuman disiplin oleh
pimpinan instansi lnduknya.

F. UPAYA ADMINISTRASI
Upaya adminstratif adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
atas hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding
adminstratif. Banding adminstratif merupakan hak yang diberikan kepada PNS yang
dijatuhi hukuman disiplin untuk digunakan apabila PNS tersebut merasa bahwa
keputusan pejabat yang berwenang menghukum tidak mencerminkan rasa keadilan atau
hukuman tersebut adalah tindakan kesewenaangan oleh pejabat yang berwenang
menghukum. Upaya administratif dapat berbentuk keberatan dan banding administratif.
Keberatan adalah upaya adminstratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.
Banding administratif adalah upaya yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas
terhadap hukumaan disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh
pejabat yang berwenang menghukum kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian
(BAPEK).
Baik keberatan administratif maupun banding adminstratif keduanya merupakan
bentuk upaya yang dapat ditempuh oleh PNS yang dijatuhi hukuman disiplin, untuk
pembelaan diri dalam mencari kebenaran dan keadilan. Dengan demikian ketika seorang

60
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin, tidak serta merta keputusan hukuman disiplin itu
berlaku karena keputusaan itu belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Namun
demikian ada hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan keberatan dan ada hukuman
disiplin yang dapat diajukan keberatan.

1. Hukuman Disiplin yang Tidak Dapat Diajukan Keberatan


a. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden
b. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berupa :
1) Hukuman disiplin tingkat ringan
2) Hukuman disiplin tingkat sedang
3) Hukuman disiplin tingkat berat yaitu penurunan pangkat selama 3 tahun,
pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah dan
pembebasan dari jabatan
c. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Gubernur selaku wakil pemerintah
berupa:
1) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
2) Pembebasan dari jabatan
d. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia
berupa:
1) Hukuman disiplin tingkat ringan
2) Pemindahan dalam rangka penurunan setingkat lebih rendah
3) Pembebasan dari jabatan
e. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat yang berwenang menghukum
berupa :
1) Teguran lisan
2) Teguraan tertulis
3) Pernyataan tidak puas secara tertulis

2. Hukuman Disiplin yang Dapat Diajukan Keberatan


a. Hukuman disiplin yang dijatuhkan :
1) Pejabat eselon I ke bawah :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
2) Sekretaris Daerah/Eselon II Kabupaten/Kota ke bawah/pejabat yang setara ke
bawah:
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

61
3) Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit setara, yang atasan
langsungnya eselon I yang bukan PPK
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
4) Eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan kantor perwakilan provinsi
bertanggung jawab kepada PPK
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
5) Eselon II di lingkungan instansi vertikal yang atasan langsungnya eselon I bukan
PPK dan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada PPK berupa:
Jenis hukuman disiplin sedang berupa penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 1 (satu) tahun

b. Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif berupa :


1) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
2) Pemberhentian tidak dengan hormat

3. Tata Cara Pengajuan Keberatan Kepada Atasan Pejabat yang Berwenang


Menghukum
Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin dapat mengajukan
keberatan kepada pejabat yang berwenang menghukum dengan prosedur
sebagaimana yang telah diatur yaitu :
Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum dengan memuat alasan-alasan keberatan dan tembusannya
disampaikan kepada pejabat yang berwenang menghukum dan bagian pengelola
kepegawaian Keberatan diajukan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
ketetapan keputusan hukuman disiplin diterima, keberatan yang diajukan melebihi 14
(empat belas) hari kalender tidak dapat diterima. Atasan pejabat yang berwenang
menghukum setelah menerima surat keberatan dapat memperkuat, memperingan,
memperberat atau membatalkan keputusan hukuman disiplin oleh pejabat yang
berwenang menghukum.
Atasan pejabat yang berwenang menghukum, harus mengambil keputusan
selama 21 hari kerja terhitung mulai diterimanya tanggapan atas hukuman disiplin
dan pejabat yang berwenang menghukum harus memberikan pertimbangan kepada
atasannya tidak lebih dari 6 (enam) hari kerja terhitung sejak tanggapan atas
keberatan diterimanya. Apabila dalam jangka 6 (enam) hari kerja pejabat yang
berwenang menghukum tidak memberi pertimbangan, maka atasan pejabat yang

62
berwenang menghukum dapat mengambil keputusan berdasarkan data yang ada.
Jika atasan pejabat yang berwenang menghukum dalam jangka waktu 21 (dua puluh
satu) haru tidak mengambil keputusan apapun, maka keputusan hukuman disiplin
oleh pejabat yang berwenang menghukum dinyatakan batal demi hukum dan dibuat
surat pemberitahuan ditujukan kepada PNS yang dihukum serta tembusannya
kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum, pejabat yang berwenang
menghukum serta pejabat yang terkait.
Atasan pejaban yang berwenang menghukum tidak mengambil keputusan atas
keberatan hukuman disiplin lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja, atasan tersebut
dapat dijatuhi hukuman disiplin sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
setelah dilakukan pemeriksaan.

4. Banding Adminstratif Kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian


Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat dapat mengajukan upaya banding
adminstratif kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) selama tidak lebih
14 (empat belas) hari sejak Surat Keputusan pemberhentian diterima (yang
dibuktikan dengan adanya berita acara penyerahan surat keputusan HD) dan apabila
tidak mengajukan banding admnistratif maka gajinya dihentikaan pada bulan
berikutnya.
PNS yang sedang mengajukan banding administratif gajinya tetap dibayarkan
sepanjang PNS tersebut tetap masuk kerja dan melaksanakan tugas. (dan untuk
dapat bekerja seharusnya disisipkan keharusan mengajukan permohonan izin
kepada PPK karena menyangkut masalah keuangan negara). Apabila PNS tersebut
masuk kerja kemudian melakukan pelanggaran terhadap kewajiban atau larangan
maka PPK membatalkan permohonan izin masuk kerja kemudian gajinya dapat
dihentikan.
PNS yang mengajukan banding administratif kepada BAPEK tidak diberikan
kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan pindah instansi sampai adanya
keputusan hukuman disiplin yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

G. Berlakunya Hukuman Disiplin


1. Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin
a. Hukuman disiplin yang berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan yang
dijatuhkan oleh :
1) Presiden
2) Pejabat Pembina Kepagawaian untuk jenis hukuman disiplin :

63
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis
d) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
e) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
f) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
g) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
h) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, dan
i) Pembebasan dari jabatan
3) Gubernur selaku wakil pemerintah untuk jenis hukuman disiplin :
a) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
b) Pembebasan dari jabatan
4) Kepala Perwakilan RI untuk jenis hukuman disiplin berupa :
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis
d) Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
e) Pembebasan dari jabatan
5) Pejabat yang berwenang menghukum
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis

b. Hukuman disiplin berlaku pada hari ke 15 (lima belas) dan tanggal ditetapkan
keputusan apabila diajukan keberatan yang dijatuhkan oleh :
1) Pejabat struktural eselon I sampai eselon IV berupa :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
b) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun

2) Eselon II yang atasan langsungnya PPK atau eselon I yang atasan langsungnya
bukan PPK berupa penundaan kenaikan gaji berkala

2. Hapusnya Kewajiban Menjalani Hukuman Disiplin


a. PNS yang mencapai batas usia pensiun atau meninggal dunia pada saat
menjalani hukuman disiplin dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin dan
diberhentikan dengan hormat :
1) Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun

64
2) Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
3) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
4) Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
b. PNS yang meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya adminstrasi
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
c. PNS yang mencapai batas usia pensiun sebelum ada keputusan atas keberatan,
dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin dan diberhentikan dengan
hormat
d. PNS yang sedang mengajukan banding administrastif dan telah mencapai batas
usia pensiun, apabila meninggal dunia maka yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS. Dalam hal PNS sebelumnya dijatuhi hukuman disiplin
berupa pemberhentian dengan tidak hormat, maka keputusannya ditinjau kembali
oleh pejabat yang berwenang dan menjadi keputusan pemberhentian dengan
hormat.

3. Hak-hak kepegawaian
a. PNS yang meninggal dunia sebelum ada keputusan atas upaya administratif,
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan diberikan hak-hak kepegawaiannya
berdasarkan ketentuan peraturan-perundang-undangan
b. PNS yang mencapai batas usia pensiun sebelum ada keputusan atas keberatan,
dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin dan diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS serta diberikan hak-hak kepegawaiannya
c. PNS yang sedang mengajukan banding administratif dan telah mencapai batas usia
pensiun apabila meninggal dunia maka yang bersangkutan diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS dan diberikan hak-hak kepegawaian
d. PNS yang mencapai batas usia pensiun sebelum ada keputusan atas banding
admnistratif, diberhentikan pembayaran gajinya sampai ditetapkannya keputusan
banding administratif

H. Rangkuman
Hukuman disiplin dapat dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil dengan prosedur
penjatuhan hukuman disiplin yakni pemanggilan, pemeriksaan, penjatuhan hukuman
disiplin, penyampaian hukuman disiplin, keberatan dan/atau banding administratif,
sampai hukuman disiplin mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Semua hukuman

65
disiplin ditetapkan dengan surat keputusan oleh pejabat yang berwenang, keputusan
tersebut berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keberatan dapat ditempuh apabila hukuman disiplin yang dijatuhi kepada PNS selain
pemberhentian, baik pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
maupun pemberhentian tidak dengan hormat. Keberatan atas hukuman disiplin
ditujukan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum sedangkan banding
administratif di tujukan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian
Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk hukuman
disiplin yang dapat diajukan keberatan adalah setelah 14 hari apabila tidak diajukan
keberatan, jika diajukan keberatan dapat berlaku setelah keputusan hukuman disiplin
tersebut mempunyai kekuatan hukum yang tetap

I. Latihan
1. Jelaskan tata cara pemanggilan untuk pemeriksaan pelanggaran disiplin!
2. Jelaskan proses pemeriksaan pelanggaran disiplin!
3. Apakah yang dimaksud dengan keberatan dan banding administratif!
4. Sebutkan hukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan!
5. Sebutkan hukuman disiplin yang berlaku pada hari ke 15 apabila tidak ada banding
administrasi!

66
BAB VI
KETENTUAN DAN PENDOKUMENTASIAN

A. Ketentuan Lain-Lain
Pada Bab VII pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 diatur tentang
ketentuan penutup, dan ketentuan lain-lain pada Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun
2010 , maka pada modul ini penulis melihat beberapa ketentuan tersebut menjadi
perhatian serius bagi pejabat Pembina kepegawaian maupun pejabat yang berwenang
menghukum antara lain :
1. Apabila seorang PNS diusulkan dijatuhi hukuman disiplin berupa pemindahan dalam
rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, terlebih dahulu memperhatikan
jabatan yang lowong dan kompetensinya
2. PNS yang sedang mengajukan upaya administrasi tidak diberikan kenaikan pangkat
dan/atau sedang mengajukan upaya administrasi tidak diberikan kenaikan pangkat
dan/atau kenaikan gaji berkala sampai ditetapkannya keputusan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap
3. PNS yang sedang proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran
disiplin atau sedang mengajukan upaya administrasi tidak dapat disetujui pindah
instansi
4. PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukaan
pelanggaraan disiplin tidak dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya
5. PNS yang sedang menjalani hukuman disiplin tidak boleh dipertimbangkan kenaikan
pangkatnya dan kenaikan gaji berkalanya
6. Hasil pemeriksaan pihak yang berwajib dan unsur pengawas dapat digunakan
sebagai bahan untuk melakukan pemeriksaan atau melengkapi berita acara
pemeriksaan terhadap PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
7. Surat panggilan, berita acara pemeriksaan, surat keputusan dan bahan lain yang
menyangkut hukuman disiplin adalah bersifat rahasia
8. Calon PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang dan berat dinyatakan
tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS dan diberhentikan dengan
hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat
9. Apabila PNS masih menjalani hukuman disiplin karena melanggar kewajiban masuk
kerja dan tidak menaati ketentuan jam kerja dan melakukan pelanggaran
tidak masuk kerja lagi, maka kepada PNS yang bersangkutan dijatuhi hukuman
disiplin lebih berat dan sisa hukuman disiplin yang harus dijalani dianggap selesai
dan berlanjut dengaan hukuman disiplin yang baru ditetapkan

67
10. Apabila PNS yang sebelumnya dijatuhi hukuman disiplin penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun dan baru menjalani sebagian dari masa
hukuman, apabila yang bersangkutan kemudian dijatuhi hukuman disiplin berupa
penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun maka PNS yang
bersangkutan hanya menjalani masa hukuman selama 3 (tiga) tahun ke depan
11. Pelanggaran terhadap kewajiban masuk kerja dan menaati ketentuaan jam
kerja dihitung secara kumulatif sampai dengan akhir tahun berjalan yaitu mulai
bulan januari sampai dengan bulan desember tahun yang bersangkutan
12. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian
tidak dengan hormat sebagai PNS terhadap pelanggaran disiplin tidak masuk kerja
dan menaati ketentuan jam kerja selama 46 (empat puluh enam) hari atau lebih
didasarkan pertimbangan objektif dari PPK

B. Ketentuan Peralihan
Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 adalah pengganti dari Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, maka dalam penerapan dilapangan akan banyak
menghadapi permasalahan terutama pada masa peralihan ini, oleh sebab itu, diaturlah
tentang ketentuan peralihan sebagai berikut :
1. Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 dan sedang dijalani oleh PNS dinyatakan tetap berlaku
2. Keberatan yang diajukan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum atau
banding administratif kepada BAPEK sebelum berlakunya Peraaturan Pemerintah
Nomor 53 Tahun 2010 diselesaikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nonor 30
Tahun 1980 Tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
3. Apabila telah terjadi pelanggaran disiplin dan telah dilakukan pemeriksaan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dan Surat Edaran Kepala
Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor : 23/SE/1980 tentang Peraturan
Disiplin PNS, maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan proses selanjutnya berlaku
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nonor 53 Tahun 2010 dengan ketentuan :
a. Apabila ketentuan yang dilanggar dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
1980 terdapat juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 maka
penjatuhan hukumannya disesuaikan dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
b. Apabila ketentuan yang dilanggar dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
1980 tidak terdapat secara tegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010, maka untuk menentukan jenis pelanggarannya disesuaikan dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

68
4. Apabila terjadi pelanggaran disiplin sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor
53 Tahun 2010 dan belum dilakukan pemeriksaan, maka berlaku ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
5. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
PNS , bagi PNS yang melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990, dijatuhi salah satu jenis
hukuman disiplin tingkat berat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010
6. Dengan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku ketentuan Pasal 12 Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS sebagaimana telah
diubah dua kali terakhir dengaan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2008, bagi
PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu 2 (dua) bulan atau
lebih terus menerus sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010, maka yang bersangkutan diperiksa dan dijatuhi hukuman disiplin atas
pelanggaran ketentuan masuk kerja dan menaati jam kerja sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010

C. Pendokumentasian
Penegakan Disiplin PNS tidak akan berjalan hanya pada sebatas penjatuhan
hukuman disiplin bagi yang melanggar, tetapi penegakan disiplin tidak bisa lepas dari
peran administrasi itu sendiri terutama pendokumentasian. Pendokumentasian dalam
penegakan disiplin dimaksudkan agar tercipta tertib administrasi bagi pejabat pengelola
kepegawaian, karena pendokumentasian ini sifatnya wajib terutama setiap keputusan
hukuman disiplin PNS di lingkungannya.
Pada Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 anak lampiran I-w adalah
contoh Kartu Hukuman Disiplin PNS. (seiring dengan kemajuan teknologi, sebaiknya
pendokumentasian dilakukan dalam 2 cara : fisik (hard copy) dan non fisik (soft copy)
dalam komputer yang sewaktu-waktu bila diperlukan menjadi lebih mudah pencariannya.)

KARTU HUKUMAN DISIPLIN PNS


JENIS HUKUMAN KEPUTUSAN
NO DISIPLIN YANG KET
PEJABAT NOMOR TANGGAL
DIJATUHKAN
1 2 3 4 5 6

69
BAB VII
PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. Pengertian
Penilaian prestasi kerja PNS atau yang disebut juga penilaian kinerja PNS bertujuan
untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem
karier. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil,
dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara
objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Penilaian kinerja PNS berada di
bawah kewenangan Pejabat yang Berwenang pada Instansi Pemerintah masing-masing.
Penilaian kinerja PNS didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari
PNS. Penilaian kinerja PNS dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat
dan bawahannya. Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada tim penilai kinerja
PNS. Hasil penilaian kinerja PNS digunakan untuk menjamin objektivitas dalam
pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangkatan jabatan
dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi, serta
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai
target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yang
dijadikan dasar dalam penyempurnaan pelaksanaan penilaian PNS. Adapun yang
dimaksud dengan Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara
sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan
perilaku kerja PNS. Sedangkan Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap
PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.

B. Tujuan
Setiap penilaian kinerja harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan penilaian kinerja
adalah untuk :
1. Memberikan penghargaan atas kinerjanya.
2. Memotivasi kinerjanya pada waktu yang akan datang.
3. Mengidentifikasi karyawan mana yang membutuhkan pendidikan dan latihan.
4. Menetapkan kemungkinan pemindahan karyawan kepenugasan baru atau mutasi.
5. Mengidentifikasi karyawan yang akan dipromosikan kejabatan yang lebih tinggi.

70
C. Manfaat
1. Manfaat bagi pegawai yang dinilai (appraise)
a. Standar kinerja yang diharapkan menjadi lebih jelas.
b. Umpan balik (feed back) yang akurat dan konstruktif terhadap kinerja yang dicapai.
c. Dapat mengetahui lebih baik tentang performance (kinerja) dengan kelebihan
maupun kelemahan pegawai.
d. Dapat meningkatkan kinerja dengan membangun kekuatan, kelebihan dan
meminimalkan kelemahan, dan kekurangan.
e. Kesempatan untuk berkomunikasi, berinteraksi dengan manajer tentang pekerjaan
dan manfaat skill dalam bekerja.
f. Memperoleh pandangan dan wawasan yang lebih luas tentang pekerjaan dengan
mempelajari tujuan pimpinan dan prioritasnya.
g. Kesempatan diskusi tentang prospek karir.

2. Manfaat bagi pejabat penilai (appraiser)


a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasi kecenderungan performance
para pegawai.
b. Dapat memahami semangat, harapan, aspirasi, ketakutan dan kecemasan para
pegawai dengan lebih baik.
c. Kesempatan untuk menjelaskan tentang tujuan penilaian, prioritas pekerjaan dan
memberikan pandangan, pendapat bagaimana konstribusi mereka dalam bekerja.
d. Dapat memberikan perhatian kepada pegawai secara individual untuk
meningkatkan motivasi kerja.
e. Mengembangkan kinerja pegawai.
f. Mengidentifikasi pegawai yang akan mendapatkan promosi, demosi, rotasi dan lain-
lain.

3. Manfaat bagi organisasi


a. Meningkatkan komunikasi dan interaksi antara pegawai dengan manajer (atasan
langsung).
b. Meningkatkan motivasi kerja pegawai secara umum.
c. Meningkatkan harmonisasi tujuan yang akan dicapai.
d. Meningkatkan kinerja organisasi.
e. Pengembangan karir atau promosi
 Untuk menentukan training
 Untuk menentukan standar penggajian

71
 Untuk menentukan mutasi atau perpindahan pegawai
 Meningkatkan produktivitas & tanggung jawab karyawan
 Meningkatkan motivasi pegawai
 Menghindari pilih kasih
 Mengukur keberhasilan kepemimpinan seseorang

D. Unsur Penilaian Prestasi Kerja PNS


1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh
seorang PNS. Sasaran kerja pegawai meliputi beberapa aspek :
a. Kuantitas merupakan ukuran jumlah atau banyaknya hasil kerja yang dicapai oleh
seorang pegawai.
b. Kualitas merupakan ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai oleh seorang
pegawai.
c. Waktu merupakan ukuran lamanya proses setiap hasil kerja yang dicapai oleh
seorang pegawai.
d. Biaya merupakan besaran jumlah anggaran yang digunakan setiap hasil kerja oleh
seorang pegawai.
2. Perilaku Kerja
Perilaku kerja merupakan setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh
seorang PNS yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun unsur perilaku kerja
meliputi :
a. Orientasi pelayanan merupakan sikap dan perilaku kerja PNS dalam memberikan
pelayanan kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan
sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain.
b. Integritas merupakan kemampuan seorang PNS untuk bertindak sesuai dengan
nilai, norma dan etika dalam organisasi.
c. Komitmen merupakan kemauan dan kemampuan seorang PNS untuk dapat
menyeimbangkan antara sikap dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi
dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang, dan/atau golongan.
d. Disiplin merupakan kesanggupan seorang PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi sanksi.

72
e. Kerja sama merupakan kemauan dan kemampuan seorang PNS untuk bekerja
sama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan baik dalam unit kerjanya maupun
instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang
diembannya.
f. Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kemauan PNS untuk memotivasi dan
mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya
demi tercapainya tujuan organisasi.

E. Penyusunan dan Penilaian


Setiap PNS wajib menyusun SKP berdasarkan rencana kerja tahunan instansi. SKP
memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu
penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun SKP, yaitu :
1. Jelas
Kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas
2. Dapat diukur
Kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka
seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan lain- lain maupun secara kualitas seperti hasil
kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan kepada
masyarakat memuaskan, dan lain-lain
3. Relevan
Kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan msing-masing
4. Dapat dicapai
Kegiatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan kemampuan
5. Memiliki target waktu
Kegiatan yang dilakukan dapat ditentukan waktunya
SKP yang telah disusun harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai. Dalam hal
SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui oleh pejabat penilai maka keputusannya
diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final. SKP ditetapkan setiap tahun
pada bulan Januari. Dalam hal terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka
yang bersangkutan tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat perintah
melaksanakan tugas atau surat perintah menduduki jabatan. PNS yang tidak menyusun
SKP dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
yang mengatur mengenai disiplin PNS.
Penilaian perilaku kerja dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai terhadap
PNS sesuai kriteria yang ditentukan. Pejabat penilai dalam melakukan penilaian perilaku
kerja dapat mempertimbangkan masukan dari pejabat penilai lain yang setingkat di

73
lingkungan unit kerja masing-masing. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100
(seratus).
Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara menggabungkan penilaian SKP
dengan penilaian perilaku kerja. Adapun bobot nilai unsur SKP 60% (enam puluh persen)
dan perilaku kerja 40% (empat puluh persen). Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan
oleh pejabat penilai sekali dalam 1 (satu) tahun, dan dilakukan setiap akhir Desember
pada tahun yang bersangkutan dan paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Nilai
prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut:
1. 91 – ke atas: sangat baik
2. 76 – 90: baik
3. 61 – 75: cukup
4. 51 – 60: kurang
5. 50 ke bawah: buruk

F. Latihan
1. Jelaskan pengertian dan tujuan penilaian kinerja PNS !
2. Jelaskan manfaat penilaian kinerja bagi pegawai !
3. Jelaskan unsur penilaian kerja PNS !
4. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan SKP

74
DAFTAR PUSTAKA

1. Prijadarmanto Soegeng, Kiat Pembinaan Disiplin, PT. Pradiya Paramita, 1987 Jakarta
Kamus Besar bahasa Indonesia
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 9 Tahun
2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
4. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Pertimbangan
Kepegawaian
6. Surat Mahkamah Agung No 222/Td.TUN/X/1993 tanggal 14 Oktober 1993 Tentang
Juklak Pengadilan

75
PUS
DIKL
ATPE
GAWAI
KEMNAKE
RRI
J
l.Pus
dik
latDepna
ker
,KampungLembur,
Kel
./
Kec
.Maka
ssar
,Ja
kart
aTi
mur13570
Tel
p.:(
021)8090804/8090952 -Fax
.:(
021)8090739

Anda mungkin juga menyukai