Anda di halaman 1dari 52

STANDAR KOMPETENSI JABATAN

PEGAWAI ASN
PERMENPAN-RB NOMOR : 38 TAHUN 2017

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI
2019
1
SISTEM MERIT
MANAJEMEN
ASN
Latar belakang & Amanah

UU : 5 Tahun 2014 tentang ASN


“ bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan
mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD. RI Tahun 1945,”

PERLU DI BANGUN KONDISI SAAT INI

ASN yang memiliki integritas, bahwa pelaksanaan manajemen ASN


profesional, netral dan bebas dari belum berdasarkan pada perbandingan
intervensi politik, bersih dari praktik antara kompetensi dan kualifikasi yang
KKN, serta mampu diperlukan oleh jabatan dengan
menyelenggarakan pelayanan publik kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki
bagi masyarakat 15dan
- 32mampu
calon dalam rekruitmen, pengangkatan,
menjalankan peran sebagai unsur penempatan, dan promosi pada jabatan
perekat persatuan dan kesatuan sejalan dengan tata kelola pemerintahan
bangsa berdasarkan Pancasila dan yang baik;
UUD .RI Tahun 1945;
Pasal 51
❑ Manajemen ASN
diselenggarakan berdasarkan
sistem merit
MERIT SISTEM
UU- 5 tahun 2014 ttg ASN ❑ Sistem Merit adalah kebijakan
dan manajemen ASN yang
berdasarkan kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara
adil dan wajar tanpa
membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, asal
usul, jenis kelamin,status
pernikahan, umur atau kondisi
kecacatan
Kompetensi dalam UU 5 Tahun 2014 ttg ASN

Pasal 68 ayat (1) dan ayat (2)


• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu
• Pengangkatan dalam jabatan ditentukan berdasarkan perbandingan
objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan
persyaratan yang dimiliki oleh pegawai

Pasal 69
• Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah.
• Kompetensi Jabatan ASN meliputi Teknis, Manajerial, Sosial Kultural

5
2

PERMASALAHAN
PENYUSUNAN
STANDAR
KOMPETENSI
ASN
Permasalahan Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
Selama ini
Instansi menyusun dan menetapkan standar kompetensi
Tdk ada mekanisme
1 standarisasi
jabatan masing-masing shg satu jabatan kompetensinya
berbeda krn tidak ada validasi dan mekanisme standarisasi

Secara Nasional anggaran penyusunan kompetensi sangat


2 Biaya Penyusunan
besar sekali karena masing masing instansi menyusun sendiri
SKJ sangat besar
padahal banyak sekali jabatan sama diantara instansi

Kompetensi Teknis Sebagian besar Instansi hanya fokus menyusun kompetensi


3 diabaikan manajerial sedang kompetensi teknis diabaikan

Kompetensi sosial
4 kultural belum ada
Kompetensi sosial kultural belum tersedia pedomannya

Kompetensi yang ada belum dibedakan level penguasaan


kompetensinya antar jenjang jabatan sehingga belum
Kompetensi blm dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum diklat, uji
5 sbg Acuan kompetensi serta kompetensi apa yang
diperlukan/dikembangkan oleh dunia pendidikan selaku
penyedia SDM
Kewenangan MENPAN-RB
UU- 5 tahun 2014 ttg ASN
Pasall 26 ayat (1) dan (2)

Menteri berwenang menetapkan kebijakan di bidang pendayagunaan Pegawai


ASN.

Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :


a. kebijakan reformasi birokrasi di bidang sumber daya manusia;
b. kebijakan umum pembinaan profesi ASN;
c. kebijakan umum Manajemen ASN, klasifikasi jabatan ASN, standar kompetensi
jabatan Pegawai ASN, kebutuhan Pegawai ASN secara nasional, skala
penggajian, tunjangan Pegawai ASN, dan sistem pensiun PNS.
d. pemindahan PNS antar jabatan, antar daerah, dan antar instansi;
e. pertimbangan kepada Presiden dalam penindakan terhadap Pejabat yang
Berwenang dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas penyimpangan Sistem
Merit dalam penyelenggaraan Manajemen ASN; dan
f. penyusunan kebijakan rencana kerja KASN, LAN, dan BKN di bidang
Manajemen ASN 8
3
PERSYARATAN
PENGANGKATAN
DALAM JABATAN
ASN
PP NOMOR 11 TAHUN 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Pasal 47 Jabatan PNS terdiri atas :
Administrator

a. Jabatan Administrasi : Pengawas

Pelaksana
b. Jabatan Fungsional :
Utama Penyelia

Madya Mahir
JF JF
Keahlian Muda Keterampilan Terampil
Pratama Pemula

JPT Utama

c. Jabatan Pimpinan Tinggi JPT Madya

JPT Pratama 10
PP NOMOR 11 TAHUN 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
PERSYARATAN PENGANGKATAN JABATAN ADMINISTRASI

1. Administrator

Pasal 54 (1) Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan administrator sbb :
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah sarjana
atau diploma IV;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman pada Jabatan pengawas paling singkat 3
(tiga) tahun atau JF yang setingkat dengan Jabatan pengawas
sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang
dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS
di instansinya; dan
11
g. sehat jasmani dan rohani
2. Pengawas

Pasal 54 (2) Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan pengawas sbb :
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah diploma
III atau yang setara;
c. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
d. memiliki pengalaman dalam Jabatan pelaksana paling singkat 4
(empat) tahun atau JF yang setingkat dengan Jabatan pelaksana
sesuai dengan bidang tugas Jabatan yang akan diduduki;
e. setiap unsur penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik
dalam 2 (dua) tahun terakhir;
f. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang
dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi oleh tim penilai kinerja PNS
di instansinya; dan
g. sehat jasmani dan rohani

12
3. Pelaksana

Pasal 54 (3) Persyaratan untuk dapat diangkat dalam Jabatan pelaksana


sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan paling rendah
sekolah lanjutan tingkat atas atau yang setara;
c. telah mengikuti dan lulus pelatihan terkait dengan
bidang tugas dan/ atau lulus pendidikan dan pelatihan
terintegrasi;
d. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
e. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan; dan
f. sehat jasmani dan rohani.
13
Pasal 55 - PP 11 Tahun 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Ayat (1)
Kompetensi Jabatan administrator, Jabatan pengawas, dan Jabatan pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf f, ayat (3) huruf f, dan ayat (4) huruf
e meliputi Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural.,

Ayat (2) `
Ayat (4)
Kompetensi Teknis sebagaimana Kompetensi Sosial Kultural
dimaksud pada ayat (1) diukur 1 sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diukur dari pengalaman kerja
dari tingkat dan spesialisasi
pendidikan, pelatihan teknis v berkaitan dengan masyarakat
fungsional, dan pengalaman 2 4 majemuk dalam hal agama, suku,
dan budaya sehingga memiliki
bekerja secara teknis.,
Pasal 55 wawasan kebangsaan.

PP : 11- 2017
Ayat (5)
Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Kompetensi Manajerial
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 5 pedoman penyusunan Kompetensi
Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
(1) diukur dari tingkat Kompetensi Sosial Kultural
pendidikan, pelatihan struktural sebagaimana dimaksud pada ayat
atau manajemen, dan
About Company – www.premast.com (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
pengalaman kepemimpinan. dengan Peraturan Menteri.
PERSYARATAN PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL

Pengangkatan Pertama JF
Pengangkatan dalam JF keahlian melalui pengangkatan
pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf a
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. berstatus PNS;
Pasal b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
75 c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai
dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
e. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai
standar kompetensi yang telah disusun oleh instansi
pembina;
f. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 1
(satu) tahun terakhir; dan
g. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri. 15
Pengangkatan Perpindahan dari jabatan lain
Pengangkatan dalam JF keahlian melalui perpindahan dari Jabatan lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf b harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani;
d. berijazah paling rendah sarjana atau diploma IV sesuai dengan
Pasal kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan;
e. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
76 dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi yang
telah disusun oleh instansi pembina
f. memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang JF yang
akan diduduki paling kurang 2 (dua) tahun;
g. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir;
h. berusia paling tinggi: l) 53 (lima puluh tiga) tahun untuk JF ahli
pertama dan JF ahli muda; 2) 55 (lima puluh lima) tahun untuk JF
ahli madya; dan 3) 60 (enam puluh) tahun untuk JF ahli utama bagi
PNS yang telah menduduki JPT; dan
16
i. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
Pengangkatan Promosi
(1) Pengangkatan dalam JF keahlian dan JF keterampilan melalui
promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf d harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis, Kompetensi
Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar
Pasal kompetensi yang telah disusun oleh instansi pembina;
81 b. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalarn 2 (dua)
tahun terakhir; dan
c. syarat lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.

(2) Pengangkatan JF keahlian dan JF keterampilan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan ketersediaan
lowongan kebutuhan untuk JF yang akan diduduki.

17
PERSYARATAN PENGANGKATAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

Pasal 107
Persyaratan untuk dapat diangkat dalam JPT dari kalangan PNS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 sebagai berikut :
a. JPT utama:
1. memiliki kualifrkasi pendidikan paling rendah sarjana atau
diploma IV;
2 memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar kompetensi
Jabatan yang ditetapkan;
3. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang
terkait dengan Jabatan yang akan diduduki secara
kumulatif paling singkat selama 10 (sepuluh) tahun;
4. sedang atau pernah menduduki JPT madya atau JF jenjang
ahli utama paling singkat 2 (dua) tahun;
b. JPT madya:
1. memiliki kualilikasi pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV;
2. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
3. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait
dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat
selama 7 (tujuh) tahun;
4. sedang atau pernah menduduki JPT pratama atau JF jenjang ahli
utama paling singkat 2 (dua) tahun

c. JPT pratama:
1. memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah sarjana atau diploma IV;
2. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
3. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait
dengan Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling kurang
selama 5 (lima) tahun;
4. sedang atau pernah menduduki Jabatan administrator atau JF
jenjang ahli madya paling singkat 2 (dua) tahun;
Pasal 108
Persyaratan untuk dapat diangkat dalam JPT dari kalangan non-PNS sebagai berikut:

a. JPT utama:
1. warga negara Indonesia;
2. memiliki kualifrkasi pendidikan paling rendah pascasarjana;
3. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang ditetapkan;
4. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan
Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat 15 (lima
belas) tahun;

b. JPT madya:
1. warga negara Indonesia;
2. memiliki kualilikasi pendidikan paling rendah pascasarjana;
3. memiliki Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi
Sosial Kultural sesuai standar kompetensi Jabatan yang dibutuhkan;
4. memiliki pengalaman Jabatan dalam bidang tugas yang terkait dengan
Jabatan yang akan diduduki secara kumulatif paling singkat l0 (sepuluh)
tahun;
Pasal 109 ayat (4) dan (5) PP 11 Tahun 2017
(4) (5)
Standar Kompetensi Teknis, Ketentuan lebih lanjut mengenai
Kompetensi Manajerial, dan pedoman penyusunan
Kompetensi Sosial Kultural Kompetensi Teknis, Kompetensi
sebagaimana dimaksud pada Manajerial, dan Kompetensi
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Sosial Kultural sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri dimaksud pada ayat (2), ayat (3),
berdasarkan usulan Instansi dan ayat (4) diatur dengan
Pemerintah. Peraturan Menteri.
MANAJEMEN KARIER PNS
Pasal 165
SISTEM MANAJEMEN KARIER PNS

Ayat (1) Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Ayat (5)
Manajemen Dalam
Manajemen Penyelenggaraan Standar
karier di menyelenggara
karier PNS manajemen karier kompetensi
selenggarakan kan manajemen
dilakukan sejak PNS disesuaikan Jabatan dan
pada tingkat: karier PNS ,
pengangkatan dengan profil PNSi
a. instansi; dan Instansi
pertama sebagai kebutuhan disusun pada
b. nasional. Pemerintah hrs
PNS sampai instansi tingkat instansi
menyusun:
dengan dan nasional
a Standar
pemberhentian. kompetensi
Jabatan; dan
b. Profil PNS

SISTEM MANAJEMEN KARIER PNS


Pasal 166,
PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS
Standar kompetensi Jabatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 165 ayat (4) huruf a berisi paling sedikit informasi
Ayat (1 tentang :
) a. nama Jabatan;
b. uraian Jabatan;
c. kode Jabatan;
d. pangkat yang sesuai;
e. kompetensi Teknis;
f. kompetensi Manajerial;
g. kompetensi Sosial Kultural; dan
h. ukuran kinerja Jabatan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan


Ayat (2) standar Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan
Kompetensi Sosial Kultural sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
4
PENYUSUNAN
STANDAR
KOMPETENSI
ASN
PERMENPAN-38
TAHUN 2017
Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Pegawai ASN
Permen.PAN-RB : 38 Tahun 2017
Standar Kompetensi
➢ Kamus Kompetensi Manajerial
Manajerial dan Sosial
Kultural
➢ Kamus Kompetensi Sosial kultural

Standar Kompetensi Manajerial dan


Kompetensi Sosial Kultural untuk :
JPT : Utama, Madya dan Pratama
JA : Administrator, Pengawas Pelaksana
JF : Keahlian Keterampilan semua jenjang

Ditetapkan oleh Menteri PAN-RB

Kamus Kompetensi Teknis disusun oleh K/L


yang membidangi urusan pemerintahan

Kamus Kompetensi Teknis ditetapkan oleh


PPK K/L yang bersangkutan
Standar Kompetensi Jabatan (untuk seluruh 2
6
jabatan dilingkungan instansi K/L, Pemda Prov,
Pemda Kab/Kota)

Di susun oleh Instansi masing masing


berdasarkan (meramu dari) :
➢ Standar kompetensi manajerial dan sosial
Standar kultural yang telah ditetapkan oleh MenPAN-RB
Kompetensi ➢ Kamus kompetensi teknis yang ditetapkan oleh
K/L
Jabatan
ASN

Ditetapkan/disyahkan oleh Menpan-RB


(diberikan kode jabatan)
Setelah dilakukan konvensi dg melibatkan instansi
pengusul, K/L terkait, Pemda terkait, asosiasi
profesi
Standar kompetensi yang telah
ditetapkan/disyahkan berlaku secara nasional
5
PENYUSUNAN
KAMUS
KOMPETENSI
TEKNIS
IDENTIFIKASI KOMPETENSI DARI URUSAN PEMERINTAH
UU -23 TAHUN 2014
URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN
No Sub Urusan Pusat Prop DAERAH KABUPATEN/KOTA KOMPETENSI TEKNIS
1 2 3 4 5 6
1 Manajemen Pengelolaan pendidikan dasar. 1. Advokasi Kebijakan Pendidikan Nasional
Pendidikan Pengelolaan pendidikan anak usia 2. Perencanaan penyediaan sarana
dini dan pendidikan non formal pendidikan
3. Perencanaan SDM pendidik dan tenaga
kependidikan.
4. Manajemen Sekolah
Pengawasan penyelenggaraan pendidikan
2 Kurikulum Penetapan kurikulum muatan 5. Penyusunan kurikulum
lokal pendidikan dasar,
pendidikan anak usia dini, dan
pendidikan non formal.
3 Akreditasi
4 Pendidik dan Pemindahan pendidik dan tenaga Perencanaan tenaga SDM penididik dan
Tenaga kependidikan dalam Daerah tenaga kependidikan
Kependidikan kabupaten/kota
5 Perizinan a Penerbitan izin pendidikan dasar 6. Analisis kelayakan penyelenggaraan
Pendidikan yang diselenggarakan oleh pendidikan masyarakat
masyarakat. b.Penerbitan izin 7. Analisis kelayakan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini dan pendidikan usia dini
pendidikan nonformal yang 8. Analisis kelayakan penyelenggaraan
diselenggarakan oleh masyarakat pendidikan nonformal
6 Bahasa dan Pembinaan bahasa dan sastra 9 Bahasa dan sastra (jawa/sunda/minang)
Sastra yang penuturnya dalam Daerah
kabupaten/kota
O. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERHUBUNGAN

no SUB URUSAN Pusat Provin DAERAH KABUPATEN/KOTA KOMPETENSI TEKNIS


1 2 3 4 5 6
1 Lalu Lintas dan a Penetapan rencana induk jaringan LLAJ Kabupaten/Kota. 1. Advokasi kebijakan
Angkutan Jalan b. Penyediaan perlengkapan jalan di jalan Kabupaten/Kota. LLAJ
(LLAJ c. Pengelolaan terminal penumpang tipe C. 2 Penyusunan rencana
d. Penerbitan izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas induk jaringan LLAJ
parkir. 3. manajemen dan
e. Pengujian berkala kendaraan bermotor. Pelaksanaan rekayasa lalulintas
manajemen rekayasa lalu lintas untuk jaringan jalan untuk jaringan
kabupaten/kota. jalanAnalisis dampak
f. Persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas untuk jalan lalulintas
kabupaten/kota. 4. Manajemen terminal
g Audit dan inspeksi keselamatan LLAJ di jalan kabupaten/kota. 5 Analisis Kelayakan
h. Penyediaan angkutan umum untuk jasa angkutan orang penyelenggaraan
dan/atau barang dalam Daerah kabupaten/kota dan pembangunan
i Penetapan kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan fasilitas parkir
perkotaan dalam 1 (satu 6 Analisis kelayakan
i Penetapan rencana umum jaringan trayek perkotaan dalam 1 trayek angkutan
(satu) Daerah kabupaten/kota. l. umum, taksi,
j Penetapan rencana umum jaringan trayek pedesaan yang angkutan barang
menghubungkan 1 (satu) Daerah kabupaten. 7. Penyusunan rencana
k Penetapan wilayah operasi angkutan orang dengan Jalur trayek
menggunakan taksi dalam kawasan perkotaan yang wilayah 8. Analisis kelayakan
operasinya berada dalam Daerah kabupaten/kota. tariff angkutan
l. Penerbitan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek 9 Pengujian kelayakan
perdesaan dan perkotaan dalam 1 (satu) Daerah kendaraan bermotor.
kabupaten/kota. 10. Audit Keselamatan
m Penerbitan izin penyelenggaraan taksi dan angkutan kawasan LLAJ.
tertentu yang wilayah operasinya berada dalam Daerah
kabupaten/kota.
n Penetapan tarif kelas ekonomi untuk angkutan orang yang
melayani trayek antarkota dalam Daerah kabupaten serta
angkutan perkotaan dan perdesaan yang wilayah pelayanannya
dalam Daerah kabupaten/kota
TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI
Proficiency Levels Competence

Level 5
Level 4 Expert
➢ Mengkreasikan
Advance
mengembangkan,
➢ Mengevaluasi
Level 3- konsep, teori,
suatu proses
Intermediate kebijakan
pekerjaan
➢ Menerapkan ➢ Sebagai sumber
Level 2 ➢ Mengembangk
dg analisis rujukan utama
Basic an teknik
(mentor)
➢ Tdk metode kerja
➢Menerapkan memerlukan ➢ Memberi
sesuai bimbingan arahan atau
pedoman
Level 1 ➢ Dapat tanpa panduan
➢Berdasar membimbing
Awaeness pedoman/pa orang lain
➢ Tingkat memahami, nduan
mengerti substansi ➢ memecahkan
➢memerlukan masalah
➢ pekerjaan sederhana bimbingan
dg pedoman/ teknis
panduan operasional
➢ Bimbingan intensif
1. Perencanaan Penyediaan Sarana Pendidikan Dasar

Nama Kompetensi : Perencanaan penyediaan sarana pendidikan dasar


Kode Kompetensi :
Definisi : Kemampuan mengidentifikasi dan menganalisis data anak usia sekolah dan
sebarannya, membuat proyeksi pertumbuhan, menganalisis ketersediaaan jumlah
sarana pendidikan (sekolah) dan sebaranya baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun oleh masyarakat yang ada saat ini serta menyusun rencana
penyediaan sarana pendidikan dasar
Level Diskripsi Indikator Perilaku
1 Memahami konsep dasar 1.1 Memahami konsep dasar penyediaan sarana pendidikan berdasarkan jumlah
perencanaan penyediaan anak usia sekolah dan pertumbuhannya,
sarana pendidikan dasar 1.2 Memahami teknik dan metode analisis dan langkah langkah perencanaan
penyediaaan sarana pendidikan
1.3 Mampu mengdentifikasi dan mengumpulkan data dan informasi anak usia
sekolah dan perkembanganya, data informasi sarana pendidikan yang tersedia
2 Mampu menghitung 2.1 Mampu mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data perhitungan jumlah
kebutuhan penyediaan anak usia sekolah dan sebaranya
sarana pendidikan dasar. 2.2 Mampu menghitung kebutuhan penyediaan sarana pendidikan dasar
berdasarkan jumlah anak usia sekolah dan sebaranya dalam jangka waktu 5
tahun yang akan datang
2.3 .Mampu mengumpulkan dan mengolah data sarana pendidikan yang telah ada
3 Mampu menyusun 3.1 Mampu menganalisis jumlah anak usia sekolah dan persebarannya, membuat
Rencana Penyediaan proyeksi jumlah dan sebaran untuk jangka waktu 5 tahun untuk menentukan
Sarana Pendidikan dasar kebutuhan sarana pendidikan
3.2 Mampu menganalisis ketersediaan dan sebaran sarana pendidikan yang ada,
baik sarana pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah (sekolah negeri)
maupun yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan jumlah dan sebaran
anak usia sekolah
3.3 Mampu menyusun perencanaan penyediaaan sarana pendidikan dasar sesuai
dengan jumlah dan sebaran anak usia sekolah
4 Mampu mengevaluasi 4.1 Mampu mengevaluasi perencanaan penyediaan sarana pendidikan
perencanaan penyediaaan dasar yang ada sesuai dengan jumlah dan sebaran serta proyeksi
sarana pendidikan dasar anak usia sekolah
4.2 Mampu menyusun pedoman dan petunjuk teknis penyusunan
perencanaan penyediaan sarana pendidikan
4.3 Mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari pemangku
kepentingan terhadap perencanaan penyediaaan sarana pendidikan
dasar dan realisasinya dalam penyediaaan sarana pendidikan
5 Mengembangkan, konsep, 51 Mampu menyusun perencanaan penyediaaan sarana pendidikan
teori kebijakan dasar secara di tingkat nasional
perencanaan penyediaaan 5.2 Mampu mengembangkan konsep, teori, kebijakan perencanaan
sarana pendidikan dasar penyediaan sarana pendidikan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa .
5.3 Mampu menjad sumber rujukan utama dalam penyusunan
kebijakan dan implementasinya serta pemecahan masalah
perencanaan penyediaan sarana pendidikan dasar
IDENTIFIKASI KOMPETENSI DARI TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI
TUPOKSI ORGANISASI KOMPETENSI TEKNIS
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1. Penyusunan Kebijakan Perencanaan
TUGAS Pembangunan Daerah
Membantu Gubernur dalam menyelenggarakan sebagian tugas 2. Advokasi Kebijakan Perencanaan
umum pemerintahan dan pembangunan di bidang koordinasi Pembangunan Daerah
perencanaan dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Jangka
Panjang, Penetapan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), serta 3. Penyusunan Rencana Pembangunan
penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Jangka Panjang Daerah
FUNGSI 4 Penyusunan Rencana Pembangunan
1. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) Jangka Menengah Daerah
Provinsi dan rencana pembangunan jangka menengah daerah 5 Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
(RPJMD) Provinsi; Daerah
2. penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Provinsi 6. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
penyusunan program tahunan sebagai pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah
program yang dibiayai oleh daerah sendiri ataupun yang 7 Penyusunan Laporan Pelaksanaan
diusulkan kepada pemerintah untuk dimasukkan dalam Pembangunan Daerah
program tahunan nasional;
3. pengkoordinasian perencanaan pembangunan pada lembaga
teknis daerah, dinas-dinas daerah, dan satuan organisasi lain
dalam lingkungan pemerintah daerah provinsi;
4 penyusunan rencana anggaran pemerintah provinsi bersama-
sama dengan biro keuangan, dengan koordinasi sekda provinsi,
disamping mengkoordinasikan penyusunan APBN Provinsi
bersama Departemen Keuangan/DJA dan Instansi Sektoral;
5 pelaksanaan koordinasi dan atau mengadakan penelitian untuk
kepentingan perencanaan pembangunan di daerah;
6. penyiapan dan pengembangan, rencana pelaksanaan
pembangunan di daerah untuk penyempurnaan rencana lebih
lanjut;
7 pengkoordinasian perencanaan pembangunan lintas sektoral
dan wilayah provinsi, kabupaten/kota; dan
8 pelaksanaan kegiatan lain dalam perencanaan atau bidang lain
sesuai dengan petunjuk Gubernur.
1. Penyusunan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah

Nama Kompetensi : Penyusunan Kebijakan Perencanaan Pembangunan Daerah


Kode Kompetensi :
Definisi : Kemampuan mengembangkan sistem teknik dan metode identifikasi isue kebijakan, identifikasi
potensi daerah, potensi regional, nasional maupun internasional, teknik dan metode pemgumpulan,
pengolahan, analisis, serta teknik proyeksi/forecasting dan alternatif dan analisis kelayakannya,
perumusan konsep kebijakan perencanaan pembangunan daerah, prosedur pengusulan,
sinkronisasi dan integrasi program antar sektor, pembahasan dan penyelarasan konsep kebijakan
dengan kebijakan lain, prosedur penetapan rencana pembangunan daerah, monitoring evaluasi,
identifikasi umpan balik serta pelaporan penerapan kebijakan perencanaan pembangunan daerah,
mengembangkan teori, konsep, teknik metode perumusan kebijakan Perencanaan Pembangunan
Daerah.
Level Deskripsi Indikator Perilaku
1. Memahami konsep dasar, 1.1 Mampu menjelaskan konsep dasar penyusunan perencanaan
penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, teknik dan metode identifikasi isue kebijakan,
pembangunan daerah identifikasi potensi daerah, potensi regional, nasional maupun
implementasi, monitoring dan internasional, teknik dan metode pemgumpulan, pengolahan, analisis, serta
evaluasi pelaksanaan kebijakan teknik proyeksi/forecasting dan penyusunan alternatif dan analisis
Perencanaan kelayakannya, perumusan konsep kebijakan perencanaan pembangunan
daerah.
1.2 Mampu menjelaskan prosedur pengusulan rencana, sinkronisasi dan
integrasi program antar sektor, tahapan pembahasan dan penyelarasan
perencanaan pembangunan daerah, teknik metode monitoring dan evaluasi
kebijakan, dan pelaporan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah
1.3 Mampu memberikan informasi kepada masyarakat dan stakeholder tentang
substansi dan prosedur penyusunan, pengusulan dan penetapan, serta
monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan penyusunan
perencanaan pembangunan daerah
2. Mampu menyiapkan bahan 2.1 Mampu menyusun konsep sistem indentifikasi isue kebijakan dan potensi
perumusan kebijakan, daerah, teknik metode pengumpulan, pengolahan dan , analisis, serta
implementasi, monitoring dan teknik proyeksi/forecasting dan penyusunan alternatif dan analisis
evaluasi, pelaporan kebijakan kelayakannya .
penyusunan perencanaan 2.2 Mampu menyusun prosedur pengusulan, teknik dan metode integrasi dan
pembangunan daerah sinkronisasi program antar sektor, pembahasan dan penetapan rencana
pembangunan daerah.
2.3 Mampu menyiapkan bahan dan instrumen, serta teknik metode monitoring
dan evaluasi, pemberian umpan balik serta pelaporan pelaksanaan
perencanaan pembangunan daerah .
3. Mampu melakukan 3.1 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi terhadap effektifitas dan effisiensi sistem
penilaian dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah, mengidentifikasi kekurangan dan merumuskan
terhadap kebijakan perbaikan terhadap kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
penyusunan 3.2 Mampu melakukan penilaian dan evaluasi implementasi kebijakan, menguasai
perencanaan konten dan konteks kebijakan, mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu
pembangunan, kebijakan, mengetahui hambatan dan daya dukung terhadap implementasi
implementasi dan kebijakan, serta dapat melakukan koordinasi dengan stakeholders dalam
pelaksanaan dan hasil implementasi penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
monitoring dan evaluasi 3.3 Mampu menyusun perencanaan dan melaksanakan program monitoring dan evaluasi
kebijakan penyusunan terhadap penerapan kebijakan serta melakukan analisis terhadap hasil monitoring
perencanaan dan evaluasi kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
pembangunan daerah
4. Mampu melakukan 4.1 Mampu melakukan penyelarasan (harmonisasi) dengan peraturan perundang-
harmonisasi kebijakan, undangan yang lain; mampu merumuskan intisari dari suatu kebijakan yang akan
meningkatkan efektivitas memberikan dampak positif dari maksud dan tujuan kebijakan bagi instansi dan
implementasi, monitoring masyarakat serta mampu menetapkan untuk menjadi draft/naskah final kebijakan
dan evaluasi kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
penyusunan 4.2 Menguasai kunci-kunci sukses dalam implementasi suatu kebijakan, dan
perencanaan menerapkan praktek terbaik pendekatan implementasi kebijakan, mampu
pembangunan daerah merumuskan solusi terhadap hambatan dalam implementasi suatu kebijakan dan
mengembangkan pendekatan baru dalam implementasi, dan mampu memberikan
dorongan dan mengambil keputusan untuk meningkatkan efektivitas implementasi
suatu kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
4.3 Mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari stakeholder dalam rpenetapan
kebijakan dan pelaksanaan kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan
daerah dan memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada instansi lain atau
stakeholder terkait kebijakan penyusunan perencanaan pembangunan daerah
5. Mengembangkan teori, 5.1 Mengembangkan teori, konsep, teknik, metode tahapan perumusan kebijakan,
konsep, penyusunan, implemetasi kebijakan, dan/atau monitoring dan evaluasi kebijakan penyusunan
implementasi dan perencanaan pembangunan daerah.
monitoring evaluasi 5.2 Mampu menyusun buku, pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis
kebijakan penyusunan perumusan dan penyusunan, implementasi, monitoring dan evaluasi kebijakan
perencanaan penyusunan perencanaan pembangunan daerah
pembangunan daerah 5.3 Menjadi sumber rujukan utama dan mentor (nasional) dalam penyusunan kebijakan,
implementasi kebijakan, monitoring dan evaluasi kebijakan, serta pemecahan
masalah dalam penyusunan, penerapan dan monitoring evaluasi kebijakan
penyusunan perencanaan pembangunan daerah.
Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja
1. Advokasi Kebijakan Dinas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan
Subag PPEL
Sekretariat Subag Keuangan
Dinas
Subag Um.Kepeg

Bidang Bidang Bidang Bidang


Penempatan TK Pengawasan TK Hub Industrial & PHI Pelatihan & Produtv TK
2. Sistim Penempatan TK 3. Sistim PengawasanTK 4. Sistim Pembinaan HI 5. Sistim Pelatihan TK

Seksi Seksi Pengawasan Seksi Hubungan


Seksi Pelatihan
Antar Kerja Norma K3 Industrial
- LKS Bipartit - Penyusunan kurikulum
- .Antar Kerja Lokal - Pengawasan Norma K3 - Analisis Kebut Pelatihan
- Penempatan TKA - Keselamatan Kerja -LKS Tripartit
- Peny Perjanjian kerja - manajemen pelatihan
- Penempatan TKLN - Hygiene perusahaan - Penys Standr komp kerja
- Antar Kerja antar Daerah - Ergonomi- - Peny Perat perusahaan
-Peny Kesepakatan kerja - Pemagangan
Seksi Pengawasan bersama - Sistem Sertifikasi kerja
Seksi
II P K Norma Kerja Seksi Penyel Seksi
- Pengawasan Norma Kerja Perselisihan HI Produktivitas
- Informasi Pasar Kerja
- Bursa Kerja - Pengawasan Pengupahan -.Pengukuran Produktivitas
- Mediasi PHI
- Bimbingan Penyuluhan - Konsiliasi PHI - Sistem peningkatan
jabatan - Peradilan PHI
Standar Kompetensi Teknis

Kepala Dinas Tenaga Kerja


Kompetensi teknis Level
1. Advokasi Kebijakan ketenagakerjaan 4
2. Sistem penempatan tenaga kerja 4
3 Sistem pengawasan ketenagakerjaan 4
4. sistem pembinaan hub industrial dan 4
penyelesaian hub industrial
5. Sistem pelatiahan dan produktivitas tenaga kerja 4
6. advokasi kebijakan otonomi daerah 4

Kepala Seksi Antar Kerja Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja

Kompetensi teknis Level Kompetensi teknis Level

1. Advokasi Kebijakan ketenagakerjaan 2 1. Advokasi Kebijakan ketenagakerjaan 3


2. Sistem penempatan tenaga kerja 2 2. Sistem penempatan tenaga kerja 4
3 Antar Kerja Antar Negara 3 3 Informasi pasar kerja 3
4. Bursa Kerja 3 4. Bursa Kerja 3
5. Penemapatan TKA 2 5. Antar Kerja 3
6. Advokasi kebijakan otonomi daerah 2 6. Advokasi kebijakan otonomi daerah 3
6
STANDAR
KOMPETENSI
JABATAN
ASN
Standar Kompetensi Jabatan ASN
Pengambilan Integritas
Keputusan
Mengelola
Kerjasama
Perubahan
Kompetensi Manajerial
Pengembangan Orientasi
diri & orang lain pada Hasil

Perekat
Komunikasi Pelayanan
Bangsa
Perekat Publik
Bangsa
Teknis
Kompetensi Sosial Kultural Teknis

Teknis Kompetensi Teknis Teknis

Teknis
Teknis

Jenjang Manajerial Indikator


Kualifikasi Pengalaman
Diklat Teknis Pangkat kinerja
Pendidikan Jurusan kerja
Fungsional Utama
Pengaturan Kompetensi dalam UU : 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
Pasal 233,
(1) Pegawai aparatur sipil negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 208 ayat
(2) yang menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah, harus memenuhi
persyaratan kompetensi:
a. teknis; b. manajerial; dan c. sosial kultural.
(2) Selain memenuhi kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pegawai
aparatur sipil negara yang menduduki jabatan kepala Perangkat Daerah
harus memenuhi kompetensi pemerintahan.
(3) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan
oleh Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian setelah
dikoordinasikan dengan Menteri.
(4 ) Kompetensi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh Menteri.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku secara
mutatis mutandis terhadap pegawai aparatur sipil negara yang menduduki
jabatan administrator di bawah kepala Perangkat Daerah dan jabatan
pengawas.
40
Standar Kompetensi Jabatan ASN Permenpan 38 Tahun 2017 dan
posisi Kompetensi Pemerintahan
Pengambilan
Keputusan Integritas
Mengelola
Perubahan Kerjasama
Kompetensi Manajerial
Pengembangan
Orientasi
diri & orang lain
pada Hasil
Perekat
Komunikasi Pelayanan
Bangsa
Publik
Kompetensi Sosial Kultural
Teknis
Pemerintahan Kompetensi Pemerintahan Subtantif

Teknis Teknis
Subtantif Subtantif
Teknis
Teknis
Subtantif Kompetensi Teknis
Subtantif

Jenjang Manajerial Indikator


Kualifikasi Pengalama
Diklat Teknis Pangkat kinerja
Pendidikan Jurusan n kerja
Fungsional Utama
Contoh : Standar Kompetensi Jabatan Pimipinan Tinggi Pratama
Nama Jabatan : Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Kelompok Jabatan : Jabatan Pimpinan Tinggi
Urusan Pemerintah : Penanaman Modal
Kode Jabatan : ............................... *4)
JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA

I. IKHTISAR JABATAN

Ikhtisar Jabatan Menyusun rencana program, membagi tugas, mengarahkan dan mengkoordinasikan melaksanakan
urusan pemerintahan bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Satu Pintu .

II. STANDAR KOMPETENSI

Kompetensi Level Diskripsi Indikator Kompetensi


A. Manajerial
1. Integritas 4 Mampu 4.1. Menciptakan situasi kerja yang mendorong seluruh pemangku
menciptakan kepentingan mematuhi nilai, norma, dan etika organisasi dalam
situasi kerja yang segala situasi dan kondisi.
mendorong 4.2. Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan standar etika yang
kepatuhan pada tinggi, serta berani menanggung konsekuensinya.
nilai, norma, dan 4.3. Berani melakukan koreksi atau mengambil tindakan atas
etika organisasi penyimpangan kode etik/nilai-nilai yang dilakukan oleh orang lain,
pada tataran lingkup kerja setingkat instansi meskipun ada resiko.
2. Kerjasama 4 Membangun 4.1. Membangun sinergi antar unit kerja di lingkup instansi yang
komitmen tim, dipimpin;
sinergi 4.2. Memfasilitasi kepentingan yang berbeda dari unit kerja lain
sehingga tercipta sinergi dalam rangka pencapaian target kerja
organisasi;
4.3. Mengembangkan sistem yang menghargai kerja sama antar unit,
memberikan dukungan / semangat untuk memastikan tercapainya
sinergi dalam rangka pencapaian target kerja organisasi.

42
3. Komunikasi 4 Mampu 4.1. Mengintegrasikan informasi-informasi penting hasil
mengemukakan diskusi dengan pihak lain untuk mendapatkan
pemikiran multidimensi pemahaman yang sama; Berbagi informasi dengan
secara lisan dan tertulis pemangku kepentingan untuk tujuan meningkatkan
untuk mendorong kinerja secara keseluruhan;
kesepakatan dengan 4.2. Menuangkan pemikiran/konsep yang multidimensi dalam
tujuan meningkatkan bentuk tulisan formal;
kinerja secara 4.3. Menyampaikan informasi secara persuasif untuk
keseluruhan mendorong pemangku kepentingan sepakat pada
langkah-langkah bersama dengan tujuan meningkatkan
kinerja secara keseluruhan.
4. Orientasi pada 4 Mendorong unit kerja 4.1. Mendorong unit kerja di tingkat instansi untuk mencapai
hasil mencapai target yang kinerja yang melebihi target yang ditetapkan;
ditetapkan atau 4.2. Memantau dan mengevaluasi hasil kerja unitnya agar
melebihi hasil kerja selaras dengan sasaran strategis instansi
sebelumnya ;4.3. Mendorong pemanfaatan sumber daya bersama antar
unit kerja dalam rangka meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pencaian target organisasi
5 Pelayanan Publik 4 Mampu memonitor, 4.1. Memahami dan memberi perhatian kepada isu-isu jangka
mengevaluasi, panjang, kesempatan atau kekuatan politik yang
memperhitungkan dan mempengaruhi organisasi dalam hubungannya dengan
mengantisipasi dampak dunia luar, memperhitungkan dan mengantisipasi dampak
dari isu-isu jangka terhadap pelaksanaan tugas-tugas pelayanan publik
panjang, kesempatan, secara objektif, transparan, dan professional dalam
atau kekuatan politik lingkup organisasi;
dalam hal pelayanan 4.2. Menjaga agar kebijakan pelayanan publik yang
kebutuhan pemangku diselenggarakan oleh instansinya telah selaras dengan
kepentingan yang standar pelayanan yang objektif, netral, tidak memihak,
transparan, objektif, tidak diskriminatif, serta tidak terpengaruh kepentingan
dan profesional pribadi/kelompok/partai politik;
4.3. Menerapkan strategi jangka panjang yang berfokus pada
pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan dalam
menyusun kebijakan dengan mengikuti standar objektif,
netral, tidak memihak, tidak diskriminatif, transparan, tidak
terpengaruh kepentingan pribadi/kelompok
43
6 Pengembangan diri 4 Menyusun 4.1.Menyusun program pengembangan jangka panjang bersama-
dan orang lain program sama dengan bawahan, termasuk didalamnya penetapan
pengembangan tujuan, bimbingan, penugasan dan pengalaman lainnya, serta
jangka panjang mengalokasikan waktu untuk mengikuti pelatihan / pendidikan /
dalam rangka pengembangan kompetensi dan karir;
mendorong
manajemen 4.2.Melaksanakan manajemen pembelajaran termasuk evaluasi dan
pembelajaran umpan balik pada tataran organisasi;

4.3.Mengembangkan orang-orang disekitarnya secara konsisten,


melakukan kaderisasi untuk posisi-posisi di unit kerjanya
7. Mengelola Perubahan 4 Memimpin 4.1. Mengarahkan unit kerja untuk lebih siap dalam menghadapi
perubahan pada perubahan termasuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi;
unit kerja
4.2. Memastikan perubahan sudah diterapkan secara aktif di lingkup
unit kerjanya secara berkala;

4.3. Memimpin dan memastikan penerapan program-program


perubahan selaras antar unit kerja
8. Pengambilan 4 Menyelesaikan 4.1. Menyusun dan/atau memutuskan konsep penyelesaian
Keputusan masalah yang masalah yang melibatkan beberapa/seluruh fungsi dalam
mengandung organisasi.
risiko tinggi,
mengantisipasi 4.2. Menghasilkan solusi dari berbagai masalah yang kompleks,
dampak terkait dengan bidang kerjanya yang berdampak pada pihak
keputusan, lain.
membuat
tindakan 4.3. Membuat keputusan dan mengantisipasi dampak keputusannya
pengamanan; serta menyiapkan tindakan penanganannya (mitigasi risiko)
mitigasi risiko

44
B Sosial Kultural
9. Perekat Bangsa 4 Mendayagunakan 4.1 Menginisiasi dan merepresentasikan pemerintah di lingkungan
perbedaan secara kerja dan masyarakat untuk senantiasa menjaga persatuan dan
konstruktif dan kreatif kesatuan dalam keberagaman dan menerima segala bentuk
untuk meningkatkan perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat;
efektifitas organisasi 4.2 Mampu mendayagunakan perbedaan latar belakang,
agama/kepercayaan, suku, jender, sosial ekonomi, preferensi
politik untuk mencapai kelancaran pencapaian tujuan organisasi.
4.3 Mampu membuat program yang mengakomodasi perbedaan latar
belakang, agama/kepercayaan, suku, jender, sosial ekonomi,
preferensi politik
C. Teknis
10 Advokasi Mampu 4.1 Mampu mengevaluasi teknik, metode strategi advokasi yang ada
Kebijakan 4 mengembangkan saat ini menganailisis kelemahan dan kekurangan serta
Pengembangan strategi advokasi yang mengembangkan berbagai teknik, metode strategi advokasi yang
Iklim Penanaman tepat sesuai kondisi lebih efektif dan efisien dari berbagai kondisi stakeholde
Modal 4.2 mampu mengembangkan norma standar, kriteria, pedoman,
petunjuk teknis strategi komunikasi dan pelaksanaan advokasi
yang effektif serta monitoring evaluasi advokasi kebijakan
pengembangan iklim penanaman modal
4.3 memampukan stakeholder untuk mengembangkan strategi
advokasi yang tepat untuk diri mereka sendiri; mengidentifikasi
hambatan di lingkungan mereka sendiri dalam penerapan
kebijakan; serta mengidentifikasi menemukan akses ke sumber
daya yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan
pengembangan iklim penanaman modal
11. Teknik promosi 5 Mampu 5.1 Mengidentifikasi, menganalisis, menilai effektifitas teknik, metode
Penanaman mengembangkan media promosi penanaman modal serta pelaksanaannya
Modal teknik, metode , media menemukenali kelebihan dan kekurangan dan rekomendasi
Promosi Penanaman perbaikanya,
Modal 5.2 Mengembangkan teknik, metode media promosi penanaman
modal , meyakinkan stakeholder dan shareholder terkait untuk
menerima teknik, metode media promosi penanaman modal
yang dikembangkan.
5.3 Menjadi sumber rujukan utama dalam implementasi teknik,
metode media promosi penanaman modal dan pemecahan45
masalah dalam promosi penanaman modal
12. Tata kelola pelayanan 4 Tata kelola 4.1 mampu mengevaluasi teknis/metode/sistem cara kerja
perizinan dan pelayanan pelayanaan terpadu menemu kenali kelebihan dan kekurangan
nonperizinan secara perizinan dan melakukan pengembangan atau perbaikan tata kelola pelayanan
terpadu non perizinan perizinan dan nonperizinan secara terpadu yang lebih
secara terpadu efektif/efisien
4.2 mampu menyusun pedoman, petunjuk teknis, cara kerja yang
dijadikan norma standar, prosedur, instrumen pelaksanaan tata
kelola pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu
4.3 mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari stakeholder
pelaksanaan pelayanan perizinan dan nonperizinan serta
memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada instansi lain atau
stakeholder terkait tata kelola pelayanan perizinan dan
nonperizinan secara terpadu
13 Analisis kelayakan 4 Mampu 4.1 Mampu mengevaluasi teknik metode analisis kelayakan perizinan
perizinan dan mengevaluasi dan nonperizinan, menemu kenali kelebihan dan kekurangan
nonperizinan teknis dan melakukan pengembangan atau perbaikan teknik metode analisis
penanaman modal metode analisis kelayakan
kelayakan 4.2. Mampu mengembangkan teknik pengumpulan pengolahan dan
perijinan penyajian data perizinan dan nonperizinan di bidang penanaman
nonperizinan modal dan pemanfaatanya yang lebih effisien
penanaman 4.3 mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari stakeholder
modal terhadap hasil analisis kelayakan perizinan dan non perizinan
serta memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada instansi lain
atau stakeholder terkait perizinan dan non perizinan penanaman
modal
14 Teknik Pengendalian 4 Mampu 4.1 mampu mengevaluasi teknis/metode/sistem pengendalian
pelaksanaan mengevaluasi pelaksanaan penanaman modal menemu kenali kelebihan dan
Penanaman Modal dan menyusun kekurangan, melakukan pengembangan atau perbaikan cara
perangkat norma kerja pengendalian pelaksanaan penanaman modal yang lebih
standar prosedur efektif/efisien
instrument 4.2 mampu menyusun pedoman, petunjuk teknis, cara kerja yang
pengendalian dijadikan norma standar, prosedur, instrumen pengendalian
pelaksanaan pelaksanaan penanaman modal
penanaman 4.3 mampu meyakinkan dan memperoleh dukungan dari stakeholder
modal. terhadap sistem pengendalian penanaman modal serta
46
memberikan bimbingan dan fasilitasi kepada instansi lain atau
15 .Advokasi Kebijakan 4 Mampu 4.1 mengevaluasi strategi advokasi yang ada saat ini, menganalisis
Otonomi Daerah mengembangkan kekuatan dan kekurangan berbagai metode yang dijalankan dengan
strategi advokasi kelompok sasaran yang berbeda.
kebijakan otonomi 4.2 mengembangkan norma standar, prosedur, kriteria, pedoman,
daerah yang tepat dan/atau petunjuk teknis strategi advokasi kebijakan otonomi daerah.
sesuai kondisi. 4.3 meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan untuk
mengembangkan strategi advokasi yang dapat dijalankan oleh
mereka sendiri dalam menerapkan kebijakan otonomi daerah.
III. PERSYARATAN JABATAN

Jenis Persyaratan Uraian Tingkat pentingnya thd jabatan


Mutlak Penting Perlu
A Pendidikan 1 Jenjang Sarjana (S1)/Diploma IV

2 Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan/ Manajemen/Ilmu Pemerintahan'Ilmu


Administrasi/Hukum
B. Pelatihan 1 Manajerial Diklat Kepemimpinan II - V
2 Teknis Diklat Manajemen Penanaman Modal …. V ….
3 Fungsional …. …. ….
C. Pengalaman kerja a. memiliki pengalaman Jabatan bidang Penanaman V …. ….
Modal/Perekonomian secara kumulatif paling kurang
selama 5 (lima) tahun;
b. sedang atau pernah menduduki Jabatan administrator di
atau JF jenjang ahli madya paling singkat 2 (dua) tahun;
D. Pangkat Pembina Tingkat I, IV/b

E. Indikator Kinerja 1. Prosentase peningkatan nilai penanaman modal dan Investasi Daerah
Jabatan 2. Kualitas atau tingkat kepuasan stakeholder terhadap Layanan perijinan dan non perizinan
terpadu

47
IMPORTANT TO JOB (ITJ)
adalah tingkat pentingnya suatu kompetensi dan persyaratan
terhadap jabatan berfungsi sebagai bobot prioritas
pengembangannya

1. Mutlak (Essensial to Develop), artinya k:ompetensi ini memilki peran


dan kontribusi yang mendasar dalam mendukung kinerja suatu jabatan,
kompetensi tersebut harus/mutlak ada karena ketiadaan atau kekurangan
pada kompetensi ini akan menyebabkan kinerja tidak efektif, sehingga
tidak layak untuk menduduki jabatan;

2. Penting (Very Important to Develop), artinya kempetensi ini memiliki


peran dan kontribusi yang sangat penting untuk mendukung optimalisasi
kinerja suatu jabatan, kompetensi ini akan berkontribusi untuk mencapai
kinerja yang unggul. Kekurangan pada kompetensi ini menjadikan kinerja
kurang optimal namun masih layak; atau

3. Perlu (Important to Develop), artinya kompetensi ini berperan dan


berkontribusi penting sebagai penunjang untuk mencapai kinerja suatu
jabatan yang lebih optimal, kekurangan atau ketiadaan kompetensi ini
menyebakan kinerja jabatan tidak optimal, dan keberadaan kompetensi ini
akan memberikan nilai tambah untuk mencapai kinerja yang unggul
Pola Distribusi Required Competency Level (RCL)
Kompetensi Teknis
Jabatan Jenjang Jabatan RCL
JPT Utama 5-4 Dominan 5
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya 5-4 Fity-fifty
Pratama 5 - 4 -3 Dominan 4
JA Administrator 4 -3 Dominan 3
Jabatan Administrasi Pengawas 2 -3 Fifty-fifty
Pelaksana 2 -1 Dominan 1 atau 2
JF Utama 5- 4 Dominan 5
Jabatan Fungsional Madya 5-4 Dominan 4
Keahlian
Muda 4 -3 ffty-fifty
Pertama 3-2 -1 Dominan 2
JF Penyelia 4-3 fifty-fifty
Jabatan Fungsional Mahir 4-3 Dominan 3
Keterampilan
Terampil 2,1 Dominan 2
Pemula 2 -1 Dominan 1
7
PENGGUNAAN
STANDAR
KOMPETENSI
DALAM SISTEM
MERIT
PENGGUNAAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN ASN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENEMPATAN ASN
❑ Perencanaan Pengembangan Kompetensi ❑ Penempatan sesuai kualifikasi dan
❑ Pemberian Tugas Belajar atau pengalaman jabatan
❑ Pelatihan (manajerial, teknis, fungsional ❑ Penempatan sesuai kompetensi
❑ Coaching, Mentoring ❑ Panduan the right man on the right job
❑ Magang di instansi pemerintah / swasta
❑ Pengembangan kompetensi terstruktur
❑ Acuan penyusunan kurikulum diklat PROMOSI & MUTASI
PENGEMBANGAN KARIER ❑ Promosi berdasarkan persyaratan
jabatan. kompetensi, kinerja
❑ Menyusun pola/alur karier
❑ Seleksi Administrasi
STANDAR ❑ mutasi berdasarkan kesesuaian
kompetensi
(persyaratan jabatan0
❑ Seleksi Kompetensi manajerial KOMPETENSI ❑ Mutasi, Promosi hrs sudah
memenuhi kompetensi (mengikuti
dan sosial kultural
❑ Seleksi Kompetensi Teknis JABATAN ASN dan lulus uji kompetensi
UJI KOMPETENSI
REKRUItMEN SDM ASN
❑ Acuan menyusun materi uji
kompetensi
❑ Seleksi Administrasi (syarat jabatan)
❑ Acuan penyusunan kurikulum
❑ Seleksi Kompetensi Dasar (komp
diklat.
manajerial sosial kultural
❑ Uji kompetensi oleh Lembaga
❑ Seleksi Kompetensi Bidang (kompetensi
terakreditasi
teknis)
SISTIM INFORMASI ASN & TALENT POOL
PERENCANAAN SDM ASN
❑ Kompetensi sbg salah satu informasi
❑ Kebutuhan Jabatan (kompetensi, kualifikasi) pokok dalam sistim informasi ASN
❑ Proyeksi Kebutuhan ❑ kecocokan kompetensi menjadi
❑ Persediaan SDM ASN tools untuk pengawasan sistem merit
❑ Proyeksi Persediaan
❑ Perencanaan Pemenuhan
Terima kasih
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai