PENGEMBANGAN
KOMPETENSI APIP
BADAN EKONOMI KREATIF
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan perwujudan peran APIP yang efektif tersebut memiliki pengertian yang
sama dengan Internal Auditing, yaitu suatu kegiatan assurance dan consulting,
yang dilaksanakan secara independen dan objektif, dirancang untuk menambah
nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Internal auditing membantu organisasi
mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan keilmuan yang sistematis, untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan
proses tata kelola.
Terkait dengan jabatan fungsional Auditor, salah satu syarat untuk diangkat
menjadi Auditor adalah harus melalui pendidikan dan lulus sertifikasi auditor. Selain
itu, untuk menambah nilai kompetensinya maka Auditor harus terus menambah
pengetahuan tentang pengawasan. Dalam hal ini cukup banyak Pendidikan dan
pelatihan (diklat) tentang pengawasan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat
Pengawasan BPKP. Memiliki sikap/attitude , pemikiran yang analitis (analytical
thinking), kemampuan untuk mencari informasi (information seeking) , kemampuan
untuk berkomunikasi yang baik dan efektif, memiliki rasa percaya diri (self
confidences) , perhatian terhadap kejelasan tugas (concern for order), sikap
1|INSPEKTORAT
kepemimpinan (leadership), dan kehendak untuk terus menerus menambah
pengetahuan (continuous learning), merupakan nilai – nilai kompetensi yang juga
harus dimiliki oleh seorang Auditor.
Terdapat tiga area kompetensi utama dan dua area kompetensi tambahan yang
dibutuhkan auditor internal dalam pelaksanaan tugasnya. Jenis kompetensi yang
paling dibutuhkan antara lain:
1. Kompetensi Umum
a. Kemampuan mengidentifikasi permasalahan dan memberi solusi;
b. Kemampuan berkomunikasi;
c. Kemampuan bernegosiasi dan pemecahan konflik;
d. Kemampuan mempromosikan pentingnya pengawasan intern, dan
e. Pengetahuan tentang perubahan aktifitas, peraturan, dan standar
kegiatan klien/auditee.
2. Perilaku
a. Bersikap objektif;
b. Mampu bekerjasama dalan satu tim;
c. Sinergi kelompok;
d. Bersikap komunikatif;
e. Mau mengikuti perubahan;
f. Kemampuan menjaga rahasia, dan
g. Kemampuan untuk memimpin.
3. Kemampuan Teknis
2|INSPEKTORAT
4. Pengetahuan
Sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SA-IPI) salah satu
kewajiban Auditor adalah meningkatkan kompetensi. Auditor wajib meningkatkan
pengetahuan, keahlian dan keterampilan, serta kompetensi lain melalui Pendidikan
dan pelatihan professional berkelanjutan (continuing professional education) guna
menjamin kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan APIP dan
perkembangan lingkungan pengawasan.
3|INSPEKTORAT
BAB II
TELAAH
4|INSPEKTORAT
Dari 8 (delapan) orang PNS formasi Auditor Ahli, sudah 7 (tujuh) orang yang
mengikuti diklat pembentukan auditor ahli yang diselenggarakan oleh BPKP
sebagai instansi pembina. Kompetensi yang dimiliki ini belum cukup bagi APIP
untuk dapat menjalankan perannya secara efektif.
5|INSPEKTORAT
A. Diklat Peningkatan Kapabilitas APIP
Diklat peningkatan kapabilitas APIP ini perlu diikuti oleh seluruh pegawai
Inspektorat Badan Ekonomi Kreatif, yaitu sebanyak 21 orang. Sehingga diharapkan
APIP Badan Ekonomi Kreatif mampu melaksanakan pengawasan intern di
lingkungan Badan Ekonmi Kreatif secara ekonomis, efektif, dan efisien.
Tata kelola kegiatan pengawasan yang baik diperlukan agar tujuan dan
prinsip-prinsip pengawasan dapat berfungsi secara optimal. Hal tersebut dapat
dicapai apabila dalam program pengawasan diterapkan proses manajemen
(planning, organizing, actuating, controlling), dan korektif secara konsisten. Selain
ke-empat prinsip manajemen tersebut, keberhasilan manajemen pengawasan
didukung oleh faktor profesionalisme dan keterampilan auditor untuk menentukan
kelancaran dan tercapainya tujuan pengawasan.
Keterbatasan yang dimiliki oleh Inspektorat Badan Ekonomi Kreatif dalam hal
kurangnya jumlah auditor, masih kurangnya kompetensi dan keterampilan auditor,
waktu serta sarana dan prasarana perlu diantisipasi melalui
penerapan manajemen pengawasan. Pengawasan diperlukan untuk mencegah
6|INSPEKTORAT
terjadinya fraud/penyelewengan dan memastikan kegiatan tetap berjalan sesuai
rencana.
Diklat ini perlu diikuti oleh 15 pegawai Inspektorat Badan Ekonomi Kreatif.
Dengan dilaksanakannya Diklat Manajemen Pengawasan ini diharapkan kegiatan
pengawasan yang dilaksanakan kedepan dapat memenuhi tujuan pengawasan.
Diklat ini perlu diikuti oleh 21 orang pegawai di lingkungan Inspektorat Badan
Ekonomi Kreatif, sehingga APIP Badan Ekonomi Kreatif dapat menjalankan
perannya secara optimal.
7|INSPEKTORAT
APIP sebagai pengawas yang akan melaksanakan pemeriksaan atas
pengadaan barang/jasa di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif dirasa perlu
memahami proses pengadaan barang/jasa yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik proses pengadaan barang, pengadaan
pekerjaan konstruksi, pengadaan jasa lainnya, pengadaan jasa konsultansi,
pengadaan swakelola, maupun pengadaan dengan dana pinjaman/hibah, serta
pengadaan dengan sistem e-procurement. APIP juga perlu memahami mengenai
gambaran umum pengadaan, prinsip-prinsip dasar, kebijakan umum, kode etik
dan dasar hukum/peraturan yang terkait, pihak-pihak yang terkait, serta prinsip
pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pengadaan barang/jasa. APIP juga
perlu memahami persiapan pengadaan barang/jasa mulai dari tahap perencanaan
umum, penentuan sistem pengadaan (metode pemilihan, metode penyampaian
dokumen, metode evaluasi pengadaan, pemilihan jenis kontrak), pemilihan
metode kualifikasi, penyusunan jadwal pemilihan, penyusunan Harga Perkiraan
Sendiri, dan penyusunan dokumen pengadaan.
Sebagai pereviu, APIP harus menguasai SAP, menguasai SAI dan SIMAK BMN,
memahami proses bisnis instansi, menguasai dasar-dasar audit, menguasai teknik
komunikasi, serta memahami analisis basis data. Sementara objek reviunya
adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), neraca, serta Catatan Atas Laporan
Keuangan.
8|INSPEKTORAT
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, untuk pelaksanaan reviu laporan keuangan
diperlukan kompetensi teknis yang memadai. Kompetensi ini didapatkan melalui
diklat teknis substansi diklat reviu laporan keuangan.
Mengingat fungsi laporan keuangan yang cukup penting, yaitu sebagai bentuk
pertanggung jawaban pemerintah pusat dalam pengelolaan APBN serta alat untuk
menilai kinerja pemerintah secara objektif atau lebih jauh dapat digunakan untuk
menentukan sikap politik masyarakat, reviu laporan keuangan harus dilaksanakan
oleh APIP yang memiliki kompetensi yang memadai.
Diklat reviu laporan keuangan ini perlu diikuti oleh 10 orang pegawai
Inspektorat Badan Ekonomi Kreatif yaitu, 1 orang Auditor Ahli Pertama, 8 orang
PNS formasi Auditor Ahli, 1 orang PNS formasi non auditor. Diklat ini diharapkan
dapat memberi outcome yang positif bagi kompetensi APIP sehingga APIP dapat
melaksanakan reviu laporan keuangan yang efektif sekaligus bernilai guna bagi
pemeriksaan BPK dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Sebagai tindak lanjut dari SAKIP, perlu dilakukan evaluasi terhadap Laporan
AKIP yang telah disusun instansi sebagai masukan maupun umpan balik terhadap
program-program atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi yang
bersangkutan.
Setelah mengikuti diklat evaluasi atas implementasi SAKIP ini diharapkan APIP
dapat memahami fungsi LAKIP dan pentingnya Evaluasi terhadap LAKIP serta
mampu mengevaluasi dan melakukan analisis terhadap indikator-indikator LAKIP,
dimulai sejak penyusunan program kerja atau kegiatan sampai dengan pelaporan
9|INSPEKTORAT
pencapaian kegiatan. Diklat ini perlu diikuti oleh 10 orang pegawai Inspektorat
Badan Ekonomi Kreatif yaitu, 1 orang Auditor Ahli Pertama, 8 orang PNS formasi
Auditor Ahli, 1 orang PNS formasi non auditor.
Laporan BMN merupakan salah satu tolok ukur untuk mendapatkan opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) atas pemeriksaan BPK. APIP memiliki tugas
pembinaan terhadap seluruh satker yang ada di lingkungan Badan Ekonomi Kreatif
dalam hal pengelolaan barang milik negara dan penyajian laporan BMN bagi
pengelola BMN sehingga pengelolaan dan penyajian laporan BMN dapat terukur,
10 | I N S P E K T O R A T
akuntabel, dan tepat waktu. Diklat audit barang milik negara dirancang untuk
membekali APIP agar mampu melaksanakan audit BMN dan dapat memberi saran
langkah-langkah perbaikan atas pengelolaan BMN.
Diklat audit barang milik negara ini penting dilaksanakan oleh APIP, sehingga
APIP memahami secara rinci semua risiko pada seluruh aspek pengelolaan,
penatausahaan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara. Diklat barang
milik negara ini perlu diikuti oleh 10 orang pegawai Inspektorat Badan Ekonomi
Kreatif yaitu, 1 orang Auditor Ahli Pertama, 8 orang PNS formasi Auditor Ahli, 1
orang PNS formasi non auditor.
Audit Berbasis Risiko adalah pendekatan audit yang dimulai dengan proses
penilaian risiko dari objek audit. Sehingga dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan auditnya telah difokuskan pada area penting yang memiliki tingkat risiko
tinggi, baik berisiko terjadinya penyimpangan atau kecurangan. Audit berbasis
risiko tidak hanya memuaskan perhatian pada catatan akuntansi dan penyiapan
laporan keuangan, namun juga memuaskan perhatian pada proses akuntansi,
pemilihan dan pencatatan data, pengidentifikasian indikator risiko kegagalan.
Pendekatan audit berbasis risiko timbul karena adanya permintaan dan tekanan
untuk melakukan reformasi dalam pengelolaan unit organisasi, keinginan
stakeholders agar unit organisasi dikelola efektif dan keinginan darai manajemen
untuk memperoleh saran saran perbaikan dalam kegiatan operasinya.
11 | I N S P E K T O R A T
wilayah area yang memiliki risiko yang menghambat capaian tujuan suatu
organisasi, dan untuk wilayah-wilayah tersebut memerlukan pengujian lebih
mendalam. Diklat audit berbasis risiko ini perlu diikuti oleh 10 orang pegawai
Inspektorat Badan Ekonomi Kreatif yaitu, 1 orang Auditor Ahli Pertama, 8 orang
PNS formasi Auditor Ahli, 1 orang PNS formasi non auditor.
Dengan adanya auditor forensik, dapat diketahui suatu indikasi fraud sehingga
dapat dipastikan apakah suatu fraud telah terjadi atau tidak, dapat dihitung
kerugian bagi entitas akibat fraud, dapat menyediakan informasi dan bukti sebagai
dasar penyelesaian perselisihan kontrak, dan apabila diperlukan penyelesaian
secara hukum maka bukti-bukti dan simpulan audit forensik dapat digunakan
dalam proses litigasi. Mengingat pentingnya diklat audit forensik, diklat ini perlu
diikuti oleh 10 orang pegawai Inspektorat Badan Ekonomi Kreatif yaitu, 1 orang
Auditor Ahli Pertama, 8 orang PNS formasi Auditor Ahli, 1 orang PNS formasi non
auditor.
12 | I N S P E K T O R A T
K. Diklat Audit Investigatif
Audit Investigatif adalah suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang bertujuan
untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan dengan
menggunakan pendekatan, prosedur dan teknik-teknik yang umumnya digunakan
dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu kejahatan. Karena
tujuan audit investigasi adalah untuk mengidentifikasi dan mengungkap
kecurangan atau kejahatan, maka pendekatan, prosedur dan teknik yang
digunakan di dalam audit investigatif relatif berbeda dengan pendekatan, prosedur
dan teknik yang digunakan di dalam audit keuangan, audit kinerja atau audit
dengan tujuan tertentu lainnya.
Kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu
melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan pada
standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu
organisasi dicapai ketika administrasi dan penyedia jasa oleh organisasi yang
bersangkutan dilakukan pada tingkat yang telah ditentukan. Audit kinerja
diharapkan bermanfaat untuk mengetahui apakah sumber daya organisasi telah
diperoleh dan dipergunakan secara ekonomis dan tidak terjadi
pemborosan/kebocoran, salah alokasi, dan salah sasaran dalam mencapai
tujuan. Lebih lanjut, audit kinerja berfungsi untuk mengetahui penggunaan
sumberdaya dalam rangka mencapai target dan tujuan dan tidak melanggar
ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan.
13 | I N S P E K T O R A T
Audit yang dilakukan dalam suatu audit kinerja memerlukan disiplin ilmu yang
banyak. Audit yang dilakukan dalam suatu audit kinerja meliputi audit ekonomi,
efisiensi dan efektivitas. Penekanan kegiatan pada audit ekonomi, efisiensi dan
efektivitas suatu organisasi memberikan ciri khas yang membedakan audit kinerja
dengan audit jenis lainnya. Manfaat dari diselenggarakan diklat ini adalah
terwujudnya efektivitas, efisiensi dan ekonomis dalam kinerja di Badan Ekonomi
Kreatif, mengukur apakah uang negara telah digunakan secara efektif, efisien, dan
ekonomis, sebagai perbandingan kinerja antar unit, dan perbaikan organisasi.
14 | I N S P E K T O R A T
audit sebenarnya tidak terbatas pada pengadaan barang/jasa namun bisa
mencakup seluruh proyek-proyek publik.
Keterlibatan probity (integritas, kebenaran, dan kejujuran) tidak hanya untuk
menghidarkan proyek publik dari korupsi atau perilaku tidak jujur namun dapat
melibatkan proses-proses sektor publik seperti pengadaan, penghapusan asset
(BMN/D), pemberian bantuan dan hibah agar dilaksanakan dengan adil, tidak
memihak, akuntabel, dan transparan sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Implementasi probity audit bisa memberikan dampak pengurangan korupsi dan
perilaku menyimpang khususnya terkait pengadaan barang/jasa yang sedang
marak di Indonesia.
15 | I N S P E K T O R A T
Berdasarkan kalender diklat yang dirilis oleh BPKP, berikut kami lampirkan rencana
waktu penyelenggaraan diklat yang perlu diikuti oleh APIP Badan Ekonomi Kreatif:
16 | I N S P E K T O R A T
Timeline Diklat APIP TA 2020
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Diklat Diklat Diklat Diklat Diklat Diklat dan Diklat Diklat Diklat
manajemen peningkatan analisis evaluasi atas audit sertifikasi audit audit probity
pengawasan kapabilitas pemecahan implementasi barang pengadaan berbasis investigatif audit
APIP masalah SAKIP milik barang/jasa risiko
negara
Diklat reviu Diklat Diklat audit Diklat
laporan penyusunan kinerja audit
keuangan anggaran forensik
berbasis
kinerja
17 | I N S P E K T O R A T
BAB III
PENUTUP
Tujuan perwujudan peran APIP yang efektif tersebut memiliki pengertian yang
sama dengan Internal Auditing, yaitu suatu kegiatan assurance dan consulting,
yang dilaksanakan secara independen dan objektif, dirancang untuk menambah
nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Internal auditing membantu organisasi
mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan keilmuan yang sistematis, untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan
proses tata kelola.
Sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SA-IPI) salah satu
kewajiban Auditor adalah meningkatkan kompetensi. Auditor wajib meningkatkan
pengetahuan, keahlian dan keterampilan, serta kompetensi lain melalui Pendidikan
dan pelatihan professional berkelanjutan (continuing professional education) guna
menjamin kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan APIP dan
perkembangan lingkungan pengawasan.
18 | I N S P E K T O R A T
substansi memberikan keterampilan dan/atau penguasan pengetahuan teknis yang
berhubungan secara langsung dengan pelaksanaa tugas pokok instansi yang
bersangkutan. Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi
teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Diklat teknis substansi yang
diperlukan antara lain:
19 | I N S P E K T O R A T