Organisasi Jepang:
1. Masa kerja seumur hidup (lifetime employment)
2. Evaluasi dan promosi yang lambat
3. Jalur karir yang tidak terspesialisasi
4. Mekanisme kontrol yang implisit
5. Pengambilan keputusan secara kolektif
6. Tanggung jawab kolektif
7. Keprihatinan keseluruhan (wholistic concern)
Jadi bisa kita lihat bahwa Teori Z merupakan pendekatan
manajemen yang menggabungkan filosofi manajemen Jepang
dengan budaya Amerika. Walaupun diadopsi dari Jepang, tetapi
teori ini tidak myrni bentuk manajamen Jepang. Seperti bisa kita
lihat teori Z menganut tanggung jawab individual, dan konsep
tersebut merupakan serapan dari manajemen budaya Amerika.
ISO 9000
Ada berbagai macam seri dari ISO 9000 yang memiliki
standar, pedoman, dan laporan yang terangkum di dalamnya.
Seri ISO 9000 terdiri dari: (Suardi, 2003, p. 33-34)
• ISO 9000:2000: Dasar dan Kosakata Sistem Manajemen
Mutu
• ISO 9001:2000: Persyaratan Sistem Manajemen Mutu
• ISO 9004:2000: Pedoman untuk Kinerja Peningkatan
Sistem Manajemen Mutu
• ISO 19011: Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan
Lingkungan
Downsizing (Perampingan)
Istilah “ramping” dewasa ini bukan hanya diperuntukkan dalam
mengartikan penurunan berat badan seseorang, istilah ini bahkan sudah
lazim digunakan perusahaan terhadap cara me-manage sumber dayanya.
Perubahan lingkungan yang begitu cepat dan pesat, tingkat persaingan
yang begitu intens mau tidak mau mengharuskan perusahaan untuk
mengadaptasikan perubahan tersebut dalam hal merubah cara me-
manage mereka secara radikal.
Dari kedua biaya ini biaya tetap mempunyai komposisi yang lebih besar
dari pada biaya variabel, sehingga langkah efesiensi biaya akan terasa
langsung apabila perusahaan dapat memangkas sebagian besar biaya
tetap. Sebagian besar alokasi biaya tetap adalah biaya kompensasi
karyawan, hal inilah yang menjadi dasar mengapa perusahaan
mengambil tindakan yang tidak populer dengan mengurangi jumlah
karyawannya.
Perbaikan
Kegiatan yang diarahkan pada meningkatkan standar yang ada.
Kedua fungsi tersebut disimpulkan sebagai Pemeliharaan dan Perbaikan Standar.
Perbaikan ini sendiri dapat terbagi menjadi kaizen dan inovasi. Kaizen bersifat
perbaikan kecil yang berlangsung oleh upaya berkesinambungan, sedangkan
inovasi merupakan perbaikan drastis sebagai hasil dari investasi sumber daya
berjumlah besar dalam teknologi atau peralatan.
Kaizen menekankan pada upaya manusia, moral, komunikasi, pelatihan, kerja
sama, pemberdayaan dan disiplin diri, yang merupakan pendekatan peningkatan
berdasarkan akal sehat, berbiaya rendah.
Komitmen Kualitas
Sasaran akhir kaizen adalah tercapainya Kualitas, Biaya, Distribusi (Quality, Cost,
Delivery- QCD), sehingga pada praktiknya kaizen menempatkan kualitas pada
prioritas tertinggi. Kaizen mengajarkan bahwa perusahaan tidak akan mampu
bersaing jika kualitas produk dan pelayanannya tidak memadai, sehingga
komitmen manajemen terhadap kualitas sangat dijunjung tinggi. Kualitas yang
dimaksud dalam QCD bukan sekedar kualitas produk melainkan termasuk kualitas
proses yang ditempuh dalam menghasilkan produknya.
Orientasi Proses
Kaizen menekankan bahwa tahap pemrosesan dalam perusahaan harus
disempurnakan agar hasil dapat meningkat, sehingga dapat disimpulkan bahwa
filsafat ini mengutamakan proses. Dalam kaizen dipercaya bahwa proses yang baik
akan memberikan hasil yang baik pula.
Kaizen, Prinsip Kerja ala Jepang
Tahukah Anda, banyak pemimpin
perusahaan/manajer yang merasa sudah puas
dengan sistem perusahaannya, yang dirasakan
sudah berjalan dengan baik. Para pemimpin
dan manajer itu berpikir, "Kalau sistem
perusahaan saya tidak rusak, mengapa harus
diganti dengan yang baru? Untuk saat ini, kita
cukup bekerja dengan mengikuti arus saja!“.
1. Perspektif Keuangan
Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif
lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan hubungan sebab akibat
yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Tujuan
dan ukuran finansial harus memainkan peran ganda, yakni:
1) menentukan kinerja finansial yang diharapkan dari strategi dan
2) menjadi sasaran akhir tujuan dan ukuran perspektif scorecard
lainnya.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan
segmen pasar yang akan dimasuki. Perusahaan biasanya memilih dua
kelompok ukuran untuk perspektif pelanggan. Kelompok ukuran pertama
merupakan ukuran generik yang digunakan oleh hampir semua
perusahaan. Kelompok ini meliputi : pangsa pasar, akuisisi pelanggan,
kepuasan pelanggan, dan profitabilitas pelanggan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif ini, para manajer melakukan identifikasi berbagai
proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan
pemegang saham.
Pengguna CRM :
Bisa dari perusahaan/ bidang usaha berskala kecil sampai ke perusahaan
berskala besar.
Aplikasi CRM biasanya dengan mengunakan Database (Tools) seperti sofware dan
browser–based application dalam mendata dan menyimpan informasi tentang
konsumen.
Pada Perusahan kecil dalam membuat data CRM cukup mudah dengan
menggunakan aplikasi spreadsheet seperti MS Excell, Open Office Calc dll pun bisa
dibuat CRM sederhana. Data pelanggan secara rajin dan teliti dicatat, sehingga
setiap mereka menggunakan jasa/produk kita, kita bisa melayani sesuai riwayat
data transaksi.
Pada perusahaan besar, pasti dibutuhkan aplikasi pengelolaan database (DBMS =
DataBase Management System), bisa dengan MS SQL, Oracle, MySQL, IBM DB2
dll. Diatas itu akan bisa dibangun aplikasi yang sesuai business logic dari CRM tiap
perusahaan. Kebutuhan di perbankan akan berbeda di industri telekomunikasi,
begitu juga di retail, hospitality dll.