Anda di halaman 1dari 66

BAGIAN IKM DAN IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

JUNI 2016

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


(K3) PADA PEKERJA RUMAH MAKAN RASIAH

Disusun oleh :
Mohd Aizat Kamal

C 111 11 827

Alya Binti Mohd Jamal

C 111 11 823

Siti Saidah Binti Othman

C 111 11 837

Aimie Farhanah Binti Zakaria C 111 11 834


Arina Mardiah

C 111 11 334

Pembimbing :
dr. Sultan Buraena MS. Sp.OK
DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KERJA DAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

I.
II.

ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA


PEKERJA RUMAH MAKAN RASIAH

I.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
III.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah

salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau
bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan
pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
IV.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di

kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum


terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat
kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering
terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan
pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,
keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

V.

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi

kebutuan hidupnya. Dalam bekerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang
yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada
diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan

mempunyai

kemampuan

untuk

menangani

korban

dalam

kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk


menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
VI.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat
kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi
dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Restoran termasuk ke dalam kriteria
tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di
Restoran, tapi juga terhadap pengunjung Restoran. Sehingga sudah
seharusnya pihak pengelola Restoran menerapkan upaya-upaya K3 di
Restoran.
VII.

Potensi bahaya di Restoran, selain penyakit-penyakit infeksi

juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi
di Rumah Makan Rasiah, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan
yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera
lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi,
gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas,
jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para petugas di Restoran, maupun
para pengunjung yang ada di lingkungan Restoran.
VIII. Dalam pekerjaan sehari-hari petugas

kesehatan

selalu

dihadapkan pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya makanan yang

terinfeksius, peralatan listrik maupun peralatan dapur. Secara garis besar


bahaya yang dihadapi dalam Restoran atau instansi kesehatan dapat
digolongkan dalam: Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang
mudah terbakar atau meledak (obat obatan); bahan beracun, korosif dan
kaustik; bahaya radiasi; luka bakar ; syok akibat aliran listrik; luka sayat
akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam; bahaya infeksi dari kuman,
virus atau parasit.
IX.
Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usahausaha pengamanan, antara lain dengan penjelasan, peraturan serta penerapan
disiplin kerja. Pada kesempatan ini akan dikemukakan manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja di Restoran.
X.

Dapur merupakaan tempat yang sangat rentan terhadap

kecelakaan karena di dapur terdapat banyak peralatan dan perlengkapan yang


sangat membahayakan apabila pekerja tidak mengetahui bagaimana cara
menggunakan peralatan tersebut dengan benar dan aman misalnya pisau, gas,
oven dan sebagainya.
XI.

Kecelakaan kerja di dapur dapat disebabkan oleh kondisi

lingkungan yang tidak aman dan sehat, bencana, peralatan yang tidak
memenuhi syarat, dan perilaku yang tidak aman dari pekerja. Salah satu
penyebab perilaku yang tidak aman ini adalah kurangnya pengetahuan dan
pemahaman dalam mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja di dapur.
XII. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisir dan bila mungkin meniadakan bahaya
tersebut, oleh karena itu K3 Restoran perlu dikelola dengan baik. Agar
penyelenggaraan K3 Restoran lebih efektif, efisien dan terpadu, diperlukan
sebuah pedoman manajemen K3 di Restoran, baik bagi pengelola maupun
petugas Restoran.

2. Tujuan

Tujuan Umum

XIII.

Survei ini dilakukan untuk mengetahui tentang aspek kesehatan dan


keselamatan kerja (K3) pada petugas di Rumah Makan Rasiah.

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami pada petugas di
Rumah Makan Rasiah.
b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat
menggangu kesehatan petugas di Rumah Makan Rasiah.
c. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang digunakan petugas di Rumah
Makan Rasiah.
d. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai
peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) pada petugas di Rumah
Makan Rasiah.
e. Untuk mengetahui tentang peraturan Pengelola perusahaan tentang K3 di
Rumah Makan Rasiah.
f. Untuk mengetahui keluhan atau penyakit yang dialami yang berhubungan
dengan pekerjaan pada petugas di Rumah Makan Rasiah.
g.

Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan (misalnya


penyuluhan, pelatihan, pengukuran atau pemantauan lingkungan tentang
hazard yang pernah dilakukan).

XIV.
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.

II.

TINJAUAN PUSTAKA
XXI.
1. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
XXII. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program
yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya
kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Tujuannya adalah untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat sehingga
dapat menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit.
XXIII. Dasar Hukum K3 yang utama adalah Pasal 5, 20 dan 27 ayat
(2) UUD 1945 kemudian diteruskan dengan UU no. 1 tahun 1970, Undangundang ini membahas tentang Keselamatan Kerja. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan profesionalisme dari berbagai disiplin ilmu yaitu
fisika, kimia, biologi dan ilmu perilaku yang diaplikasikan dalam manufaktur,
transportasi, penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya.
XXIV.

Program K3 di Restoran bertujuan untuk melindungi

keselamatan dan kesehatan

serta meningkatkan produktifitas pekerja,

melindungi keselamatan pekerja, pengunjung, dan masyarakat di lingkungan


sekitar Restoran.
XXV. Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.
Maka menurut Mangkunegara (2002) tujuan dari keselamatan dan kesehatan
kerja adalah sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi


pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
XXVI. Sedangkan menurut Sumamur (2006) tujuan dari keselamatan
dan kesehatan kerja yaitu:
a. Agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
b. baik secara fisik, sosial dan psikologis.
c. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
dan seefektif mungkin.
d. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
e. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan perlindungan kesehatan gizi
pekerja.
f. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.
g. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
h. Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
XXVII.

2. Definisi Kecelakaan Kerja


XXVIII.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapkan. Tak terduga karena di belakang peristiwa tersebut tidak
terdapat unsur kesengajaan, atau perencanaan. Tidak diharapkan karena
peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang
paling ringan sampai yang paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah
kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan (Sumamur,
1996). Kecelakan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki
dan sering kali tidak terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik
waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa yang terjadi di dalam
suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya.
XXIX. Dengan demikian kecelakaan kerja mengandung unsur-unsur
sebagai berikut:
XXX. 1)
Tidak diduga oleh karena dibelakang peristiwa kecelakaan
tidak terdapat unsur kesengajaan dan perencanaan.

XXXI. 2)

Tidak di inginkan atau diharapkan, karena setiap peristiwa

kecelakaan selalu disetai kerugian baik fisik maupun mental.


XXXII.
3)
Selalu menimbulkan kerugian dan kerusakan yang
sekurang-kurangnya menyebabkan gangguan proses kerja (Tarwaka,
2008).
XXXIII.

XXXIV. 3. Penyakit Akibat Kerja


XXXV.

Penyakit akibat kerja merupakan seuatu hambatan

pada tingkat keamanan dalam bekerja, dalam hal ini perlu adanya upaya
pencegahan, baik untuk keselamatan maupun kesehatan para pekerja yang
ada di lingkungan Restoran. Penyakit akibat kerja atau berhubungan dengan
pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan di lingkungan kerja secara
terus menerus setiap hari.
XXXVI.
Untuk mengantisipasi hal ini, maka langkah awal
yang penting adalah pengenalan/identifikasi bahaya yang bisa timbul dan
dievaluasi, kemudian dilakukan upaya pengendalian dengan cara melihat
dan mengenal (walk through survey).
XXXVII.
Dalam lingkungan kerja seseorang dapat terganggu
kesehatannya, dan gangguan kesehatan akibat lingkungn kerja ini cukup
banyak terjadi. Penyakit akibat kerja salah satunya disebabkan oleh kondisi
lingkungan kerja seperti udara dingin, panas, bising, bahan kimia, debu dan
lain-lain. Gangguan kesehatan pada pekerja juga dapat disebabkan oleh
faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun faktor yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
status kesehatan masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya di
lingkungan kerja tetapi juga oleh faktor kesehatan pekerja yang akan
berpengaruh pada prilaku pekerja yang tidak konsentrasi.
XXXVIII.
Berikut ini merupakan contoh penyakit akibat kerja
yang merupakan penyebab dari lingkungan kerja:
XXXIX.
a.
Faktor fisik

XL. 1.

Suara tinggi yang bising melewati ambang batas normal

dapat menyebabkan ketulian


XLI. 2.
Tempratur tinggi dapat menyebabkan hyperpireksi, heat
cramp, heat stress.
XLII.
3.
Radiasi

sinar

elektromagnetik,

radioaktif

dapat

menyebabkan katarak, tumor dan lain-lain.


XLIII.
4.
Tekanan udara yang tinggi dapat menyebabkan
Coisson disease
XLIV.
5.
Getaran

dapat

menyebabkan

gangguan

proses

metabolism e, polineurutis, gangguan syaraf.


XLV.6.
Penerangan yang kurang dapat merusak penglihatan.
XLVI. b.
Faktor Kimia
1. Bahan-bahan kimia yang masuk melalui saluran pernafasan yang dapat
membuat efek samping alergi, iritasi, korosif, asphyxia.
2. Debu yang dapat mengakibatkan pneumoconioses dan lain-lain
3. Uap dan gas beracun yang dapat menyebabkan keracunan
XLVII. c.
Faktor Biologis
XLVIII.
Seperti bakteri, viral diseases, parasit diseases dan lain-lain
XLIX. d. Faktor Ergonomi
1. Posisi kerja, alat kerja yang tidak ergonomis, cara kerja yang salah,
konstruksi yang salah sehingga dapat memiliki efek kelelahan terhadap
tubuh.
2. Angkat beban yang berat
3. Posisi statis
4. Posisi membungkuk yang tidak ergonomis
L. e. Faktor Mental Psikologis
LI. 1. Hubungan kerja, organisasi kerja, komunikasi social
LII. 2. Beban kerja mental kondisi penyakit.
LIII.
3. Kerja shift
LIV. Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja dikalangan
petugas

Restoran

belum

teratasi

dengan

baik,

sehingga

terjadi

kecenderungan peningkatan prevalensi. Dalam hal ini perlu mendapat


perhatian, karena seseorang yang bekerja jika mengalami kecelakaan atau
penyakit akibat kerja bukan hanya berpengaruh pada diri sendiri, tetapi juga
produktifitas kerja menurun dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
maksimal terhadap pengunjung.

4. Alat Pelindung
LV.

Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan

perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Sumamur, 1991). Atau


bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya.
LVI.

APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi

tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak


dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti
dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
LVII. Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari
bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD
dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang
diperlukan.
LVIII. Alat pelindung diri yang dapat digunakan di tempat kerja
pekerja pencuci mobil, sesuai dengan faktor hazard yang ada berupa sepatu
boot, pelindung kepala dengan bahan anti air, celemek, masker, google dan
sarung tangan karet.
III.

METODE PENELITIAN
1. Bahan
LIX.

Bahan yang digunakan pada survey ini adalah checklist yang di buat.

Checklist ini dibuat berdasarkan informasi yang diperlukan dari tujuan survey
ini. Pada survei ini, informasi yang diperlukan adalah ada tidaknya faktor
hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat pelindung diri yang digunakan,
ketersediaan obat P3K di tempat kerja, keluhan atau penyakit yang dialami
pekerja dan upaya pengetahuan mengenai K3 kepada para petugas di Rumah
Makan Rasiah.

1
0

LX.

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through

survey antara lain:


- Alat tulis menulis berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama
-

survey jalan sepintas.


Kamera digital berfungsi

dokumentasikan kegiatan dan lingkungan Rumah Makan Rasiah.


Checklist berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer

sebagai

alat

untuk

memotret/

men-

mengenai survey jalan sepintas yang dilakukan.


2. Cara
LXI. Cara yang digunakan adalah Walk Through Survey. Teknik Walk Through
Survey juga dikenali sebagai Occupational Health Hazards. Untuk
melakukan survey ini, dapat dimulai dengan mengetahui tentang
manejemen perencanaan yang benar, berdiskusi tentang tujuan melakukan
survey, dan menerima keluhan-keluhan baru yang releven.
LXII.

Bahaya apa dan dalam situasi yang bagaimana bahaya dapat timbul,
merupakan hasil dari penyelenggaraan kegiatan Walk Through Survey
serta mengenal bahaya, sumber bahaya dan lamanya paparan bahaya
terhadap pekerja.

LXIII. Pihak okupasi kesehatan kemudian dapat merekomendasikan monitoring


survey untuk memperoleh kadar kuantitas eksposur atau kesehatan
okupasi mengenai risk assessment.
LXIV.

Walk Through Survey ini bertujuan untuk memahami proses produksi,


denah tempat kerja dan lingkungannya secara umum. Selain itu,
mendengarkan pandangan pekerja dan pengawas tentang K3, memahami
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja, mengantisipasi dan mengenal potensi
bahaya yang ada dan mungkin akan timbul di tempat kerja atau pada
petugas dan menginventarisir upaya-upaya K3 yang telah dilakukan
mencakup kebijakan K3, upaya pengendalian, pemenuhan peraturan
perundangan dan sebagainya.

1
1

LXV.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.
LXIX.
LXX.
LXXI.
LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.

Gambar 1 Bagan Pelayanan di Rumah Makan

XCI.

Rasiah
XCII.

3. Lokasi Survei
XCIII. Survey ini dilakukan di Rumah Makan Rasiah, Sulawesi
Selatan.
4. Jadwal survey
XCIV. Survey akan dilaksanakan selama 5 hari (13 Juni 2016 17
Juni 2016)

1
2

XCV.
N

XCVI. Tanggal

XCVII.

Kegiatan

XCVIII.
XCIX. 13
Juni 1
2016

Melapor ke bagian K3 RS Ibnu Sina


Pengarahan kegiatan

C.

Pembuatan

survey
Walk through survey

Walk through survey

2
CII.
3
CIV.
4
CVI.
5

CI.

14

Juni

2016
CIII. 15

Juni

2016
CV.

16

Juni 2016

CVII. 17

Juni

2016

proposal

walk

through

Walk through survey


Pembuatan laporan walk through survey

Presentasi laporan walk through survey

CVIII.
CIX. Checklist Walk Through Survey di Rumah Makan Rasiah, Sulawesi
Selatan
CX.
1) Bagian security
CXI.
N
CXII. Aspek yang dinilai

CXIII. CXIV. CXV.


Y
T
Ke

CXVI. Faktor Hazard


a. Faktor fisik
CXVII.
CXVIII. Pencahayaan ;
1 Apakah pencahayaan cukup terang
Apakah warna cahaya lampu sesuai
Apakah warna dinding ruangan terang

1
3

CXIX. CXXIII.CXXIV.
CXX.

CXXI.

CXXV.
CXXVI. Apakah ada sumber bising?
2

CXXII.

CXXVII.
CXXVIII.
CXXIX.

CXXX.
CXXXI. Apakah ada sumber getaran?
3

CXXXII.
CXXXIII.
CXXXIV.

CXXXV.
CXXXVI. Apakah ada sumber radiasi ?
4

CXXXVII.
CXXXVIII.
CXXXIX.

CXL. CXLI. Apakah ada sumber listrik dengan


5
kekuatan tinggi ?

CXLII.CXLIII.CXLIV.

b. Faktor kimia
CXLV.CXLVI.
i

Desinfektan

CXLVII.
CXLVIII.
CXLIX.

CL. CLI. Cytotoxic


i

CLII. CLIII. CLIV.

CLV. CLVI. Gas-gas anestesi


i

CLVII.CLVIII.CLIX.

c. Faktor biologi
CLX.
i

CLXI. Bakteri
CLXV.
i
CLXVI. Virus
CLXX.
i
CLXXI. Jamur
CLXXV.
CLXXVI. Parasit
i

1
4

CLXII.
CLXIII.CLXIV.

CLXVII.

CLXVIII.
CLXIX.
CLXXII.

CLXXIII.
CLXXIV.
CLXXVII.
CLXXVIII.
CLXXIX.

d. Faktor ergonomis
CLXXX.
CLXXXI. Pekerjaan yang dilakukan secara
i
manual

CLXXXII.
CLXXXIII.
CLXXXIV.

CLXXXV.
CLXXXVI. Postur saat bekerja berdiri dan
i
duduk

CLXXXVII.
CLXXXVIII.
CLXXXIX.

CXC. CXCI. Pekerjaan yang berulang


i

CXCII.CXCIII.CXCIV.

e. Faktor Psikososial

1
5

CXCV.
CXCVI. Sering kontak dengan pasien
i

CXCVII.
CXCVIII.
CXCIX.

CC. CCI. Kerja bergilir


i

CCII. CCIII. CCIV.

CCV. CCVI. Kerja berlebih


i

CCVII.CCVIII.CCIX.

CCX. CCXI. Ancaman secara fisik


i

CCXII.CCXIII.CCXIV.

CCXV. Keluhan /penyakit yang dialami


CCXVI.
CCXVII. Sistem Pernafasan
i

CCXVIII.
CCXIX.CCXX.

CCXXI.
CCXXII. Sistem Pencernaan
i

CCXXIII.
CCXXIV.
CCXXV.

CCXXVI.
CCXXVII.
i

Sistem Reproduksi

CCXXVIII.
CCXXIX.
CCXXX.

CCXXXI.
CCXXXII.
i

Sistem saraf

CCXXXIII.
CCXXXIV.
CCXXXV.

CCXXXVI.
CCXXXVII.
v

CCXXXVIII.
CCXXXIX.
CCXL.

CCXLI.
CCXLII. Sistem Indera
v

CCXLIII.
CCXLIV.
CCXLV.

CCXLVI.
CCXLVII.Sistem Kardiologi
v

CCXLVIII.
CCXLIX.
CCL.

CCLI. Alat pelindung diri


CCLII.
1
CCLIII. Tutup kepala

CCLV. CCLVI.
CCLIV.

CCLVII.
2
CCLVIII. Kacamata

CCLX. CCLXI.
CCLIX.

CCLXII.
3
CCLXIII. Masker

CCLXVI.
CCLXV.
CCLXIV.

CCLXVII.
4
CCLXVIII.

Celemek

CCLXXI.
CCLXX.
CCLXIX.

Handscoen

CCLXXVI.
CCLXXV.
CCLXXIV.

Sepatu

CCLXXXI.
CCLXXX.
CCLXXIX.

CCLXXII.
5
CCLXXIII.
CCLXXVII.
6
CCLXXVIII.

1
6

Orthopedi

CCLXXXII.
Ketersediaan dan kelengkapan
kotak obat P3K

CCLXXXIII.
CCLXXXIV.
CCLXXXV.

CCLXXXVI.
Memiliki
pengetahuan
pernah mendapat penyuluhan

dan

CCLXXXVII.
CCLXXXVIII.
CCLXXXIX.

CCXC. Tidak memiliki pengetahuan


pernah mendapat penyuluhan

dan

CCXCI.
CCXCII.
CCXCIV.

CCXCIII.

CCXCV. Konstruksi bangunan


Lantai
Langit-langit
Pintu dan jendela
Ventilasi

CCCIII. Kebakaran
CCCIV. Pencegahan dan pengendalian
APAR
Detector
Alarm kebakaran
Hydran
Sprinkler

CCXCVI.
CCCI. CCCII.
CCXCVII.

CCXCVIII.

CCXCIX.

CCC.

CCCV.CCCXI.CCCXVIII.
CCCVI.
CCCXII.
CCCVII.
CCCXIII.

CCCXIV.
CCCVIII.

CCCIX.
CCCXV.
CCCX.
CCCXVI.

CCCXVII.

CCCXIX.
CCCXX.
CCCXXI.
CCCXXII.
CCCXXIII.
2) Bagian tempat makan pengunjung
CCCXXIV.
N
CCCXXV.Perkara
CCCXXIX.
f. Faktor fisik

Faktor Hazard

CCCXXX.
CCCXXXI.
Pencahayaan ;
1 Apakah pencahayaan cukup terang
Apakah warna cahaya lampu sesuai
Apakah warna dinding ruangan terang

1
7

CCCXXVI.
CCCXXVII.
CCCXXVIII.
Y
T
Ke

CCCXXXII.
CCCXXXVI.
CCCXXXVII.
CCCXXXIII.

CCCXXXIV.

CCCXXXV.

CCCXL.
CCCXLI.
CCCXLII.

CCCXXXVIII.
CCCXXXIX.
2

Apakah ada sumber bising?

CCCXLIII.
CCCXLIV.
3

Apakah ada sumber getaran?

CCCXLV.
CCCXLVI.
CCCXLVII.

CCCXLVIII.
CCCXLIX.
4

Apakah ada sumber radiasi ?

CCCL.CCCLI.CCCLII.

CCCLIII.
CCCLIV. Apakah ada sumber listrik dengan
5
kekuatan tinggi ?

CCCLV.
CCCLVI.
CCCLVII.

g. Faktor kimia
CCCLVIII.
CCCLIX. Desinfektan
i

CCCLX.
CCCLXI.
CCCLXII.

CCCLXIII.
CCCLXIV.
i

Cytotoxic

CCCLXV.
CCCLXVI.
CCCLXVII.

CCCLXVIII.
CCCLXIX.
i

Gas-gas anestesi

CCCLXX.
CCCLXXI.
CCCLXXII.

h. Faktor biologi
CCCLXXIII.
i
CCCLXXIV.
CCCLXXVIII.
i
CCCLXXIX.
CCCLXXXIII.
i
CCCLXXXIV.
CCCLXXXVIII.
i
CCCLXXXIX.

1
8

Bakteri

CCCLXXV.
CCCLXXVI.
CCCLXXVII.

CCCLXXX.

CCCLXXXI.
CCCLXXXII.

Virus
CCCLXXXV.

CCCLXXXVI.
CCCLXXXVII.
Jamur
CCCXC.

CCCXCI.
CCCXCII.
Parasit

i. Faktor ergonomis
CCCXCIII.
CCCXCIV.
Pekerjaan yang dilakukan
i
secara manual

CCCXCV.
CCCXCVI.
CCCXCVII.

CCCXCVIII.
CCCXCIX. Postur saat bekerja berdiri dan
i
duduk

CD.

CDIII.CDIV. Pekerjaan yang berulang


i

CDV. CDVI. CDVII.

CDI.

CDII.

j. Faktor Psikososial

1
9

CDVIII.
CDIX. Sering kontak dengan pasien
i

CDX. CDXI. CDXII.

CDXIII.
CDXIV.
i

CDXV.CDXVI.CDXVII.

Kerja bergilir

CDXVIII.
CDXIX. Kerja berlebih
i

CDXX.CDXXI.CDXXII.

CDXXIII.
CDXXIV. Ancaman secara fisik
i

CDXXV.
CDXXVI.
CDXXVII.

CDXXVIII.
Keluhan /penyakit yang dialami
CDXXIX.
CDXXX. Sistem Pernafasan
i

CDXXXI.
CDXXXII.
CDXXXIII.

CDXXXIV.
CDXXXV.Sistem Pencernaan
i

CDXXXVI.
CDXXXVII.
CDXXXVIII.

CDXXXIX.
CDXL.
i

CDXLI.
CDXLII.
CDXLIII.

Sistem Reproduksi

CDXLIV.
CDXLV. Sistem saraf
i

CDXLVI.
CDXLVII.
CDXLVIII.

CDXLIX.
CDL. Orthopedi

CDLI. CDLII. CDLIII.

CDLIV.
CDLV.Sistem Indera
v

CDLVI.CDLVII.
CDLVIII.

CDLIX.
CDLX.
v

CDLXI.
CDLXII.
CDLXIII.

Sistem Kardiologi

CDLXIV. Alat pelindung diri


CDLXV.
1
CDLXVI. Tutup kepala

CDLXVIII.
CDLXIX.
CDLXVII.

CDLXX.
2
CDLXXI. Kacamata

CDLXXIII.
CDLXXIV.
CDLXXII.

CDLXXV.
3
CDLXXVI.

Masker

CDLXXIX.
CDLXXVIII.
CDLXXVII.

Celemek

CDLXXXIV.
CDLXXXIII.
CDLXXXII.

Handscoen

CDLXXXIX.
CDLXXXVIII.
CDLXXXVII.

CDLXXX.
4
CDLXXXI.
CDLXXXV.
5
CDLXXXVI.
CDXC.
6
CDXCI. Sepatu

CDXCIV.
CDXCIII.
CDXCII.

CDXCV. Ketersediaan dan kelengkapan kotak


obat P3K

CDXCVI.
CDXCVII.
CDXCVIII.

CDXCIX. Memiliki pengetahuan


mendapat penyuluhan

D.

dan

pernah

DIII. Tidak memiliki pengetahuan dan pernah


mendapat penyuluhan

2
0

DI.

DIV. DV.

DVI.

DII.
DVII.

DVIII. Konstruksi bangunan


Lantai
Langit-langit
Pintu dan jendela
Ventilasi

DXVI. Kebakaran
DXVII. Pencegahan dan pengendalian
APAR
Detector
Alarm kebakaran
Hydran
Sprinkler

DIX. DXIV. DXV.


DX.

DXI.

DXII.

DXIII.

DXVIII.
DXXIV.DXXXI.
DXIX. DXXV.
DXX. DXXVI.

DXXVII.
DXXI.
DXXII.DXXVIII.
DXXIII.

DXXIX.

DXXX.

DXXXII.
DXXXIII.
DXXXIV.
DXXXV.
DXXXVI.
3) kasir
DXXXVII.
N
DXXXVIII.

Perkara

DXXXIX.
DXL. DXLI.
Y
T
Ke

DXLII. Faktor Hazard


k. Faktor fisik
DXLIII.
DXLIV. Pencahayaan ;
1 Apakah pencahayaan cukup terang
Apakah warna cahaya lampu sesuai
Apakah warna dinding ruangan terang

2
1

DXLV. DL.

DXLVI.
DXLVII.

DLI.

DLII. DLIII. Apakah ada sumber bising?


2

DXLVIII.

DXLIX.

DLIV. DLV.

DLVII.
DLVIII.
3

DLIX. DLX. DLXI.

Apakah ada sumber getaran?

DLVI.

DLXII.
DLXIII. Apakah ada sumber radiasi ?
4

DLXIV.DLXV. DLXVI.

DLXVII.
DLXVIII. Apakah ada sumber listrik dengan
5
kekuatan tinggi ?

DLXIX.
DLXX. DLXXI.

l. Faktor kimia
DLXXII.
DLXXIII. Desinfektan
i

DLXXIV.
DLXXV.DLXXVI.

DLXXVII.
DLXXVIII.
i

Cytotoxic

DLXXIX.
DLXXX.
DLXXXI.

DLXXXII.
DLXXXIII.
i

Gas-gas anestesi

DLXXXIV.
DLXXXV.
DLXXXVI.

m. Faktor biologi
DLXXXVII.
i
DLXXXVIII.
Bakteri
DXCII.
i
DXCIII. Virus
DXCVII.
i
DXCVIII. Jamur
DCII.DCIII. Parasit

2
2

DLXXXIX.
DXC. DXCI.

DXCIV.

DXCV. DXCVI.
DXCIX.

DC.

DCI.

DCIV. DCV. DCVI.

n. Faktor ergonomis
DCVII.
DCVIII. Pekerjaan yang dilakukan secara
i
manual

DCIX. DCX. DCXI.

DCXII.
DCXIII.
Postur saat bekerja berdiri dan
i
duduk

DCXIV.DCXV. DCXVI.

DCXVII.
DCXVIII.
i

DCXIX.
DCXX. DCXXI.

Pekerjaan yang berulang

o. Faktor Psikososial

2
3

DCXXII.
DCXXIII. Sering kontak dengan pasien
i

DCXXIV.
DCXXV.
DCXXVI.

DCXXVII.
DCXXVIII.
i

Kerja bergilir

DCXXIX.
DCXXX.
DCXXXI.

DCXXXII.
DCXXXIII.
i

Kerja berlebih

DCXXXIV.
DCXXXV.
DCXXXVI.

DCXXXVII.
DCXXXVIII.
i

Ancaman secara fisik

DCXXXIX.
DCXL. DCXLI.

DCXLII. Keluhan /penyakit yang dialami


DCXLIII.
DCXLIV. Sistem Pernafasan
i

DCXLV.
DCXLVI.
DCXLVII.

DCXLVIII.
DCXLIX. Sistem Pencernaan
i

DCL. DCLI. DCLII.

DCLIII.
DCLIV.
i

Sistem Reproduksi

DCLV.DCLVI.DCLVII.

DCLVIII.
DCLIX.
i

Sistem saraf

DCLX.DCLXI.DCLXII.

DCLXIII.
DCLXIV. Orthopedi
v

DCLXV.
DCLXVI.
DCLXVII.

DCLXVIII.
DCLXIX. Sistem Indera
v

DCLXX.
DCLXXI.
DCLXXII.

DCLXXIII.
DCLXXIV.
v

DCLXXV.
DCLXXVI.
DCLXXVII.

Sistem Kardiologi

DCLXXVIII.
Alat pelindung diri
DCLXXIX.
1
DCLXXX.
Tutup kepala

DCLXXXII.
DCLXXXIII.
DCLXXXI.

DCLXXXIV.
2
DCLXXXV.

DCLXXXVII.
DCLXXXVIII.
DCLXXXVI.

DCLXXXIX.
3
DCXC.

Kacamata

DCXCIII.
DCXCII.
DCXCI.

Masker

DCXCIV.
4
DCXCV. Celemek

DCXCVIII.
DCXCVII.
DCXCVI.

DCXCIX.
5
DCC. Handscoen
DCCIV.
6
DCCV.

2
4

DCCII.
DCCI.

DCCIII.

DCCVIII.
DCCVII.
DCCVI.

Sepatu

DCCIX. Ketersediaan dan kelengkapan kotak


obat P3K

DCCX.DCCXI.DCCXII.

DCCXIII. Memiliki pengetahuan


mendapat penyuluhan

pernah

DCCXIV.
DCCXV.
DCCXVI.

DCCXVII.
Tidak memiliki pengetahuan
dan pernah mendapat penyuluhan

DCCXVIII.
DCCXIX.
DCCXXI.

DCCXX.

dan

DCCXXII.
Lantai
Langit-langit
Pintu dan jendela
Ventilasi

DCCXXX.
DCCXXXI.
APAR
Detector
Alarm kebakaran
Hydran
Sprinkler

Konstruksi bangunan

Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian

DCCXXIII.
DCCXXVIII.
DCCXXIX.
DCCXXIV.

DCCXXV.

DCCXXVI.

DCCXXVII.

DCCXXXII.
DCCXXXVIII.
DCCXLV.
DCCXXXIII.
DCCXXXIX.
DCCXXXIV.
DCCXL.

DCCXLI.
DCCXXXV.

DCCXXXVI.
DCCXLII.
DCCXXXVII.

DCCXLIII.

DCCXLIV.

DCCXLVI.
DCCXLVII.
DCCXLVIII.
DCCXLIX.
DCCL.
4) dapur
DCCLI.
N
DCCLII. Perkara

DCCLIII.
DCCLIV.
DCCLV.
Y
T
Ke

DCCLVI. Faktor Hazard


p. Faktor fisik
DCCLVII.
DCCLVIII.
Pencahayaan ;
1 Apakah pencahayaan cukup terang
Apakah warna cahaya lampu sesuai
Apakah warna dinding ruangan terang

2
5

DCCLIX.
DCCLXIII.
DCCLXIV.
DCCLX.

DCCLXI.

DCCLXII.

DCCLXVII.
DCCLXVIII.
DCCLXIX.

DCCLXV.
DCCLXVI.
2

Apakah ada sumber bising?

DCCLXX.
DCCLXXI.
3

Apakah ada sumber getaran?

DCCLXXII.
DCCLXXIII.
DCCLXXIV.

DCCLXXV.
DCCLXXVI.
4

Apakah ada sumber radiasi ?

DCCLXXVII.
DCCLXXVIII.
DCCLXXIX.

DCCLXXX.
DCCLXXXI.
Apakah ada sumber listrik
5
dengan kekuatan tinggi ?

DCCLXXXII.
DCCLXXXIII.
DCCLXXXIV.

q. Faktor kimia
DCCLXXXV.
DCCLXXXVI.
i

Desinfektan

DCCLXXXVII.
DCCLXXXVIII.
DCCLXXXIX.

DCCXC.
DCCXCI. Cytotoxic
i

DCCXCII.
DCCXCIII.
DCCXCIV.

DCCXCV.
DCCXCVI.
i

DCCXCVII.
DCCXCVIII.
DCCXCIX.

Gas-gas anestesi

r. Faktor biologi
DCCC.
i
DCCCI. Bakteri
DCCCV.
i
DCCCVI. Virus
DCCCX.
i
DCCCXI. Jamur
DCCCXV.
i
DCCCXVI.
Parasit

2
6

DCCCII.
DCCCIII.
DCCCIV.

DCCCVII.

DCCCVIII.
DCCCIX.
DCCCXII.

DCCCXIII.
DCCCXIV.
DCCCXVII.

DCCCXVIII.
DCCCXIX.

s. Faktor ergonomis
DCCCXX.
DCCCXXI.
Pekerjaan yang dilakukan
i
secara manual

DCCCXXII.
DCCCXXIII.
DCCCXXIV.

DCCCXXV.
DCCCXXVI.Postur saat bekerja berdiri dan
i
duduk

DCCCXXVII.
DCCCXXVIII.
DCCCXXIX.

DCCCXXX.
DCCCXXXI.Pekerjaan yang berulang
i

DCCCXXXII.
DCCCXXXIII.
DCCCXXXIV.

t. Faktor Psikososial
DCCCXXXV.
DCCCXXXVI.
i

Sering kontak dengan pasien

DCCCXXXVII.
DCCCXXXVIII.
DCCCXXXIX.

DCCCXL.
DCCCXLI.
i

Kerja bergilir

DCCCXLII.
DCCCXLIII.
DCCCXLIV.

DCCCXLV.
DCCCXLVI.
i

Kerja berlebih

DCCCXLVII.
DCCCXLVIII.
DCCCXLIX.

DCCCL.
DCCCLI. Ancaman secara fisik
i

DCCCLII.
DCCCLIII.
DCCCLIV.

DCCCLV. Keluhan /penyakit yang dialami


DCCCLVI.
DCCCLVII.
Sistem Pernafasan
i

DCCCLVIII.
DCCCLIX.
DCCCLX.

DCCCLXI.
DCCCLXII.
i

Sistem Pencernaan

DCCCLXIII.
DCCCLXIV.
DCCCLXV.

DCCCLXVI.
DCCCLXVII.
i

Sistem Reproduksi

DCCCLXVIII.
DCCCLXIX.
DCCCLXX.

DCCCLXXI.
DCCCLXXII.
i

Sistem saraf

DCCCLXXIII.
DCCCLXXIV.
DCCCLXXV.

DCCCLXXVI.
DCCCLXXVII. Orthopedi

2
7

DCCCLXXVIII.
DCCCLXXIX.
DCCCLXXX.

DCCCLXXXI.
DCCCLXXXII. Sistem Indera
v

DCCCLXXXIII.
DCCCLXXXIV.
DCCCLXXXV.

DCCCLXXXVI.
DCCCLXXXVII.Sistem Kardiologi
v

DCCCLXXXVIII.
DCCCLXXXIX.
DCCCXC.

DCCCXCI.
Alat pelindung diri
DCCCXCII.
1
DCCCXCIII.
Tutup kepala

DCCCXCV.
DCCCXCVI.
DCCCXCIV.

DCCCXCVII.
2
DCCCXCVIII.

CM. CMI.
DCCCXCIX.

CMII.
3
CMIII.

Kacamata

CMV.
CMIV.

Masker

CMVII.
4
CMVIII. Celemek

CMIX.
CMX.

CMXI.

CMXII.
5
CMXIII. Handscoen

CMXVI.
CMXV.
CMXIV.

CMXVII.
6
CMXVIII.

CMXXI.
CMXX.
CMXIX.

Sepatu

CMXXII. Ketersediaan dan kelengkapan kotak


obat P3K

CMXXIII.
CMXXIV.
CMXXV.

CMXXVI.Memiliki pengetahuan
mendapat penyuluhan

CMXXVII.
CMXXVIII.
CMXXIX.

dan

pernah

CMXXX. Tidak memiliki pengetahuan


pernah mendapat penyuluhan

2
8

CMVI.

dan

CMXXXI.
CMXXXII.
CMXXXIV.

CMXXXIII.

CMXXXV.
Lantai
Langit-langit
Pintu dan jendela
Ventilasi

Konstruksi bangunan

CMXLIII.Kebakaran
CMXLIV. Pencegahan dan pengendalian
APAR
Detector
Alarm kebakaran
Hydran
Sprinkler

CMXXXVI.
CMXLI.CMXLII.
CMXXXVII.

CMXXXVIII.

CMXXXIX.

CMXL.

CMXLV.
CMLI. CMLVIII.
CMXLVI.
CMLII.
CMXLVII.
CMLIII.

CMLIV.
CMXLVIII.

CMXLIX.
CMLV.
CML.
CMLVI.

CMLVII.

CMLIX.
CMLX.
5) Ruang mencuci
CMLXI.
N
CMLXII. Perkara

CMLXIII.
CMLXIV.
CMLXV.
Y
T
Ke

CMLXVI.Faktor Hazard
u. Faktor fisik
CMLXVII.
CMLXVIII.
Pencahayaan ;
1 Apakah pencahayaan cukup terang
Apakah warna cahaya lampu sesuai
Apakah warna dinding ruangan terang

2
9

CMLXIX.
CMLXXIII.
CMLXXIV.
CMLXX.

CMLXXI.

CMLXXII.

CMLXXV.
CMLXXVI.
2

Apakah ada sumber bising?

CMLXXVII.
CMLXXVIII.
CMLXXIX.

CMLXXX.
CMLXXXI.
3

Apakah ada sumber getaran?

CMLXXXII.
CMLXXXIII.
CMLXXXIV.

CMLXXXV.
CMLXXXVI.
4

Apakah ada sumber radiasi ?

CMLXXXVII.
CMLXXXVIII.
CMLXXXIX.

CMXC.
CMXCI. Apakah ada sumber listrik dengan
5
kekuatan tinggi ?

CMXCII.
CMXCIII.
CMXCIV.

v. Faktor kimia
CMXCV.
CMXCVI.Desinfektan
i

CMXCVII.
CMXCVIII.
CMXCIX.

M.
i

MII. MIII. MIV.

MI.

Cytotoxic

MV. MVI. Gas-gas anestesi


i

MVII. MVIII. MIX.

w. Faktor biologi
MX.
i

MXI. Bakteri
MXV.
i
MXVI. Virus
MXX.
i
MXXI. Jamur
MXXV.
i
MXXVI. Parasit
x. Faktor ergonomis
MXXX.
MXXXI. Pekerjaan yang dilakukan secara

3
0

MXII.
MXIII. MXIV.

MXVII.

MXVIII.
MXIX.
MXXII.

MXXIII.
MXXIV.
MXXVII.

MXXVIII.
MXXIX.

MXXXII.
MXXXIII.
MXXXIV.

manual

MXXXV.
MXXXVI. Postur saat bekerja berdiri dan
i
duduk

MXXXVII.
MXXXVIII.
MXXXIX.

MXL.MXLI.Pekerjaan yang berulang


i

MXLII.MXLIII.
MXLIV.

y. Faktor Psikososial
MXLV.
MXLVI. Sering kontak dengan pasien
i

MXLVII.
MXLVIII.
MXLIX.

ML. MLI. Kerja bergilir


i

MLII. MLIII. MLIV.

MLV. MLVI. Kerja berlebih


i

MLVII.MLVIII.MLIX.

MLX.MLXI.Ancaman secara fisik


i

MLXII.MLXIII.
MLXIV.

MLXV. Keluhan /penyakit yang dialami


MLXVI.
MLXVII. Sistem Pernafasan
i

MLXVIII.
MLXIX.MLXX.

MLXXI.
MLXXII. Sistem Pencernaan
i

MLXXIII.
MLXXIV.
MLXXV.

MLXXVI.
MLXXVII.
i

Sistem Reproduksi

MLXXVIII.
MLXXIX.
MLXXX.

MLXXXI.
MLXXXII.
i

Sistem saraf

MLXXXIII.
MLXXXIV.
MLXXXV.

MLXXXVI.
MLXXXVII.
v

Orthopedi

MLXXXVIII.
MLXXXIX.
MXC.

MXCI.
MXCII.

3
1

Sistem Indera

MXCIII.
MXCIV.MXCV.

MXCVI.
MXCVII. Sistem Kardiologi
v

MXCVIII.
MXCIX.
MC.

MCI. Alat pelindung diri


MCII.
1
MCIII. Tutup kepala

MCV. MCVI.
MCIV.

MCVII.
2
MCVIII. Kacamata

MCX. MCXI.
MCIX.

MCXII.
3
MCXIII. Masker

MCXVI.
MCXV.
MCXIV.

MCXVII.
4
MCXVIII.

Celemek

MCXXI.
MCXIX.
MCXX.

Handscoen

MCXXVI.
MCXXV.
MCXXIV.

Sepatu

MCXXXI.
MCXXX.
MCXXIX.

MCXXII.
5
MCXXIII.
MCXXVII.
6
MCXXVIII.

3
2

MCXXXII.
Ketersediaan dan kelengkapan
kotak obat P3K

MCXXXIII.
MCXXXIV.
MCXXXV.

MCXXXVI.
Memiliki
pengetahuan
pernah mendapat penyuluhan

dan

MCXXXVII.
MCXXXVIII.
MCXXXIX.

MCXL. Tidak memiliki pengetahuan


pernah mendapat penyuluhan

dan

MCXLI.
MCXLII.
MCXLIV.

MCXLIII.
MCXLVI.
MCLI. MCLII.
MCXLVII.

MCXLVIII.

MCXLIX.

MCXLV. Konstruksi bangunan


Lantai
Langit-langit
Pintu dan jendela
Ventilasi


MCL.

MCLIII. Kebakaran
MCLIV. Pencegahan dan pengendalian
APAR
Detector
Alarm kebakaran
Hydran
Sprinkler

MCLV.MCLXI.MCLXVIII.
MCLVI.
MCLXII.
MCLVII.
MCLXIII.

MCLXIV.
MCLVIII.

MCLIX.
MCLXV.
MCLX.
MCLXVI.

MCLXVII.

MCLXIX.
MCLXX.
6) Gudang
MCLXXI.
N
MCLXXII.
MCLXXVI.
z. Faktor fisik

Perkara
Faktor Hazard

MCLXXVII.
MCLXXVIII.
Pencahayaan ;
1 Apakah pencahayaan cukup terang
Apakah warna cahaya lampu sesuai
Apakah warna dinding ruangan terang

MCLXXXV.
MCLXXXVI.
2

Apakah ada sumber bising?

MCXC.
MCXCI. Apakah ada sumber getaran?
3

3
3

MCLXXIII.
MCLXXIV.
MCLXXV.
Y
T
Ke

MCLXXIX.
MCLXXXIII.
MCLXXXIV.
MCLXXX.

MCLXXXI.

MCLXXXII.

MCLXXXVII.
MCLXXXVIII.
MCLXXXIX.

MCXCII.
MCXCIII.
MCXCIV.

MCXCV.
MCXCVI.Apakah ada sumber radiasi ?
4

MCXCVII.
MCXCVIII.
MCXCIX.

MCC.MCCI. Apakah ada sumber listrik dengan


5
kekuatan tinggi ?

MCCII.MCCIII.
MCCIV.

aa. Faktor kimia


MCCV.
MCCVI. Desinfektan
i

MCCVII.
MCCVIII.
MCCIX.

MCCX.
MCCXI. Cytotoxic
i

MCCXII.
MCCXIII.
MCCXIV.

MCCXV.
MCCXVI.Gas-gas anestesi
i

MCCXVII.
MCCXVIII.
MCCXIX.

ab. Faktor biologi


MCCXX.
i
MCCXXI.Bakteri
MCCXXV.
i
MCCXXVI.
Virus
MCCXXX.
i
MCCXXXI.
Jamur
MCCXXXV.
i
MCCXXXVI.
Parasit
ac. Faktor ergonomis

3
4

MCCXXII.
MCCXXIII.
MCCXXIV.

MCCXXVII.

MCCXXVIII.
MCCXXIX.
MCCXXXII.

MCCXXXIII.
MCCXXXIV.
MCCXXXVII.

MCCXXXVIII.
MCCXXXIX.

MCCXL.
MCCXLI.Pekerjaan yang dilakukan secara
i
manual

MCCXLII.
MCCXLIII.
MCCXLIV.

MCCXLV.
MCCXLVI. Postur saat bekerja berdiri dan
i
duduk

MCCXLVII.
MCCXLVIII.
MCCXLIX.

MCCL.
MCCLI.

MCCLII.
MCCLIII.
MCCLIV.

Pekerjaan yang berulang

ad. Faktor Psikososial


MCCLV.
MCCLVI. Sering kontak dengan pasien
i

MCCLVII.
MCCLVIII.
MCCLIX.

MCCLX.
MCCLXI.Kerja bergilir
i

MCCLXII.
MCCLXIII.
MCCLXIV.

MCCLXV.
MCCLXVI.
i

Kerja berlebih

MCCLXVII.
MCCLXVIII.
MCCLXIX.

MCCLXX.
MCCLXXI.
i

Ancaman secara fisik

MCCLXXII.
MCCLXXIII.
MCCLXXIV.

MCCLXXV.
Keluhan /penyakit yang dialami
MCCLXXVI.
MCCLXXVII. Sistem Pernafasan
i

MCCLXXVIII.
MCCLXXIX.
MCCLXXX.

MCCLXXXI.
MCCLXXXII.
i

MCCLXXXIII.
MCCLXXXIV.
MCCLXXXV.

Sistem Pencernaan

MCCLXXXVI.
MCCLXXXVII. Sistem Reproduksi
i

MCCLXXXVIII.
MCCLXXXIX.
MCCXC.

MCCXCI.
MCCXCII.
i

Sistem saraf

MCCXCIII.
MCCXCIV.
MCCXCV.

MCCXCVI.
MCCXCVII.
v

Orthopedi

MCCXCVIII.
MCCXCIX.
MCCC.

MCCCI.
MCCCII. Sistem Indera
v

MCCCIII.
MCCCIV.
MCCCV.

MCCCVI.
MCCCVII.
v

MCCCVIII.
MCCCIX.
MCCCX.

Sistem Kardiologi

MCCCXI.Alat pelindung diri

3
5

MCCCXII.
1
MCCCXIII.
MCCCXVII.
2
MCCCXVIII.
MCCCXXII.
3
MCCCXXIII.

Kacamata

MCCCXX.
MCCCXXI.
MCCCXIX.

MCCCXXVI.
MCCCXXV.
MCCCXXIV.

Masker

MCCCXXVII.
4
MCCCXXVIII. Celemek

MCCCXXXI.
MCCCXXX.
MCCCXXIX.

MCCCXXXII.
5
MCCCXXXIII. Handscoen

MCCCXXXVI.
MCCCXXXV.
MCCCXXXIV.

MCCCXXXVII.
6
MCCCXXXVIII.Sepatu

MCCCXLI.
MCCCXL.
MCCCXXXIX.

MCCCXLII.
Ketersediaan dan kelengkapan
kotak obat P3K

MCCCXLIII.
MCCCXLIV.
MCCCXLV.

MCCCXLVI.
Memiliki
pengetahuan
pernah mendapat penyuluhan

dan

MCCCXLVII.
MCCCXLVIII.
MCCCXLIX.

MCCCL. Tidak memiliki pengetahuan


pernah mendapat penyuluhan

dan

MCCCLI.
MCCCLII.
MCCCLIV.

MCCCLIII.
MCCCLVI.
MCCCLXI.
MCCCLXII.
MCCCLVII.

MCCCLVIII.

MCCCLIX.

MCCCLX.

MCCCLXV.
MCCCLXXI.
MCCCLXXVIII.
MCCCLXVI.
MCCCLXXII.
MCCCLXVII.
MCCCLXXIII.

MCCCLV.
Lantai
Langit-langit
Pintu dan jendela
Ventilasi

MCCCLXIII.
MCCCLXIV.

3
6

Tutup kepala

MCCCXV.
MCCCXVI.
MCCCXIV.

Konstruksi bangunan

Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian

APAR
Detector
Alarm kebakaran
Hydran
Sprinkler

MCCCLXXIV.
MCCCLXVIII.

MCCCLXIX.
MCCCLXXV.
MCCCLXX.

MCCCLXXVI.

MCCCLXXVII.

MCCCLXXIX.
MCCCLXXX.
MCCCLXXXI. HASIL SURVEI
MCCCLXXXII. a. Hazard lingkungan kerja
MCCCLXXXIII. - Bagian Security
MCCCLXXXIV. 1. Fisik : bising (suara generator, kendaraan), kelelahan
MCCCLXXXV. 2. Ergonomi: Posisi berdiri dan berjalan yang lama
MCCCLXXXVI. 3. Psikososial : Hubungan interpersonal yang baik dengan
karyawan lain
MCCCLXXXVII.

- Bagian Penyajian makanan dan minuman

MCCCLXXXVIII.

1. Fisik : bising (suara blender jus) berintensitas tinggi

MCCCLXXXIX. 2. Ergonomi : posisi berdiri yang lama saat menyajikan


makanan
MCCCXC.

3.Psikososial : pekerjaan yang berulang, kerja bergilir, kerja

berlebih, pertanggung jawaban terhadap pekerjaan sangat tinggi.


Hubungan interpersonal dengan karyawan lain baik.
MCCCXCI.

- Bagian Kasir

MCCCXCII.

1. Fisik: bising (Suara kipas angin), Suhu yang kurang dingin,

penyakit Carpal
MCCCXCIII.

tunnel syndrome

MCCCXCIV.

2. Kimia: bahan iritan yang terkandung dalam sabun antiseptic

untuk tangan

3
7

MCCCXCV.

3. Biologik : terjangkit kuman yang terdapat pada uang kertas

yang sudah
MCCCXCVI.

berpindah dari tangan ke tangan

MCCCXCVII.

4. Ergonomik: terlalu lama berdiri

MCCCXCVIII. 5. Psikososial: gaji yang kurang, pekerjaan yang berulang,


kerja bergilir, kerja
MCCCXCIX.

berlebih, pertanggung jawaban terhadap pekerjaan sangat

tinggi. Hubungan
MCD. interpersonal dengan karyawan lain baik.
MCDI.
MCDII.

- Bagian Dapur

MCDIII. 1. Fisik : bising (suara kipas angin, kompor gas dan Generator),
penyakit
MCDIV. musculoskeletal karena mengangkat beban berat, terjatuh
MCDV.

2. Ergonomik : Cara memasak makanan yang kurang tepat

MCDVI. 3. Psikososial : Kerja berlebih, hubungan interpersonal dengan


karyawan lain baik
MCDVII.
MCDVIII.

- Bagian mencuci

MCDIX. 1. Fisik : bising (Generator),


MCDX.

2. Ergonomik : penyakit musculoskeletal karena berdiri lama

MCDXI. 3. Psikososial : Kerja berlebih, hubungan interpersonal dengan


karyawan lain baik
MCDXII.
MCDXIII.
MCDXIV.- Bagian gudang
MCDXV. 1. Fisik : resiko jatuh, resiko trauma akibat barang pecah belah atau
benda tajam
MCDXVI.2. Kimia : debu

3
8

MCDXVII.

3. Ergonomik : posisi berdiri, jongkok yang terus menerus

MCDXVIII.

4. Psikososial : kerja berlebih, shift pagi, siang, malam,

hubungan interpersonal dengan karyawan lain baik


MCDXIX.
MCDXX.
MCDXXI.Alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan
MCDXXII.
MCDXXIII.
MCDXXIV.

- Bagian Kasir

MCDXXV.

Alat

kerja

yang

digunakan

mesin

kasir

yang

dapat

menyebabkan penyakit
MCDXXVI.

CTS karena terlalu sering mengetik menggunakan 10 jari.

MCDXXVII.
MCDXXVIII.

- Bagian penyajian makanan dan minuman

MCDXXIX.

Bunyi bising dari blender minuman yang berintensitas tinggi

yang berjamjam,
MCDXXX.

bising dari bunyi AC bias mengakibatkan ketulian/gangguan

MCDXXXI.

pendengaran.

MCDXXXII.
MCDXXXIII.

- Bagian Dapur Makanan

MCDXXXIV.

Motor dapat menyebabkan kecelakaaan lalu lintas

MCDXXXV.
MCDXXXVI.
MCDXXXVII.

- Bagian Security

MCDXXXVIII. Cara kerjanya dengan berdiri yang sangat lama dan berkeliling
toko dapat
MCDXXXIX.

mengakibatkan gangguan muskuloskeletal.

MCDXL.
MCDXLI.APD yang digunakan

3
9

MCDXLII.

APD yang digunakan oleh para petugas,

MCDXLIII.

ada

MCDXLIV.

Bagian security : tidak ada

MCDXLV.

Bagian Penyaji makanan dan minuman: tidak

MCDXLVI.

Bagian kasir : tidak ada

MCDXLVII.

Bagian Dapur : celemek

MCDXLVIII.

Bagian mencuci : celemek

MCDXLIX.

Bagian gudang : tidak ada

MCDL.
MCDLI.
MCDLII. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan
(sebelum
MCDLIII.bekerja, berkala, berkala khusus) Bagian kasir, penyaji makanan
dan minuman, dapur, security
MCDLIV. Para pekerja memeriksakan kesehatannya hanya saat sakit saja di
rumah
MCDLV. sakit terdekat dan ada pula yang hanya membeli obat di apotik terdekat
tanpa
MCDLVI. resep dokter, namun belum tersedia pemeriksaan kesehatan dalam
perusahaan.
MCDLVII.

Ada pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai

peraturan (sebelum
MCDLVIII.

bekerja, berkala, dan berkala khusus).

MCDLIX.
MCDLX. Keluhan/penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan
MCDLXI.Bagian kasir, penyaji makanan dan minuman, dapur, security
MCDLXII.

keluhan atau penyakit yang sering terjadi pada pegawai yaitu

keluhan sakit

4
0

MCDLXIII.

punggung pada bagian gudang saat sedang mengangkat bahan

baku dan bagian dapur luka akibat benda tajam pada saat mengolah bahan
baku makanan.
MCDLXIV.
MCDLXV.

Upaya K3 lainnya yang dijalankan Bagian kasir, penyaji

makanan dan minuman, dapur, security


MCDLXVI.

Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan mengenai

pelatihan kebakaran, dan tidak ada alat pemadam api ringan yang tersedia.
MCDLXVII.
MCDLXVIII.
MCDLXIX.
MCDLXX.
MCDLXXI.
MCDLXXII.
MCDLXXIII.
MCDLXXIV.
MCDLXXV.
MCDLXXVI.
MCDLXXVII.
MCDLXXVIII.
MCDLXXIX.
MCDLXXX.
MCDLXXXI.
MCDLXXXII.
MCDLXXXIII.
MCDLXXXIV.
MCDLXXXV.
MCDLXXXVI.
MCDLXXXVII.
MCDLXXXVIII.
MCDLXXXIX.
MCDXC.
MCDXCI.
MCDXCII.
MCDXCIII.
MCDXCIV.
MCDXCV.
MCDXCVI.
MCDXCVII.

4
1

MCDXCVIII.
MCDXCIX.

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN


MD.

MDI. Berikut ini adalah pembahasan hasil identifikasi dari survey yang
dilakukan sehubungan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
karyawan Rumah Makan Rasiah:
A. SECURITY
MDII. Hazard umum
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan melebihi nilai
ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara sederhana sulit
melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu memberikan alat
pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan earmuff). Pada saat
melakukan walk through suvey, besarnya nilai kebisingan yang dihasilkan
tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan tidak tersedianya alat pengukur

kebisingan suara.
Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas
dan produktivitas. Di Rumah Makan Rasiah, penerangan dirasakan cukup oleh

pekerja..
Faktor kimia yang didapatkan pada Rumah Makan Rasiah merupakan asap
debu yang berasal dari sisa pembakaran kendaraan bermotor, hal ini tentu
sangat beresiko bagi kesehatan petugas security terutama resiko terkena ISPA.
Dari pihak pengelola Rumah Makan Rasiah juga tidak menyediakan masker

bagi petugasnya.
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor biologi
juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun, Rumah Makan
Rasiah belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga belum dapat

4
2

melakukan pencegahan yang spesifik pula. Pencegahan paling dini dan


sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas di Rumah Makan Rasiah adalah

cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.


Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau
gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah Makan Rasiah, petugas security
sebagian besar pekerjaannya dilakukan dengan posisi berdiri sehingga mudah

menimbulkan keluhan nyeri otot.


Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu menciptakan
tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di Rumah Makan
Rasiah, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman, dan saling

menghormati.
MDIII.
MDIV.
Alat Kerja
MDV.

Dari hasil pengamatan kami di Rumah Makan Rasiah tidak ditemukan

alat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi petugas security.
MDVI.

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

MDVII.

Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal

yang penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja.Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara APD yang tersedia bagi petugas security berupa sepatu, dimana sepatu
tersebut disediakan oleh pengelola beserta seragam kerja. Namun, APD lain yang
perlu untuk menjamin kesehatan petugas seperti masker belum disediakan oleh
pengelola.
MDVIII.
MDIX.

Identifikasi ketersediaan P3K

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem penanganan

kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas pelayanan

4
3

kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat pekerjaan. Di
kafe Movida tersedia kotak P3K yang dapat digunakan sebagai pertolongan
pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
MDX.
MDXI.

Identifikasi Peraturan K3
Di Rumah Makan Rasiah tidak ada peraturan khusus dari pengelola

yang mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja
sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya
kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan
dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka.
MDXII.
MDXIII.
MDXIV.

Identifikasi Program K3

Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk

melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga


mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan mereka.
Di Rumah Makan Rasiah, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak dilakukan
bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan pengelola sejauh ini yaitu
penyediaan BPJS bagi semua karayawan.
MDXV.
MDXVI.

Aspek Keselamatan Kerja

MDXVII. Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat


yang dapat mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun penyelenggaraan
latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala. Di Rumah Makan

4
4

Rasiah tersedia antisipasi yang cukup baik untuk kebakaran, dimana tersedia
APAR, detector, alarm, hydrant, dan sprinkler.
MDXVIII. Konstruksi Bangunan
MDXIX. Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para
pekerja. Di Rumah Makan Rasiah, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan
standar bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.
B. PELAYANAN
MDXX. Hazard umum
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan melebihi nilai
ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara sederhana sulit
melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu memberikan alat
pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan earmuff). Pada saat
melakukan walk through suvey, besarnya nilai kebisingan yang dihasilkan
tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan tidak tersedianya alat pengukur

kebisingan suara.
Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas
dan produktivitas. Di Rumah Makan Rasiah, penerangan dirasakan cukup oleh

pekerja..
Tidak ada faktor kimia yang didapatkan pada Rumah Makan Rasiah.
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor biologi
juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun, Rumah Makan
Rasiah belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga belum dapat
melakukan pencegahan yang spesifik pula. Pencegahan paling dini dan
sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas di Rumah Makan Rasiah adalah

cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.


Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang

4
5

nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau
gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah Makan Rasiah, petugas bagian
pelayanan sebagian besar pekerjaannya dilakukan dengan posisi berdiri

sehingga mudah menimbulkan keluhan nyeri otot.


Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu menciptakan
tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di Rumah Makan
Rasiah, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman, dan saling

menghormati.
MDXXI.
MDXXII. Alat Kerja
MDXXIII. Dari hasil pengamatan kami di Rumah Makan Rasiah tidak ditemukan
alat kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi petugas pelayanan
MDXXIV. Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)
MDXXV. Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal
yang penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja.Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara APD yang tersedia bagi petugas pelayanan berupa celemek dan sepatu,
dimana keduanya disediakan oleh pengelola beserta seragam kerja.
MDXXVI. Identifikasi ketersediaan P3K
MDXXVII.

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem

penanganan kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas


pelayanan kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat
pekerjaan. Di Rumah Makan Rasiah tersedia kotak P3K yang dapat digunakan
sebagai pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
MDXXVIII.
Identifikasi Peraturan K3
MDXXIX. Di Rumah Makan Rasiah tidak ada peraturan khusus dari pengelola
yang mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja
sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya

4
6

kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan
dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka.
MDXXX. Identifikasi Program K3
MDXXXI. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga
mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan mereka.
Di Rumah Makan Rasiah, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak dilakukan
bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan pengelola sejauh ini yaitu
penyediaan BPJS bagi semua karayawan.
MDXXXII.
MDXXXIII.

Aspek Keselamatan Kerja

Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya

perangkat yang dapat mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah


gedung seperti penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala. Di
Rumah Makan Rasiah tersedia antisipasi yang cukup baik untuk kebakaran,
dimana tersedia APAR, detector, alarm, hydrant, dan sprinkler.

4
7

MDXXXIV.
MDXXXV.
MDXXXVI.
Konstruksi Bangunan
MDXXXVII.
Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan
para pekerja. Di Rumah Makan Rasiah, konstruksi bangunannya sudah sesuai
dengan standar bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan
baik.
MDXXXVIII.

4
8

MDXXXIX.

MDXL.
C. KASIR
MDXLI. Hazard umum
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan melebihi nilai
ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara sederhana sulit
melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu memberikan alat
pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan earmuff). Pada saat
melakukan walk through suvey, besarnya nilai kebisingan yang dihasilkan
tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan tidak tersedianya alat pengukur

kebisingan suara.
Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas

4
9

dan produktivitas. Di Rumah Makan Rasiah, penerangan dirasakan cukup oleh

pekerja..
Faktor kimia yang didapatkan petugas kasir Rumah Makan Rasiah yaitu gas
berupa bahan bakar elpiji. Penanganan bahan gas dengan baik dan hati-hati

perlu dilakukan demi menghindari terjadinya kecelakaan kerja.


Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor biologi
juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun, Rumah Makan
Rasiah belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga belum dapat
melakukan pencegahan yang spesifik pula. Pencegahan paling dini dan
sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas di Rumah Makan Rasiah adalah

cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.


Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau
gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah Makan Rasiah, petugas bagian dapur
sehari-hari melakukan pekerjaan dengan gerakan berulang-ulang sehingga

mudah terjadi keluhan otot dan sendi.


Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu menciptakan
tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di Rumah Makan
Rasiah, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman, dan saling

menghormati.
MDXLII.
MDXLIII. Alat Kerja
MDXLIV. Dari hasil pengamatan di Rumah Makan Rasiah, alat kerja di bagian
dapur yang berpotensi membahayakan pekerja berupa alat tajam (pisau, gunting,
penggiling daging, dll.), kompor, dan oven. Petugas dapur perlu bekerja secara
hati-hati dengan benda-benda tersebut.
MDXLV. Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

5
0

MDXLVI. Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal


yang penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja. Hasil observasi dan wawancara
APD yang tersedia bagi petugas dapur berupa celemek dan sepatu, dimana
keduanya disediakan oleh pengelola beserta seragam kerja.
MDXLVII. Identifikasi ketersediaan P3K
MDXLVIII.

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem

penanganan kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas


pelayanan kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat
pekerjaan. Di Rumah Makan Rasiah tersedia kotak P3K yang dapat digunakan
sebagai pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
MDXLIX. Identifikasi Peraturan K3
MDL.
Di Rumah Makan Rasiah tidak ada peraturan khusus dari pengelola
yang mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja
sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya
kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan
dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka.
MDLI.

Identifikasi Program K3

MDLII. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk


melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga
mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Di Rumah Makan Rasiah, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak

5
1

dilakukan bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan pengelola sejauh


ini yaitu penyediaan BPJS bagi semua karayawan.
MDLIII. Aspek Keselamatan Kerja
MDLIV. Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat
yang dapat mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung
seperti penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala. Di
Rumah Makan Rasiah tersedia antisipasi yang cukup baik untuk kebakaran,
dimana tersedia APAR, detector, alarm, hydrant, dan sprinkler.
MDLV. Konstruksi Bangunan
MDLVI. Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para
pekerja. Di Rumah Makan Rasiah konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan
standar bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

MDLVII.
MDLVIII.
MDLIX.
MDLX.

5
2

D. RUANG MENCUCI
MDLXI.
Hazard umum
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat mencuci, persekitaran ruang kerja, dan atau alat-alat kerja yang pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan
melebihi nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara
sederhana sulit melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu
memberikan alat pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan earmuff).
Pada saat melakukan walk through suvey, besarnya nilai kebisingan yang
dihasilkan tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan tidak tersedianya

alat pengukur kebisingan suara.


Faktor kimia yang didapatkan pada petugas ruang mencuci rumah makan
Rasiah berupa desinfektan yang terkandung pada zat-zat pembersih piring
yang bukan saja melibatkan gangguan kontak bahkan gangguan penghirupan

zat kimia juga


Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor biologi
juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun, rumah makan
Rasiah belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga belum dapat
melakukan pencegahan yang spesifik. Pencegahan paling dini dan sederhana
yang dapat dilakukan oleh petugas di rumah makan ini adalah cuci tangan

setelah melakukan pekerjaan.


Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau
gangguan kesehatan lainnya. Di rumah makan Rasiah, petugas mencuci
sehari-hari melakukan pekerjaan dengan gerakan berulang-ulang serta selalu
berdiri lama sehingga mudah terjadi keluhan otot dan sendi.

5
3

Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu menciptakan


tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di rumah makan
Rasiah, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman, dan saling
menghormati.
MDLXII.
MDLXIII.
MDLXIV.

Alat Kerja

Dari hasil pengamatan di rumah makan Rasiah, alat kerja di

bagian ruang cuci tidak ada yang berpotensi membahayakan pekerja.


MDLXV.
MDLXVI.

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja

merupakan hal yang penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar
dengan faktor resiko yang dapat membahayakan kesehatan pekerja. Hasil
observasi dan wawancara APD yang tersedia bagi petugas mencuci berupa
celemek.
MDLXVII. Identifikasi ketersediaan P3K
MDLXVIII. Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem
penanganan kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke
fasilitas pelayanan kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai
dengan sifat pekerjaan. Di rumah makan Rasiah tersedia kotak P3K yang
dapat digunakan sebagai pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
MDLXIX.
Identifikasi Peraturan K3
MDLXX.
Di rumah makan Rasiah tidak ada peraturan khusus dari
pengelola yang mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja
bertanggung jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka
sendiri di tempat kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam
memastikan berfungsinya kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan

5
4

memahami berbagai bahaya kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktekpraktek yang relevan dengan pekerjaan mereka.
MDLXXI.
Identifikasi Program K3
MDLXXII. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja
sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya
kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya
kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan
pekerjaan mereka. Di rumah makan Rasiah, pemeriksaan kesehatan secara
berkala tidak dilakukan bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan
pengelola sejauh ini yaitu penyediaan BPJS bagi semua karayawan.
MDLXXIII. Aspek Keselamatan Kerja
MDLXXIV. Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya
perangkat yang dapat mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah
gedung seperti penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran
maupun penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara
berkala. Di rumah makan Rasiah tersedia antisipasi yang cukup baik untuk
kebakaran, dimana tersedia APAR.
MDLXXV. Konstruksi Bangunan
MDLXXVI. Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan
para pekerja. Di rumah makan Rasiah, konstruksi bangunannya sudah sesuai
dengan standar bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam
keadaan baik.

5
5

MDLXXVII.
E. DAPUR
MDLXXVIII. Hazard umum
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan melebihi nilai
ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara sederhana sulit
melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu memberikan alat
pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan earmuff). Pada saat
melakukan walk through suvey, besarnya nilai kebisingan yang dihasilkan
tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan tidak tersedianya alat pengukur

kebisingan suara.
Faktor kimia yang ada berupa asap dari masakan dan bau gas.
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor biologi
juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun, rumah makan
Rasiah belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga belum dapat
melakukan pencegahan yang spesifik pula. Pencegahan paling dini dan

5
6

sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas di rumah makan Rasiah adalah

cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.


Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau
gangguan kesehatan lainnya. Di rumah makan Rasiah, petugas bagian dapur
sehari-hari melakukan pekerjaan berdiri terus menerus sehingga mudah terjadi

keluhan otot dan sendi.


Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu menciptakan
tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di rumah makan
Rasiah, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman, dan saling
menghormati.
MDLXXIX.
MDLXXX. Alat Kerja

MDLXXXI.

Dari hasil pengamatan di rumah makan Rasiah, alat kerja di

bagian dapur yang berpotensi membahayakan seperti gas, dan peralatan tajam.
MDLXXXII.
MDLXXXIII.
MDLXXXIV.

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja

merupakan hal yang penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar
dengan faktor resiko yang dapat membahayakan kesehatan pekerja.

Hasil

observasi dan wawancara APD yang tersedia bagi petugas bagian kasir yang
disediakan oleh pengelola celemek beserta seragam kerja.
MDLXXXV.

5
7

Identifikasi ketersediaan P3K

MDLXXXVI.

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem

penanganan kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas


pelayanan kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat
pekerjaan. Di rumah makan Rasiah tersedia kotak P3K yang dapat digunakan
sebagai pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
MDLXXXVII.
Identifikasi Peraturan K3
MDLXXXVIII. Di rumah makan Rasiah tidak ada peraturan khusus dari
pengelola yang mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja
bertanggung jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di
tempat kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan
berfungsinya kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai
bahaya kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan
dengan pekerjaan mereka.
MDLXXXIX.
Identifikasi Program K3
MDXC. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga
mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan mereka.
Di rumah makan Rasiah, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak dilakukan
bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan pengelola sejauh ini yaitu
penyediaan BPJS bagi semua karayawan.
MDXCI.
MDXCII.
MDXCIII. Aspek Keselamatan Kerja
MDXCIV. Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat
yang dapat mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun penyelenggaraan
latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala. Di rumah makan
Rasiah tersedia antisipasi yang cukup baik untuk kebakaran, dimana tersedia
APAR.
MDXCV. Konstruksi Bangunan

5
8

MDXCVI. Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para


pekerja. Di rumah makan Rasiah, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan
standar bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

MDXCVII.
MDXCVIII.
MDXCIX.
F. GUDANG
MDC.
Hazard umum
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan melebihi nilai
ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara sederhana sulit
melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu memberikan alat
pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan earmuff). Pada saat
melakukan walk through suvey, besarnya nilai kebisingan yang dihasilkan
tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan tidak tersedianya alat pengukur

kebisingan suara.
Faktor kimia yang didapatkan pada petugas di gudang rumah makan Rasiah

berupa debu pada saat membersihkan gudang.


Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor biologi
juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun, rumah makan
Rasiah belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga belum dapat

5
9

melakukan pencegahan yang spesifik pula. Pencegahan paling dini dan


sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas di rumah makan Rasiah adalah

cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.


Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang berlebihan atau
gangguan kesehatan lainnya. Di rumah makan Rasiah, petugas gudang seharihari melakukan pekerjaan dengan gerakan berulang-ulang serta selalu
membungkuk untuk mengangkat barang sehingga mudah terjadi keluhan otot

dan sendi.
Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu menciptakan
tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di rumah makan
Rasiah, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman, dan saling
menghormati.
MDCI.
MDCII. Alat Kerja

MDCIII.

Dari hasil pengamatan di rumah makan Rasiah, alat kerja di bagian

gudang yang berpotensi membahayakan kecelakaan dari mengunakan tangga.


MDCIV.
MDCV.

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal

yang penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja. Hasil observasi dan wawancara
APD yang tersedia bagi petugas gudang berupa seragam kerja.
MDCVI.

6
0

Identifikasi ketersediaan P3K

MDCVII. Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem penanganan


kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat pekerjaan. Di
rumah makan Rasiah tersedia kotak P3K yang dapat digunakan sebagai
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.
MDCVIII. Identifikasi Peraturan K3
MDCIX. Di rumah makan Rasiah tidak ada peraturan khusus dari pengelola
yang mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja
sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya
kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan
dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka.
MDCX. Identifikasi Program K3
MDCXI. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk
melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga
mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan mereka.
Di rumah makan Rasiah, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak dilakukan
bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan pengelola sejauh ini yaitu
penyediaan BPJS bagi semua karayawan.
MDCXII. Aspek Keselamatan Kerja
MDCXIII. Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat
yang dapat mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun penyelenggaraan
latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala. Di rumah makan
Rasiah tersedia antisipasi yang cukup baik untuk kebakaran, dimana tersedia
APAR.
MDCXIV. Konstruksi Bangunan

6
1

MDCXV. Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para


pekerja. Di rumah makan Rasiah, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan
standar bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

6
2

MDCXVI.

MDCXVII.

6
3

MDCXVIII.
MDCXIX.
MDCXX.
MDCXXI.
MDCXXII.
MDCXXIII.
MDCXXIV.
MDCXXV.
MDCXXVI.
MDCXXVII.
MDCXXVIII.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

MDCXXIX.
A. Kesimpulan
MDCXXX.Berdasarkan walk through survey, maka didapatkan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1

Terdapatnya beberapa faktor hazard di rumah makan Rasiah yaitu:


- Faktor fisik berupa kebisingan yang sumbernya dari musik, blender,
-

dan kendaraan bermotor.


Faktor kimia berupa jenis larutan yang berasal dari bahan cuci
khususnya untuk petugas di bagian mencuci dan faktor kimia lain

seperti debu untuk petugas gudang dan security .


Faktor biologi yang berasal dari uang kertas pada bagian kasir, sisa

makanan pada bagian dapur kotor.


Faktor ergonomi yang berasal dari cara kerja petugas dalam posisi
berdiri pada bagian kasir, dapur, mencuci, security dan membungkuk
pada bagian gudang serta gerakan yang berulang-ulang pada bagian

dapur.
Alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan, yaitu pisau,
gunting (atau benda tajam lainnya) pada bagian pengolah bahan baku

makanan, gudang.
3 Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh karyawan di rumah makan
Rasiah berupa celemek kurang memenuhi standar karyawan..

6
4

Tidak ada pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan


(sebelum

bekerja,

berkala,

dan

berkala

khusus).

Para

pekerja

memeriksakan kesehatannya hanya saat sakit saja di rumah sakit terdekat,


namun belum tersedia pemeriksaan kesehatan dalam perusahaan.
MDCXXXI.
MDCXXXII.
B. Saran
1 Diharapkan agar pengelola memberikan pengarahan mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja pada semua petugas yang bekerja di rumah makan
2

Rasiah.
Diharapkan agar pengelola melengkapi perlindungan diri bagi petugas yang

belum memadai seperti masker, sarung tangan.


Diharapkan agar para karyawan di rumah makan Rasiah melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala

MDCXXXIII.
MDCXXXIV.
MDCXXXV.
MDCXXXVI.
MDCXXXVII.
MDCXXXVIII.
MDCXXXIX.
MDCXL.
MDCXLI.
MDCXLII.
MDCXLIII.
MDCXLIV.
MDCXLV.
MDCXLVI.
MDCXLVII.
MDCXLVIII.

6
5

MDCXLIX.
MDCL.
MDCLI.
MDCLII.
MDCLIII.
MDCLIV. DAFTAR PUSTAKA
MDCLV.
1. Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta:
UIPress
2. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat
3. Fatdriati JL. Meily K. Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pada Proses Pencucian Mobil Di Fjm Jakarta Tahun 2012. Sarjana Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat
4. Aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Available

from

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB
%20II_fero.pdf
5. Fine, William T. 1971. Matematical Evaluation For Controlling Hazard.
Journal Safety Research (Central Quensland University) 3 December 1971:
157-166
6. Leaflet dari Asosiasi Hiperkes & Keselamatan Kerja Indonesia, dalam
PROGRAM PELATIHAN & SERTIFIKASI HIGIENIS INDUSTRI MUDA
(HIMU). Jakarta. 2010.
MDCLVI.
MDCLVII.
MDCLVIII.

6
6

Anda mungkin juga menyukai