Anda di halaman 1dari 18

BAB 10.

SUKSESI DALAM
BISNIS
KELUARGA

Dra. Asni Harianti, M.Si.


MANAJEMEN ESTAFET
 Suksesi merupakan hal yang sangat krusial
dalam mempertahankan kelanggengan
perusahaan keluarga
 Paul Karofsky menemukan bahwa rata-rata
umur perusahaan keluarga hanya 24 tahun
 Suksesi sering diartikan sebagai peralihan
pimpinan puncak saja
 Suksesi kepemimpinan menjangkau
berbagai lapisan manajerial.
PENDIRI DAN REGENERASI

 Mayoritas pendiri perusahaan keluarga adalah


pemilik usaha sekaligus motor penggeraknya
 Pendiri menyamakan identitas bisnis
perusahaan dengan identitas pribadi
 Regenerasi membutuhkan waktu
 Adanya figur “perintis kemerdekaan” akan
membantu mempercepat regenerasi.
ISU-ISU MULTIGENERASI

• Tidak adanya keinginan generasi lama untuk


berbagi kekuasaan dengan generasi penerus.
• Generasi penerus perusahaan tidak bermotivasi
tinggi untuk meningkatkan perusahaan, tetapi
mereka menikmati hidup dan hanya bekerja
untuk menyenangkan big boss saja.
• Perlu disadari bahwa regenerasi ini
membutuhkan waktu dan harus direncanakan.
PENTINGNYA PERENCANAAN
SUKSESI
 Mengapa ini penting?
1. Karena kontinuitas penting sekali
disiapkan.
2. Jika generasi pertama pensiun atau telah
tiada, perusahaan diharapkan tetap
bagus dan berjalan lancar
3. Untuk menjaga harmoni keluarga.
PERENCANAAN SUKSESI
 Perencanaan suksesi merupakan sesuatu yang
pelik dan membuat pendiri enggan untuk
melakukannya.
 Keengganan pendiri, disebabkan karena:
 Kekhawatiran akan matinya perusahaan
 Ketakutan akan hilangnya identitas diri
 Perasaan cemburu atau rivalry terhadap penerusnya
 Pendiri merasa generasi muda tidak tertarik untuk
berpartisipasi di perusahaan
 Sulit menentukan anak mana yang berkompetensi
untuk meneruskan bisnisnya.
POLA SUKSESI MANAJEMEN
PUNCAK
 Planned Succesion
 Perencanaan suksesi yang terfokus pada calon
yang telah dipersiapkan untuk menduduki posisi
kunci.
 Informal Planned Succession
 Perencanaan suksesi yang lebih mengarah pada
pemberian pengalaman dengan cara
memberikan posisi di bawah “orang nomor satu”
dan secara langsung menerima perintah dan
petunjuk dari orang tersebut.
POLA SUKSESI MANAJEMEN
PUNCAK

 Unplanned Succesion
 Peralihan pimpinan puncak kepada
penerusnya berdasarkan keputusan pemilik
dengan mengutamakan pertimbangan-
pertimbangan pribadi.
MEMPERSIAPKAN PENERUS
PERUSAHAAN KELUARGA DI INDONESIA
 67,8% mempersiapkan penerus melalui
perencanaan suksesi
 32,2% tidak atau belum mempersiapkannya.
 Hasil survei juga menunjukkan, penerus perusahaan
keluarga diutamakan satu anak kandung (45%)
atau beberapa anak kandung (31%). Kriteria lain
adalah anggota keluarga yang kompeten (8%),
anggota keluarga pemegang saham (7%),
anggota keluarga lain (3%), non-anggota keluarga
profesional (2%), sesuai keputusan pemegang
saham (2%), dan yang lainnya (2%) belum
memikirkan bahkan merencanakan suksesi.
BAGAIMANA MEREKA MENYIAPKAN
SUKSESI?

• Sebanyak 40% responden menyekolahkan calon


penerus hingga ke jenjang S1 atau S2
• 34% mulai melibatkan calon penerus dalam aktivitas
perusahaan.
• 12% mengikutsertakan dalam job training di
perusahaan.
• Persiapan lainnya adalah dengan mengikutkan
mereka dalam internship (magang) di perusahaan
lain dan informal training (masing-masing 6%).
• Yang hanya berdasarkan dukungan senior (1%) dan
kharisma/kompetensi yang bersangkutan (1%).
REALITAS ATAU MITOS?
 Fenomena “shirtsleeves to shirtsleeves”
seringkali benar, dengan alasan:
1. Generasi penerus yang kurang persiapan
2. Fragmentasi keluarga menjadi lebih besar
3. Lingkungan emosional yang diciptakan
oleh generasi yang sedang memimpin.
ENAM LANGKAH DALAM PROSES
SUKSESI
1. Mengevaluasi struktur kepemilikan
2. Mengembangkan gambaran struktur yang
diharapkan setelah suksesi
3. Mengevaluasi keinginan keluarga dan
contingency plan (rencana cadangan)
4. Mengembangkan proses pemilihan, melatih,
dan mentoring masa depan
5. Menciptakan dewan direksi yang efektif
6. Memasukkan penerus pada saat terbaik.
The Four P’s
 Perusahaan yang sukses menyadari
adanya kontradiksi antara keluarga dan
bisnis
 Untuk mengurangi friksi dan kontradiksi
inilah, maka Ward menciptakan “4P”
sebagai berikut:
1. Policies before the need
2. Sense of purpose
3. Process
4. Parenting.
Key Successful Factors
Perencanaan Suksesi
1. Ambivalensi dalam Rencana Suksesi
Transisi suksesi → Siklus hidup Fam.

2. Pahami perspektif Stakeholder &


bekerjasama dengan mereka. Setiap
Stakeholder punya tujuan dan
ekspektasi berbeda.
3. Mempersiapkan Successor
4. Pahami Aturan dalam Perencanaan
Suksesi

 Mengumumkan mundurnya pemimpin


 Tetap konsentrasi pada kinerja bisnis inti
 Bisnis sampingan didanai pribadi
 Aktivitas2 selain bisnis inti jangan
pengaruhi efektivitas bisnis
 Prioritas terhadap bisnis inti
 Bisnis2 yg bukan bisnis inti dilebur
 Kejelasan & fleksibilitas Job Desc.
 Clarity of Decision Making Process
5. Menghargai perubahan
 Memperhatikan dan menerima
perubahan

6. Penanganan isu-isu umum FBE


 Suksesi
 Pertumbuhan bisnis dan likuiditas
keluarga
 Non-family members
 Kompensasi
 Mempekerjakan anggota keluarga
7. Keharusan Berkomitmen
 Keluarga yang memegang komitmen kuat
melanjutkan bisnis ke generasi berikutnya
adalah yang paling sukses.
 Kurangi friksi & kontradiksi: policies before
the need, sense of purpose, process,
parenting

8. Talent Management dalam Suksesi


 Identifikasi berdasarkan potensi:
kepribadian, minat, bakat, kemampuan.
 Identifikasi berdasarkan kompetensi.

Anda mungkin juga menyukai