MODUL PERKULIAHAN
W312100012
Perilaku
Organisasi
Ada 3(tiga) macam Komponen utama dari Sikap adalah sebagai berikut :
1. Komponen Kognotif (Cognotif Component) suatu komponen terhadap kesadaran
seseorang biasanya merupakan pernyataan evaluatif.
2. Komponen Afektif (Affective Component) yaitu komponen yang berkaitan dengan
perasaan. Perasaan adalah merupakan segmen emosional atau perasaan dari
sebuah sikap dan tercermin pada suatu pernyataan/statement.
3. Komponen Perilaku (Behavior Component) adalah dari sebuah sikap merujuk
pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertetnu terhadap seseorang
atau sesuatu.
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah sebagai suatu perasaan positif tentang
pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karateriktiknya.
Menurut Siegel dan Lane (1982) based on what Locke said ? ”the appraisal of one’s job
as attaining or allowing the attainment of one’s important job values, providing this values
are congruent with or help fulfill one’s basic needs” (tenaga kerja yang puas dengan
pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya)
Howell dan Dipboye (1986) adalah hasil keseluruhan dari derajat rasa suka dan tidak
suka tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya.
Sikap umum individu yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi pekerjaannya.
Pekerjaan
Pada dasarnya sifat pekerjaan itu sendiri adalah determinan dari kepuasan kerja.
Dalam hal ini beberapa dimensi utama yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja karyawan diantaranya:
Gaji, Penghasilan yang Dirasakan Adil adalah Upah merupakan karakteristik dari
pekerjaan yang paling memungkinkan menimbulkan ketidakpuasan kerja.
Penyeliaan :
Perilaku pengawas terdekat merupakan determinan lain dari kepuasan kerja. Akan tetapi
bagaimana tanggapan pekerja terhadap pengawasan yang didapatkan lebih tergantung
pada karakteristik dari pengawasnya itu sendiri. Satu-satunya perilaku pemimpin yang
dapat diramalkan berpengaruh terhadap kepuasan karyawan adalah kebijaksanaan.
Karyawan lebih puas dengan pemimpin yang bijaksana dibandingkan dengan pimpinan
yang berorientasi pada pekerjaan. Sedangkan Locke memberikan kerangka kerja teoritis
untuk memahami kepuasan tenaga kerja dengan penyeliaan dimana Locke menemu
kenali dua jenis hubungan atasan-bawahan yaitu hubungan fungsional yang
mencerminkan sejauhmana penyelia membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai
pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja serta hubungan keseluruhan yang didasarkan
pada ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang
serupa.
Rekan Sejawat yang Menunjang yaitu ada tenaga kerja yang dalam menjalankan
tugasnya memperoleh masukan (bahan dalam bentuk tertentu) dari orang lain dan
keluarannya (barang setengah jadi) menjadi masukan untuk tenaga kerja yang lain.
Keluarnya Tenaga Kerja (Turn Over) : Kepuasan kerja juga berkorelasi negative dengan
pengunduran diri atau keluarnya tenaga kerja. Karyawan dengan tingkat kepuasan kerja
yang rendah cenderung lebih memilih untuk keluar dari organisasi/perusahaan yang
bersangkutan.
Kesehatan adalah Hasil penelitian dari Kornhauser menyatakan bahwa untuk semua
tingkat jabatan, persepsi dari tenaga kerja bahwa pekerjaan mereka menuntut
penggunaan efektif dari kecakapan mereka berkaitan dengan skor kesehatan mental
yang tinggi. Kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik dan mental dan kepuasan
sendiri merupakan tanda dari kesehatan.
Agresi yaitu adanya Frustasi yang menyertai ketidakpuasan kerja dapat mengarah pada
perilaku agresif berupa sabotase, sengaja melakukan kesalahan, mogok kerja, dan lain
sebagainya.
Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi seorang individu adalah jumlah dari kepuasan
kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan
individu. Misalnya salah satu aspek dari pekerjaan adalah aspek peluang untuk maju lebih
penting dari aspek yang lain misalnya penghargaan, maka untuk tenaga kerja tersebut
kemajuan harus dibobot lebih tinggi dari pada penghargaan. Puas atau tidaknya seorang
individu tergantung bagaimana ia mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan
antara keinginannya dan hasil keluarannya. Contohnya karyawan yang workaholic tidak
akan senang jika mendapat libur tambahan sebaliknya karyawan yang suka menikmati
waktu luang setelah bekerja akan merasa senang jika mendapat libur tambahan.
2. Equity Theory
Menurut teori ini seseorang menilai adanya keadilan dengan membandingkan
hasil : rasio inputnya dengan hasil : rasio input orang lain. Komponen utama dari teori ini
adalah:
a. Input yaitu sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dapat mendukung pekerjaannya.
b. Hasil, yaitu sesuatu yg dinilai berharga oleh seorang pekerja yang diperoleh dari
pekerjaannya.
c. Orang bandingan
d. Keadilan dan ketidakadilan
Prinsipnya: Rasio input : hasil = rasio input : hasil orang bandingan ? adil
Cara menegakkan keadilan:
a. Meningkatkan atau mengurangi input pribadi
b. Membujuk orang bandingan untuk mengurangi atau meningkatkan input pribadi
c. Membujuk organisasi utk mengubah hasil perseorangan pekerja atau hasil orang
bandingan
d. Pengabaian psikologis terhadap input atau hasil pribadi
e. Pengesampingan psikologis terhadap input atau hasil orang bandingan
f. Memilih orang bandingan yang lain
g. Meninggalkan organisasi
b. Satisfier or motivation factor yaitu faktor yang menyebabkan timbulnya kepuasan kerja
diantaranya tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, capaian, dan pengakuan.
MENGEMBANGKAN KEPUASAN
PENCEGAHAN KETIDAKPUASAN
Hal yang perlu untuk mencegah timbulnya ketidakpuasan dari pada menunggu
ketidakpuasan itu muncul dengan pengelolaan upah yang baik, seleksi yang sistematik
dan program latihan, sosialisasi dan orientasi yang tepat.
Robbins, S.P., Judge, T.A. 2015. Organizational Behaviour, 16th Global Ed. Harlow: Pearson
Education Limited.
Pendukung:
James L.Gibson, John M Ivancevich. H. Donelly, Jr, 2000, Organizational Behavior, Structure and
Process, Burr Ridge, H. Irwin
Greenberg, J & Baron RA, 2004, Behaviour in Organizations : Understanding and Managing The
Human Side of Work, 9th edition, Upper Saddie River, NJ , Prentice Hall.
Griffin, R.W., Moorhead, G. 2013. Organizational Behaviour: Managing People and Organizations,
11th Ed. South-Western: Cengage Learning.
Wibowo. 2015. Perilaku dalam Organisasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Press.