PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA
Part One
Pengusaha Pekerja
Perjanjian Kerja
Imbalan dari pekerjaan yang dilakukan oleh pihak penerima kerja dapat
UPAH berbentuk uang atau bukan uang.
PEKERJAAN Prestasi yang harus dilakukan sendiri oleh pihak penerima kerja dan
tidak boleh dialihkan kepada pihak lain.
SYARAT SAH PERJANJIAN KERJA
Pekerjaan artinya sebagai objek dari perjanjian kerja maka harus ada
3. pekerjaan yang diperjanjikan
Dalam hal Perjanjian kerja melanggar butir A dan B maka perjanjian dapat dibatalkan
Dalam hal Perjanjian kerja melanggar butir C dan D maka perjanjian batal demi hukum
STATUS HUBUNGAN KERJA
BERDASARKAN PERJANJIAN KERJA
MACAM-MACAM SEBAB
BERAKHIRNYA
HUBUNGAN KERJA / PHK
BERAKHIRNYA
HUBUNGAN KERJA / PHK
PHK demi
hukum
PHK karena
PHK sepihak
pekerja
oleh
melakukan
pengusaha
PHK karena tindak pidana
putusan
pengadilan
(inisiatif
PHK karena pekerja)
putusan PHK karena
pengadilan perjanjian
(inisiatif bersama
pengusaha)
PHK KARENA PEKERJA
MELAKUKAN TINDAK PIDANA
Menipu
Mencuri
Melakukan penganiayaan,dll.
PHK SEPIHAK OLEH PENGUSAHA
• Karyawan ditahan, meskipun belum 6 (enam) bulan tetapi telah dinyatakan bersalah
berdasarkan putusan pengadilan pidana.
• Karyawan mangkir selama 5 (lima) hari berturut-turut dan telah dipanggil secara patut.
• Karyawan mangkir selama 7 (tujuh) hari akibat melakukan mogok kerja yang tidak sah
• Karyawan telah salah atau keliru menuduh Pengusaha melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan undang-undang, tidak membayar upah 3 bulan berturut-turut, tidak
melaksanakan kewajiban, memerintahkan pekerjaan di luar yang diperjanjiakan, memberikan
pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan dan kesehatan.
Nb: PHK karena Karyawan ditahan, lebih dari 6 (enam) bulan dan mengundurkan diri diberi hak mengajukan
gugatan ke PHI maximal 1 (satu) tahun sejak tanggal PHK.
PHK DEMI HUKUM
• Pensiun
• Karyawan meninggal
dunia
PHK KARENA PUTUSAN PENGADILAN
(INISIATIF PENGUSAHA)
Perusahaan Pailit
PHK KARENA PUTUSAN PENGADILAN
(INISIATIF KARYAWAN)
Perusahaan Pailit
Penahanan lebih dari 6 (enam) bulan 1 x pasal 156 ayat (3) & (4)
Mengundurkan diri
PENYELESAIAN PHK
PENYELESAIAN PHK
MEDIASI
ARBITRASI
Pengadilan
Mahkamah
Hubungan
Agung Industrial
Replik Penggugat
Pembuktian Penggugat
+ Tergugat
Penetapan Sita Jaminan tidak
Kesimpulan Penggugat +
dapat diajukan Perlawanan dan
Tergugat atau tidak dapat digunakan
upaya hukum (Pasal 96 UU PH)
Putusan M. Hakim
MAHKAMAH AGUNG(1)
1. Upaya Hukum Biasa / Kasasi
• Alasan Kasasi:
a. Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
b. Salah menerapkan hukum yang berlaku
c. Lalai memenuhi syarat yang diwajibkan oleh peraturan
• Yang dapat dimohonkan Kasasi adalah:
a. Perselisihan Hak
b. Perselisihan PHK
MAHKAMAH AGUNG(2)
1. Upaya Hukum Luar Biasa / PK
• Alasan PK, Apabila:
a. Putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan
yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti
yang kemudian oleh hakim dianggap palsu
b. Setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan
c. Telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang
dituntut
d. Mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangan
sebab-sebabnya
e. Antara pihak-pihak yang sama mengenai sesuatu soal yang sama atas dasar
yang sama oleh pengadilan yang sama atau sama tingkatannya telah
diberikan putusan yang bertentangan satu sama lain
f. Dalam suatu keputusan terdapat kekhilafan hakim atau kekeliruan yang nyata
MAHKAMAH AGUNG(3)
• Tenggang Waktu Pengajuan PK
a. 180 hari sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat
b. 180 hari sejak ditemukan surat-surat bukti, yang hari serta
tanggal ditemukannya harus dinyatakan dibawah sumpah dan
disahkan oleh pejabat yang berwenang
c. 180 hari sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap dan
telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara, untuk
alasan PK karena adanya Ultra petita, kekhilafan dan adanya
tuntutan yang belum dipertimbangkan sebab-sebabnya
d. 180 hari sejak putusan yang terakhir dan bertentangan itu
memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan
kepada pihak yang berperkara, untuk alasan adanya putusan
yang bertentangan untuk perkara yang sama
EKSEKUSI
Amar putusan :
1. Mengabulkan permohonan para Pemohon;
2. Frasa ”belum ditetapkan” dalam Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) adalah bertentangan
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak
dimaknai belum berkekuatan hukum tetap;
3. Frasa ”belum ditetapkan” dalam Pasal 155 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai belum berkekuatan hukum tetap;
41
SEMA No. 3/2015
Tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah
Agung Tahun 2015Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan
44