Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 1

“PENGHINAAN DI MEDIA
SOSIAL”
NAMA NIM
AKMAL FARID MA’RUF EAA 115 133
NIZAMI
ABI SAIMIMA EAA 115 128
AKBAR MUHZHAKI EAA 115 192
ANGELITA PATRICIA EAA 115 367
ARIE RAMADANI EAA 115 130
ARIP RAMADANI EAA 115 132
BOBY IRAWAN EAA 115 147
BUNA EAA 115 149
DESY EAA 115 148
DORES EAA 115 175
Media Sosial merupakan perkembangan
mutakhir dari teknologi-teknologi
terbaru berbasis internet, yang
memudahkan semua orang untuk dapat
berkomunikasi, berpartisipasi, saling
berbagi dan membentuk sebuah jaringan
secara online, sehingga dapat
menyebarluaskan konten mereka sendiri.

Media sosial mempunyai banyak bentuk,


diantaranya yang paling populer yaitu
microblogging (Twitter), facebook, dan
blog.
PENGHINAAN
Penghinaan adalah
menyerang kehormatan dan
nama baik seseorang, yang
mengakibatkan penderitaan
karena rasa malu atau
kerugian tertentu.
Pencemaran nama baik /
Penghinaan terbagi Secara
lisan & Secara tertulis.
MEDIA SOSIAL DI ERA SEKARANG
Medsos die era sekarang seakan menjadi
bagian tak terpisahkan dikarenakan :

Daya Kritis Masyarakat Meningkat : Jika dulu orang


takut bicara, kini orang berlomba-lomba untuk kritis.
Media muncul dimana‐mana dan berkat media sosial
setiap orang bisa menjadI juru bicara persoalan
masyarakat.
Masyarakat Ingin Semakin Terlibat : Jika dulu
masyarakat pasrah hidupnya diatur oleh negara, kini
masyarakat ingin terlibat dalam proses pengambilan
keputusan ditingkat desa sampai tingkat nasional.

“Seiring trennya Media Sosial banyak Medsos


digunakan untuk menjatuhkan citra seseorang,
entah untuk tujuan tertentu atau hanya sekedar
mencari sensasi.”
POTRET PENYEBARAN KASUS UU ITE
PENGHINAAN & PENCEMARAN NAMA BAIK DI MEDIA SOSIAL
BERDASARKAN
GEOGRAFIS Sumber :

Secara geografis kasus UU ITE terjadi merata dari Aceh sampai ke


Makassar.
Berdasarkan Gender

Sebanyak 77% dari 72 kasus yang terjadi menimpa pada laki-‐laki,


­
sedangkan Perempuan sebanyak 23%.

Sumber :
Berdasarkan Pasal UU ITE

Sebanyak 92% dilaporkan dengan pada pasal 27 ayat 3 UU ITE jo. Pasal 45 UU
ITE dan pasal 310-‐311
­ KUHP. Sisanya dilaporkan dengan pasal penistaan agama
(5%) dan pengancaman (1%).

Sumber :
Contoh kasus

Rusdianto dituduh melanggar


Pasal 45 ayat (3) juncto Pasal
27 ayat (3) Undang-undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) dan atau Pasal
310 dan atau Pasal 311 Kitab
Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP)
YUK, Mengenal Dasar Hukum
Pencemaran Nama Baik Di
Media Sosial
DASAR HUKUM
Udang - Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor
19 Tahun 2016.

Pasal 27 Pasal 45
ayat 3 UU ITE ayat 3 UU ITE
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa
tanpa hak mendistribusikan dan/atau
hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat
mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan
penghinaan dan/atau pencemaran nama baik
penghinaan dan/atau pencemaran nama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
baik.”
(3) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda
unsur-unsur sebagai berikut: paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus
1. Adanya kesengajaan;
lima puluh juta rupiah).”
2. Tanpa hak (tanpa izin);
3. Bertujuan untuk menyerang nama baik atau kehormatan;
4. Agar diketahui oleh umum.
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang Undang nomor 11 tahun 2008
Sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 19 Tahun 2016. UU ITE ada- lah UU yang mengatur
tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. UU ini
memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia
maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum
Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Asas UU ini adalah dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian,
iktikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi.
PENEGAKAN HUKUM DAN TEKNISNYA

PENGADUAN BLOKIR SITUS MELALUI EMAIL :


BERMUATAN NEGATIF aduankonten@mail.kominfo.go.id

SUBDIT PENYIDIKAN DAN PENINDAKAN,


DIT. KEAMANAN INFORMASI, KEMENTERIAN
KOMINFO
LAPORAN/ADUAN 082210101112

KEJAHATAN ITE
cybercrimes@mail.kominfo.go.id

atau
KEPOLISIAN TERDEKAT/ SUBDIT IT DAN
CYBER CRIME,
DIT. TINDAK PIDANA EKONOMI KHUSUS,
MABES POLRI
ETIKA
BERMEDSOS
Etika Bahasa

Pakailah bahasa yang tepat dan sopan serta santun dengan


siapapun kita berinteraksi dan kiranya kita perlu memahami
dengan siapa kita berinteraksi. Salah satu cara mengetahui
bahasa yang cocok untuk berinteraksi adalah dengan
membaca gaya bahasa saat yang bersangkutan berkirim
pesan/komentar atau saat menulis status atau merespon
status orang lain. Karena dengan membaca komentar kadang
masing-masing orang bermacam-macam persepsi, berbeda
apabila diucapkan dengan bertatapmuka.

Etika Menghargai
Privasi Orang Lain

Hargai rahasia/privasi orang lain dengan tidak


mengumbarnya di Media Sosial sekalipun hanya untuk
bercanda/bergurau yang dapat menyebabkan orang lain
merasa tersinggung privasinya.
Etika Posting
Posting dalam media sosial bisa dalam bentuk kalimat maupun dalam bentuk
gambar. Dalam memposting kalimat usahakan dari sumber yang valid, jika
memang masih meragukan kevalidannya cari sumber atau referensi yang valid
sehingga kita menyebarkan informasi yang valid. Jika memang mengambil
kutipan dari tulisan orang lain cantumkan sumbernya sehingga ketika ada
kesalahan dalam penulisannya kita tidak disalahkan.

Etika berkomentar
Dalam menyampaikan komentarpun juga harus
berhat-hati, tak perlu menggunakan tulisan yang
menyinggung atau membully orang lain. Jika
memang memiliki gagasan lain tak perlu saling
menjatuhkan. Jika memang menyangkal sesuatu
usahakan dengan data yang valid, jangan omong
doang  yang hanya menjadikan debat kusir dan
justru kelihatan bodohnya.
Jadi untuk itu marilah dalam kita berinteraksi didunia maya lewat
Sosial Media ini, hendaknya tetap dalam koridor yang ber-etika, sopan
dan santun serta arif dan bijak.Tentu kita semua, tidak menginginkan
berhubungan dengan hukum hanya gara-gara update status atau
memberi komentar. Kebebasan berbicara adalah Hak setiap Warga
Negara, tetapi harus dibarengi dengan tanggung jawab.

“Mari menjadi pengguna


media sosial yang santun
dan beretika sehingga akan
menimbulkan kesejukan
bagi orang lain. Jangan
sampai kita dirugukan oleh
media sosial karena ulah
kita sendiri.”
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai