Anda di halaman 1dari 2

GHUFRON EDI WIBOWO - 043104104

TUGAS 1 - Sistem Hukum Indonesia

Dalam UU No 10 Tahun 2004, Tap MPR tidak dicantumkan lagi sebagai salah satu sumber
hukum, namun dalam UU No. 12 Tahun 2011 Tap MPR ditentukan lagi sebagai salah satu
sumber hukum.

Pertanyaan:

1. Berikan pendapat anda mengapa dalam UU No. 10 Tahun 2004, Ketetapan MPR tidak
dicantumkan sebagai salah satu sumber hukum?

2. Apa konsekuensi hukum dengan dicantumkannya kembali Ketetapan MPR sebagai salah satu
sumber hukum dalam UU No. 12 Tahun 2011?

Jawaban:

1. Poin huruf a, bahwa tidak masuknya TAP MPR adalah sebagai konsekuensi amandemen UUD
1945 yang telah meniadakan wewenang MPR untuk menetapkan suatu TAP MPR sebagai
produk hukum yang bersifat mengatur (regelling). Ini menjadi wajar (tidak diakui TAP MPR), karna
sebelum UU 10/2004 dibentuk, telah dikeluarkan TAP MPR NOMOR I/MPR/2003 untuk meninjau
status hukum TAP MPR yang dikelompokkan menjadi beberapa bagian:

(1) ada 8 Tap yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi;

(2) ada 3 Tap yang tetap berlaku dengan ketentuan;

(3) ada 8 Tap yang tetap berlaku sampai dengan terbentuknya pemerintahan hasil Pemilu 2004;

(4) ada 11 Tap yang tetap berlaku sampai dengan terbentuknya undang-undang;

(5) ada 5 Tap yang masih berlaku sampai ditetapkannya Peraturan Tata Tertib MPR baru hasil
Pemilu 2004; dan

(6) ada 104 Tap yang tidak perlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baik karena bersifat
einmalig (final), telah dicabut, maupun telah selesai dilaksanakan.

2. Poin huruf b, UU 12/2011 memberlakukan kembali TAP MPR sebagai sumber hukum bertujuan
untuk menguatkan kedudukan TAP MPR yang masih berlaku (lihat kategori di atas) sebagai
sumber hukum. Dalam konstruksi peraturan perundang-undangan, setiap norma hukum yang
berada pada hierarki norma (tata urutan peraturan perundang-undangan), maka akan membawa
konsekuensi bahwa norma yang berada pada tingkatan lebih tinggi akan menjadi dasar untuk
GHUFRON EDI WIBOWO - 043104104

membentuk norma hukum di bawahnya. Maka sudah seharusnya, jika TAP MPR telah diakui
dalam tata urutan peraturan perundang-undangan maka akan membawa dua konsekuensi
hukum: satu, TAP MPR harus menjadi dasar pembentukan norma hukum di bawahnya. dua, TAP
MPR dapat menjadi batu uji (konsideran) pengujian peraturan perundang-undangan di
bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai