Anda di halaman 1dari 1

1.

Bahwa tidak masuknya TAP MPR adalah sebagai berikut konsekuensi amandemen UUD 1945
yang telah meniadakan wewenang MPR untuk meniadakan wewenang MPR untuk menetapkan
suatu TAP MPR sebagai produk hukum yang bersifat mengatur regelling
Ini menjadi wajar tidak diakui TAP MPR ,karena sebelum UU 10/2004 dibentuk ,telah
dikeluarkan TAP MPR NOMOR l/MPR/2003 untuk meninjau status hukum TAP MPR yang
dikelompokan menjadi beberapa bagian : 1. Ada 8 TAP yang dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku laagi : 2. Ada 3 TAP yang tetap berlaku dengan ketentuan : 3. Ada 8 Tap yang tetap
berlaku sampai dengan terbentuknya undang undang : 5ada 5 TAP yang masih berlaku sampai
ditetapkannya peraturan tata tertib MPR baru hasil pemilu 2004: dan 6 ada 104 TAP yang tidak
perlu dilakukan Tindakan hukum lebih lanjut baik karena bersifat einmalig final ,telah
dicabut ,maupun telah selesai dilaksanakan .

2. Poin huruf b,UU 12/2011


Memberlakukan kembali TAP MPR sebagai sumber hukum bertujuan untuk menguatkan
kedudukan TAP MPR yang masih berlaku dalam konstruksi peraturan perundang undagan
setiap norma hukum yang berada pada hierarki norma tata urutan peraturan perundang
undagan maka akan membawa konsekuensi bahwa norma yang berada pada tingkatan lebih
tinggi akan menjadi dasar untuk membentuk norma hukum di bawahnya maka sudah
seharusnya jika TAP MPR telah diakui dalam tata urutan perundang undagan maka akan
membawa dua konsekuensi hukum satu TAP MPR harus menjadi dasar pembentukan norma
hukum di bawahnya dua TAP MPR dapat menjadi batu uji konsideran pengujiaan peraturan
perundang undagan di bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai