Anda di halaman 1dari 3

HKUM4306-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4306/Metode Penelitian Hukum
Tugas :3

No. Soal
1. PENATAAN ULANG JENIS DAN HIRARKI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN INDONESIA

Perubahan ketatanegaraan sebagaimana diatur dalam perubahan UUD 1945 yang telah dilakukan
secara bertahap (lazim disebut) perubahan pertama 1999, perubahan kedua Tahun 2000, perubahan
ketiga Tahun 2001, dan perubahan keempat tahun 2002. mengakibatkan MPR bukan lagi lembaga
tertinggi negara dan bukan pemegang kedaulatan rakyat kecuali dalam hal tertentu yang sangat
terbatas. Dengan demikian maka MPR tidak lagi mempunyai kekuasaan untuk membentuk ketetapan
(ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat) yang berlaku sebagai norma umum. Dalam praktek masih
ada Ketetapan MPR normanya mengikat secara umum terutama setelah dinyatakan tetap berlaku
melalui Ketetapan MPR Nomor I /MPR / 2003 tentang Peninjauan kembali Materi dan Status hukum
Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, telah menetapkan
sejumlah Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI tetap berlaku dengan kualifikasinya masing-masing.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI tersebut adalah
ketentuan Perundang-Undangan yang secara normatif mengikat dalam kehidupan bernegara dalam
Negara Republik Indonesia Untuk tertib hukum maka sturuktur perundang-undangan sebagai mana
diatur pada Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan perlu
ditata ulang sampai kedudukan dan fungsinya jelas apakah sebagai sumber tertib hukum atau bukan,
Apakah dapat diuji materil oleh Lembaga Peradilan, Legislatif ataukah Eksekutif. Kejelasan kedudukan
dan fungsinya dalam tata urutan perundang-undangan Indonesia akan memperlancar terwujudnya
Supremasi hukum. Pemerintah perlu segera menentukan Kedudukan Ketetapan MPR Nomor
I/MPR/2003 dalam struktur Perundang-Undangan kearah terbentuknya sumber tertib hukum sebagai
instrumen terwujudnya supremasi hukum yang menjadi arah Pemerintahan pasca reformasi atau
dengan melalui permohonan Uji materil ketetapan MPR Nomor I/MPR/2003 tersebut ke Mahkahmah
Konstitusi Atau Mahkamah Konstitusi menentukan status Kedudukan Ketetapan MPR tersebut dalam
struktur Perundang- Undangan di Indonesia.

Jelaskan, isu hukum apa yang diangkat dari permasalahan diatas ?

1 dari 3
HKUM4306

2. PENATAAN ULANG JENIS DAN HIRARKI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN INDONESIA

Perubahan ketatanegaraan sebagaimana diatur dalam perubahan UUD 1945 yang telah dilakukan
secara bertahap (lazim disebut) perubahan pertama 1999, perubahan kedua Tahun 2000, perubahan
ketiga Tahun 2001, dan perubahan keempat tahun 2002. mengakibatkan MPR bukan lagi lembaga
tertinggi negara dan bukan pemegang kedaulatan rakyat kecuali dalam hal tertentu yang sangat
terbatas. Dengan demikian maka MPR tidak lagi mempunyai kekuasaan untuk membentuk ketetapan
(ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat) yang berlaku sebagai norma umum. Dalam praktek masih
ada Ketetapan MPR normanya mengikat secara umum terutama setelah dinyatakan tetap berlaku
melalui Ketetapan MPR Nomor I /MPR / 2003 tentang Peninjauan kembali Materi dan Status hukum
Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, telah menetapkan
sejumlah Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI tetap berlaku dengan kualifikasinya masing-masing.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI tersebut adalah
ketentuan Perundang-Undangan yang secara normatif mengikat dalam kehidupan bernegara dalam
Negara Republik Indonesia Untuk tertib hukum maka sturuktur perundang-undangan sebagai mana
diatur pada Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan perlu
ditata ulang sampai kedudukan dan fungsinya jelas apakah sebagai sumber tertib hukum atau bukan,
Apakah dapat diuji materil oleh Lembaga Peradilan, Legislatif ataukah Eksekutif. Kejelasan kedudukan
dan fungsinya dalam tata urutan perundang-undangan Indonesia akan memperlancar terwujudnya
Supremasi hukum. Pemerintah perlu segera menentukan Kedudukan Ketetapan MPR Nomor
I/MPR/2003 dalam struktur Perundang-Undangan kearah terbentuknya sumber tertib hukum sebagai
instrumen terwujudnya supremasi hukum yang menjadi arah Pemerintahan pasca reformasi atau
dengan melalui permohonan Uji materil ketetapan MPR Nomor I/MPR/2003 tersebut ke Mahkahmah
Konstitusi Atau Mahkamah Konstitusi menentukan status Kedudukan Ketetapan MPR tersebut dalam
struktur Perundang- Undangan di Indonesia.

Jelaskan 3 teori hukum yang dapat digunakan dalam membahas wacana di atas agar dapat
terselesaikan ?

3. PENATAAN ULANG JENIS DAN HIRARKI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN INDONESIA

Perubahan ketatanegaraan sebagaimana diatur dalam perubahan UUD 1945 yang telah dilakukan
secara bertahap (lazim disebut) perubahan pertama 1999, perubahan kedua Tahun 2000, perubahan
ketiga Tahun 2001, dan perubahan keempat tahun 2002. mengakibatkan MPR bukan lagi lembaga
tertinggi negara dan bukan pemegang kedaulatan rakyat kecuali dalam hal tertentu yang sangat
terbatas. Dengan demikian maka MPR tidak lagi mempunyai kekuasaan untuk membentuk ketetapan
(ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat) yang berlaku sebagai norma umum. Dalam praktek masih
ada Ketetapan MPR normanya mengikat secara umum terutama setelah dinyatakan tetap berlaku
melalui Ketetapan MPR Nomor I /MPR / 2003 tentang Peninjauan kembali Materi dan Status hukum
Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, telah menetapkan
sejumlah Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI tetap berlaku dengan kualifikasinya masing-masing.

2 dari 3
HKUM4306-3

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR RI tersebut adalah
ketentuan Perundang-Undangan yang secara normatif mengikat dalam kehidupan bernegara dalam
Negara Republik Indonesia Untuk tertib hukum maka sturuktur perundang-undangan sebagai mana
diatur pada Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan perlu
ditata ulang sampai kedudukan dan fungsinya jelas apakah sebagai sumber tertib hukum atau bukan,
Apakah dapat diuji materil oleh Lembaga Peradilan, Legislatif ataukah Eksekutif. Kejelasan kedudukan
dan fungsinya dalam tata urutan perundang-undangan Indonesia akan memperlancar terwujudnya
Supremasi hukum. Pemerintah perlu segera menentukan Kedudukan Ketetapan MPR Nomor
I/MPR/2003 dalam struktur Perundang-Undangan kearah terbentuknya sumber tertib hukum sebagai
instrumen terwujudnya supremasi hukum yang menjadi arah Pemerintahan pasca reformasi atau
dengan melalui permohonan Uji materil ketetapan MPR Nomor I/MPR/2003 tersebut ke Mahkahmah
Konstitusi Atau Mahkamah Konstitusi menentukan status Kedudukan Ketetapan MPR tersebut dalam
struktur Perundang- Undangan di Indonesia.

Buatlah Bahan Hukum apa saja yang dapat digunakan dalam penelitian tersebut ?

3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai