Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amrullah

Nim : 042425767

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4304/Hukum Perdata International
Tugas :2

N Soal
o
1. Contoh Kasus : Adrian dan Melly adalah dua orang warga negara Perancis yang menikah di
Jerman. Saat ini mereka menetap dan bekerja di Bali, Indonesia sudah sejak 2 tahun. Di Bali,
Adrian ternyata menyadari bahwa dirinya memiliki orientasi seksual berbeda, ia menyukai
sesama jenis. Adrian kemudian mengakui secara jujur pada Melly, istrinya bahwa ia ingin
berpisah dan menikah dengan Budi, seorang pria asal Indonesia. Kedua pasangan ini kemudian
mengajukan gugatan cerai ke pengadilan negeri Denpasar. Dalam penerapan HPI, Indonesia
menganut asas nasionalitas, Perancis menganut asas locus atau tempat dimana terjadinya
perbuatan hukum dalam hal ini pernikahan Adrian dan Melly.

Pertanyaan :terjemahkan/kualifikasikan fakta-fakta hukum HPI yang terdapat dalam kasus


perceraian Adrian dan Melly!

Jawab
Pandangan tersebut menurut Bayu Seto8 menguatkan pandangan bahwa:
a. HPI adalah bagian dari hukum nasional (“… national law written for …”)
b. Walaupun dalam perkembangannya kaidah-kaidah HPI dapat dijumpai di dalam sumber-
sumber hukum nasional maupun hukum internasional (“… both an international and a national
level …”),
c. HPI adalah bidang hukum yang masalah-masalah pokoknya selalu difokuskan pada persoalan-
persoalan yang bersifat melampaui batas-batas negara (“… its subject matter is always
international”)
Di dalam sistem hukum setiap negara –termasuk juga Indonesia– terdapat 2 (dua) kelompok
hukum, yaitu:
1. ketentuan yang digunakan untuk menyelesaikan persoalanpersoalan intern, dalam arti semua
unsur-unsurnya terdiri atas unsur-unsur intern, ketentuan ini yang dinamakan Hukum Materiil
Intern.
2. ketentuan yang mengatur dan menyelesaikan masalah-masalah yang mengandung unsur asing.
Ketentuan ini menetapkan hukum mana yang berlaku terhadap hubungan-hubungan hukum yang
tidak termasuk persoalan-persoalan intern. Inilah yang dinamakan Hukum Perdata Internasional
(HPI).
Jadi sebenarnya HPI itu adalah bagian Hukum Nasional. Apakah artinya? - HPI merupakan salah
satu sub bidang hukum dalam sebuah sistem hukum nasional yang bersama-sama dengan sub-sub
bidang hukum lain seperti hukum keperdataan, hukum dagang, hukum pidana, dan sebagainya,
membentuk suatu sistem hukum nasional yang utuh; - Suatu sistem hukum negara seharusnya
dilengkapi dengan suatu sistem HPI nasional yang bersumber pada sumber-sumber hukum
nasional, tetapi yang khusus dikembangkan untuk memberi kemampuan sistem hukum itu untuk
menyelesaikan perkara-perkara yang mengandung unsur asing.

2. Contoh Kasus : Adrian dan Melly adalah dua orang warga negara Perancis yang menikah di
Jerman. Saat ini mereka menetap dan bekerja di Bali, Indonesia sudah sejak 2 tahun. Di Bali,
Adrian ternyata menyadari bahwa dirinya memiliki orientasi seksual berbeda, ia menyukai
sesama jenis. Adrian kemudian mengakui secara jujur pada Melly, istrinya bahwa ia ingin
berpisah dan menikah dengan Budi, seorang pria asal Indonesia. Kedua pasangan ini kemudian
mengajukan gugatan cerai ke pengadilan negeri Denpasar. Dalam penerapan HPI, Indonesia
menganut asas nasionalitas, Perancis menganut asas locus atau tempat dimana terjadinya
perbuatan hukum dalam hal ini pernikahan Adrian dan Melly.

Pertanyaan : Hukum negara manakah yang digunakan dalam kasus perceraian Adrian dan Melly
berdasarkan Teori Renvoi? Uraikan jenis renvoi dan alur penunjukannya

Jawab
terutama berkembang di dalam tradisi civil law system (sistem hukum Eropa Kontinental) sebagai
pranata yang dapat digunakan untuk menghindarkan pemberlakukan kaidah atau sistem hukum
yang seharusnya berlaku (lex causae) yang sudah ditetapkan berdasarkan prosedur HPI yang
normal. Renvoi adalah penunjukan kembali kepada hukum yang semula menunjuknya sebagai
hukum yang harus diterapkan. Dengan melakukan kualifikasi diketahui ketentuan penunjuk yang
mana berlaku, dan lewat ketentuan penunjuk diketahui pula hukum mana yang diterapkan: apakah
hukum intern ataukah hukum asing. Ketentuan penunjuk yang telah menunjuk hukum asing, di
mana hukum asing juga terdiri dari ketentuan materiil-intern dan ketentuan HPI, sehingga timbul
pertanyaan: menunjuk pada ketentuan hukum materiil-intern asing ataukah termasuk ketentuan
HPI-nya? Kalau penunjukkan hukum asing itu, hanya ketentuan hukum materiil asing dinamakan
SACHNORMVERWEISUNG; Sedangkan kalau menunjuk pada keseluruhan ketentuan hukum
asing (yaitu ketentuan materiil intern dan HPI) dinamakan GESAMTNORMVERWEISUNG

Berdasarkan lex fori, yang diterapkan adalah Hukum Inggris (prinsip nasionalitas), namun
penunjukkan ini: apakah Sachnorm ataukah Gesamtnorm? Kalau Sachnorm, maka hanya
menunjuk hukum materiil intern, maka hukum Inggris yang diterapkan pada persoalan ini.
Sedangkan kalau Gesamtnorm, penunjukkan itu termasuk ketentuan HPI, maka kita lihat
ketentuan HPI Inggris. Ternyata ketentuan penunjuknya berprinsip domisili, bukan nasionalitas.
Jadi hukum Inggris yang kita tunjuk itu, kemudian menunjuk kembali kepada hukum Indonesia.
Permasalahannya adalah apabila kita konsekuen maka proses ini berulang kembali, sehingga
penunjukkannya tanpa ada akhirnya (circulus vituosis).

Dalam HPI Tradisional dikenal 2 (dua) jenis Single-Renvoi:


a. Remission (Penunjukan Kembali), yaitu proses renvoi oleh Kaidah HPI asing kembali ke arah
Lex Fori;
b. Transmission (Penunjukkan lebih lanjut), yaitu proses renvoi oleh Kaidah HPI asing ke arah
suatu sistem hukum asing lain.

3. Contoh Kasus : Adrian dan Melly adalah dua orang warga negara Perancis yang menikah di
Jerman. Saat ini mereka menetap dan bekerja di Bali, Indonesia sudah sejak 2 tahun. Di Bali,
Adrian ternyata menyadari bahwa dirinya memiliki orientasi seksual berbeda, ia menyukai
sesama jenis. Adrian kemudian mengakui secara jujur pada Melly, istrinya bahwa ia ingin
berpisah dan menikah dengan Budi, seorang pria asal Indonesia. Kedua pasangan ini kemudian
mengajukan gugatan cerai ke pengadilan negeri Denpasar. Dalam penerapan HPI, Indonesia
menganut asas nasionalitas, Perancis menganut asas locus atau tempat dimana terjadinya
perbuatan hukum dalam hal ini pernikahan Adrian dan Melly.

Pertanyaan : Apakah pernikahan Adrian dan Budi dapat dilaksanakan di Indonesia? Jelaskan
jawaban anda berdasarkan teori HPI yang ada!

Jawab
Tidak dapat di laksanakan karenadi dalam HPI ada yang di sebut ketertiban umum.
Ketertiban umum dikenal dengan berbagai istilah seperti orde public (prancis), public
policy (Anglo Saxon), begitu juga pengertian mengenai makna dan isinnya tidak sama diberbagi
negara. Prof. Sudargo Gautama mengibaratkan lembaga ketertiban umum ini sebagai “rem
darurat” yang kita ketemukan pada setiap kereta api. Pemakainya harus secara hati-hati dan seirit
mungkin karena apabila kita terlampau lekas menarik rem darurat ini, maka kereta HPI tidak
dapat berjalan dengan baik.
Lembaga ketertiban umum ini digunakan jika pemakaian dari hukum asing berarti suatu
pelanggaran yang sangat daripada sendi-sendi azasi hukum nasional hakim. Maka dalam hal-hal
pengecualian, hakim dapat menyampingkan hukum asing ini.[1]
Adanya lembaga ketertiban umum sesungguhnya tidak sesuai dengan pendirian internasionalistis
tentang hPI yang menganggap HPI bersifat supra nasional. Konsepsi ketertiban umm adalah
berlainan di masing-masing negara. Jika situasi dan konidisi berlainan, paham-paham ketertiban
umum juga berubah-ubah.
Public policy ini mempunyai hubungan erat dengan pertimbangan-pertibangan politis. Boleh
dikatakan bahwa policy making memegang peranan yang penting dalam pengertian ini.

Anda mungkin juga menyukai