Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Andi Idham Anwar

NIM : 04020190255
FINAL HUKUM PERDATA

1) Hukum perdata internasional adalah seperangkat kaidah – kaidah , azas – azas


dan aturan – aturan hukum nasional yang dibuat untuk mengatur peristiwa atau
hubungan hukum yang mengandung untuk – unsur trasnasional atau unsur –
unsur teritotial , sebagai komparasi jelaskan perbedaan dan persamaan
pengertian2 HPI menurut : Prof Graveson, Prof Van Brakel, Prof Sudargo
Gautama, Prof Sunaryati Hartoyo dan ?
- Jawaban :
 Pandangan prof Graveson : conflict of law atau hukum perdata internasional
adalah ; bidang hukum yang berkenaan dengan perkara 2 yang di dalamnya
mengandung fakta relevan yang menunjukkan perkaitan dengan suatu sistim
hukum lain, baik karena aspek teritorial maupun aspek sumbyek hukumnya,
dan karena itu menimbulkan pertanyaan tentang penerapan hukum sendiri
atau hukum lain( yaang biasanya asing )atau maslah pelaksanaan yurisdiksi
badan pengadilan sendiri atau badan pengadilan asing
 Prof . Van . Brakel , dalam bukunya “ Gorondslagen en Beginselen Van
Nederlands International Privaatrescht ;berpandangan ; hukum perdata
internasional adalah hukum nasional yang dibuat untuk hubungan hubungan
hukum internasional
 Prof . Sudargo Gautama , dalam bukunya Pengantar Hukum Perdata
Internasional Indonesia “ mendefinisikan HPI sebaga i : .keseluruhan
peraturan dan keputusan hukum manakah yang berlaku, atau apakah yang
merupakan hukum, jika hubungan2 atau peristiwa antara warga negara, pada
suatu waktu tertentu memperlihatkan suatu titik pertalian dengan stelsel2 dan
kaidah2 hukum dari dua atau lebih negara, yang berbeda dalam lingkungan
kuasa, tempat, pribadi dan soal 2
 Prof. Sunaryati Hartoyo berpandangan bahwa HPI adalah :mengatur setiap
peristiwa / hubungan hukum yang mengandur unsur asing , baik di bidang
hukum publik maupun di bidang hukum privat, karena inti dari HPI adalah ;
pergaulan hidupa masyarakat internasional, maka HPI sebenarnya dapat
disebut sebagai ‘ Hukum Pergaulan Internasional “Dengan pandangan
sunaryati hartono dapat ditarik kesimpulan ;pengertian moderent HPI dapat
dalam arti luas sebagai bidang hukum yang masalah masalahnya tidak
terbatas pada persoalan perdata saja, tetapi mencakup persoalan yang
timbul dari berbagai bidang misal hukum pidana, hukum administrasi negara )
 Hukum perdata internasional adalah seperangkat jkaidah – kaidah , aazas –
azas dan aturan – aturan hukum nasional yang dibuat untuk mengatur
peristiwa atau hubungan hukum yang mengandung untuk – unsur
trasnasional atau unsur – unsur teritotial
 Sebagai suatu definisi kerja , maka pengertian Hpi yang terakhir ini bisa
dijadikan rujukan dimana : HPI selalu mengandung unsur – unsur nasional
dan trasnasional dan masalah masalah pokok yang dihadapinya ( subject
matter) selalu bersifat trasnasional
 Persoalan –persoalan HPI pada dasarnya selalu :
 Muncul dalam perkara – perkara yang melibatkan lebih dari satu yurisdiksi
hukum dan hukum internt dari negara2 yang berdaulat yang berbeda
 HPI juga dapat dipahami sebagai proses dan aturan – aturan yang digunakan
oleh pangadilansebuah negara untuk menentukan hukum mana yang harus
diberlakukan pada perkara yang sedang di hadapi
 Terdapat berbagai metode (cara ) dan cara pendekatanyang digunakan untuk
menjawab persoalan walaupun banyak sistim hukum didunia yang masih
berpegang pada teori HPI trasnasional yang berkembang dari tradisi Eropa
kontinental

2) Jelaskan dengan singkat bagaimana sejarah Hukum Perdata Internasional


Indonesia ?
- Jawaban
 hukum perdata internasional ( HPI ) merupakan bagian dari hukum perselihan
dan HPI memiliki titik taut berupa adanya unsur asing di dalam peristiwa HPI
Hukum perdata indonesia tumbuh sejak masa pemerintahn Hindia Belanda ,
cikal bakal HPI dalam konteks negara jajahan adalah bentuk hukum antar
golongan. Sejarah HPI di indonesia memiliki sejarah yang unik, pada
dasarnya pemikiran HPI di Indonesia berkembang dari konsepsi hukum
perdata kuasi internasional , sebuah konsep yang diperkenalkan oleh Andre
De La Porte . Nederburgh , dalam bukunya wet en adat ,
menginterpretasikan kuasi HPI sebagai cabang dari hukum yang mengatur
hubungan hukum antar orang – orang yang memiliki “ kuasi
kewarganegaraan”, lebih lanjut menurut Logemann menyebutkan bahwa
kuasi kewarganegaraan dapat di tafsirkan sebagai domicillium originis atau
asal usul dari seseorang Ketika indonesia masih negara jajahan Belanda
(Hindia Belanda ), konsep ini diperkenalkan oleh pemerintah Hindia Belanda
melai sistim yang di kenal dengan “ hukum antar golongan “. Lahirnya hukum
antar golongan ini adalah karena adanya pasal 131 AB indonesia tang
membaagi penduduk di Hindia Belanda ke dalam 3 golonga Penduduk; yakni
Eropa atau yang di samakan Timur Asing, dan Bumiputra, masing2 golongan
penduduk tunduk pada sitim hukum yang berbeda . Setelah indonesia
merdeka pada tahun 1945 dan menjadi sebuah negara berdaulat, relevansi
dari hukum antar golongan sebenarnya menjadi berakhir dan di gantikan
oleh hukum PERDATA INTERNASIONAL yang melibatkan marga negara
dan warga negara Asing .
 Pemerintah menargetkan pembahasan Rancangan UU Hukum Perdata
Internasional (RUU HPI) rampung tahun 2022 dan pertama kali di susun tahu
1980 dengan ketuan Tim Penyusun waktu itu Prof Sudargo Gautama. Seiring
pesatnya pertumbuhan aktifitas ekonomi antara bangsa kebututan akan HPI
semakin mendeksak, dan sangat mendukung kebutuhan masyarakat terkait
perkembangan praktik hukum perdata dan komersial, usaha kreatif di pasar
modal pada media teknologi serta dapat meningkatkan angka investasi
asing , kepastian hukum dapat tercapai

3) Jelaskan peranan dan manfaat Hukum Perdata Internasional kaitanya hukum


positif Indonesia ?
- Jawaban
 Dengan adanya unsur2 pokok dalam HPI ini maka dapat mempermudah ;
mahasiswa, dosen; stakeholder agar lebih mudah mempelajari dan
memahami apa itu HPI, perbedaan atr HPI dengan Hukum internasional
(publik) baik dari subyek hukum , sumber hukum maupun permasalahan yan
diatur
 Manfaat dan peranan ilmu begitu besar bagi orang2 yang menekuni bidang
hukum ini dalam penerapan teori2 maupun kaidah2 dan asas hukum yang
terkait dengan peristiwa2 HPI untuk memecahkan masalah yang ada dalam
praktik di setiap negara

4) Jelaskan azas – azas dalam Hukum Perdata Internasional serta berikan


contohnya ?
- Jawaban
 BEBERAPA AZAS DALAM HPI YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG
PADA MASA INI , MENJADI AZAS PENTING DLM HPI
 Asas Lex Rei Sitae ( Lex Situs ) ; perkara perkara yang menyangkut benda
tidak bergerak (immovable ) tunduk pada hukum dari mana benda itu berada/
terletak
 Azas domicili ; yang menetapkan hak dan kewajiban perseorangan harus di
atur oleh hukum dari tempat seseorang berkediaman tetap
 Azas Lex Loci Contractus ; yang menetapkan thd perjanjian2 yang
melibatkan pihak2 warganegara yang berbeda berlaku hukum dari tempat
pembuatan perjanjian
 Prinsip /azas nasionalitas ; prinsip yang memberlakukan hukum nasional
seseorang yang berlaku dalam menentukan status personal seseorang
 Asas kebebasan berkontrak ; asas umum yang diberikan oleh UU dalam
membuat suatu kontrak yang terdpt pada pasal 1338 KUHPerdata
 Asas Lex Fori ; asas yang memberlakukan hukum sang hakim dalam suatu
peristiwa HPI
 Asas Lex Loci Solution ; asas yang menganut hukum tempat dilaksanakan
perjanjian
Contoh : Pengusaha Jepang dan Perancis mengadakan kontrak mengenai
pembangunan sebuah Cottage di Bali, apabila ada permasalahan antara
kedua belah pihak (Jepang X Perancis), maka hukum yang mengatur bagi
permasalahan tersebut adalah hukum Indonesia yang merupakan tempat
dimana kontrak tersebut dilaksanakan / diselesaikan.
 The Proper Law of The Contract ; hukum yangberlaku dalam suatu contrak
adalah hukum negara yang memiliki titik tau terbanyak
Contoh : Perjanjian import-export antara pengusaha Indonesia dan Jepang,
bertempat di Jakarta. Perjanjian dibuat dalam bhs Inggris. Impor barang
Jepang ke Indonesia dilaksanakan di Indonesia, Export barang-barang
Indonesia harus dilaksanakan di Tokyo. Jika pengusaha Jepang wanprestasi
atas mutu barang, maka pengusaha Indonesia dapat menggugat Pengusaha
Jepang di Pengadilan di Indonesia, karena ditemukan titik taut/pertalian: “
kewarganegaraan Tergugat = Jepang. “ lex loci solutionis = Indonesia. “ lex
rei sitae = Indonesia, karena brg telah tiba di Indonesia. “lex loci contractus =
Indonesia (Jakarta) “ bentuk/bahasa perjanjian = Inggris. “ lex fori =
Indonesia.
 The Most Characteristic Connection ; hukum yang berlaku dalam suatu
kontrak, adalah hukum pihak yang memiliki pribadi yang paling karakteritis
Contoh : Penjual X Pembeli, hukumnya penjual; Bank X Nasabah, hukumnya
Bank; Pengacara X Klien, hukumnya pengacara

5) Jelaskan Peraturan – Peraturan yang terkait dengan Hukum Perdata Indonesia ?


- Jawaban
 Mengatur hukum mengenai diri seseorang dan hukum kekeluargaan.
 Mengatur segala hal yang berhubungan dengan hukum kebendaan dan
hukum waris
 Mengatur hak dan kewajiban timbal balik antara orang perorangan, badan
hukum maupun pihak tertentu.
 Mengatur alat pembuktian dan akibat hukum yang ditimbulkan.
Ada beberapa contoh pasal dalam KUHPerdata, yakni sebagai berikut.
Pasal 570
 “Hak milik adalah kepemilikan untuk menikmati kegunaan suatu kebendaan
dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan
kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bertentangan dengan Undang-Undang,
ketertiban umum tanpa menggaggu hak orang lain.” 
Pasal 1320
 “Persetujuan diperlukan empat syarat : Sepakat mereka yang mengikatkan
diri; Kecakapan dalam membuat ikatan; Suatu hal tertentu dengan sebab
yang halal.”

6) Kasus HPI ; Perkawinan beda kewarganegaraan antara Indonesia ( istri ) dengan


Amerika (Suami ) , bagaimana Penyelesaian perceraian antara keduanya ,
pembagian harta gono gininya dan anak yang di lahirkan dari perkawinan yang
masih di bawah umur , jelaskan , Perkawinan di lakukan di indonesia ?
- Jawaban
 Perceraian dalam perkawinan campuran termasuk dalam bidang status
personal Hukum Perdata Internasional (selanjutnya disingkat dengan HPI).
Hal ini menjadi tidak ada masalah apabila suatu perceraian itu dilakukan oleh
suami-istri yang mempunyai kewarganegaraan yang sama, tetapi menjdi
kurang apabila suamiistri mempunyai kewarganegaraan yang berbeda.
Persoalan perceraian dalam bidang HPI dibagi dalam beberapaaspek yang
menarik perhatian, antara lain; Perceraian dari Warga Negara Indonesia,
perceraian dari orang-orang di Indonesia, persoalan Jurisdiksi dalam perkara-
perkara perceraian, pengakuan terhadap keputusankeputusan cerai dari luar
negeri(sudargo gautama,2005). Mengenai perceraian orang-orang asig yang
dilakukan di Indonesia ini menjadi sangat menarik karena menyangkut
kompetensi dan persoalan tentang hukum mana yang dipergunakan (choice
of law). Bagi orang-orang asing yang berada diwilayah Indonesia, Pengadilan
Negeri dapat memberikan keputusan-keputusan perceraian, bilamana kedua
mempelai bertempat tinggal di Indonesia. Hal ini menjadi tidak masalah.
 Yang menjadi persoalan adalah apabila hanya salah satu pihak saja yang
berada di Indonesia sedang pihak yang lain berada di luar negeri, maka
tuntutan perceraian diajukan di Pengadilan Negeri dan apabila para pihak
tidak mendalilkan kewarganegaraan mereka, maka Hakim mempergunakan
hukum Indonesia, tanpa menghiraukan segi-segi HPInya. Jika para pihak
mendalilkan kewarganegaraannya maka perlu diperhatikan “choice of law”.
Sesuai dengan asas kewarganegaraan, suatu keputusan cerai yang
diucapkan diluar negeri antara para pihak yang kedua-duanya adalah WNI
hanya dapat diakui Hakim Indonesia, jika keputusan bersangkutan
didasarkan atas alasan-alasan yang dikenal dalam Hukum Indonesia.
 Menurut UU Perkawinan tentang harta benda dalam perkawinan diatur dalam
tiga pasal saja yaitu pasal 35,36, dan 37 yaitu : harta bawaan, hadiah dan
warisan; harta bersama suami isteri; dan bila terjadi perceraian, harta diatur
menurut hukumnya masing-masing, ialah hukum agama, hukum adat dan
hukum lainnya. Secara umum di Indonesia berlaku dua sistem peraturan
tentang harta benda perkawinan yang satu sama lain berhadapan secara
diam artinya berseberangan satu sama lain yakni : Hukum Islam dan Kitab
Undang undang Hukum Perdata. Menurut Hukum Islam menganggap
kekayaan suami dan isteri masing-masing terpisah satu dengan lainnya,
artinya atas harta benda milik suami, si isteri tidak mempunyai hak, dan
terhadap barang-barang milik si isteri, si suami tidak mempunyai hak. Jadi
konsekwensi menurut Hukum Islam, status harta benda, status harta benda
seorang perempuan tidak berubah dengan adanya perkawinan. Sedangkan
menurut Kitab Undang undang Hukum Perdata menganggap bahwa apabila
suami dan isteri pada waktu akan melangsungkan perkawinan tidak
mengadakan perjanjian pisah harta diantara mereka maka akibat dari
perkawinan itu adalah percampuran kekayaan suami dan isteri menjadi satu
kekayaan milik berdua secara bersama-sama dan bagian masing-masing
dalam kekayaan bersama ini adalah separuh. Didalam Hukum Adat
menganut sistem tengah antara sistem Hukum Islam dan Kitab Undang
undang Hukum Perdata artinya ada kemungkinan dalam suatu perkawinan
sebagian dari kekayaan masing-masing suami dan isteri terpisah satu dari
yang lain, dan ada kemungkinan sebagian kekayaan itu tercampur menjadi
harta benda bersama suami isteri(R.Soetojo Prawirohamidjojo,1994).
 Anak-anak yang belum dewasa dan tidak dibawah kekuasaan orang tua
harus ditaruh dibawah perwalian menurut sistem BW Pasal 330 sampai
dengan pasal 418a Bab XV. Pasal 330 BW mengatakan bahwa “belum
dewasa” adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan
belum pernah kawin. Jika perkawinan mereka putus sebelum mereka
berumur 21 tahun maka yang telah kawin itu tidak kembali lagi menjadi belum
dewasa. Mereka yang belum dewasa dan tidak berada dibawah kekuasaaan
orang tua berada dibawah perwalian atas dasar dan dengan cara
sebagaimana diatur dalam bab tersebut. Didalam UU Perkawinan Nomor 1
tahun 1974 tentang perwalian diuraikan pada Bab XI (pasal 50-54). Wali
dapat ditunjuk oleh satu orang tua yang menjalankan kekuasaan orang tua
sebelum ia meninggal dengan surat wasiat atau dengan lisan dihadapan dua
orang saksi. Wali sedapat-dapatnya diambil dari keluarga anak tersebut atau
orang lain yang sudah dewasa, berpikiran sehat, adil, jujur dan berkelakuan
baik.

7) Apa yang dimkasud dengan Penyelundupan hukum dan HPI dan berikan
contohnya ?
- Jawaban
 Penyeludupan hukum (PH) : kaedah-kaedah hukum asing kadang-kadang
dikesampingkan dan menggunakan hukum nasional atau sebaliknya untuk
keuntungan / tujuan tertentu. Sifat penyeludupan Hukum: menggunakan HPI
untuk tujuan tertentu, supaya attas hubungan non hukum tertentu
diperlakukan hukum yang lain dari pada apa yang seharusnya akan
dipergunakan..
 Contoh penyeludupan hukum ;
*perkawinan untuk memperoleh kewarganegaraan; ( Wanita asing yang
menikah dengan pria Indonesia, berdasarkan Psal 7, 8 UU Kewarganegaraan
tahun 1958, memperoleh kewarganegaraan Indonesia); 
*perkawinan untuk menghindari pengusiran; ( Wanita-wanita asing yang
secara tergesa-gesa menikah dengan pria Belanda pada masa perang,
dengan maksud menghindarkan pengusiran oleh jawatan Imigrasi) 
*perkawinan untuk dapat bekerja; (wanita asing yang menikah dengan pria
WNI untuk dapat bekerja menghindarkan ijin kerja khusus WNA berdasarkan
Peraturan Menteri Perburuhan (UU No.3 tahun 1958)

 Sebagai suatu definisi kerja , maka pengertian Hpi yang terakhir ini bisa
dijadikan rujukan dimana : HPI selalu mengandung unsur – unsur nasional
dan trasnasional dan masalah masalah pokok yang dihadapinya ( subject
matter) selalu bersifat trasnasional.
* Kasus Sengketa Merek Prada S.A Dengan PT. Manggala Putra Angkasa
Dalam Hukum Perdata Internasional.

Merek atau logo merupakan tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-
huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang dan jasa. Merek dagang adalah merek yang digunakan
pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya.Permasalahan Hak Kekayaan Intelektual
khususnya bidang merek merupakan suatu permasalahan yang terus akan
berkembang mengikuti perkembangan dunia ilmu pengetahuan.

Hal tersebut dapat terlihat dari semakin maraknya kejahatan  salah  satunya
dalam sektor perdagangan yang terjadi saat ini.Khususnya dalam kasus
Prada S.A Italy sebagai pemilik merek Prada S.A menggugat PT. Manggala
Putra Perkasa.

Anda mungkin juga menyukai