Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN
1. Hukum Antar Tata Hukum
Hukum merupakan suatu ilmu yang terus mengalami perkembangan karena sifatnya
yang harus memenuhi kebutuhan interaksi hidup manusia pada setiap jaman. Di era sekarang
ini dimana kemajuan jaman dan perangkat teknologi membuat interaksi antar manusia telah
melampaui lintas batas formilnya sebagai bagian dari suatu entitas bangsa dan negara tertentu,
maka tatanan hukum dalam sebuah negara juga dituntut untuk menyesuaikan dengan kondisi
tersebut. (masukkan kutipan ttg hukum itu berkembang)
Pranata hukum yang berlaku di dunia ini memiliki karakteristiknya masing-masing pada
setiap negara meskipun masih dapat ditemui persamaan-persamaan atau kemiripan antara
yang satu dengan yang lain, meskipun telah mengalami banyak penyesuaian, namun awalnya
menggunakan patron atau doktrin yang sama. Kesamaan dan ketidaksamaan inilah yang dalam
praktiknya ketika para subyek hukum sebuah negara melakukan perbuatan yang memiliki
konsekwensi hukum yang melibatkan warga negara asing dapat menimbulkan apa yang disebut
sebagai konflik hukum/conflict of the law. Hal inilah yang mendasari lahirnya teori hukum antar
tata hukum (HATAH) yang berperan mencari solusi atas persoalan hukum tersebut. (masukkan
kutipan ttg hatah)
Konstruksi HATAH tersebut kita kenal sebagai HATAH Eksternal. Dalam artian bagaimana
hukum menjawab perbedaan pilihan hukum yang tersedia bagi warga negara yang berbeda
ketika mereka melakukan perbuatan hukum.
Interaksi manusia dan badan (sebagai subjek hukum) juga tidak melulu melibatkan orang
asing/warga negara lain. Di dalam negeri kita sendiri, interaksi antar sesama warga negara
Indonesia yang berbeda suku, agama, ras, dan golongan serta antar wilayah juga menimbulkan
persoalan hukum. Indonesia merupakan sebuah negara majemuk, multi etnis, multi budaya dan
bahasa, juga multi teritori yang dipersatukan oleh sebuah konsensus bersama untuk bernaung
di bawah sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, selain secara eksternal,
hukum antar tata hukum juga dibutuhkan untuk memahami dan melahirkan solusi terhadap
persoalan hukum domestik.
Konstruksi HATAH tersebut kita kenal sebagai HATAH Internal. Dalam artian bagaimana
hukum menjawab perbedaan hukum dan penerapan hukum pada elemen bangsa yang
berbeda-beda namun masih dalam satu area negara Indonesia.

2. Struktur Hukum Antar Tata Hukum

Dalam struktur HATAH, sebagaimana dikatakan oleh .... (WTPS) secara Internal dapat dibagi
menjadi beberapa kategori, yakni:

a. Hukum Antar Golongan


b. Hukum Antar Waktu
c. Hukum Antar Tempat
d. Hukum Antar Agama

Sedangkan secara eksternal, HATAH diposisikan sebagai Hukum Perdata Internasional (HPI),
dalam artian hukum perdata berbasis hukum nasional yang perbuatannya melibatkan
internasional/elemen asing, dalam hal ini orang dan badan dari negara lain. (masukkan kutipan)

Hukum antar tempat juga dapat dimasukkan ke dalam HATAH eksternal karena di setiap tempat
(negara) memiliki konstruksi hukumnya masing-masing. Dalam hal terjadi persoalan hukum
akibat interaksi dan perbuatan hukum yang melibatkan elemen asing, maka hukum negara lain
yang mengikat warganya (orang dan dan juga badan) tidak bisa diabaikan begitu saja.

3. Hukum Antar Tempat

Hukum antar tempat yaitu .......

Dalam makalah ini, penulis lebih memfokuskan pembahasan mengenai Hukum Antar Tempat,
lebih khusus lagi antar tempat dalam satu lingkup negara Indonesia.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanakah potret perbedaan penerapan hukum antar tempat di Indonesia?
2. Apa contoh persoalan hukum antar tempat di Indonesia ?
3. Bagaimana hukum menjawab persoalan perbedaan pilihan hukum tersebut?
4.
III. PEMBAHASAN

IV. KESIMPULAN
V. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai