Anda di halaman 1dari 3

1.

Coba saudara jelaskan pengertian dari perumusan Hukum Antar Tata Hukum EXTERN (HATAH
EXTERN) atau Hukum Perdata Internasional dan berikan contohnya terkait dengan Hukum Perdata
Internasional (HPI).

1.Coba saudara jelaskan pengertian dari perumusan Hukum Antar Tata Hukum EXTERN (HATAH
EXTERN) atau Hukum Perdata Internasional dan berikan contohnya terkait dengan Hukum Perdata
Internasional (HPI).

Jawab: HATAH Exstern (HPI) atau Hukum Perdata Internasiona : Adalah “Keseluruhan peraturan dan
keputusan-hukum yang menunjukkan stelsel-hukum manakah yang berlaku atau apakah yang
merupakan hukum, jika hubungan-hubungan dan peristiwa-peristiwa antara warga(-warga) negara
pada satu waktu tertentu memperlihatkan titik-titik pertalian dengan stelsel-stelsel dan kaidah-
kaidah hukum dari dua atau lebih negara, yang berbeda dalam lingkungan-lingkungan-kuasa-tempat,
(pribadi-) dan soal-soal.”

Contoh Kasus Hukum Perdata Internasional Kasus Mobil Nasional Timor dengan Jepang dan Uni
Eropa Pada Juli 1996, pemerintah resmi meluncurkan proyek mobil nasional bernama Timor melalui
kerja sama dengan Kia Motors, produsen mobil asa Korea Selatan. Karena berlabel mobil nasional,
bea masuk dan pajak barang mewah pada penjualan mobil ini dipangkas sehingga harganya
menjadi separuh harga rata-rata mobil saat itu. Kebijakan Indonesia ini diprotes negara
produsen mobil seperti Jepang dan Uni Eropa. Mereka menyeret Indonesia ke badan penyelesaian
sengketa WTO. Indonesia kalah dan WTO memutuskan agar Indonesia mencabut kebijakan
diskriminatif tersebut. Selanjutnya, nasib mobil nasional Timor bagai hilang ditelan bumi.

Tambahan Pemahaman HATAH materi 3 dari Hukum Internasional yang pernah dipelajari dan
dipahami di semester 3, merupakan Hukum Internasional yang bersifat publik / menyangkut
kepentingan masyarakat internasional, sedangkan yang bersifat privat / personal / individu yang
melintas batas negara dan atau beda kewarganegaraan dipelajari dan dipahami dalam HPI ( Hukum
Perdata Internasional) Untuk mahasiswa yang membuat makalah dengan lingkup HPI, bisa
mengambil kasus perkawinan antar negara / beda kewarganegaraan saja beserta persoalan hukum
yang mengikutinya seperti hak asuh anak, status kewarganegaraan anak, waris, dsb... Tetapi bisa
juga mengambil kasus tentang perdagangan antan warganegara, perseroan , dsb....., jadi HPI sangat
luas dan banyak persoalan HPI yang harus dicari solusi / titik temunya....

2. Coba saudara jelaskan pengertian dari Hukum Antar Golongan (HAG) makin berkurang
peranannya dalam Hukum Indonesia dan berkembang menjadi HPI setelah Indonesia merdeka.

Hukum Antar Golongan adalah keseluruhan peraturan- dan keputusan hukum yang menunjukkan
stelsel-hukum manakah yang berlaku atau apakah yang merupakan hukum, jika hubungan-hubungan
dan peristiwa-peristiwa antara warga (-warga) negara dalam satu negara, satu tempat dan satu
waktu tertentu, memperlihatkan titik-titik pertalian dengan stelsel-stelsel dan kaidah-kaidah hukum
yang berbeda dalam lingkungan-lingkungan kuasa-pribadi dan- soal-soal (naar personele en zakelijke
werking verschillende rechtsstelsels en rechtnormen).
Contoh, perkawinan antara perempuan Bumiputera dengan laki-laki Eropa. Atau misalnya seorang
dari golongan Timur Asing Tionghoa menyewa rumah milik seorang Bumiputera. Hukum Antar
Golongan ini menggambarkan berlakunya penggolongan penduduk di Indonesia berdasarkan pasal
131 jo 163 IS. Penggolongan penduduk ini seperti diketahui sejak 1966 sudah dihapus.

Terakhir HPI didefinisikan oleh Gautama sebagai”keseluruhan peraturan dan keputusan-keputusan


yang menunjukkan stelsel hukum manakah yang berlaku atau apakah yang merupakan hukum, jika
hubunganhubungan dan peristiwa-peristiwa antara warga (warga) negara pada satu waktu tertentu
memperlihatkan titik-titik pertalian dengan stelsel-stelsel dan kaidah-kaidah hukum dari dua atau
lebih negara, yang berbeda dalam lingkungan kuasa tempat, (pribadi) dan soal-soal.” Tekanan
terlihat pada adanya perbedaan dari dua atau lebih negara, yang menunjukkan adanya unsur asing.
Walaupun Sudargo Gautama telah menciptakan istilah HATAH, yang dianggap lebih baik, namun
ternyata buku-buku yang ditulisnya tetap memakai judul Hukum Perdata Internasional (HPI).
Alasannya ialah, karena alasan praktis, yakni istilah HPI sudah umum diterima.

Pemahaman terhadap pengertian HPI tidak akan menjadi lebih jelas jika tidak dikaitkan dengan
pembahasan pengertian Hukum Internasional (HI). Hal tersebut selain dikarenakan keduanya sama-
sama memahami istilah Internasional, keduanya juga seringkali dipertentangkan. Menurut Mochtar
Kusumaatmadja, HPI merupakan keseluruhan kaidah dan asas Hukum yang mengatur hubungan
perdata yang melintasi garis Negara. Dengan kata lain, HPI adalah Hukum yang mengatur hubungan
Hukum keperdataan antara pelaku Hukum yang masing-masing tunduk pada Hukum Perdata
Nasional yang berbeda-beda. Hukum Internasional Publik (HI) adalah keseluruhan kaidah dan asa
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintas batas Negara (Hubungan Internasional) yang
bukan bersifat perdata. Dengan demikian antara HPI dan HI terdapat persamaan, yakni masing-
masing mengatur hubungan atau persoalan yang melintas batas (Internasional). Perbedaannya
terletak pada sifat hubungan atau persoalan yang diaturnya. 2 . HPI di Indonesia tumbuh sejak masa
penjajahan belanda. Cikal bakal HPI dalam konteks Negara jajahan adalah Hukum antar golongan
(HAG). Lahirnya HAG karena adanya pasal 13/AB (Algemeine Bepalingen Van Woetgeving) Indonesia
yang membagi penduduk Hindia Belanda ke dalam tiga golongan penduduk yaitu Eropa atau
disamakan, Timur Asing dan Bumiputera. Masing-masing golongan penduduk itu tunduk pada sistem
Hukum yang berbeda.Golongan penduduk eropa atau yang disamakan tunduk pada Hukum adat
masing-masing dan pada tahun 1923 ditundukan pada Hukum Perdata Barat dengan beberapa
pengecualian dan golongan penduduk bumiputera tunduk pada Hukum adat masing-masing.
Hubungan antar golongan penduduk itu melahirkan peristiwa Hukum antar golongan sejak Indonesia
merdeka pengelompokan berdasarkan golongan penduduk ini menjadi tidak relevan, mengingat
Indonesia dan belanda sama-sama berkedudukan sebagai Negara merdeka dan berkedaulatan.Oleh
karena itu, hubungan antara orang-orang belanda dan Indonesia itu diatur dengan Hukum Perdata
Internasional.

3. Apa yang membedakan antara HATAH INTERN dengan HATAH EXTERN (HPI).

Perbedaan antara HATAH INTERN dengan HATAH EXTERN (HPI).


HATAH Intern Keseluruhan peraturan dan keputusan hukum yang menunjukan hukum manakah
yang berlaku dalam hubungan hukum antar warga Negara dalam suatu Negara, memperlihatkan titik
pertalian dengan hukum yang berbeda baik lingkungan kuasa waktu pribadi. Sedangkah HATAH
Ekstern Keseluruhan Peraturan dan keputusan hukum yang menunjukan hukum manakah yang
berlaku dalam hubungan hukum antar warga Negara pada satu waktu yang menujukan titik2
pertalian dari dua Negara atau lebih (Hukum Pedata internasional).

Tambahan Pemahaman HATAH materi 3 1 . Pemahaman terhadap pengertian HPI tidak akan
menjadi lebih jelas jika tidak dikaitkan dengan pembahasan pengertian Hukum Internasional (HI). Hal
tersebut selain dikarenakan keduanya sama-sama memahami istilah Internasional, keduanya juga
seringkali dipertentangkan. Menurut Mochtar Kusumaatmadja, HPI merupakan keseluruhan kaidah
dan asas Hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi garis Negara. Dengan kata lain,
HPI adalah Hukum yang mengatur hubungan Hukum keperdataan antara pelaku Hukum yang
masing-masing tunduk pada Hukum Perdata Nasional yang berbeda-beda. Hukum Internasional
Publik (HI) adalah keseluruhan kaidah dan asa yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintas batas Negara (Hubungan Internasional) yang bukan bersifat perdata. Dengan demikian
antara HPI dan HI terdapat persamaan, yakni masing-masing mengatur hubungan atau persoalan
yang melintas batas (Internasional). Perbedaannya terletak pada sifat hubungan atau persoalan yang
diaturnya. 2 . HPI di Indonesia tumbuh sejak masa penjajahan belanda. Cikal bakal HPI dalam
konteks Negara jajahan adalah Hukum antar golongan (HAG). Lahirnya HAG karena adanya pasal
13/AB (Algemeine Bepalingen Van Woetgeving) Indonesia yang membagi penduduk Hindia Belanda
ke dalam tiga golongan penduduk yaitu Eropa atau disamakan, Timur Asing dan Bumiputera. Masing-
masing golongan penduduk itu tunduk pada sistem Hukum yang berbeda.Golongan penduduk eropa
atau yang disamakan tunduk pada Hukum adat masing-masing dan pada tahun 1923 ditundukan
pada Hukum Perdata Barat dengan beberapa pengecualian dan golongan penduduk bumiputera
tunduk pada Hukum adat masing-masing. Hubungan antar golongan penduduk itu melahirkan
peristiwa Hukum antar golongan sejak Indonesia merdeka pengelompokan berdasarkan golongan
penduduk ini menjadi tidak relevan, mengingat Indonesia dan belanda sama-sama berkedudukan
sebagai Negara merdeka dan berkedaulatan.Oleh karena itu, hubungan antara orang-orang belanda
dan Indonesia itu diatur dengan Hukum Perdata Internasional. Indonesia tidak memiliki peraturan
yang secara komprehensif mengatur kaidah HPI. Hingga saat ini, peraturan utama yang pergunaka
untuk menjelaskan perkara HPI termuat dalam pasal 16 sampai 18 Algemene Bepalingen Van
Wetgeving Voor Indonesia. Ketiga pasal tersebut mengatur tentang Hukum yang dipergunakan
untuk menjelaskan masalah status dan kewenangan personal (Berdasarkan ajaran Lex Situs), dan
status Hukum dari suatu perbuatan Hukum/hubungan Hukum (Berdasarkan ajaran Lex Situs). Ketiga
pasal itulah yang hingga saat ini menjadi pasal dasar untuk menyelesaikan masalah-masalah HPI,
sedangkan kaidah HPIdari beberapa masalah transisional yang bersiat khusus.

Anda mungkin juga menyukai