NIM : 05010221028
KELAS : HES-2A
b) Pluralistis (sifat politik hukum) adalah keadaan suatu tempat yang mempunyai dua
atau hukum yang berlaku dalam kehidupan sosial masyarakat.
Adanya Pluralitas hukum ini dikarenakan Indonesia merupakan negara yang plural,
yaitu yang terdapat berbagai macam agama dan adat yang masing masing memiliki
hukum tersendiri.
Contoh : hukum adat dan hukum islam sampai saat ini masih sama-sama berlaku di
indonesia.
2. Apa yang menjadi asas dan dasar hukum berlakunya tata hukum pemerintahan Hindia
Belanda di Indonesia. Jelaskan dan berikan contohnya.
Yang menjadi asas dan dasar hukum berlakunya tata hukum pemerintahan Hindia
Belanda di Indonesia yaitu asas Konkordasi yang tercantum dalam pasal 131 Indische
Staatsregeling atau disingkat IS. Asas tersebut menentukan jika setiap orang eropa
yang berada di wilayah Hindia Belanda menganut hukum perdata yang sudah berlaku
di Belanda. Pasal 131 IS ini juga menjadi dasar hukum berlakunya BW dan WvK di
Hindia Belanda.
Dedi mengatakan, pada tanggal 1 Oktober 1838 dibentuk perundang-undangan
baru, sehingga tahun 1839 di negara Belanda diangkatlah panitia yang diketuai Mr.
Scholten van Oud Haarlem untuk menyesuaikan kodifikasi (pembukuan hukum dalam
suatu himpunan undang-undang dalam materi yang sama). Panitia itu merencanakan:
a. Reglement op de Rechterlijke Organisatie = Peraturan Organisasi Peradilan.
b. Algemene Bepalingen voor de Wetgeving = Ketentuan umum tentang perundang-
undangan.
c. Burgerlijke Wetboek = Kitab UU Hukum Perdata
d. Wetboek van Koophandel = Kitab UU Hukum Dagang
e. Dan beberapa ketentuan mengenai kejahatan-kejahatan yang dilakukan lantaran
“faillissement” dan dalam keadaan nyata tidak mampu (staat van kennelijk
onvermogen), seperti juga pada “surseance” pembayaran.
Setelah panitia itu dibubarkan, di Hindia Belanda Mr.H.L.Wichers,
Presiden Hooggerechtshof mendapat perintah membantu Gubernur Jenderal agar
memperlakukan kitab-kitab hukum baru itu dan merencanakan pasal-pasal yang
belum ada.
Rencana Mr. Wichers itu dikuatkan oleh Gubernur Jenderal:
a. Reglement op de Strafvordering bagi raad van Justitie di
Jawa dan Hooggerechtshof Hindia Belanda.
b. Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering untuk pengadilan tersebut.
c. Reglement op de uitoefening van de Politie, de Burgerlijke Rechtspleging en de
Strafvordering bagi yang disebut pengadilan-pengadilan Bumiputera (Indlands
Reglement).
d. Ketentuan istimewa untuk menjamin agar perundang-undangan yang baru
berlaku di luar Jawa dan Madura.
e. Ketentuan-ketentuan tentang mulai berlakunya dan peralihan kepada perundang-
undangan baru.
Semua peraturan tersebut berdasarkan pengumuman Gubernur Jenderal
tanggal 3 Desember 1847 Staatsblad No. 57 berlaku pada tanggal 1 Mei 1848 yang
hanya berlaku untuk Jawa dan Madura, sedangkan keadaan yang waktu itu terdapat di
daerah-daerah luar Jawa dan Madura tetap dilangsungkan.
Menurut Evaluasi Peraturan Perundang-undangan Peninggalan Kolonial
Belanda, secara garis besar sistem hukum yang berlaku bagi masing-masing golongan
adalah sebagai berikut.
a. Hukum yang berlaku bagi golongan Eropa:
1) Burgerlijke Wetboek dan Wetboek van Koophandel yang berlaku di negeri
Belanda (sesuai asas konkordansi)
2) Reglement op de Burgerlijk Rechtsvordering dan Reglement op de
Strafvordering
b. Hukum yang berlaku bagi golongan pribumi ialah hukum adat dengan bentuk
tidak tertulis. Berlakunya hukum adat tidak mutlak, dan jika diperlukan, dapat
diatur dalam peraturan khusus (ordonansi).
c. Hukum yang berlaku bagi golongan Timur Asing:
1) Hukum perdata dan Hukum pidana adat mereka.
2) Hukum perdata golongan Eropa hanya bagi golongan Timur Asing Cina untuk
wilayah Hindia Belanda.
4. Apa perbedaan antara hukum materiel dan hukum formiel? Jelasakan dan berikan
contohnya
a) Hukum materiel adalah jenis hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berlaku secara umum tentang hal-hal peritah atau larangan serta hal
yang diperbolehkan untuk dilakukan.
Contoh : hukum pidana, hukum dagang, hukum perdata.
b) Hukum formiel adalah jenis hukum yang mengatur tentang cara mempertahankan
dan melaksanakan hukum materiel.
Contoh : Hukum Acara Pidana (KUHP), Hukum Acara Perdata dan lain-lain.
5. Apa yang saudara ketahui mengenai inti permasalahan Hukum Tata Negara? Jelaskan
secara lengkap
Hukum tata negara membahas tentang kedudukan Presiden dan Wakil Presiden.
Menurut UUD 1945 mengenai pembahasan tentang pengisian jabatan Presiden dan
Wakil Presiden serta kedudukan dan pertanggung jawaban Wakil Presiden,
Kekuasaan Kehakiman mengenai Hakim Peradilan Agama dalam Sistem Peradilan
Indonesia, Fungsi Peraturan Perundang-undangan, dasar-dasar konstitusional
peraturan perundang-undangan dan fungsi serta materinya. Inti permasalahan dari
Hukum Tata Negara yaitu sebagai berikut:
Status atau kedudukan yang menjadi subyek dalam Hukum Negara ialah siapa
penguasa atau pejabat negara dan apa lembaga-lembaga negara, serta siapa warga
negara dan siapa bukan warga Negara.
Role atau peranan yang meliputi kewajiban dan hak, serta peranan wantah yang di
luar tetapi tidak bertentangan dengan hukum.
7. Sebutkan yang menjadi peranan DPR, MA dan MK dalam Hukum Tata Negara!
DPR mempunyai tugas menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat.
Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk, menyatakan perang ataupun
membuat perdamaian dengan Negara lain, serta mengangkat dan memberhentikan
anggota Komisi Yudisial.
Mahkamah Agung bertugas membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui
putusan kasasi dan peninjauan kembali untuk menjaga agar semua hukum dan
undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
MK mempunyai fungsi dan peran utama dalam menjaga konstitusi untuk
menegakkan prinsip konstitusionalitas hukum.
10. Apa yang saudara ketahui mengenai prihal hubungan penguasa dengan warganegara
dalam Hukum Administrasi Negara? Jelaskan dan berikan contohnya.
Prihal hubungan penguasa dengan warganegara dalam Hukum Administrasi yaitu
keseluruhan peraturan yang mengatur aparatur pemerintahan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dari penguasa. Dan badan-badan tersebut juga wajib mendapat
persetujuan warga negara. Dalam hal tersebut telah dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Prinsip Aktif : Membina masyarakat.
2) Prinsip Pasif : Menunggu yang diurus oleh negara.