NPM : 211003742018471
Mata Kuliah : Pengantar Hukum
Indonesia
Kelas : I1
1. Jelaskan apa yang dimaksud Tata Hukum dan Tata Hukum Indonesia serta
kapan Tata Hukum Indonesia ada dan apa tujuannya?
Tata hukum berasal dari kata dalam bahasa Belanda “recht orde”, ialah
susunan hukum yang artinya memberikan tempat yang sebenarnya kepada hukum.
Yang dimaksud dengan “memberikan tempat yang sebenarnya”, yaitu menyusun
dengan baik dan tertib aturan-aturan hukum dalam pergaulan hidup supaya
ketentuan yang berlaku dengan mudah dapat diketahui dan digunakan untuk
menyelesaikan setiap peristiwa hukum yang terjadi.
Tata atau susunan itu pelaksanaannya berlangsung selama ada pergaulan
hidup manusia yang berkembang. Karenanya, dalam tata hukum ada aturan hukum
yang berlaku pada saat tertentu di tempat tertentu yang disebut juga hukum positif
atau ius constitutum. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa tata hukum
Indonesia merupakan hukum positif di mana terdapat aturan-aturan hukum tertentu
yang pernah berlaku dan sudah diganti dengan aturan hukum baru yang sejenis dan
berlaku sebagai hukum positif baru.
Seseorang yang mempelajari tata hokum Negara tertentu berarti mempelajari
keseluruhan peraturan yang berlaku di Negara itu. Demikian pula seseorang yang
mempelajari hukum positif Indonesia. Tujuannya adalah bawa orang tersebut ingin
mengetahui seluruh peraturan yang mengatur tata kehidupan Negara dan
masyarakat Indonesia.
Lebih jauh orang tersebut ingin mengetahui dasar rangka hukum positif di
Indonesia, tentang perbuatan-perbuatan mana yang melanggar hukum dan mana
yang menuruti hukum, serta ingin mengetahui kedudukan, hak, dan kewajibannya
dalam masyarakat. Seseorang yang mempelajari tata hukum Indonesia berarti
mempelajari hukum positif Indonesia. Dengan demikian, hukum positif Indonesia
menjadi objek ilmu pengetahuan.
2. Sebutkan makna yang terdapat pada pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, Dan
sebutkan fungsi dari pasal II Aturan Paralihan UUD 1945 tersebut, serta Apakah
Tata Hukum Indonesia merupakan kelanjutan dari Tata Hukum Hindia Belanda.
Jelaskan secara singkat!
UUDS 1950 pasal 102 berbunyi “ Hukum perdata, hukum dagang, hukum
pidana, hukum pidana sipil, hukum pidana militer, hukum acara perdata, hukum
acara pidana, susunan dan kekuasaan pengadilan diatur dengan undang-undang
dalam kitab-kitab hukum “
Yang dikehendaki oleh penguasa pada saat itu adalah politik hukum yang
dibuat dalam bentuk kitab-kitab hukum, kecuali dianggap perlu dalam undang-
undang tersendiri.
Peristiwa yang terjadi pada saat itu adalah gagalnya konstituante untuk
menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Pada saat hari dimana
pemungutan suara, hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak
menyetujui. Namun hal tersebut mengalami kuorum sehingga hasil pemungutan
suara harus diulang. Untuk meredam kemacetan pada 3 juni 1959, konstituante
mengadakan reses yang kemudian ternyata untuk selamanya. Untuk mencegah hal
yang tidak diinginkan, Kepala Staf Angkatan Darat mengirimkan surat kepada
presiden agar memberlakukan Kembali UUD 1945 dan membubarkan konstituante.
Setelah itu, presiden mengeluarkan dekret presiden, sehingga UUDS 1950
ditiadakan.
Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu
negara yang mengadakan dasar-dasar dan mengatur ketentuan tentang perbuatan
yang tidak boleh dilakukan, dilarang yang disertai ancaman pidana bagi barang siapa
yang melakukan. Kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan itu dapat dikenakan sanksi pidana dan dengan cara bagaimana pengenaan
pidana itu dapat dilaksanakan.
Perbedaan :
Kejahatan : Perbuatan yang bertentangan dengan undang-undang,
bertentangan juga dengan nilai moral, nilai agama, dan rasa keadilan masyarakat.
Sifatnya harus dibuktikan dan bila terbukti dipidana dengan efek jera, Contohnya
seperti membunuh, memperkosa, mencuri, dll.
Pelanggaran : Perbuatan yang hanya dilarang oleh undang-undang namun
tidak memberikan efek yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap orang lain
(perbuatan diri sendiri yang melanggar aturan yang berlaku). Sifatnya tidak harus
dibuktikan, contoh tidak pakai helm, tidak bawa sim, tidak berhenti saat lampu merah.
6. Sebelum tanggal 1 Januari 1918, KUH Pidana yang berlaku di Hindia Belanda
bersifat dualisme. Sebutkan hukum pidana yang berlaku sebelum tanggal 1
Januari 1918 dan sebutkan perbedaan dari kedua KUH Pidana itu. Serta
sebutkan darimanakah ke dua KUH Pidana itu berasal!
Sebelum KUH Pidana 1 Januari 1918 berlaku dualisme hukum pidana yaitu :
A. KUH Pidana Golongan Bumi Putra (KUH Pidana 1 Januari 1873)
B. KUH Pidana untuk golongan Eropa (KUH Pidana 1 Januari 1867)
Perbedaan antara KUH Pidana untuk orang Eropa dan golongan Bumi Putra
sebagai contoh adalah : Orang Bumi Putra disamping menjalani hukuman juga
diharuskan menjalani kerja paksa tanpa dibayar. Orang Eropa hanya menjalani
hukuman saja tanpa kerja paksa Orang Bumi Putra apabila melakukan pengemisan
dan atau mandi tanpa busana dimuka umum tidak dipidana. Orang Eropa apabila
melakukan pengemisan dan atau mandi tanpa busa dimuka umum dipidana.
Undang-undang KUH Pidana tersebut berasal dari warisan negara Belanda.
7. Delik adat Lokika Sanggraha, adalah delik adat yang tejadi di Bali, dimana
pelanggaran adat tersebut tidak diatur dalam KUH Pidana Apakah pelaku
pelanggaran ini dapat di Pidana? Jelaskan aturan mana yang dapat digunakan
untuk menjeratnya!
Delik lokika sanggraha merupakan salah satu hukum adat yang masih ada
dalam pergaulan masyarakat di Indonesia. Delik adat ini dijadikan sebagai dasar
untuk membuat putusan oleh hakim dalam perkara pidana. Sedangkan sistem pidana
Indonesia terbentur asas “Nullum Delictum Nulla Poena Sine Pravia Legi Poenali”.
Dalam hal pemutusan perkara pidana khusus delik lokika sanggraha, kewajiban
hakim untuk mengikuti gerak dinamika hukum, tidak saja dalam pengertian hukum
tertulis, tetapi mencakup dalam artian tidak tertulis yang ada dalam masyarakat. Hal
ini diatur dalam Pasal 1 KUHP.
Untuk delik adat lokika sanggraha, peraturan perundang-undangan yang ada di
Indonesia khususnya dalam KUHP di setiap pasal-pasalnya belum ada yang
mengatur. Dalam Pasal 284 KUHP, seseorang yang melakukan hubungan kelamin
atau persetubuhan di luar perkawinan atas dasar suka sama suka pada prinsipnya
tidak dipidana, kecuali terbukti ada perzinahan (salah satu pihak sudah kawin).
Dipidana menurut Pasal 285 KUHP, hanya apabila persetubuhan di luar kawin itu
dilakukan secara paksa (perkosaan), dalam Pasal 286 KUHP seseorang yang
bersetubuh dengan seorang perempuan di luar perkawinan, padahal diketahui
perempuan tersebut dalam keadaan tidak berdaya atau pingsan.
Sedangkan dalam Pasal 287 KUHP seseorang dapat dipidana apabila
bersetubuh dengan seorang perempuan di luar perkawinan, padahal diketahui
umurnya belum lima belas tahun atau umurnya tidak jelas, belum waktunya untuk
dikawini.
Berikut siapa sajakah yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum menurut Pasal
1330 KUH Perdata :
A. Orang-orang yang belum dewasa. Menurut Undang-undang, saat seorang
laki-laki dewasa adalah ketika ia telah berumur 21 atau telah berumur 19 tahun
bagi perempuan. Orang-orang yang belum dewasa ini semua perbuatan
hukumnya diwakili oleh orang tua atau walinya.
B. Orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan, yaitu orang gila atau hilang
ingatan. Orang-orang yang berada dibawah pengampuan semua perbuatan
hukumnya diwakili oleh pengampunya.
C. Perempuan dalam hal-hal yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Misalnya, penjualan harta bersama dalam perkawinan yang dilakukan oleh
istri harus mendapat persetujuan suami. Tanpa adanya persetujuan suami,
maka seorang istri dapat dianggap tidak cakap.
D. Orang-orang yang undang-undang memperbolehkan atau melarangnya.
Misalnya, menurut Undang-undang Perseroan Terbatas (PT), yang dapat
mewakili perbuatan hukum PT adalah Direktur. Seorang manajer
dianggap tidak cakap mewakili perusahaan tempatnya bekerja jika tidak
ada pemberian kuasa dari Direktur.