Anda di halaman 1dari 5

Nama : Devi Cahyarani

Kelas : I1

NPM : 211003742018456

Mata Kuliah : Pengantar Hukum Indonesia

UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Jelaskan apa yang disebut tata hukum dan tata hukum Indonesia, dan sejak kapan
tata hukum Indonesia itu ada. Serta jelaskan pula tujuan mempelajari tata hukum
Indonesia ?

Jawab : Tata hukum adalah susunan hukum yang berasal dari istilah recth orde (bahasa
Belanda). Susunan hukum itu terdiri atas aturan-aturan hukum yang tertata sedemikian rupa,
sehingga orang mudah untuk menemukannya bila suatu saat membutuhkannya untuk
menyelesaikan peristiwa hukum yang terjadi didalam masyarakat.

Tata hukum Indonesia adalah tata hukum yang ditetapkan oleh Pemerintah Negara
Indonesia, dimana tata hukum Indonesia itu terdiri dari aturan-aturan hukum antara satu dan
yang lainnya saling berhubungan dan menentukan sebagai misal hukum pidana saling
berhubungan dengan hukum acara pidana, karena hukum pidana tidak dapat dijalankan tanpa
adanya hukum acara pidana. Sebaliknya, tanpa hukum pidana, hukum acara pidana tidak dapat
berfungsi.

Lahirnya tata hukum Indonesia adalah sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945.
Mengingat proklamasi berarti Menegarakan Indonesia menjadi Negara yang merdeka dan
berdaulat serta pada saat itu ditetapkan tata hukum Indonesia. Tujuan mempelajari pengantar
hukum Indonesia adalah agar mengerti dan memahami sistematika dan susunan hukum yang
berlaku di Indonesia termasuk mempertahankan, memelihara, dan melaksanakan tata tertib di
kalangan anggota masyarakat dan peraturan-peraturan yang diadakan oleh negara.

2. Sebutkan makna yang terdapat dalam pasal II aturan peralihan UUD 1945, dan
sebutkan fungsi dari pasal Il Aturan Peralihan UUD 1945 tersebut, serta apakah
tata hukum Indonesia merupakan kelanjutan dari tata hukum Hindia Belanda.
Jelaskan secara singkat!

Jawab : Dalam Pasal II dari Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia telah ditetapkan, bahwa segala Badan-Badan Negara dan Peraturan-Peraturan yang
ada, masih berlaku sebelumnya diadakan peraturan baru yang berfungsi untuk menjaga jangan
sampai terdapat pihak – pihak yang dirugikan dengan adanya perbuagan ketentuan dalam suatu
peraturan perudang – undangan.

Pemberlakuan kembali hukum (peraturan perundang-undangan kolonial) oleh


pasal-pasal Aturan Peralihan UUD 1945 setelah kemerdekaan 17 Agustus 1945, tidak adapat
dikatakan bahwa tata hukum Indonesia merupakan kelanjutan dari tata hukum kolonial Belanda
atau Jepang. Pemberlakuan peraturan perundang – undangan kolonial dimaksudkan bersifat
sementara untuk menghindari terjadinya kekosongan hukum selama tidak bertentangan dengan
jiwa dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berUndang-Undang Dasar 1945.

3. Jelaskan pengertian politik hukum sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 102
Undang-Undang Dasar Sementara dan sebutkan apa yang dikehendaki Penguasa
pada saat itu serta sebutkan peristiwa apa yang terjadi sehingga Pasa 102 Undang-
Undang Dasar Sementara itu tidak berlaku.

Jawab : Berbunyi “Hukum perdata dan dagang, hukum pidana sipil dan hukum pidana
militer, hukum acara perdata dan hukum acara pidana, susunan kekuasaan pengadilan, diatur
oleh undang – undang dalam kitab – kitab hukum, kecuali jika perundang – undangan
menganggap perlu untuk menganggap perlu untuk mengatur beberapa hal dalam undang –
undang tersendiri.”. Pada saat itu penguasa menghendaki. Dikodifikasikannya lapangan –
lapangan hukum tersebut yang berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia. Setelah itu terjadi
peristiwa Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 yang menyatakan kita kembali lagi ke UUD
1945, maka dengan demikian UUDS 1950 menjadi tidak berlaku yang berarti juga pasal 102
tidak berlaku.

4. Pada dasarnya sumber hukum formil itu terdiri dari : Undang-undang;


Yurisprudensi; Traktat; Kebiasaan dan doktrin. Jelaskan syarat-syarat tentang
berlakunya Undang-undang, dan sebutkan asas-asas umum yang terdapat dalam
perundang-undangan, serta jelaskan aliran-aliran yang mempermasalahkan
tentang penting atau tidaknya Yurisprudensi sebagai sumber hukum.

Jawab : Agar suatu undang – undang dapat berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat
maka undang – undang itu harus diundangkan dalam Lembaran Negara oleh Menteri Sekretaris
Negara. Asas – asas umum yang terdapat dalam perundang – undangan antara lain :

a. Undang – undang tidak berlaku surut (asas Retro Aktif)


b. Undang – undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi pula (asas Lex Superior derogat legi Priori)
c. Undang – undang yang berlaku kemudian membatalkan undang – undang yang terdahulu
(asas Lex posterior derogate legi Priori)
d. Undang – undang yang bersifat khusus mengesampingkan undang – undang yang bersifat
umum (asas Lex Spesialis derogate legi generalis)

Aliran – aliran yang mempermasalahkan tentang penting atau tidaknya


Yurisprudensi sebagai sumber hukum, antara lain :

a. Aliran Legisme : aliran ini mengatakan bahwa yurisprudensi tidak penting,


oleh karena dianggap bahwa semua hukum terdapat dalam undang – undang.
b. Aliran Freie Rechtbewegung : aliran ini beranggapan bahwa didalam melaksanakan
tugas seorang hakim bebas untuk melakukan menurut undang – undang atau tidak, hal ini
disebabkan oleh karena pekerjaan hakim adalah melakukan penciptaan hukum.
c. Aliran Rechtsviding : aliran ini berpendapat bahwa memang benar bahwa hakim
terkait pada undang – undang, namun hakim juga mempunyai kebebasan, akan tetapi
kebebasan hakim bukan seperti anggapan aliran Freie Rechtbewegung, sehingga dalam
melakukan tugasnya hakim mempunyai kebebasan yang terikat.
5. Jelaskan pengertian tentang hukum pidana, dan sebutkan perbedaan antara
kejahatan dan pelanggaran,serta sebutkan bagaimanakah hukum pidana
memberikan jaminan keselamatan terhadap kepentingan umum

Jawab : Hukum pidana adalah hukum yang mengatur tentang kejahatan dan pelanggaran
terhadap kepentingan umum, pelanggaran dan kejahatan tersebut diancam dengan hukuman yang
merupakan penderitaan atau siksaan bagi yang bersangkutan.
Kejahatan adalah perbuatan pidana yang berat. Ancaman hukuman dapat berupa
hukuman denda, hukuman penjara, dan hukuman mati, dan kadang kala masih ditambah dengan
penyitaan barang – barang tertentu, pencabutan hak – hak tertentu serta pengumuman putusan
hakim. Pelanggaran adalah perbuatan pidana yang ringan, yang ancaman hukumannya berupa
denda atau kurungan. Hukum pidana memberikan jaminan keselamatan terhadap kepentingan
umum dengan memberikan hukuman terhadap pelaku yang sepantasnya.

6. Sebelum tanggal 1 Januari 1918, KUH Pidana yang berlaku di Hindia Belanda
bersifat dualisme. Sebutkan hukum pidana yang berlaku sebelum tanggal 1 Januari
1918 dan sebutkan perbedaan dari ke dua KUH Pidana itu. Serta sebutkan dari
manakah ke dua KUH Pidana itu berasal

Jawab : Hukum pidana yang berlaku sebelum tanggal 1 Januari 1918, antara lain :

a. KUH Pidana untuk golongan Bumi Putra (KUH Pidana 1 Januari 1873)
b. KUH Pidana untuk golongan Eropa (KUH Pidana 1 Januari 1867) Perbedaan antara KUH

Pidana untuk orang Eropa (1867) dan KUH Pidana untuk golongan Bumi Putra
(1873) :

a. Orang Bumi Putra disamping menjalani hukuman juga diharuskan menjalani kerja paksa
tanpa dibayar.
b. Orang Eropa hanya menjalani hukuman saja tanpa kerja paksa - Orang Bumi Putra
apabila melakukan pengemisan dan atau mandi tanpa busana dimuka umum tidak
dipidana.
c. Orang Eropa apabila melakukan pengemisan dan atau mandi tanpa busana dimuka umum
dipidana.

Kedua KUH Pidana tersebut berasal dari Code Penal (KUH Pidana Perancis tahun
1811)

7. (Soal No. 8) Menurut hukum Perdata setiap orang pada dasarnya cakap melakukan
perbuatan hukum, kecuali sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 1330 KUH
Perdata. Siapa-siapa sajakah yang dikecualikan tidak cakap melakukan perbuatan
hukum tersebut?

Jawab :
1. Orang – orang yang belum dewasa. Menurut undang – undang, saat seorang laki – laki
dewasa adalah ketika ia telah berumur 21, atau telah berumur 19 tahun bagi perempuan.
Orang – orang yang belum dewasa ini semua perbuatan hukumnya diwakili oleh orang
tua atau walinya.
2. Orang – orang yang ditaruh dibawah pengampuan, yaitu orang gila atau hilang ingatan.
Orang – orang yang berada dibawah pengampuan semua perbuatan hukumnya diwakili
oleh pengampunya.
3. Perempuan dalam hal – hal yang telah ditetapkan oleh undang – undang. Misalnya,
penjualan harta bersama dalam perkawinan yang dilakukan oleh istri harus mendapat
persetujuan suami. Tanpa adanya persetujuan suami, maka seorang istri dapat dianggap
tidak cakap.
4. Orang – orang yang memperbolehkan atau melarangnya. Misalnya, menurut undang –
undang Perseoran Terbatas (PT), yang dapat mewakili perbuatan hukum PT adalah
direktur. Seorang manajer dianggap tidak cakap mewakili perusahaan tempatnya bekerja
jika tidak ada pemberian kuasa dari direktur.
8. (Soal No 9) Sebutkan bagaimanakah syarat syahnya perkawinan menurut Hukum
Perdata dan Sebutkan pula bagaimanakah syahnya Perkawinan sebagaimana yang
di atur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang undang No. 1 Tahun 1974, tentang
Perkawinan.

Jawab : Syarat sah perkawinan menurut hukum perdata sebagai antara lain :

a. Para pihak tidak terkait perkawinan.


b. Laki-laki berumur 18 tahun dan perempuan berumur 15 tahun.
c. Dilakukan didepan pegawai kantor pencatatan sipil.
d. Tidak ada larangan perkawinan yang disebabkan adanya pertalian darah.
e. Adanya kesepakatan secara sukarela.

Berdasarkan pasal 2 ayat (1) undang-undang No. 1 Tahun 1974, perkawinan


adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya
itu.

Anda mungkin juga menyukai